c. Kosmetika pelindung protecting
d. Kosmetika penipis thinning
2. Kosmetika rias dekoratif, yang terdiri atas:
a. Kosmetika rias kulit terutama wajah
b. Kosmetika rias rambut
c. Kosmetika rias kuku
d. Kosmetika rias bibir
e. Kosmetika rias mata
3. Kosmetika pewangi parfum. Termasuk dalam golongan ini:
a. deodoran dan antiperspiran
b. after shave lotion
c. parfum dan eau de toilette
Dengan penggolongan yang sangat sederhana ini, setiap jenis kosmetika akan dapat dikenal kegunaannya dan akan menjadi bahan acuan bagi konsumen di
dalam bidang kosmetologi. Penggolongan ini juga dapat menampung setiap jenis sediaan kosmetika bedak, cairan, krim, pasta, semprotan, dan lainnya dan setiap
tempat pemakaian kosmetika kulit, mata, kuku, rambut, seluruh badan, alat kelamin, dan lainnya Wasitaatmadja, 1997.
2.2. Antiseptik
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani sepsis=busuk adalah zat-zat yang dapat mematikan atau menghentikan pertumbuhan mikroba setempatlokal di jaringan-
Universitas Sumatera Utara
jaringan hidup, khususnya di atas kulit atau selaput lendir seperti mulut, tenggorokan, vagina, hidung, telinga, dan lain-lain.
Bahan atau zat yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme dengan cara menghambat atau mematikan pertumbuhan
mikroorganisme disebut antiseptik. Faktor-faktor yang berpengaruh pada efektivitas antiseptik antara lain antara
lain ialah sebagai berikut : 1.
Konsentrasi 2.
Lamanya paparan antiseptik 3.
Tipe populasi mikroba yang akan dibunuh 4.
Kondisi lingkungan seperti suhu, pH, dan tipe dari material dimana bakteri berada
Secara umum antiseptik adalah desinfektan yang nontoksik haruslah memiliki persyaratan di antaranya :
1. Memiliki spektrum luas yang artinya efektif untuk membunuh bakteri, virus,
jamur, dan sebagainya 2.
Tidak merangsang kulit ataupun mukosa 3.
Toksisitas atau daya absorpsi melalui kulit dan mukosa rendah 4.
Efek kerjanya cepat dan bertahan lama 5.
Efektivitasnya tidak berpengaruh oleh adanya darah Bahan tersebut harus bersifat homogen, tidak mudah dinetralisir atau
diinaktivasi oleh bahan lain, dapat bekerja pada suhu biasa dan mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kemampuan penetrasi. Saat ini belum ada antieptik yang ideal, tidak jarang bersifat toksik bagi jaringan, menghambat penyembuhan luka dan menimbulkan
sensivitas. Khasiatnya sering kali berkurang oleh adanya cairan tubuh seperti darah. Adapun jenis larutan antiseptik seperti alkohol 60-90, savlon,
heksalorofen 3, triklosan, iodin 1-3 serta iodofor berbagai konsentrasi atau betadin. Antiseptik juga dapat terkontaminasi dan mikroorganisme yang
mengkontaminasi dapat menyebabkan infeksi berantai jika diguanakan untuk mencuci tangan. Cara untuk mencegah kontaminasi tersebut seperti menggunakan
air matang untuk mengencerkan jika diperlukan pengenceran, hati-hati pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil, mengosongkan dan mencuci
wadah sabun dan air serta membiarkannya kering dengan cara diangin-anginkan minimal sekali dalam seminggu, tempelkan label bertuliskan tanggal pengisian
ulang, serta menyimpan larutan di tempat yang diinginkan dan gelap http:scribd.comdoc50741093jack-dewa.
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya anti
mikroba dengan spektrum luas dapat melawan berbagai macam bakteri dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja triclosan adalah dengan
menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya http:www.slideshare.net07051994antiseptik.
2.3. Triklosan