Obesitas Pes Planus Fleksibel flexible flat foot

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Variabel independen Variabel dependen Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Obesitas

 Defenisi operasional : Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak di bawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh. Sering dihubungkan dengan overweight kelebihan berat badan, walaupun tidak terlalu identik, oleh karena obesitas memiliki ciri-ciri tersendiri.  Alat ukur : Kurva CDC  Cara pengukuran : Dengan mengukur tinggi badan anak dan melakukan penimbangan terhadap berat badan anak, lalu melakukan perhitungan indeks massa tubuh anak IMT.  Tinggi badan diukur dengan alat ukur staturmeter dengan satuan ukuran m meter.  Berat badan diukur dengan alat ukur timbangan digital dengan satuan ukuran kg kilogram.  Perhitungan IMT dengan menggunakan rumus IMT = Berat badan tinggi badan 2 Dengan satuan meter kilogram 2 mkg 2 Kemudian melakukan plotting pada kurva CDC. Plotting dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pes Planus Fleksibel flexible flat foot Obesitas Universitas Sumatera Utara  Tentukan usia anak pada aksis horizontal. Saat melakukan plotting berat badan-panjang badan, temukan panjang badan pada aksis horizontal. Tarik garis membentuk garis vertical lurus dari titik tersebut.  Gunakan tabel yang sesuai dengan parameter yang sedang diukur berat badan, panjangtinggi badan, IMT dan temukan ukuran yang sesuai yang didapatkan dari pengukuran anak pada garis vertical. Tari garis horizontal lurus hingga berpotongan dengan garis vertical yang sebelumnya telah dibuat.  Tandai titik dimana dua garis berpotongan Indra Maharddhika, Rini Sekartini, 2014.  Hasil pengukuran : Tabel 3.1 Interpretasi Kurva CDC IMT – Usia Persentil Status Nutrisi 97 Overweight 85 - 97 Risk of overweight 5 Underweight  Skala pengukuran : nominal

3.2.2 Pes Planus Fleksibel flexible flat foot

 Definisi operasional : Flat foot adalah kelainan kompleks yang sering terjadi dan sering ditemui dengan gejala dengan derajat deformitas dan disabilitas yang bermacam –macam, ada beberapa tipe kaki datar yang semuanya dilihat dari keadaan arkus yang hilang baik sebagian maupun keseluruhan Kaye, 2004; Naylor, 1999.  Alat ukur : Klasifikasi Plantar footprint Denis, 1974 dalam artikel Antonio et all, 1999  Cara pengukuran : dengan menggunakan Plantar Footprint cetakan kaki bagian plantar. Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan penggunakan tinta dimana kaki diberi tinta dan diminta untuk menginjakkan kaki pada kertas sehingga didapatkan cetakan kaki. Kondisi kaki dengan arkus Obesitas Universitas Sumatera Utara normal tidak meninggalkan banyak jejak ketika telapak kaki di tempelkan dipermukaan kertas, kondisi kaki yang tidak memiliki arkus meninggalkan jejak lebih lebar.  Hasil pengukuran : diklasifikasikan kedalam tiga tingkatan kaki datar :  Derajat 1 : Dimana tumpuan pada tepi lateral bagian tengah kaki lebih dari setengah dari tumpuan metatarsal, bila ditarik garis antara ujung dalam metatarsal dengan ujung dalam tumit maka arkus tampak hanya sedikit dibandingkan dengan bagian yang menapak.  Derajat 2 : Dimana tumpuan sama antara daerah tengah dan forefoot, bila ditarik garis antara ujung dalam metatarsal dengan ujung dalam tumit maka tidak tampak arkus atau tumpuan bagian tengah kaki sejajar garis.  Derajat 3: Dimana tumpuan pada daerah tengah pada kaki lebih besar dibandingkan lebar tumpuan pada metatarsal, bila ditarik garis antara ujung dalam metatarsal dengan ujung dalam tumit maka bagian tengah kaki yang menapak lebih lebar dibanding garis. Gambar 3.2 Derajat flat foot Sumber : Antonia et al,1999 dalam artikel Lendra, M.D., Santoso, T.B, 2009  Skala pengukuran : nominal

3.3 Hipotesa