Kebiasaan Makanan Ikan Baji-Baji (Grammoplites scabcr (Linnaeus, 1758)) di Perairan Pesisir Mayangan, Subang, Jawa Barat

KEBIASAAN MAKANAN IKAN BAJI-BAJE
(Grammoplites scaber (Linnaeus, 1758)) DI PERAIRAN MAYANGAN,
SUBANG, JAWA BARAT

AGUNG KARSA

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSl
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

KEBIASAAN MAKANAN IKAN BAJI-BAJH (Grammoplites scnber (Linnaeus, 1758))

DI PERAIRAN MAYANGAN, SUBANG, JAWA BARAT
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruantinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daflar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, November 2004

AGUNG KARSA
C02400014

ABSTIUK
AGUNG KARSA. Kebiasaan Makanan Ikan Baji-Baji (Grammoplites scabcr (Linnaeus,
1758)) di Perairan Pesisir Mayangan, Subang, Jawa Barat. Dibimbing oleh DJADJA S.
SJAFEI dan RIDWAN AFFANDI.
Ikan baji-baji (Grammoplites scaber) mempakan hasil tangkapan sampingan di perairan
Mayangan, Subang, Jawa Barat. Walaupun pemanfaatan terhadap ikan ini masih sangat
terbatas namun tersimpan potensi sebagai altematif bahan pangan. Tujudn ppeelitian ini
adalah untuk menganalisis kebiasaan makanan ikan baji-baji di perairan Mayangan, Subang,
Jawa Barat. Selanjutnya infomasi ini dapat digunakan sebagai dasar terhadap pengkajian
sumberdaya dan pengelolaannya secara optimal.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni-November 2003 oleh lielayan seternpat di

perairan pesisir Mayangan. Pengamatan meristilc dan morfometrik ikan, panjang total,
panjang baku, bobot total, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan di
Laboratorium Ekobiologi Perairan, Departemen MSP, FPIK, IPB. Jellis kelamin dan TKG
ditentukan secara morfologi dengan menggunakan modifikasi dari metode Effendie. Untuk
menganalisis komposisi jenis makanan digunakan rumus Indeks Bagian Terbesar (Index of
Preponderance), yang mempakan gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode
volumetrik. Luas relung makanan dihitung dengan menggunakan metode Levin's measure,
serta untuk perhitungan tumpang tindih relung makanan menggunakan metode Simplified
Morisita Index.
Jumlah ikan yang diteliti 388 ekor ikan betina dan 163 ekor ikan jantan dengan kisaran
panjang total antara 107 mm sampai 364 mm. Kisaran bobot ikan antara 5,94 gram sampai
dengan 348,26 gram. Berdasarkan analisis kebiasaan makanan, ikan baji-baji jantan maupun
betina memiliki nilai index ofpreponderance terbesar berasal dari udang kelompok I'enaeidae
Cjantan=42,17%; betina=57,50%), dengan Mefapenaeus dan Penaeus sebagai organisme yang
paling dominan. Adapun makanan pelengkapnya yaitu kepiting kelompok Portunidae dan
ikan yaitu Engraulis dan Saurida. Makanan utama ikan baji-baji jantan dan betina pada setiap
bulan pengambilan contoh didominasi oleh kelompok Penaeidae kecuali pada bulan
September.
Komposisi jenis makanan ikan baji-baji jantan berdasarkan kelompok ukuran, makanan
jenis udang hampir setiap kelas ukuran me~npunyainilai IP yang tinggi tetapi hanya pada saat

ukuran ikan kecil(107-158 mm) udang dimanfaatkan sebagai makanan ulama. Makanan ikan
baji-baji betina berdasarkan kelompok ukuran didominanasi oleh kelompok Penaeidae pada
hampir semua ukuran. Berdasarkan tingkat kernatangan gonad makanan utama ikan baji-baji
jantan maupun betina didominasi oleh kelompolc Penaeidae.
Secara umum ikan baji-baji jantan maupun betina bersifaf selektif dalam memanfaatkan
makanannya, ha1 ini terlihat dari nilai luas relung yang berkisar anlara 0,04-0,25 u n t u k h t a n
dan 0,02-0,16 untuk betina. Luas relung ikan baji-baji berdasarkan kelompok ukuran nlemiliki
nilai yang mendekati no1 (bersifat selektif), yaitu berkisar antara 0,07-0,24 trntuk ikan jantan
dan 0,03-0,19 untuk ikan betina.
Nilai tumpang tindih ikan baji-baji berkisar antara 0,08 18-0,895 1. Nilai tutnpang tindih
tertiliggi terdapat pada kelompok ukuran 107-132 mm dan 133-158 nim . Wal ini berarti terjadi
persaingan yang cukup tinggi pada kelompok ulcuran tersebut dalarn memanfaatkan
sumberdaya makanan, adapun nilai tumpang tindih terendah terdapat pada kelompok ukuran
21 1-236 mm dan 237-262 mm.