Akta Kematian

Bagian 6. Akta Kematian

Pasal 73.

(s.d.u. dg. S. 1923-458.) (1) Laporan kematian dilakukan paling lambat tiga hari setelah hari

kematian, hari minggu dan hari-hari yang disamakan dengan itu tidak dihitung:

a. kepada pegawai catatan sipil di tempat di mana orang itu meninggal dunia bila kematian itu terjadi pada tempat yang berjarak kurang dari sepuluh pal dari kantor pegawai itu;

b. kepada pegawai catatan sipil di tempat di mana orang itu meninggal dunia atau kepada salah seorang perantara dalam resort itu, bila meninggalnya terjadi pada jarak lebih dari sepuluh pal dari kantor termaksud.

(s.d.u. dg. S. 1937-595.) Pegawai tersebut atau perantaranya atas keterangan pelapor membuat akta kematiannya. Barang siapa saja berwenang untuk melakukan laporan bila ia mengetahui sendiri tentang kematian itu. Ayat (2) pasal 50 peraturan ini berlaku di sini.

(2) Bila tempat kematian terpisah oleh laut atau terletak lebih dari sepuluh pal baik dari kantor pegawai catatan sipil yang dimaksud dalam ayat (1) maupun dari tempat, di mana salah seorang

perantara bertempat kedudukan dalam resortnya, laporan itu dapat g g juga dilakukan kemudian, asalkan paling lambat pada hari keenam or or puluh setelah terjadinya kematian itu. s. s.

lita lita

Pasal 74.

itu mempunyai tempat tinggal di tempat lain, pegawai catatan sipil ga ga yang menerima atau yang kepadanya dikirimkan akta yang dibuat oleh le le

(s.d.u. dg. S. 1924-5,58.) Bila ternyata bahwa yang meninggal dunia

w. w.

perantara mengenai hal itu, menyampaikan petikan dari daftar yang

memuat akta kematian itu kepada pegawai catatan sipil dari tempat tinggal yang terakhir yang diketahui dari yang meninggal dunia itu agar di sana dicatatkan juga dalam daftar-daftar. ww ww

Pasal 74a.

(s.d.t. dg. S. 1923-458; s.d.u. dg. S. 1926-513; S. 1937-595.) Yang berkewajiban untuk melakukan laporan kematian, dengan tidak mengurangi kewajiban dan persyaratan wewenang yang ditentukan pada pasal 73 ayat (1) ialah:

a. semua anggota keluarga dari yang meninggal dunia yang dewasa dan bertempat tinggal serumah;

b. dalam hal tidak ada atau terhalangnya orang-orang seperti yang dimaksud dalam huruf a, dokternya yang telah menyatakan kematian itu;

c. dalam hal tidak ada atau terhalangnya orang-orang yang dimaksud pada huruf a dan b, para pembantu yang sudah dewasa dari yang meninggat dunia dan mereka yang bertempat tinggal bersama satu rumah atau satu pekarangan dengan yang meninggal dunia;

d. dalam hal kematian itu terjadi dalam hotel, rumah penginapan atau tempat demikian yang lain, maka pengurus rumah demikian juga berkewajiban untuk melaporkan;

e. dalam hal tidak ada atau terhalangnya orang-orang yang tersebut pada huruf a, b, c dan d berkewajiban untuk melakukan laporan orang-orang yang mengatur penguburan.

Pasal 75.

(1) Akta-akta kematian yang harus dibuat oleh pegawai catatan sipil memuat: (BS. 67.)

1 0 . nama keturunan, nama sendiri, umur, pekerjaan dan tempat tinggal dari yang meninggal dunia, beserta hari dan jam

kematian;

2 0 . nama keturunan dan nama sendiri dari istri atau suami yang meninggal dunia, bila yang meninggal dunia kawin, atau pernah

kawin, dan bila yang meninggal dunia telah berkali-kali kawin, nama-nama keturunan dan nama sendiri dari suami-suami atau istri-istri dari yang meninggal dunia;

3 0 . nama keturunan, nama sendiri, umur, pekerjaan dan tempat tinggat pelapor,

(2) Akta kematian itu juga harus memuat nama keturunan, nama sendiri, pekerjaan, tempat tinggal dan tempat kelahirannya orang tua dari yang meninggal dunia, sejauh hal itu dapat diketahui.

Pasal 76.

(1) Pegawai atau perantara-perantara catatan sipil tidak boleh membuat akta kematian dari seorang anak yang hidup tidak penuh tiga hari, kecuali bila baginya terbukti bahwa dari anak itu telah dibuatkan akta kelahiran.

perantara yang diberi laporan itu menunjukkan pelapor itu kepada or or pegawai catatan sipil untuk melakukan laporan itu, dan pegawai s. s.

(2) (s.d.u. dg. S. 1937-595.) Bila hal ini tidak ternyata, maka

untuk menyatakan bahwa anak itu telah meninggal dunia, melainkan lita lita hanya menyatakan bahwa anak itu dilaporkan lahir tidak bernyawa. ga ga

catatan sipil yang menerima laporan itu tidak diperkenankan

le le

Pegawai catatan sipil dalam keadaan demikian yang meragukan

kepadanya. Di samping itu dia menerima keterangan pelapor w. w.

kebenaran laporan, dapat minta agar anak itu diperlihatkan

mengenai nama keturunan, nama sendiri, pekerjaan dan tempat

tinggal orang tua anak itu, dengan menyebutkan tahun dan bulan, ww ww

hari dan jam kelahiran anak itu. (3) Akta itu dicatatkan dalam daftar kematian sesuai dengan hari dan tanggalnya apakah anak itu dilahirkan hidup atau mati. (BS. 68.)

Pasal 77.

(1) Dalam jarak sepuluh pal dari kantor catatan sipil, atau dari tempat kedudukan perantara tidak boleh dilakukan pemakaman tanpa izin, yang bebas dari meterai dan cuma-cuma yang diberikan dalam hal pertama oleh pegawai catatan sipil dan dalam kedua oleh perantara, setelah mereka, di mana mereka anggap perlu, telah meyakinkan diri tentang kematian itu.

(2) Kecuali dalam hal pemakaman yang lebih dini diizinkan atau diperintahkan oleh polisi, izin oleh pegawai atau perantara catatan sipil tidak diberikan lebih dahulu sebelum dua belas jam setelah kematian. (BS. 69.)

(3) (s.d.t. dg. S. 1918-356.) Pelanggaran peraturan ayat (2) pasal ini yang dilakukan oleh pegawai catatan sipil, dapat dihukum dengan denda uang setinggi-tingginya seratus gulden. Peristiwa ini dianggap sebagai pelanggaran. (BS. 69; KUHP 557, 557a.)

Pasal 78.

(1) Bila tempat untuk melakukan pemakaman terletak lebih dari

sepuluh pal baik dari kantor catatan sipil maupun dari tempat sepuluh pal baik dari kantor catatan sipil maupun dari tempat

(2) Dalam hal yang dimaksud dalam pasal yang lalu, laporan tentang kematian hanya dapat dilakukan oleh orang yang sama yang hadir menadi saksi pada pemakaman, mengenai hal mana oleh pegawai catatan sipil disebutkan dalam akta yang dibuatnya.

Pasal 79.

(1) (s.d.u.dg. S. 1937-595.) Bila suatu kematian terjadi dalam rumah sakit umum atau militer, ataupun suatu jenasah diterimanya untuk dikuburkan dalam rumah sakit itu, kepala rumah sakit itu atau pengurusnya ataupun dokter yang melakukan tugas atau perwira kesehatan berkewajiban untuk melakukan laporan secara tertulis tentang hal itu kepada pegawai catatan sipil dalam waktu dua puluh empat jam, diatur menurut formulir tertentu, kepada pegawai catatan sipit, yang menyalin laporan itu dengan segera, hanya akan menandatangani di atas daftar dan bertindak terhadap surat itu sesuai dengan apa yang ditentukan pada pasal 26.

(2) Dalam hal demikian tidak diperlukan izin pemakaman atau

keterangan yang dimaksudkan untuk itu. (BS. 71.)

or or

Pasal 80.

(1) Bila ada tanda-tanda atau petunjuk-petunjuk kematian dengan s. s.

kekerasan, atau ada keadaan-keadaan lain yang memberi alasan

urituk persangkaan itu, pemakaman tidak boleh dilakukan sebelum lita lita

(2) Dalam berita acara dari pemeriksaan jenasah itu sedapat-dapatnya ga ga disebutkan nama keturunan, nama sendiri, umur, tempat kelahiran, le le

jenasah itu diperiksa secara hukum. (BS. 72.)

w. w.

pekerjaan dan tempat tinggal yang meninggal dunia. (S. 1916-

ww ww

Pasal 81.

(1) (s.d.u. dg. S. 1937-595.) Pegawai yang membuat berita acara pemeriksan mayat berkewajiban untuk, segera setelah pemeriksaan itu melaporkan tentang apa saja yang diperlukan untuk membuat akta, kepada pegawai atau perantara catatan sipil yang berwenang menurut pembedaan berdasarkan pasal 73.

(2) Dalam hal ini berlaku pasal 74. (BS. 73.)

Pasal 82.

(1) Panitera pada pengadilan atau, dalam hal pelaksanaannya

dilakukan tanpa kehadirannya, pejabat atau pegawai yang ditunjuk untuk itu oleh penguasa yang karena atau atas perintahnya pelaksanaan itu telah dilakukan, berkewajiban untuk dalam duapuluh empat jam setelah pelaksanaan suatu putusan hukuman mati melaporkan tentang kematian itu kepada pegawai atau perantara catatan sipil yang berwenang di tempat pelaksanaan putusan hukuman itu, dan memberitahukan semua petunjuk-petunjuk yang dipersyaratkan untuk dapat membuat aktanya, sesuai dengan pasal 75 atau pasal 34.

(2) Bila suatu kematian terjadi dalam rumah penjara atau lembaga

lain semacam itu, maka para penjaga rumah penjara atau penguasanya berkewajiban untuk melaporkan sedemikian juga.

(3) Bila pelaksanaan putusan hukuman mati atau kematian yang

dimaksud dalam pasal ini terjadi pada hari Minggu atau salah dimaksud dalam pasal ini terjadi pada hari Minggu atau salah

(4) Di sini berlaku juga pasal 75. (BS. 74.),

Pasal 83.

Dalam hal kematian dengan kekerasan, dalam pelaksanaan hukuman mati seorang terhukum, atau dalam hal kematian dalam rumah penjara, maka hal-ikhwal itu oleh pegawai atau perantara catatan sipil tidak akan disebutkan dalam akta.

Pasal 84.

(1) Bila suatu kematian terjadi pada perjalanan melalui laut di atas kapal Indonesia, maka akta kematiannya harus dicatatkan dalam buku harian kapal oleh nakhoda atau penguasa kapal itu dalam dua puluh empat jam, dengan dihadiri dua orang saksi yang ada si atas kapal.

(2) Terhadap pencatatan ini berlaku pasal 58 ayat (2). (BS. 76.)

Pasal 85.

diikuti peraturan-peraturan yang tercantum pada pasal 59 dan 60 g g

Terhadap kematian-kematian yang dimaksud dalam pasal yang lain

tentang akta-akta kelahiran, dengan pengertian bahwa apa yang or or ditentukan di situ berkenaan dengan tempat tinggal para orang tua s. s.

anak itu, diterapkan terhadap tempat tinggal yang meninggal dunia. (BS. 77.)

lita lita

ga ga

Pasal 86.

(s.d.u. dg. S. 1924-5b8.) Bila pada perjalanan melalui laut seorang le le

w. w.

penduduk Indonesia meninggal di atas kapal Belanda, yang kemudian

singgah di pelabuhan Indonesia, maka diperlakukan sesuai dengan pasal 61, dengan pengertian bahwa salinan yang kedua yang dimaksud di situ dikirimkan kepada pegawai catatan sipil dari tempat tinggal ww ww orang yang meninggal dunia. (BS. 78.)

Pasal 87.

(s.d. u. dg. S. 1924-558.) Bila suatu kematian terjadi selama perjalanan melalui laut di atas kapal Indonesia yang baik penguasa maupun perwira-perwiranya orang-orang Indonesia atau orang-orang timur asing, maka laporan kematian itu dilakukan di tempat pertama yang disinggahi oleh kapal itu di Indonesia. Bila tempat itu terletak tidak lebih jauh dari sepuluh pal dari kantor seorarang pegawai catatan sipil, laporan itu dilakukan kepada pegawai itu, dalam keadaan lain kepadanya atau kepada seorang perantara dalam resortnya. (BS. 79.)

Pasal 88.

(s.d.u. dg. S. 1924-558.) (1) Bila suatu kematian terjadi setelah dialami kecelakaan kapal,

laporan kematian dapat dilakukan di tempat pertama di Indonesia yang dapat dicapai oleh para korban kecelakaan kapal itu, kepada pegawai catatan sipil atau perantara yang berwenang menurut pembedaan yang diadakan dalam pasal 87.

(2) Pasal 74 berlaku dalam hal yang diatur dalam pasal ini dan pasal yang lalu. (BS. 80.)

Pasal 89.

(s.d.u. dg. S. 1924-558.)

(1) Bila suatu kematian terjadi di atas kapal Indonesia, yang

berlabuh di pelabuhan atau di tempat berlabuh di Indonesia, maka laporan kematian demikian dilakukan disana di darat kepada pegawai atau perantara catatan sipil yang berwenang menurut pembedaan yang diadakan dalam pasal 73, kecuali bila tidak ada kemungkinan untuk meninggalkan kapal untuk melakukan laporan itu, yang dalam hal itu diambil tindakan seperti yang ditentukan dalam pasal 84 dan 85.

(2) Pegawai dan perantara catatan sipil yang berwenang di tempat itu menurut pembedaan yang diadakan dalam pasal 73, selanjutnya berkewajiban, bila diminta untuk itu, juga menerima laporan dan membuat akta tentang kematian-kematian yang terjadi di atas kapal lain yang bukan kapal Indonesia, yang berlabuh di pelabuhan atau tempat berlabuh di Indonesia. (BS. 81.)

Pasal 89a.

(s.d.t. dg. S. 1933-327jo. 338.) Petikan dari buku-buku harian kapal, yang dimaksud dalam pasal 85 sampai dengan 89 adalah bebas dari meterai.

Pasal 90.

(s.d.u. dg. S. 1924-558.) Salinan akta kematian penduduk Indonesia or or yang meninggal dunia di atas kapal Belanda atau di Negeri Belanda, s. s.

yang oleh pihak pemerintah dikirimkan kepada Gubernur Jenderal,

dikirimkan atas perintah Gubernur Jenderal kepada pegawai catatan lita lita

dicatatkan dalam daftar-daftar yang berjalan. (BS. 82.) ga ga le le

sipil dari tempat tinggal terakhir orang yang meninggal dunia, untuk

w. w.

Pasal 91.

(1) Pemberitahuan yang diharuskan pada alinea terakhir pasal 360 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dilakukan dalam dua puluh

empat jam setelah laporan kematian atau bila laporan itu ww ww

dilakukan kepada perantara, setelah pencatatan akta yang dibuat oleh perantara ini ke dalam daftar kematian, dan demikian pula dalam waktu dua puluh empat jam setelah pelaksanaan perkawinan kedua dan selanjutnya.

(2) Bila laporan diketahui oleh pegawai, atau pelaksanaan perkawinan dilakukan pada hari Minggu atau pada salah satu hari yang menurut apa yang ditentukan pada ayat (2) pasal 50 disamakan dengan itu, atau pada hari sebelum itu, pemberitahuan dilakukan paling lambat pada hari kerja pertama yang berikut. (BS. 83.)

Pasal 92.

Pencatatan di dalam daftar catatan sipil yang biasa tentang kematian anggota angkatan perang dalam perjalanan menuju medan perang dalam pertempuran, dalam perjalanan pasukan melalui laut, atau meninggal dunia dalam dinas negara di luar Indonesia, dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan khusus mengenai hal itu yang telah ada atau yang kemudian masih akan dikeluarkan. (BS. 84.)

Pasal 92a.

(s.d.t. dg. S. 1946-136.) Bila telah di buktikan bahwa daftar- daftar kematian tidak pernah ada, bahwa hal itu telah hilang, bahwa suatu akta yang telah dicatatkan tidak ada, atau bahwa keadaan khusus menghalangi pencatat, akta kematian, maka kematian itu dapat (s.d.t. dg. S. 1946-136.) Bila telah di buktikan bahwa daftar- daftar kematian tidak pernah ada, bahwa hal itu telah hilang, bahwa suatu akta yang telah dicatatkan tidak ada, atau bahwa keadaan khusus menghalangi pencatat, akta kematian, maka kematian itu dapat