6. Penggabungan tarsus : dikenal juga sebagai kaki rata spastic peroneus,
merupakan gangguan kaki yang relative sering yang ditandai dengan deformitas datar yang menimbulkan nyeri dan kaku, spasme otot peroneus
tetapi tanpa spastisitas yang sebenarnya. Kelainan ini menggambarkan fusi atau kegagalan kongenital segmentasi antara dua atau lebih tulang tarsus.
7. Kaki kavus : kaki dengan kelebihan arkus longitudinal medial yang
disertai dengan varus kaki belakang dan kadang-kadang adduksi kaki depan.
8. Osteokondriosis : proses patologis yang melibatkan infark, revaskularisasi,
resorpsi, dan penggantian tulang yang terkena. 9.
Luka tembus kaki George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012
2.7 Pes Planus Hipermobil
flat foot 2.7.1 Defenisi
Flat Foot
Kaki rata hipermobil atau kaki pronasi merupakan sumber kecemasan bagi orang tua. Pada umumnya, anak tidak menunjukkan gejala dan tidak mempunyai
keterbatasan fungsi. Kaki rata lazim pada neonates dan anak belajar jalan karena kelemahan pada kompleks tulang-ligamentum kaki dan lemak pada daerah arkus
longitudinal mediale. Anak ini biasanya mengalami perbaikan yang berarti pada usia 6 tahun. Pada anak yang lebih tua, kaki rata fleksibel biasanya akibat
kelemahan ligamentum secara menyeluruh, suatu eadaan autosom dominan. Hampir semua ana dan remaja dengan kaki rata yang fleksibel tidak mengalami
gangguan George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012.
2.7.2 Manifestasi Klinis Flat Foot
Dengan posisi tanpa pembebanan pada anak yang lebih tua dengan kaki rata fleksibel, terdapat arkus longitudinal mediale, tetapi pada posisi dengan
pembebanan menahan berat, kaki menjadi pronasi dengan berbagai tingat pes planus dan valgus tumit. Meskipun diberi beban pada kolam lateral kaki,
mengakibatkan berat badan tergeser ke medial, dan terjadi pronasi. Gerakan
Universitas Sumatera Utara
subtalus akan normal atau sedikit meningkat. Kehilangan gerakan subtalus menunjukkan kaki datar yang kaku. Penyebab yang lazim meliputi kontraktur
tendon Achilles, koalisi tarsus, kelainan neuromuscular palsi serebral dan kelainan familial George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012.
2.7.3 Evaluasi Radiologis Flat Foot
Radiografi rutin pada kaki rata fleksibel tidak bergejala biasanya tidak terindikasi. Radiografi AP dan lateral dengan pembebanandilakukan jika ada
kekauan atau gejala lainnya. Pada radiografi AP, aka nada valgus tumit yang berlebihan. Pandangan lateral menunjukkan distorsi hubungan garis lurus
normalatau sumbu panjang talus dan metatarsus pertama dengan kelonggaran sendi talonavikulare atau navikulokuneiformis, mengakibatkan perataan arkus
longitudinal mediale normal George H. Thompson, Peter V. Scoles, 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Defenisi Operasional
3.2.1 Obesitas
Defenisi operasional : Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak di bawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh. Sering dihubungkan
dengan overweight kelebihan berat badan, walaupun tidak terlalu identik, oleh karena obesitas memiliki ciri-ciri tersendiri.
Alat ukur : Kurva CDC Cara pengukuran :
Dengan mengukur tinggi badan anak dan melakukan penimbangan terhadap berat badan anak, lalu melakukan perhitungan indeks massa
tubuh anak IMT.
Tinggi badan diukur dengan alat ukur staturmeter dengan satuan ukuran m meter.
Berat badan diukur dengan alat ukur timbangan digital dengan
satuan ukuran kg kilogram.
Perhitungan IMT dengan menggunakan rumus IMT =
Berat badan tinggi badan
2
Dengan satuan meter kilogram
2
mkg
2
Kemudian melakukan
plotting pada
kurva CDC.
Plotting dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pes Planus Fleksibel
flexible flat foot Obesitas
Universitas Sumatera Utara