Pendugaan Biomassa Akar Hutan Tanaman Eucalyptus grandis W. Hill ex Maiden di Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Sumatera Utara

PENDUGAAN BIOMASSA AKAR
HUTAN TANAMAN Eucalyptus grandis W. Hill ex Maiden
Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Sumatera Utara

HASIL PENELITIAN

Oleh
MUSTAQIM
BUDIDAYA HUTAN / 011202012

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

PENDUGAAN BIOMASSA AKAR

HUTAN TANAMAN Eucalyptus grandis W. Hill ex Maiden
Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Sumatera Utara

HASIL PENELITIAN

Oleh
MUSTAQIM
BUDIDAYA HUTAN / 011202012
Skripsi Sebagai Suatu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

MUSTAQIM. Pendugaan Biomassa Akar Hutan Tanaman Eucalyptus grandis
W. Hill ex Maiden di Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
Sumatera Utara. Dibimbing oleh ONRIZAL dan RUDI HARTONO.
Hutan megabropsi CO2 selama proses photosintesis dan menyimpannya
sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Penelitian ini bertujuan
menduga biomassa akar hutan tanaman Eucalyptus grandis melalui penyusunan
persamaan allometrik. Penelitian menghasilkan biomassa akar Eucalyptus grandis
di lokasi penelitian berdasarkan inventarisasi metode jalur dan metode petak
secara berurutan adalah 1,55 ton/ha dan 1,46 ton/ha (umur 1 tahun), 6,47 ton/ha
dan 7,14 ton/ha (umur 2 tahun), 8,70 ton/ha dan 8,11 ton/ha (umur 3 tahun), 5,79
ton/ha dan 4,82 ton/ha (umur 6 tahun), 11,34 ton/ha dan 10,64 ton/ha (umur 8
tahun), 15,00 ton/ha dan 15,65 ton/ha (umur 9 tahun).
Kata kunci: biomassa di bawah permukaan tanah, Eucalyptus grandis, allometrik

Universitas Sumatera Utara

Judul


: Pendugaan Biomassa Akar Hutan Tanaman Eucalyptus grandis
W. Hill ex Maiden ( di areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp
Lestari Tbk, Sektor Tele. Sumatera Utara ).
Nama
: Mustaqim
NIM
: 011202012
Departemen
: Kehutanan
Program Studi : Budidaya Hutan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Onrizal, S.Hut, M.Si
Ketua

Rudi Hartono, S.Hut, M.Si
Anggota


Mengetahui,

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS
Ketua Departemen Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
karunia serta nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan serta shalawat
dan salam bagi Rasulullah Nabi Muhammad SAW, khalifah utama di muka bumi.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kehutanan pada Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, dengan judul Pendugaan Biomassa Akar Hutan Tanaman Eucalyptus
grandis W. Hill ex Maiden di Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari
Tbk. Sektor Tele, Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah sangat banyak membantu :
1. Bapak Onrizal S. Hut, M.Si selaku ketua Komisi Pembimbing serta Bapak

Rudi Hartono, S.Hut, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan bimbingan berupa ilmu, arahan dan saran dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Kedua orang tua Ayahanda Syafaruddin Malik Leube dan Ibunda Diana
Musmar (alm) serta adikku Wahyuni yang selalu memberikan dukungan moril
dan kasih sayang.
3. Bapak DR. Ir. Edi Batara Mulya Siregar, MS selaku Ketua Departemen
Kehutanan dan Bapak DR. Delvian SP, MP., selaku Sekretaris Departemen
Kehutanan.

Universitas Sumatera Utara

4. Kepada PT. Toba Pulp Lestari; Bapak Mara Ispana, S.Hut yang telah banyak
membantu penulis dilapangan dan Kepala Sektor Tele beserta staf serta
asistennya atas bantuan dan perizinan lokasi penelitian.
5. Staf pengajar dan staf administrasi Departemen Kehutanan atas ilmu,
bantuan,dan kemudahan administrasi.
6. Seluruh teman-teman angkatan 2001, khusus teman-teman BDH 2001 yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan maupun penyajian

tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis akan menerima kritikan dan saran yang bersifat
konstuktif.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumber informasi bagi berbagai pihak yang membutuhkan, Amin.

Medan, Juni 2007

Penulis

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Juli 1983 di Takengon, Aceh Tengah
sebagai anak sulung dua bersaudara dari ayah Syafaruddin Malik Leube dan ibu
Diana Musmar (Alm).
Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Bereuen, dan pada tahun
2001 lulus sleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMP. Penulis
memilih program studi Budidaya Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas
Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi Asisten Lapangan
pada Praktik Umum Kehutan (PUK) pada tahun 2004 di Lau Kawar Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Tanah Karo. Selama mengikuti perkuliahan, penulis
mengikuti

berbagai

kegiatan

organisasi

kemahasiswaan

HIMAS

(Himpunan Mahasiswa Sylva), KOMBIT (Komunitas Pembibitan), IPTR (Ikatan
Pelajar Tanah Rencong), IMTA (Ikatan Mahasiswa Takengon), IMABA (Ikatan
Mahasiswa Banda Aceh) penulis melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di
PT. Keang Nam Development Indonesia dan PT. Mujur Timber di Sibolga,
Sumatera Utara pada tahun 2005.


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT ........................................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA

Produksi Biomassa dan Karbon .....................................................................
Fungsi Akar pada Tanaman ...........................................................................
Pengukuran Biomassa ...................................................................................
Model Allometrik Penaksiran Biomassa ........................................................
Ciri Umum Mengenai Eucalyptus grandis ....................................................

5
6
8
11
12

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................................
Letak dan Luas ...............................................................................................
Topografi .......................................................................................................
Iklim ..............................................................................................................
Keadaan Tanah dan Geografi .........................................................................
Karakteristik Tapak Tegakan Eucalyptus grandis ...........................................


15
17
17
19
19
19

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................
Alat dan Bahan ..............................................................................................
Metode Penelitian ..........................................................................................
Pengumpulan Data ..................................................................................
Jenis Data ..........................................................................................
Cara Pengambilan Data .....................................................................
Pengolahan Data .....................................................................................
Penyusunan Persamaan Allometrik Biomassa ................................................
Pemilihan Persamaan Allometrik Terbaik ......................................................

24
24

24
24
24
25
29
29
30

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Tegakan Pohon Eucalyptus grandis ..........................................
Kadar Air Akar ..............................................................................................
Persamaan Allometrik Biomassa Akar Eucalyptus grandis ............................
Pendugaan Biomassa Akar Eucalyptus grandis ...............................................
Biomassa Akar Tegakan Eucalyptus grandis ..................................................
Distribusi Biomassa Berdasarkan Sortimen Akar ...........................................
Distribusi Biomassa Berdasarkan Kedalaman Tanah ......................................
Rasio di Atas dan di Bawah Permukaan Tanah Eucalyptus grandis ................

34
36
39
42
45
48
50
51

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................... 53
Saran .............................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Halaman
Biomassa hutan dan penyerapan CO2 ............................................................ 12
Luasan dan kondisi penutupan areal PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Per
Maret 1999 .................................................................................................. 16
Kelas kelerengan areal PT Toba Pulp Lestari Tbk. Sektor Tele .................... 17
Letak dan luasan petak ukur inventarisasi tegakan pada setiap umur ............ 27
Pohon contoh terpilih untuk ditebang berdasarkan umur .............................. 28
Karakteristik tegakan Eucalyptus grandis pada berbagai umur ..................... 36
Hasil sidik ragam pengaruh umur tegakan Eucalyptus grandis
terhadap KA ................................................................................................ 38
Persamaan allometrik untuk menduga biomassa bagian akar tegakan
Eucalyptus grandis ...................................................................................... 40

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Halaman
Peta kawasan hutan tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Sektor Tele ......... 18
Kondisi tegakan dan tapak tiap umur Eucalyptus grandis
di lokasi penelitian ..................................................................................... 22
Desain petak contoh untuk inventarisasi tegakan Eucalyptus grandis ......... 26
Letak pohon yang diukur pada inventarisasi tegakan berdasarkan metode
jalur ........................................................................................................... 27
KA rata-rata akar tanaman Eucalyptus grandis berdasarkan kedalaman
akar dan tanah ............................................................................................. 37
Visualisasi plot uji kenormalan sisaan persamaan allometrik terpilih
biomassa akar Eucalyptus grandis .............................................................. 41
Visualisasi plot uji keaditifan persamaan allometrik terpilih
biomassa akar Eucalyptus grandis............................................................... 42
Nilai biomassa akar pohon contoh Eucalyptus grandis pada setiap umur ..... 43
Nilai biomassa akar tegakan Eucalyptus grandis pada setiap umur dengan
pengukuran dan model terpilih ................................................................... 44
Biomassa total akar per hektar pohon Eucalyptus grandis di bawah
permukaan tanah ....................................................................................... 45
Distribusi biomassa akar Eucalyptus grandis menurut diameter sortimen
sortimen akar dalam berbagai umur ............................................................ 49
Distribusi biomassa akar Eucalyptus grandis menurut kedalaman tanah ..... 50
Rasio biomassa di atas dan di bawah permukaan tanah tegakan
Eucalyptus grandis .................................................................................... 51

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

MUSTAQIM. Pendugaan Biomassa Akar Hutan Tanaman Eucalyptus grandis
W. Hill ex Maiden di Areal Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
Sumatera Utara. Dibimbing oleh ONRIZAL dan RUDI HARTONO.
Hutan megabropsi CO2 selama proses photosintesis dan menyimpannya
sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Penelitian ini bertujuan
menduga biomassa akar hutan tanaman Eucalyptus grandis melalui penyusunan
persamaan allometrik. Penelitian menghasilkan biomassa akar Eucalyptus grandis
di lokasi penelitian berdasarkan inventarisasi metode jalur dan metode petak
secara berurutan adalah 1,55 ton/ha dan 1,46 ton/ha (umur 1 tahun), 6,47 ton/ha
dan 7,14 ton/ha (umur 2 tahun), 8,70 ton/ha dan 8,11 ton/ha (umur 3 tahun), 5,79
ton/ha dan 4,82 ton/ha (umur 6 tahun), 11,34 ton/ha dan 10,64 ton/ha (umur 8
tahun), 15,00 ton/ha dan 15,65 ton/ha (umur 9 tahun).
Kata kunci: biomassa di bawah permukaan tanah, Eucalyptus grandis, allometrik

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Protokol Kyoto merupakan sebuah kesepakatan internasional yang
menunjukkan upaya yang sangat serius dalam menghadapi perubahan iklim serta
mewajibkan seluruh negara menurunkan emisi gas rumah kaca rata – rata sebesar
5,2 % dari tingkat emisi tahun 1990 pada tahun 2008 – 20010. Gas rumah kaca
(GRK) merupakan gas-gas yang diemisikan dari berbagai kegiatan manusia, yang
memiliki kemampuan untuk meneruskan gelombang pendek dan mengubahnya
menjadi gelombang yang lebih panjang. Dalam protokol Kyoto terdapat enam
jenis GRK, yaitu Karbondioksida (CO2), nitroksida (N2O), methane (CH4),
sulfurheksafluorida (SF6), perflurokarbon (PFC), dan hidrofluorokarbon (HFC)
(Panjiwibowo et al., 2003).
Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca dan karena
berfungsi sebagai perangkap panas di atmosfir, sebagai penyebab terjadinya
pemanasan global dan perubahan iklim, penyebab utamanya adalah pembakaran
batu bara dan minyak bumi, dan diikuti dengan deforestasi yang akhir-akhir ini
semakin meningkat. Pemanfaatan energi yang berlebihan, terutama energi fosil
yang pemanfaatannya secara berlebih terutama minyak bumi, gas bumi dan batu
bara, yang terkait dalam sektor ini adalah pembangkit listrik dan penggunaannya,
kegiatan industri, dan transportasi, semakin boros pengguanaan sumber energi ini
maka semakin besar pula emisi GRK yang dihasilkan (Heriansyah, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses photosintesis dan menyimpannya
sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang
disimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan
pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran
kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas
physiologinya. Pada saat terjadi kerusakan hutan akan terjadi pelepasan emisi
karbon ke atmosfer, melalui aktivitas deforestasi, sekitar 33 % karbon akan
dilepaskan ke atmosfer, sementara akibat pembakaran biomassa dan dekomposisi,
emisi karbon yang dilepas ke atmosfer adalah sebesar 32 % dan 22 %
(Panjiwibowo et al., 2003).
Biomassa atau phytomassa adalah jumlah bahan organik yang diproduksi
oleh organisme ( tumbuhan ) per satuan unit area pada suatu saat. Biomassa bisa
dinyatakan dalam ukuran berat, seperti berat kering dalam gram, atau dalam
kalori. Oleh karena kandungan air yang berbeda setiap tumbuhan, maka biomassa
diukur berdasarkan berat kering. Unit satuan biomassa adalah gr per m2 atau kg
per ha atau ton per ha (Poole, 1974; Chapman, 1976, Brown, 1997 dalam
Onrizal, 2004).
Biomassa hutan dapat memberikan dugaan sumber karbon di vegetasi
hutan sebab 50 % dari biomassa adalah karbon (Brown, 1997). Oleh karenanya,
biomassa menyatakan jumlah potensial karbon yang dapat ditambahkan ke
atsmosfer ketika hutan ditebang atau dibakar dimana kegiatan perubahan lahan
kehutanan memberikan kontribusi terbesar emisi GRK yaitu sebesar 63 %
sementara sektor energi menempati urutan ke dua, sekitar 25 % dari total emisi

Universitas Sumatera Utara

(Panjiwibowo et al., 2003).

Sebaliknya, melalui penaksiran biomassa dapat

dilakukan perhitungan jumlah karbondioksida yang dapat dipindahkan dari
atsmosfer dengan cara reboisasi atau penanaman.
Pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) di PT. Toba Pulp Lestari
Propinsi Sumatera Utara telah dilakukan sejak enam belas tahun yang lalu dengan
areal konsesi seluas 269.060 ha (Butar-butar dan Tigor, 1995 dalam Siti Latifah,
2004). Jenis utama yang ditanam adalah Eucalyptus urophylla, Eucalyptus
deglupta, Eucalyptus grandis dan Eucalyptus saligna, selain itu terdapat jenis
tanaman yang lain yaitu Acacia mangium yang di jadikan sebagai tanaman tepi
jalan
Hutan Tanaman Industri (HTI) di bangun pada umumnya kayunya di
gunakan untuk pemasok kebutuhan industri perkayuan, seperti ply wood, kayu
gergajian dan bahan baku pulp. Eucalyptus banyak dikembangkan karena
memiliki beberapa keunggulan seperti dapat tumbuh dengan cepat untuk
memproduksi biomassa, daya regenerasi tinggi, relatif tahan terhadap kebakaran,
dapat tumbuh pada tanah-tanah subur sampai dengan kesuburan rendah. Indonesia
memiliki HTI Eucalyptus dengan luasan yang cukup luas sehingga hutan
Eucaliyptus di Indonesia memiliki potensi simpanan biomassa yang besar. Oleh
karena itu penelitian penaksiran potensi biomassa HTI Eucalyptus ini diperlukan
untuk menyediakan salah satu data potensi biomassa hutan Indonesia, khususnya
hutan tanaman Eucalyptus.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menduga biomassa akar hutan tanaman
Eucalyptus grandis melalui penyusunan persamaan allometrik di hutan tanaman
PT. Toba Pulp Lestari Tbk, Sektor Tele. Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Produksi Biomassa dan Karbon
Tanaman selama masa hidupnya membentuk biomassa yang digunakan untuk
membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa
dengan umur tanaman akan terjadi, dan merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang
paling sering digunakan. Biomassa tanaman meliputi semua bahan tanaman yang secara
kasar berasal dari hasil fotosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995).
Biomassa adalah jumlah bahan organik yang diproduksi oleh organisme
(tumbuhan) per satuan unit area pada suatu saat. Biomassa bisa dinyatakan dalam ukuran
berat, seperti berat kering dalam satuan gram, atau dalam kalori. Oleh karena kandungan
air yang berbeda setiap tumbuhan, maka biomassa di ukur berdasarkan berat kering. Unit
satuan biomassa adalah gr per m2 atau ton per ha (Poole, 1974, Chapman, 1976, Brown,
1997 dalam Onrizal, 2004). Sedangkan laju produksi biomassa adalah laju akumulasi
biomassa dalam kurun waktu tertentu, sehingga unit satuannya juga menyatakan per
satuan waktu, misalkan kg per ha per tahun (Barbour et al., 1987 dalam Onrizal, 2004).
Biomassa hutan dapat memberikan dugaan sumber karbon di vegetasi hutan sebab
50 % dari biomassa adalah karbon (Brown, 1997). Oleh karenanya, biomassa menyatakan
jumlah potensial karbon yang dapat ditambahkan ke atsmosfer ketika hutan ditebang atau
dibakar dimana kegiatan perubahan lahan kehutanan memberikan kontribusi terbesar
emisi GRK yaitu sebesar 63 % sementara sektor energi menempati urutan ke dua, sekitar
25 % dari total emisi (Panjiwibowo et al., 2003).

Sebaliknya, melalui penaksiran

Universitas Sumatera Utara

biomassa dapat dilakukan perhitungan jumlah karbondioksida yang dapat dipindahkan
dari atsmosfer dengan cara reboisasi atau penanaman
Biomassa dapat dibedakan kedalam dua kategori, yaitu biomassa di atas
permukaan tanah (above ground biomass) dan biomassa di bawah permukaan tanah
(below ground biomass). Lebih lanjut dikatakan bahwa biomassa di atas permukaan tanah
adalah berat bahan unsur organik per unit area di atas permukaan tanah pada suatu waktu
tertentu yang dihubungkan ke suatu fungsi; system produktivitas, umur tegakan, dan
distribusi organik (Kusmana et al.,1992, Kusmana, 1993 dalam Onrizal 2004).
Heriansyah (2005) menyatakan bahwa potensi hutan tanaman dalam menyerap
CO2 dari atmosfer bervariasi menurut jenis, tingkat umur dan kerapatan tanaman.
Penyerapan CO2 oleh hutan tanaman akasia dapat ditingkatkan apabila perlakuan
penjarangan tegakan sesuai prosedur.

Fugsi Akar pada Tanaman
Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahanbahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki
sumbangan yang sangat penting, sering kali akar tidak diperdulikan karena tidak tampak
(Gardner et al., 1991).
Akar berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah–tanah disekitar tanaman,
sistem akar yang baik adalah kunci untuk menghasilkan tanaman yang baik, rasio akar
dan pucuk adalah suatu metode pengukuran yang membantu kita untuk mendata tingkat
kesuburan tanah (Baluska et al., 1995).

Universitas Sumatera Utara

Sekelompok tumbuhan akan memberikan semacam rasio pucuk akar untuk setiap
jenis tanaman, perubahan tingkat kenormalan ini (turun atau naik) merupakan indikasi
perubahan dari keseluruhan tingkat kesuburan tanaman. Merupakan satu hal yang penting
untuk menggabungkan data dari rasio pucuk dan akar dengan data yang diperoleh dari
penelitian, guna mendapatkan data yang akurat atas apa yang terjadi terhadap tanaman
(Baluska et al., 1995).
Pertumbuhan akar yang kuat lazimnya diperlukan untuk kekuatan dan
pertumbuhan pucuk pada umumnya. Apabila akar mengalami kerusakan dan kurang
berfungsi, maka pertumbuhan pucuk juga akan kurang berfungsi (Gardner et al., 1991).
Akar yang juga merupakan biomassa memberikan potensi penyerapan karbon di
hutan tropika namun hal itu sering dilupakan karena memiliki kesulitan dalam
pengukuran dan membutuhkan banyak tenaga dalam menentukan pengukurannya, namun
sama halnya dengan biomassa di atas permukaan tanah menggunakan persamaan
allometrik dengan variabel diameter batang. Begitu juga dengan biomassa dibawah
permukaan tanah dapat diperkirakan dengan pengukuran dan adanya keterwakilan akar
dan diameter akar (Hairiah et al., 2001).
Tanaman Eucalyptus dapat bertunas kembali setelah dipangkas dan agak tahan
terhadap serangan rayap. Jenis ini termasuk cepat pertumbuhannya terutama pada waktu
muda. Sistem perakaran yang sangat muda cepat sekali memanjang menembus ke dalam
tanah. Intensitas penyebaran akarnya ke arah bawah hampir sama banyaknya dengan ke
arah samping (Dephut, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Pengukuran Biomassa
Pengukuran biomassa total tanaman akan merupakan parameter yang paling baik
digunakan sebagai indikator pertumbuhan tanaman, alasan pokok lain dalam penggunaan
biomassa total tanaman adalah bahwa bahan kering tanaman dipandang sebagai
manifestasi dari semua proses dan peristiwa yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman.
Karena itu parameter ini dapat digunakan sebagai ukuran global pertumbuhan tanaman
dengan segala peristiwa yang dialaminya (Sitompul dan Guritno, 1995).
Menurut Chapman (1976) dalam Onrizal (2004), secara garis besar metode
pendugaan biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) dapat
dikelompokan ke dalam dua golongan, yaitu:
1. Metoda Pemanenan
a. Metode pemanenan individu tanaman
Metode ini dapat digunakan pada tingkat kerapatan individu tumbuhan yang cukup
rendah dan komunitas tumbuhan dengan jenis yang sedikit. Nilai total biomassa
dengan metode ini diperoleh dengan menjumlahkan biomassa seluruh individu
dalam suatu unit area contoh.
b. Metode pemanenan kuadrat
Metode ini mengharuskan memanen semua individu tumbuhan dalam suatu unit
area contoh dan menimbangnya. Nilai total biomassa didapat dengan mengkonversi
berat bahan organik tumbuhan yang dipanen ke dalam suatu unit area tertentu.

Universitas Sumatera Utara

c. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata
Metode ini cukup baik untuk tegakan dengan ukuran individu yang seragam.
Dengan metode ini pohon yang ditebang ditentukan berdasarkan rata-rata
diameternya dan ditimbang beratnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan
menggandakan nilai berat rata-rata dari pohon contoh yang ditebang dengan jumlah
individu pohon dalam suatu unit area tertentu atau jumlah berat dari semua pohon
contoh yang digandakan dengan rasio antara luas bidang dasar dari semua pohon
dalam suatu unit area dengan jumlah luas bidang dasar dari semua pohon contoh.
2. Metode Pendugaan Tidak Langsung
a. Metode hubungan allometrik
Dalam metode ini beberapa pohon contoh dengan diameter yang mewakili kisaran
kelas-kelas diameter pohon dalam suatu tegakan ditebang dan ditimbang beratnya.
Berdasarkan berat berbagai organ dari contoh, maka dibuat persamaan alometrik
antara berat suatu organ dengan dimensi pohon (tinggi dan diameter). Dalam
penggunaan persamaan alometrik tersebut semua individu pohon dalam suatu unit
area diduga beratnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua
berat individu pohon dalam suatu unit areal tertentu.

b. Crop meter
Pendugaan biomassa dengan metode ini menggunakan seperangkat peralatan
elektroda listrik. Secara praktis dua buah elektroda listrik diletakan dipermukaan
tanah pada suatu jarak tertentu kemudian biomassa tumbuhan-tumbuhan yang

Universitas Sumatera Utara

terletak antara dua elektroda dapat dipantau dengan memperhatikan electrical
capacitance yang dihasilkan pada alat tersebut.
Akar adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tanaman dan mempunyai
fungsi yang sama pentingnya dengan bagian atas tanaman, potensi pertumbuhan akar
perlu dicapai sepenuhnya untuk mendapatkan potensi pertumbuhan bagian atas tanaman,
ini berarti bahwa semakin banyak akar semakin tinggi hasil tanaman, konsep
keseimbangan morfologi merupakan yang paling sering digunakan sebagaimana yang
dilakukan dalam hubungan allometrik. Konsep ini yang mempunyai pengertian bahwa
pertumbuhan suatu bagian tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian lain
(Sitompul dan Guritno, 1995).
Hubungan akar dengan tajuk mula-mula lebih banyak ditekankan dari segi
morfogenetik seperti dalam pandangan semakin banyak akar semakin baik hasil tanaman.
Tetapi tanaman yang tumbuh dalam keadaan kurang air akan membentuk akar yang lebih
banyak dengan hasil yang lebih rendah dari tanaman yang tumbuh dalam cukup air
(Sitompul dan Guritno, 1995).
Hasil pengamatan akar dapat dinyatakan per satuan tanaman satuan volume tanah
dan per satuan luas tanah, parameter yang dapat diamati langsung adalah berat akar,
jumlah akar dan panjang akar. Sedang luas permukaan akar dan volume akar biasanya
diperoleh dengan penaksiran, indeks yang dapat dibentuk dari berat akar adalah Nisbah
berat akar yaitu nisbah berat akar dengan biomassa total tanaman. Ini dapat digunakan
untuk menjelaskan efisiensi akar dalam mendukung pembentukan biomassa total
tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Model Allometrik Penaksiran Biomassa
Menurut Sitompul dan Guritno (1995) konsep keseimbangan morfologi
merupakan yang paling sering digunakan sebagaimana yang dilakukan dalam hubungan
allometrik. Konsep ini yang mempunyai pengertian bahwa pertumbuhan suatu bagian
tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian lain.
Hubungan allometrik merupakan hubungan antara suatu peubah tak bebas yang
diduga oleh satu atau lebih peubah bebas, yang dalam hal ini diwakili oleh karakteristik
yang berbeda dalam pohon. Contohnya adalah hubungan antara volume pohon atau
biomassa pohon dengan diameter dan tinggi total pohon. Dalam hubungan ini, volume
pohon atau biomassa pohon merupakan peubah tak bebas yang besar nilainya diduga oleh
diameter dan tinggi total pohon, yang disebut sebagai peubah bebas. Hubungan ini
biasanya dinyatakan dalam suatu persamaan allometrik. Persamaan allometrik dapat
disusun dengan cara pengambilan contoh dengan melakukan penebangan dan perujukan
dari berbagai sumber pustaka yang mempunyai tipe hutan yang dapat diperbandingkan.
Biomassa hutan dihitung dengan menggunakan persamaan allometrik terhadap
seluruh tanaman dalam petak pengamatan dan kandungan karbon hutan merupakan 50 %
dari biomassa hutannya (JIFFRO, 2000 dalam Heriansyah, 2005). Biomassa hutan,
kandungan karbon dan penyerapan CO2 pada tegakan akasia dan pinus disajikan pada
tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Biomassa hutan dan penyerapan CO2
Jenis tegakan
Umur (Tahun)
Biomassa (ton/ha)
Akasia

Pinus

3
5
8
10
5
11
24

Absorbsi CO2
(ton/ha/tahun)
18.04
19.16
14.67
19.54
10.53
21.09
14.76

29.53
52.25
64.02
106.56
28.73
126.55
193.17

Sumber : Heriansyah, 2005.

Model yang telah banyak digunakan secara luas adalah berdasarkan hukum
allometrik pertumbuhan : loge Y = a + b logeX, dimana Y adalah berat biomassa dan X
adalah peubah penduga hasil pengukuran seperti luas permukaan akar atau jumlah akar,
diameter akar, panjang akar, berat akar, Selain itu penaksiran dapat dilakukan dengan
memasukan pengukuran diameter dan panjang akar kedalam persamaan : loge Y = a + b
loge (d2h). Setelah persamaan dibangun, dapat dilakukan perhitungan berat biomassa
dengan menggunakan berbagai ukuran

yang diperlukan dari akar yang ada dalam

wilayah contoh (Chapman, 1976 dalam Adinugroho, 2002).

Ciri Umum Mengenai Eucalyptus grandis
Nama botani dari Eucalyptus grandis adalah Eucalyptus grandis Hill ex Maiden.
Eucalyptus grandis adalah nama lain dari Eucalyptus saligna var. pallidivalvis Baker et
Smith. Di dunia perdagangan sering disebut Flooded gum, rose gum.

Universitas Sumatera Utara

Taksonomi dari Eucalyptus grandis sebagai berikut:
Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio

: Agiospermae

Kelas

: Dikotyledon

Ordo

: Myrtales

Family

: Myrtaceae

Genus

: Eucalyptus

Spesies

: Eucalyptus grandis

(Ayensu et.al, 1980 dalam Siti Latifah, 2004).
Tanaman Eucalyptus pada umumnya berupa pohon kecil hingga besar, tingginya
60 – 70 m. Batang utamanya berbentuk lurus, dengan diameter hingga 200 cm.
Permukaan pepagan licin, berserat berbentuk papan catur, daun dewasa umumnya
berseling kadang-kadang berhadapan, tunggal, tulang tengah jelas, pertulangan sekunder
menyirip
payung

atau
yang

sejajar,
rapat

berbau

harum

kadang-kadang

bila

berupa

diremas.
malai

Perbungaan

rata

di

ujung

berbentuk
ranting.

Buah berbentuk kapsul, kering dan berdinding tipis, biji berwarna coklat atau hitam
(Sutisna dkk, 1998 dalam Siti Latifah, 2004).
Jenis Eucalyptus merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang
tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Jenis Eucalyptus termasuk jenis yang
sepanjang tahun tetap hijau dan sangat membutuhkan cahaya. Kayunya mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi untuk dipakai sebagai kayu gergajian, konstruksi, finir,
plywood, furniture dan bahan pembuat pulp dan kertas. Oleh karena itu jenis tanaman ini
cenderung untuk selalu dikembangkan (Dephut, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Jenis

Eucalyptus

termasuk

jenis

cepat

menghasilkan

biomassa,

cepat

menghasilkan serasah, dikhawatirkan cepat menyerap hara atau mineral dari dalam tanah.
Serasah yang dihasilkan oleh Eucalyptus walaupun cepat dan banyak namun sangat
lambat terdekomposisi, sehingga dikhawatirkan lambat dalam mengembalikan hara tanah
(Pudjiharta, 2001).

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Toba Pulp Lestari Tbk sektor Tele
Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara. Penelitian lapangan dilaksanakan
pada tanggal 7 – 21 Juni 2006 dan 14 – 20 Agustus 2006. Analisa berat kering
contoh uji dilakukan di Laboratorium Fisika Kayu Tekologi Hasil Hutan,
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan,
dimulai awal September sampai akhir November 2006.

Alat dan Bahan
Alat penelitian yang akan digunakan adalah : kantong plastik, cangkul,
skop, parang, pita ukur, phiband, chainsaw, terpal, timbangan, tali, karung, oven,
dan bahan yang digunaka adalah akar tanaman Eucalyptus grandis.

Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Jenis data
Semua data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh dari pengukuran yang dilakukan langsung di lapangan oleh peneliti.
Data tersebut merupakan data pohon, dan akar yang diambil pada tegakan dengan
berbagai umur

yang berbeda. Dari umur daur tebang yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

PT. TPL, yaitu 6-8 tahun, peneliti mengambil data dari tegakan pada umur 1
tahun, 2 tahun, 3 tahun, 6 tahun, 8 tahun dan 9 tahun.
Dalam menentukan biomassa di bawah permukaan tanah, setelah pohon
ditebang, profil tanah selebar proyeksi tajuk (sedalam 1 – 2 m) digali untuk setiap
tunggak pohon contoh. Kemudian, akar dibersihkan untuk memisahkan akar dari
tanah. Selanjutnya semua akar baik yang hidup maupun yang sudah mati dalam
blok-blok tanah tersebut disortir kedalam empat kelas diameter ( 0-5 mm, 5-20
mm, 20-40 mm, > 40 mm) dan masing-masing ditimbang beratnya.
Selanjutnya untuk memperoleh berat kering diambil contoh dan 400-500
gram sampel akar di bawah permukaan tanah untuk setiap kelas diameter akar.
Setiap contoh bagian pohon tersebut dikeringkan pada suhu 75 - 80 0C selama 2 x
24 jam.
Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan
a. Peta lokasi, petak tebang
b. Iklim, curah hujan, tanah dan lain-lain mengenai keadaan umum lokasi
penelitian.

Cara Pengambilan Data
Pada setiap umur tegakan Eucalyptus grandis dibuat sepuluh petak ukur
(PU) yang masing-masing berukuran 10 x 10 m. Penempatan PU di lapangan
dilakukan secara sistematik dengan PU pertama diletakan secara acak (systematic
sampling with random start) dengan jarak antar PU pohon yang satu dengan yang

Universitas Sumatera Utara

berikutnya adalah 10 m. Data yang dikumpulkan adalah data Dbh, tinggi bebas
cabang (Hbc) dan tinggi pohon total. Data ini akan digunakan dalam penaksiran
biomassa tegakan setelah model allometrik terbangun.
10 m

10 m

PU1

PU2

PU3

PU4

PU5

PU7

PU8

PU9

PU10

10 m

PU6

Gambar 3.

Desain petak contoh untuk inventarisasi tegakan Eucalyptus grandis
(PU1-PU10; 10 x 10 m)

Inventarisasi tegakan juga dilakukan berdasarkan jalur dengan cara
membuat petak ukur berbentuk petak dengan ukuran 100 x 100 m pada setiap
umur tegakan. Pada petak ukur tersebut diukur pohon yang berada pada posisi
panjang jarak tanam dengan selang 4 baris pohon (Gambar 4). Tujuan dari
pembuatan petak ukur jarak tanam tersebut adalah mengetahui besarnya
penjarangan yang dilakukan perusahaan, sehingga dapat memperkirakan berapa
jumlah pohon setiap umur dalam satu hektar lahan tanaman Eucalyptus grandis.

Universitas Sumatera Utara

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

100 m

100 m

Gambar 4.

Letak pohon yang diukur pada inventarisasi tegakan berdasarkan metode
jalur
Keterangan : x pohon yang dilakukan pengukuran dbh, tinggi total dan tinggi bebas
cabang

Tabel 4. Letak dan luasan petak ukur inventarisasi tegakan pada setiap umur
Jumlah
PU

Luas
(ha)

Luas
Inventarisasi
Jarak Tanan
(ha)

10

0,1

1

10

0,1

1

10

0,1

1

6*

0,06

0,25*

10

0,1

1

0,1

0,6**

Petak Ukur
Umur
(tahun)

Lokasi
Penanaman
Blok P01 02700Z

1

Tahun
Penanaman
Feb-05

Est. Parlilitan
Blok P01 02504Z

2

Blok P01 01803Z

Mei-04

Blok T09 01800Z

Sep-03

Blok D01 00501Z

Jan-00

Blok D01 01800Z

Keterangan :

02030'45" LU
98037'09" BB

Sep-98

Est. D. Partangisan
9

02025'48" LU
98036'16" BB

Est. Tele
8

02025'10" LU
98036'00" BB

Est. Parlilitan
6

02025'03" LU
98036'25" BB

Est. Parlilitan
3

Koordinat
Petak Contoh

02027'04" LU
98037'12" BB

Apr-97

02026'02" LU

10
Est. D. Partangisan
98036'50" BB
* tidak terdapat lagi tegakan pada petak selanjutnya
** areal tidak mencapai panjang 100 meter karena dibatasi oleh sungai

Setelah kegiatan inventarisasi, kemudian dilakukan pemilihan pohonpohon contoh untuk ditebang. Pemilihan pohon-pohon contoh dilakukan secara
purposive sampling, dengan kriteria keterwakilan variasi diameter, kelurusan
batang, dan bentuk percabangan pohon, serta kemudahan arah rebah pohon.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan keefisienan pekerjaan lapangan dan memenuhi syarat uji statistik,
maka jumlah pohon contoh yang ditebang adalah 3 pohon pada setiap umur.
Pada tegakan yang telah ditentukan sebelumnya dilakukan penebangan
hingga batas tunggul batangnya, kemudian dilakukan pembongkaran akar selebar
diameter tajuk hingga kedalaman tertentu sampai menyentuh akar tunggang.
Selanjutnya semua akar baik yang hidup maupun yang sudah mati disortir
kedalam empat kelas diameter ( 0 - 5 mm 5 - 20 mm, 20 - 40 mm, > 40 mm) dan
masing-masing ditimbang beratnya dilapangan.
Tabel 5. Pohon contoh terpilih untuk ditebang berdasarkan umur
Tinggi
Tinggi
Bebas
Nomor Diameter
Umur
Total
Cabang
(cm)
Pohon
(tahun)
(m)
(m)

1

2

3

6

8

9

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

6,7
4,6
2,4
8
11,9
10
10,5
15
12,5
8,7
13,3
18
11,5
15,7
24,5
27,2
17,9
12

6,4
5
2,6
8,3
9,6
9,4
13
13,5
14
9,5
10,5
17,8
14,9
17,8
23,3
27
20,9
16

0,6
0,5
3,9
2
5,3
6,5
5,8
6,3
7
6,5
9
12,5
11,9
13,3
18,9
16,7
10,6

Universitas Sumatera Utara

Pengolahan data
1. Perhitungan Kadar air
Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut
% KA =

BB − BKT
x100%
BKT

Keterangan :
%KA
= persentase kadar air
BKT
= berat kering tanur contoh uji (g)
BB
= berat basah contoh uji (g)

2. Perhitungan biomassa bagian akar berdasarkan data kadar air
Setelah kadar air diketahui, biomassa bagian-bagian pohon tersebut
dapat dihitung. Penentuan biomassa yang dilakukan menggunakan rumus
sebagai berikut:
BKT =

BB
 % KA 
1+ 

 100 

Keterangan :
BKT
= berat kering tanur bagian akar Eucalyptus (g)
%KA
= persentase kadar air
BB
= berat basah bagian akar Eucalyptus (g)

Penyusunan Persamaan Allometrik Biomassa
Untuk melakukan penaksiran biomassa pohon Eucalyptus grandis disusun
suatu persamaan allometrik biomassa akar pohon Eucalyptus grandis. Persamaanpersamaan yang akan di uji adalah pesamaan-persamaan yang menggunakan satu
peubah bebas dan dua peubah bebas. Peubah bebas yang digunakan adalah
diameter, diameter dan tinggi total. Persamaan-persamaan yang diujicobakan
adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Persamaan dengan satu peubah bebas
(1) B

= a + bD (MacDicken, 1997)

(2) B

= aDb (Brown, 1997)

(3) B

= a + bD + cD2 (Brown, 1997)

Persamaan dengan dua peubah bebas
(1) B

= aDbHc (Ogawa dalam Adinugroho, 2002)

(2) B

= a + bD2H (Brown, 1997)

keterangan : a, b dan c koefesien persamaan, D diameter yang diukur setinggi dada
(130 cm), H tinggi total.

Pemilihan Persamaan Allometrik Terbaik
Untuk memperoleh persamaan allometrik (regresi linier) terbaik, kriteria
pemilihan model secara statistik harus diperhatikan, yaitu: nilai simpangan baku
(s), koefisien determinasi (R2), dan koefisien determinasi yang disesuaikan (R2
adjusted). Persamaan yang dipilih adalah persamaan yang menghasilkan nilai
s terkecil dan nilai R2 serta R2 adjusted yang terbesar.
1. Perhitungan simpangan baku (s)
Simpangan baku adalah ukuran besarnya penyimpangan nilai dugaan
terhadap nilai aktual (sebenarnya). Dalam uji statistik dibandingkan beberapa
persamaan sehingga diperoleh nilai s yang terkecil, yang menunjukan bahwa nilai
dugaan berdasarkan persamaan yang disusun mendekati nilai aktual. Dengan kata

Universitas Sumatera Utara

lain, semakin kecil nilai s maka semakin tepat nilai dugaan yang diperoleh. Nilai s
ditentukan dengan rumus :

∑ (Y

s=

− Yi ) 2

( n − p)
a

Keterangan :
S
= simpangan baku
Ya
= nilai biomassa sesungguhnya
Yi
= nilai biomassa dugaan
(n-p)
= derajat bebas sisa

2. Perhitungan koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang mencerminkan seberapa besar
keragaman peubah tak bebas Y dapat dijelaskan oleh suatu peubah bebas X. Nilai
R2 dinyatakan dalam persen (%) yang berkisar antara 0 % sampai 100 %. Semakin
tinggi nilai R2, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi keragaman
peubah tak bebas Y dapat dijelaskan oleh peubah bebas X. Nilai R2 ditentukan
dengan rumus :

R2 =

( JK karena regresi)
_

( JK total , terkoreksi untuk rataan Y
Keterangan :
R2
= koefisien determinasi
JK
= jumlah kuadrat

3. Perhitungan koefisien determinasi yang disesuaikan (R2 adjusted)
Koefisien determinasi yang disesuaikan adalah nilai koefisien determinasi
yang telah disesuaikan terhadap derajat bebas JKS dan JKTT. Kriteria statistik
pada R2 adjusted sama dengan R2, dimana semakin tinggi R2 adjusted, maka

Universitas Sumatera Utara

semakin tinggi pula keeratan hubungan antara peubah tak bebas Y dan peubah
bebas X. Nilai R2 adjusted ditentukan dengan rumus :

Ra = 1−
2

(JKS) /(n − p)
(JKTT ) /(n − p)

Keterangan :
Ra2
= R2 adjusted
JKS
= jumlah kuadrat sisa
JKTT = jumlah kuadarat total terkoreksi
(n-p) = derajat bebas sisa
(n-1) = derajat bebas total

4. Analisis Ragam
Analisis ragam dilakukan untuk melihat apakah peubah bebas X
mempunyai hubungan yang nyata dengan peubah tak bebas Y dan dinyatakan
dengan tabel analisis ragam sebagai berikut :
Sumber

Regresi
Sisa
Total

Derajat
bebas
(db)
dbR
dbS
dbT

Jumlah
kuadrat
(JK)
JKR
JKS
JKT

Kuadrat
tengah
(KT)
KTR
KTS

Fhitung

Ftabel

KTR/KTS

Fα(dbR,dbS)

Keterangan :

JKR = bJKxy , dimana : b =

JKxy
JKx

JKxy = ∑ XY −

∑ X∑ Y
n

(∑ X )
JKx = ∑ X −
n

2

2

Universitas Sumatera Utara

JKS = JKT − JKR

(∑ Y )
JKT = JKy = ∑ Y −
n

2

2

KTR =

JKR
JKS
dan KTS =
dbR
dbS

Fα (dbR, dbS) = nilai F tabel pada taraf nyata α
n = jumlah data
Hipotesis yang diuji adalah :
H0 : hubungan regresi tidak nyata (βi = 0)
H1 : hubungan regresi nyata (salah satu βi ≠ 0)
Kriteria penarikan kesimpulan adalah :
Tolak H0 jika nilai Fhitung > Ftabel

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Tegakan Eucalyptus grandis
Karakteristik kerapatan berdasarkan diameter dan tinggi pohon pada
tegakan Eucalyptus grandis setiap umur dapat dilihat pada Tabel 6. Rata-rata
diameter terkecil pada saat tegakan berumur satu tahun yaitu 4,61 cm dan yang
terbesar pada saat tegakan berumur sembilan tahun yaitu sebesar 16,43 cm. Saat
tegakan berumur satu tahun memiliki rata-rata tinggi terkecil yaitu sebesar 4,49
meter dan rata-rata tinggi terbesar pada saat tanaman berumur 9 tahun yaitu
sebesar 18,74 meter.
Tabel 6. Karakteristik tegakan Eucalyptus grandis pada berbagai umur
Inventarisasi Metode Jalur

Umur

Inventarisasi Metode Petak

(tahun)

Kerapatan
(pohon/ha)

Diameter
(cm)

Tinggi Total
(m)

Kerapatan
(pohon/ha)

Diameter
(cm)

Tinggi Total
(m)

1

797

4,61 ± 1,75

4,49 ± 1,29

790

4,49 ± 1,69

4,42 ± 1,27

2

1258

8,69 ± 3,09

8,51 ± 2,74

1390

8,68 ± 3,29

9,39 ± 7,25

3

1211

10,80 ± 3,59

11,71 ± 3,63

1100

11,13 ± 3,63

12,64 ± 6,51

6

678

12,55 ± 3,87

12,21 ± 3,84

533

11,87 ± 4,12

11,27 ± 6,48

8

952

14,53 ± 5,17

14,44 ± 4,73

940

14,24 ± 5,05

14,71 ± 6,58

9

1062

16,43 ± 5,82

18,74 ± 5,74

1090

16,88 ± 5,80

19,75 ± 7,21

Hasil inventarisasi tegakan, seperti yang terlihat pada Tabel 6,
menunjukkan bahwa inventarisasi dengan menggunakan metode jalur memiliki
kerapatan berkisar antara 678 ind/ha pada umur 6 tahun, sampai dengan 1258

Universitas Sumatera Utara

ind/ha pada umur 2 tahun. Kemudian untuk inventarisasi melalui metode petak
berkisar antara 533 ind/ha pada umur 6 tahun sampai dengan 1390 ind/ha pada
umur 2 tahun.
Pada umur 1 tahun jumlah pohon per hektar dari hasil inventarisasi dengan
menggunakan metode jalur dan metode petak masing-masing diperoleh kerapatan
sebesar 797 ind/ha dan 790 ind/ha. Hasil demikian pada umur 1 tahun tersebut
dikarenakan umur 1 tahun merupakan bekas hutan alam yang ditebang habis dan
diganti

dengan

tanaman

Eucalyptus

grandis.

Penebangan

hutan

alam

meninggalkan banyak sisa-sisa hasil penebangan. Pada proses penyiapan lahan,
sisa penebangan tersebut ditumpuk memanjang pada setiap jarak 10 meter, hal ini
mengakibatkan jarak tanam diantara tumpukan limbah menjadi lebar sehingga
mempengaruhi jumlah individu pohon per hektar.
Pada areal umur 2 dan 3 tahun merupakan areal yang memiliki kerapatan
tertinggi, yaitu sebesar 1258 ind/ha dan 1211 ind/ha yang diperoleh dengan
menggunakan inventarisasi metode jalur, sedangkan dengan menggunakan
inventarisasi metode petak kerapatan pohon adalah sebesar 1390 ind/ha dan 1100
ind/ha (Tabel 6). Perbedaan perolehan hasil kerapatan pohon pada kedua metode
diduga karena pada baris pohon dan petak terpilih banyak pohon yang mati. Areal
umur 2 dan 3 tahun umumnya merupakan lahan bekas tegakan hutan tanaman
yang tidak banyak meninggalkan sisa tebangan, sehingga penanaman kembali
lahan dapat diatur jarak dan kerapatannya.
Pada areal umur 6 tahun hasil inventarisasi dengan menggunakan metode
jalur dan metode petak diperoleh kerapatan sebesar 678 ind/ha, dan 533 ind/ha.

Universitas Sumatera Utara

Adanya penurunan jumlah individu pohon, diduga karena kurangnya perawatan
tanaman yang mengakibatkan banyak tanaman yang mati serta tumbuh tidak
normal. Tidak adanya perawatan dikarenakan pada awal tahun 2000 perusahaan
yang memproduksi serat kayu dan pulp tersebut berhenti beroperasi, karena
adanya tuntutan masyarakat mengenai polusi yang dihasilkan oleh perusahaan dan
akhir tahun 2001 perusahaan mulai beroperasi kembali dengan hanya
memproduksi pulp.
Pada umur 8 tahun hasil inventarisasi dengan metode jalur dan metode
petak diperoleh kerapatan sebesar 952 ind/ha dan 940 ind/ha. Untuk umur 9 tahun
hasil invetarisasi dengan menggunakan metode jalur dan metode petak diperoleh
kerapatan 1062 ind/ha dan 1090 ind/ha. Pada umur 8 dan 9 tahun merupakan
tegakan masak tebang yang belum masuk petak tebang. Perbedaan jumlah
individu per hektar pada umur 8 dan 9 tahu cukup signifikan hal ini dikarenakan
pada umur 8 tahun tempat tumbuhnya sebagian berair, yang mengakibatkan
kematian pada sejumlah pohon.

Kadar Air Akar
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar air
(KA), yaitu untuk kadar air rata-rata tertinggi pada tegakan umur 2 tahun berkisar
antara 219,32 % sampai dengan 269,74 %. Sementara itu untuk KA rata-rata
terendah dijumpai pada tegakan umur 8 tahun yang berkisar antara 132,66 %
sampai dengan 148,67 %. Sebaran KA untuk setiap umur pohon Eucalyptus
grandis disajikan pada Gambar 5.

Universitas Sumatera Utara

171.42

170.434

167.95

175.390
171.928

151.26

150.49

150.00

148.675

132.66
169.39

244.53

234.55

222.93

259.23
261.40
202.705

188.01

198.89

196.40

259.00

246.51

269.74

237.98

219.343

210.82

212.63

154.05

200.00

209.86

250.00

189.323
231.46

300.00

100.00
50.00
0.00
1

2

0 - 5 mm

3
Umur (tahun)

5 - 20 mm

20 - 40 mm

6

> 40 mm

8

9

Rataan Total

Gambar 5. KA rata-rata akar tanaman Eucalyptus grandis berdasarka kedalaman akar
dan tanah

Menurut Gardner (1991) Peningkatan pertumbuhan akar lazimnya diawali
pada masa pertumbuhan untuk kekuatan batang dan pertumbuhan pucuk pada
umumnya yaitu pada awal tahun pertama hingga tahun kedua, sehigga tanaman
berpotensi tinggi dalam menyerap air dan usur hara tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman, serta pengaruh kondisi tempat tumbuh tegakan pada umur 2 tahun yang
memiliki tajuk rapat sehingga mengurangi perkembangan tumbuhan bawah.
Selain data KA tertinggi, diperoleh juga KA terendah yaitu pada umur 8
tahun. KA rata-rata terendah dijumpai pada tegakan umur 8 tahun yang berkisar
antara 132,66 % sampai dengan 148,67 %. Umur 8 tahun merupakan tegakan
masak tebang yang pada saat pengukuran belum ditebang, kadar air yang rendah
diduga karena kondisi matahari pada saat pembongkaran akar sangat terik sehigga
mempengaruhi kadar air akar.

Universitas Sumatera Utara

Adapun untuk KA rataan total, seperti ditunjukkan oleh Gambar 5,
diperoleh data KA rataan tertinggi yaitu pada umur 2 tahun, sebesar 246,51 % dan
KA rataan terendah pada umur 8 tahun yaitu 150,50 %. Pada masa pertumbuhan
tanaman memerlukan asupan makanan dan air yang cukup tinggi yang diserap
oleh akar taaman sehingga pada umur 2 tahun tanaman memiliki kadar air yang
lebih tinggi, dan data kadar air terendah pada umur 8 tahun yaitu 150,50 % ini
disebabkan karena pada saat pengambilan sampel akar cuaca sangat terik,
sehingga penguapan yang cukup besar terjadi pada saat pembungkusan dan proses
pebongkaran serta pembagian akar menurut sortimen .
Hasil sidik ragam untuk mengetahui pengaruh umur tegakan terhadap
kandungan KA di sajikan pada Tabel 7. Dimana terlihat bahwa umur tegakan
Eucalyptus grandis tidak berpengaruh terhadap kandungan KA dari tegakan
Tabel 7. Hasil sidik ragam pengaruh umur tegakan Eucalyptus grandis terhadap
KA
Sumber

(db)

(JK)

(KT)

Fhitung

Ftabel

Kelompok
Perlakuan
Galad
Total

3
5
16
24

2517,59
30605,82
456358,96

839,19
6121,16
25353,27

0,03
0,24

3,24 5,29
2,85 4,44

Keterangan : db, JK, KT berturut-turut merupakan derajat bebas, Jumlah Kuadrat dan
Kuadrat Tengah

Berdasarkan hasil sidik ragam yang terlihat pada Tabel 7 diketahui
bahwa umur tanaman Eucalyptus grandis tidak berpengaruh terhadap besarnya
KA, dimana Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Gardner et al., 1991 mengukur bahwa
tumbuhan memerlukan air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang.

Universitas Sumatera Utara

Persamaan Allometrik Biomassa