1.6.4 Normalisasi
Dalam perspektif Foucault, normalisasi adalah mekanisme kekuasaan yang dioperasikan pada tubuh untuk memanipulasinya, dengan menggunakan
instrumen berupa gaze secara konstan untuk membentuk tubuh yang berguna. Metode normalisasi normalizing judgement merupakan elemen kekuasaan
disiplin yang sentral dan paling kuat, di samping pengamatan hierarkis dan pemeriksaan. Normalisasi menghasilkan hubungan kepatuhan-kebergunaan
docility-utility, tubuh berguna dan mahir dalam melakukan pendisiplinan, sekaligus tubuh menjadi jinakpatuh Foucault, 1977: 137. Konsep ini
menjelaskan bagaimana tubuh anak didisiplin sehingga menjadi tubuh yang patuh dan diterima secara sosial.
1.6.5 Docile Bodies
Docile bodies dapat dipahami sebagai tubuh-tubuh yang pasif, patuhjinak setelah menerima berbagai mekanisme pendisiplinan. Foucault berpendapat bahwa
praktik-praktik disiplin terhadap tubuh menghasilkan tubuh yang jinak. Foucault menggambarkan bahwa tubuh memasuki mesin kekuasaan untuk
mengeksploitasinya, mengelompokkannya, dan menggarapnya. Tubuh yang patuh menjadi hasil dari kontrol sosial atas tubuh. Dalam Discipline and Punish, tubuh
yang patuh selalu dikaitkan dengan tubuh sebagai kriminal yang terus diawasi
Foucault, 1977: 138. Tubuh-tubuh di majalah perempuan digambarkan sebagai tubuh-tubuh yang patuh pada pendisiplinan.
1.6.6 Femininitas
Menurut Foucault, normalisasi merupakan bagian penting dalam pendisiplinan. Konsep dari Sandra Lee Bartky, mengemukakan bahwa pendisiplinan bagi
perempuan menghasilkan tubuh dengan modalitas khas feminin. Femininitas adalah norma yang menjadi dasar bagi gaze atas pendisiplinan tubuh perempuan
tersebut Bartky, 1993: 27. Feminin dipahami sebagai seperangkat gagasan tentang perempuan yang
lekat dengan kelembutan dan kesabaran, berlawanan dengan maskulin yang kuat dan ambisius. Femininitas terkait erat dengan gender, konstruksi sosial tentang
bagaimana perempuan dan laki-laki berdasarkan definisi secara kultural dan sosial. Konstruksi gender melahirkan konsep maskulin dan feminin yang saling
berlawanan. Dalam penelitian ini femininitas diduga sebagai standar yang dibuat manusia sebagai patokan untuk menilai dan mendikte perempuan untuk terlihat
dan bertindak feminin sesuai sifat-sifat perempuan supaya diterima dan dianggap pantas secara sosial. Perempuan mengenal dan belajar norma tersebut
dari agen-agen sosialisasi, salah satunya adalah media massa, khususnya majalah perempuan Velding, 2014: 4.
1.7 Metoda Penelitian 1.7.1 Desain Penelitian