PENINGKATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH METODE MONITORING DAN EVALUASI DI KOTA BINJAI.

(1)

PENINGKATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM

MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK MELALUI

SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH

METODE MONITORING DAN EVALUASI

DI SMK KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi

Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh:

A F R I Z E N

NIM. 8146132031

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

M E D A N

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRACT

AFRIZEN. 8146132031. Improved Performance of Principal Academic Supervision Through Managerial Supervising of Supervisors with Monitoring and Evaluation Methods at SMK Kota Binjai. Thesis. Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.

The objective of this school action research was to determine the improved performance principal of carrying out academic supervision through manajerial supervising of supervisor with monitoring and evaluation methods at SMK Kota Binjai. The subject of this research are five principals of SMK at Kota Binjai namely SMK PABA Binjai, SMK YPIS Maju Binjai, SMK Swakarya Binjai, SMK Budi Utomo Binjai dan SMK Taman Siswa Binjai. The subject was determined purposively. The research instrument to improve the ability of principals to carry out academic supervision using of 21 guidelines list observation. This research using school action research with two cycle. Results of the study is the assessment of the performance of school principals in implementing the academic supervision of the teacher. In prasiklus, the performance of the principal in carrying out academic supervision is still low at 35.24%, after the action on the first cycle occurred increased to 64.76%, but do not meet the criteria of 80% is expected, after efforts to improve managerial supervision and monitoring methods evaluation in the second cycle, then an increase became 87.62% in both categories. In the second cycle of all respondents (principals) have met the success criteria that have been set that is > 80%. Based on the results of action in the first cycle and the second cycle can be concluded that the performance of the principal in carrying out academic supervision can be improved through managerial supervision of supervisor with the methods of monitoring and evaluation at SMK Binjai. Application of managerial supervision through monitoring and evaluation methods can assist in the preparation of the principal tasks of planning, implementation, and follow up the academic supervision of teachers in order to improve the professionalism of teachers in schools cultivated. Principals are expected to increase and develop its performance in implementing the academic supervision both in the preparation of planning, implementation, and follow up the academic supervision of teachers in order to improve the professionalism of teachers in schools cultivated. Based on the results of actions research at cycle 1 and cycle 2 can be concluded that the performance of principals in carrying out academic supervision can be improved through managerial supervising of supervisor with monitoring and evaluation methods at SMK at Kota Binjai.


(6)

AB RAK

AFRIZEN. 8146132031. P a a K a K a a a Da a

M a a a a A a M a Ma a a P a a

a M M a E a a K a B a . . P a

Pa a a a a a N M a , 2016.

i i i i i : i i

i i i i i i i

i i i i i MK

K i i. i i i i i MK K i i

, y i MK P i i, MK YP M

i i, MK y i i, MK i i i MK i

i i. i purposive. i i

i i i i i

i i i y . P i i i i

i i i i . i i i

i i i i i i

. P i , i

i i i i y i , %, i i

i i i i , %, i i i i %

y i , i y i i i i

i i i i , i i i , %

i i . P i

i i i i y i y i > %.

i i i i i i i i

i i i i

i i i i i i

i i i i MK K i i. P i i i

i i i i

y , , i i i

i i i i i

y i i y . K i i

i y i i i i

y , , i i i i

i i i i y

i i y .


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, kemurahan dan karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul ”Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik Melalui Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah di SMK Kota Binjai”, diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan.

Penulis menyadari bahwa selesainya tesis ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi Penulis sehingga dapat menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan fasilitas belajar selama Penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Darwin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

5. Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Dr. Eka Daryanto, M.T sebagai pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.


(8)

. Dr. Darwin, M.Pd, Dr. Sukarman Purba, M.Pd, dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai narasumber dan penguji yang banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

. Bapak Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan nasehat selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Studi AP Kepengawasan PPs UNIMED. . Ir. Syamsul Sahari, M.Pd selaku Pengawas SMK Kota Binjai, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta meluangkan waktu selama Penulis melaksanakan penelitian.

1 . Ayahanda Mikran, Ibunda Rusdah, dan mertua Abdul Aziz Tanjung dan Dahniar serta seluruh keluarga besar abang, kakak, dan adik yang telah banyak memberikan doa dan dorongan moril selama Penulis menyelesaikan studi.

11. Teristimewa istri tercinta Nurlailatul Hasanah, S.Pd.I, ananda tersayang Fatih Ahmad Azzamy dan Fathiya Nurul Hasanah yang tabah, ikhlas dan mengorbankan waktu kebersamaan keluarga.

12. Seluruh mahasiswa di Prodi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan III Tahun 2 14.

13. Sahabat Penulis yaitu Fauziah M. Nur, M.Pd, Moch. Musta’in, S.Pd, Yusniati Lubis, S.Pd, Adrizal Martam, S.Pd, M.Ikhwan Caniago, M.Pd, Dimpos Yustinus Sormin, M.Pd, Heri Sukamto, M.Pd, Muhadis Mahameru, M.Pd, dan Nursaumi, M.Pd yang telah memberikan sumbangan pikiran dan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan studi dan tesis ini.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan tesis ini mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Allah SWT.

Medan, 2 Juni 2 16

Afrizen


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 14

A. Kajian Teoretis ... 14

1. Kinerja Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Supervisi Akademik ... 14

a. Kinerja Kepala Sekolah ... 14

b. Supervisi Akdemik Kepala Sekolah ... 19

2. Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah dengan Metode Monitoring dan Evaluasi ... 55

a. Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah ... 55

b. Metode Monitoring dan Evaluasi ... 64

B. Penelitian yang Relevan ... 80

C. Kerangka Berpikir ... 82


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 84

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 84

B. Subjek Penelitian ... 84

C. Defenisi Operasional ... 85

D. Prosedur Penelitian ... 88

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 96

1. Teknik Pengumpulan Data ... 96

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 97

F. Teknik Analisis Data ... 98

G. Indikator Keberhasilan ... 99

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 100

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 100

B. Pembahasan ... 129

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 138

A. Simpulan ... 138

B. Implikasi ... 139

C. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Supervisi Manajerial ... 91


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tiga Tujuan Supervisi Akademik ... 22

Gambar 2.2. Teknik Supervisi Akademik ... 36

Gambar 2.3. Sistem Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ... 80


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pengawasan Manajerial RKP ... 106 Lampiran 2 Lembar Observasi Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan

Program Supervisi Akademik ... 109 Lampiran 3 Lembar Observasi Peneliti Tindakan Pengawas ... 112 Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ... 113


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tahapan Penelitian Tindakan Supervisi Manajerial ... 91


(15)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pengawasan Manajerial (RKP) ... 106 Lampiran 2 Lembar Observasi Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan

Program Supervisi Akademik ... 109 Lampiran 3 Lembar Observasi Peneliti Tindakan Pengawas ... 112 Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ... 113


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah/madrasah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang kedudukannya memiliki peran sangat strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah/madrasah juga berperan sebagai supervisor, memiliki tanggung jawab dalam memantau, membina dan memperbaiki kualitas proses belajar mengajar di sekolah sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu, kepala sekolah/madrasah memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah dan menjamin terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif di sekolah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial (Depdiknas, 2007:5). Keberhasilan kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan tergantung kepada kompetensi dan kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab yang diembannya.


(17)

2 Pada kenyataannya saat ini, tidak semua kepala sekolah/madrasah menguasai seluruh dimensi kompetensi dengan baik. al ini berdasarkan hasil survei tahun 2007 oleh Direktorat Tenaga Kependidikan, diperkirakan 70 persen dari 250 ribu kepala sekolah di ndonesia tidak kompeten. Kesimpulan ini diperoleh setelah Direktorat enderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, melakukan uji kompetensi kepala sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Uji kompetensi dilakukan terhadap 400 kepala sekolah dari 5 provinsi. Untuk memastikan temuan tersebut, uji kompetensi kembali dilakukan terhadap 50 kepala sekolah dari berbagai yayasan pendidikan dan hasilnya hampir sama. ampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik. (Tempo, 12 uni 2008). Dari data hasil uji kompetensi menunjukkan bahwa penguasaan kepala sekolah terhadap kompetensi kepribadian 67,3%, kompetensi manajerial 47,1%, kompetensi supervisi 40,4%, kompetensi sosial 64,2% dan kompetensi kewirausahaan 55,3% (Kemdiknas, 2011:1).

Selanjutnya hasil pemetaan tentang kompetensi kepala sekolah secara nasional oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) seluruh ndonesia tahun 2010 menunjukkan data yang tidak jauh berbeda. Rata-rata penguasaan atas seluruh sub-sub kompetensi dari kelima dimensi kompetensi secara nasional sebesar 76%. Artinya, masih diperlukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi kepala sekolah yang masih kurang, agar seluruh kepala sekolah memiliki penguasaan kompetensi paripurna (Kemdiknas, 2011:1).


(18)

3 Berdasarkan hasil penelitian Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) mengenai kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah, hasil kerjasama pemerintah ndonesia, Australia, Eropa, dan Asian Development Bank, terhadap 4070 kepala sekolah di 55 kabupaten/kota dari tujuh provinsi di ndonesia, yaitu Sumatera, awa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, mengungkapkan bahwa kompetensi supervisi adalah kompetensi terminim yang dimiliki kepala sekolah di ndonesia, dibandingkan dengan kompetensi lain. asil nilai kompetensi supervisi tersebut sebesar 3.00 dari skala 1.00-4.00. Sedangkan hasil penilaian kompetensi lain sebesar 4.00 untuk setiap kompetensi (Kemdikbud, 12 uni 2013).

Permasalahan di atas merupakan potret buram dunia pendidikan di ndonesia. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan jika seorang kepala sekolah yang mengemban tugas profesional sebagai supervisor dalam pengajaran memiliki kompetensi supervisi yang rendah. al ini akan berdampak pada kinerjanya dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah akan kesulitan dalam membina, membimbing dan melakukan upaya perbaikan kualitas pengajaran guru. Seperti yang disampaikan ohn Pettit, perwakilan pemerintah Australia saat membuka acara The 4th International Conference on Best Practice for School Leadership Development, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di otel Sahid Rich, Yogyakarta, dari tanggal 10-14 uni 2013. “Akibatnya, penilaian dan peningkatan terhadap kualitas belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara akurat karena kepala sekolah tidak melakukan pengawalan terhadap tugas harian guru” (Kemdikbud, 12 uni 2013).


(19)

4 Lebih lanjut, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom mengatakan perlunya diingatkan kembali para kepala sekolah untuk menjalankan tugas supervisi sehingga kompetensi supervisi pun dapat ditingkatkan. Penyebab kelemahan kompetensi supervisi berada pada perlakuan prioritas yang diberikan kepala sekolah terhadap urusan bersifat administratif, dibandingkan dengan supervisi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah (Kemdikbud, 12 uni 2013).

Mengingat strategisnya peran kepala sekolah dalam keberhasilan proses pendidikan maka kepala sekolah perlu mendapat arahan, bimbingan dan pembinaan melalui supervisi manajerial pengawas sekolah. Menurut Sudjana (2012:133) bahwa pembinaan dan peningkatan kompetensi kepala sekolah merupakan bagian terpenting dari supervisi manajerial yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah. Oleh sebab itu supervisi manajerial dilaksanakan oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan kepada kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan kepala sekolah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dan tanggung jawabnya.

asil pengamatan oleh peneliti menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan supervisi manajerial pengawas sekolah belum terlaksana secara rutin dan berkesinambungan di sekolah binaannya. Pelaksanaan supervisi manajerial terhadap kepala sekolah sering terabaikan dan lebih fokus pada pembinaan guru saja. Padahal tuntutan kinerja dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh kepala sekolah semakin kompleks. Sehingga peran pengawas sekolah diharapkan dapat memberikan arahan, bimbingan, dan pembinaan berkelanjutan agar kepala


(20)

5 sekolah dapat memperbaiki kualitas kinerjanya, terutama peningkatan kinerja dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru di sekolah.

asil wawancara dan diskusi yang dilakukan kepada beberapa guru, diperoleh fakta bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pembelajaran masih rendah. Pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah hanya bersifat administratif, yang substansinya belum menyentuh kebutuhan guru secara menyeluruh, terutama dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengajaran. Selain itu, kepala sekolah sangat jarang melaksanakan program supervisi, baik dalam hal pembinaan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, maupun pemantauan pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas. Padahal kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina, memantau, memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah baik pada tahap persiapan, pelaksanaan dan penilaian (Mantja, 2002:9).

al ini didukung temuan Dalimunthe (2008:103-104) bahwa kenyataan hampir 80% kepala sekolah belum merealisasikan fungsi supervisi akademik. Beberapa gejala yang dapat dilihat oleh pengawas sekolah antara lain: kepala sekolah tidak dapat menunjukkan bukti fisik pelaksanaan supervisi akademik, dan kepala sekolah enggan melakukan supervisi. Banyak kepala sekolah yang belum dapat melakukan supervisi akademik sesuai dengan pelaksanaan supervisi yang benar, yaitu membantu guru mengatasi permasalahan pembelajaran. Kepala sekolah juga tidak terampil melakukan supervisi akademik, di samping itu guru merasa canggung dan takut untuk disupervisi. Keadaan ini tidak diatasi sehingga kegiatan supervisi akademik tidak dilaksanakan.


(21)

6 al ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2004:4) yang mengemukakan bahwa dalam kenyataannya kepala sekolah belum dapat melaksanakan supervisi dengan baik dengan alasan beban kerja kepala sekolah yang terlalu berat serta latar belakang pendidikan yang kurang sesuai dengan bidang studi yang disupervisi. Sehingga tujuan untuk membina dan membimbing guru masih belum sempurna serta guru kurang memahami makna dari pentingnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Lebih lanjut, Barokah (2013:3) menyatakan bahwa kepala sekolah maupun pengawas cenderung mengabaikan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Kegiatan supervisi pendidikan dilakukan hanya terhadap penilaian administratif guru saja. Sementara dalam kenyataannya, guru yang memiliki penilaian yang bagus secara administratif belum tentu mampu memiliki performance yang baik di dalam kelas. Padahal, jika dilakukan dengan maksimal supervisi dapat meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan, karena selain adanya proses penilaian, terdapat juga tindak lanjut berupa bimbingan dan perbaikan secara berkala.

Selain itu kebutuhan informasi tentang peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik, peneliti menyebar instrumen studi pendahuluan kepada pengawas SMK di Kota Binjai. umlah pengawas SMK yang aktif di Kota Binjai berjumlah 3 orang pengawas dengan jumlah sekolah binaan sebanyak 21 SMK Negeri/Swasta. Setelah dianalisis diperoleh data bahwa: (1) sebanyak 8 orang atau 38,09% kepala sekolah membuat perencanaan program supervisi, terutama dalam penyusunan instrumen dan jadwal program supervisi, (2) sebanyak 10 orang atau 47,62% kepala sekolah melaksanakan program


(22)

7 supervisi melalui teknik kunjungan kelas, (3) sebanyak 5 orang atau 23,81% kepala sekolah melaksanakan program supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan, (4) sebanyak 5 orang atau 23,81% kepala sekolah melaksanakan tindak lanjut program supervisi akademik melalui pembinaan guru dan pemantapan instrumen supervisi.

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah khususnya dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pe-mimpin sekolah/madrasah. Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini, proses penilaian kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di antaranya harus mampu menilai sub-sub kompetensinya yang mencakup: (a) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (b) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, (c) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (Depdiknas, 2008:20).

Tugas kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik meliputi; menyusun program supervisi yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil supervisi akademik. Kepala sekolah harus memiliki kompetensi membuat program supervisi akademik. Perencanaan program supervisi akademik melalui penyusunan dokumen perencanaan. Program supervisi disusun dengan memperhatikan ketentuan tentang pelaksanaan pengawasan dan supervisi, yaitu: pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan (Kemdikbud, 2014:20).


(23)

8 Menurut Karwati (2013:215) bahwa pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru sangat penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Dengan adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapkan memberi dampak terbentuknya sikap profesional guru. Perilaku profesional akan lebih diwujudkan dalam diri guru, apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian lebih banyak pada pembinaan, pembentukan dan pengembangan sikap profesional.

Selanjutnya, Sagala (2012:134-135) menjelaskan bahwa bimbingan profesional yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru merupakan suatu usaha yang memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional, sehingga guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan kemampuan belajar murid-muridnya. Kepala sekolah sebagai supervisor ditunjukkan dengan adanya perbaikan pengajaran pada sekolah yang dipimpinnya, perbaikan ini tampak setelah dilakukan sentuhan supervisor berupa bantuan mengatasi kesulitan guru. al ini sejalan dengan pendapat Bafadal (1992:10) bahwa supervisi akademik akan mampu membuat guru semakin profesional apabila programnya mampu mengembangkan dimensi persyaratan profesional/kemampuan kerja.

Sedangkan Suhardiman (2012:10) menyatakan bahwa hanya kepala sekolah yang memiliki kompetensilah yang akan berkinerja baik. Salah satu ciri kepala sekolah yang memiliki kinerja baik yaitu akan mampu memimpin sekolah secara efektif. Kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang baik akan mampu membina para guru dalam meningkatkan profesionalismenya.


(24)

9 Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi (Kemdikbud, 2015:6). Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis.

Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Dalam melakukan monitoring ini pengawas harus melengkapi diri dengan perangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator yang harus diamati dan dinilai. Menurut Fattah (2004:102) bahwa langkah-langkah dasar proses pengawasan melibatkan tahapan: (a) menetapkan standar untuk mengukur prestasi, (b) mengukur prestasi kerja, (c) menganalisis apakah prestasi memenuhi standar, dan (d) mengambil tindakan korektif apabila prestasi kurang/tidak memenuhi standar.

Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan program penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap sekolah (Kemdikbud, 2014:20).


(25)

10 Dalam penelitian tindakan ini, metode monitoring dan evaluasi dianggap paling tepat dalam menerapkan supervisi manajerial pengawas sekolah, dibandingkan dengan metode lainnya seperti ocus roup Discussion ( D), Workshop dan Delphi. Kelebihan metode ini karena peneliti dapat memantau dan menyentuh secara langsung kondisi dan perkembangan yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah dideskripsikan di atas, maka sangat perlu diadakan penelitian tentang peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik melalui penerapan supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai.

B. Ident f kas Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan supervisi manajerial pengawas SMK di Kota Binjai belum terlaksana secara rutin dan berkesinambungan.

2. Kinerja kepala sekolah dalam merencanakan supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru belum optimal, terutama dalam penyusunan program semester dan tahunan, dan penyusunan jadwal supervisi guru, dan penyusunan instrumen supervisi.

3. Kinerja kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat belum terlaksana dengan baik, terlihat dari pelaksanaan supervisi belum rutin dan berkelanjutan, serta kurangnya intensitas kepala sekolah melaksanakan kunjungan kelas.


(26)

11 4. Kemampuan kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi akademik belum optimal, terutama dalam melaksanakan pembinaan guru melalui supervisi klinis dan pemantapan instrumen supervisi akademik.

C. Pembatasan Masalah

Kinerja kepala sekolah/madrasah mengacu pada lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah, yang meliputi: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi kewirausahaan, (4) kompetensi supervisi, dan (5) kompetensi sosial. Sedangkan perumusan aspek-aspek penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dikelompokkan ke dalam enam aspek penilaian, yang meliputi: (1) kepribadian dan sosial, (2) kepemimpinan pembelajaran, (3) pengembangan sekolah/madrasah, (4) manajemen sumber daya, (5) kewirausahaan, dan (6) supervisi pembelajaran/akademik. Selanjutnya metode yang dapat digunakan pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi manajerial ada empat macam, yang meliputi: (1) metode monitoring dan evaluasi, (2) metode refleksi dan focused group discussion, (3) metode delphi, dan (4) metode workshop. Namun tindakan dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai.


(27)

12 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai?.

E. Tu uan Penel t an

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai.

F. Manfaat Penel t an

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang peningkatan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi. b. Bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut tentang penerapan supervisi

manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru di sekolah.


(28)

13 2. Manfaat Praktis

a. Kepala Sekolah

1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kinerja dan mengembangkan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah binaan.

2) Sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolah yang dibinanya.

b. Pengawas Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam menerapkan supervisi manajerial dengan metode monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah. 2) Sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kompetensi penelitian dan

pengembangan, sehingga dapat mengaktualisasikan diri melalui penulisan penelitian tindakan sekolah.

c. Guru

1) Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pengajaran melalui supervisi akademik.

2) Memberikan sumbangan pemikiran agar senantiasa mengembangkan profesionalismenya dan mengupayakan perbaikan kualitas pengajaran, agar dapat menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.


(29)

136 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan (action research) pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dapat ditingkatkan melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai.

Pelaksanaan prasiklus menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik masih rendah yaitu 35,24% dengan kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 64,76%, tetapi belum memenuhi kriteria 80% yang diharapkan. Selanjutnya dilakukan upaya perbaikan pada siklus II maka terjadi peningkatan menjadi 87,62% dengan kategori baik. Pada siklus II seluruh responden (kepala sekolah) telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu > 80%.

Penelitian tindakan yang dilakukan adalah supervisi manajerial dengan monitoring dan evaluasi. Supervisi manajerial dengan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu pedoman bagi pengawas sekolah dalam memberikan bantuan profesional dalam upaya meningkatkan kinerja kepala berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.


(30)

137 B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini dinyatakan berdasarkan hasil dan simpulan penelitian, diantaranya:

1. Keberhasilan penerapan supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru di SMK Kota Binjai mengisyaratkan perlunya upaya-upaya sosialisasi metode monitoring dan evaluasi terhadap para pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah binaannya.

2. Penerapan supervisi manajerial melalui metode monitoring dan evaluasi dapat membantu tugas kepala sekolah dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolah yang dibinanya.

3. Penerapan supervisi manajerial metode monitoring dan evaluasi terbukti dapat meningkatkan kinerja kepala SMK di Kota Binjai. Kelebihan metode ini karena peneliti dapat memantau dan menyentuh secara langsung kondisi dan perkembangan yang terjadi di lapangan. Tetapi memungkinkan pula diterapkan untuk implementasi supervisi manajerial metode-metode lainnya, seperti metode ocus roup Discussion D , metode Workshop dan metode


(31)

138 C. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah diharapkan agar meningkatkan kinerja dan mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan supervisi akademik baik dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolah yang dibinanya.

2. Pengawas sekolah diharapkan mampu menerapkan supervisi manajerial dengan metode monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah serta berupaya meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan, sehingga dapat mengaktualisasikan diri melalui penulisan penelitian tindakan sekolah.

3. Guru diharapkan senantiasa meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pengajaran melalui supervisi akademik dan mengembangkan profesionalismenya dan mengupayakan perbaikan kualitas pengajaran, agar dapat menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam

Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Barokah, Eliza. 2013. Optimalisasi Supervisi Akademik Melalui Peningkatan Kualitas Pengawas dan Penerapan Lesson Study Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Artikel. Bandung: UPI.

Bernadin, H.J. dan Russel, E. A. 1993. Human Resources Management An Expierential Approach. Singapura: Mc. Graw Hill International.

Cushway, Barry, dkk. 2000. Perilaku dan Desain Organisasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Dalimunthe, Zulkifli. 2008. Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Supervisi Akademik Di SD Negeri 060915 Medan Sunggal.

Jurnal Tabularasa PPs UNIMED, 5(1): 103-114.

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK.

_________.2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK.

Endrayanto, Herman Yosep dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghani, Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Helmawati. 2014. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui Manjerial Skills. Jakarta: Rineka Cipta.

Hijriah, Riffa. 2011. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Se Kecamatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Karwati, Euis. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Albeta


(33)

140 Kemdikbud. 2011. Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah, Petunjuk Pelaksanaan Pemerolehan Sertifikat dan Nomor Unik Kepala

Sekolah/Madrasah NUKS/M . Jawa Tengah: Lembaga Pemberdayaan dan

Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia

_________. 2013. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Masih Perlu

Ditingkatkan.http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1430

(diakses tanggal 20 Januari 2016).

__________. 2013. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-Program Pendidikan. Jakarta: Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF).

___________. 2014. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: PPTK PMP.

___________. 2014. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum . Jakarta: PPTK PMP.

___________. 2014. Supervisi manajerial Implementasi Kurikulum . Jakarta: PPTK PMP.

Kemdiknas. 2011. Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: PPTK PMP. _________. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: PPTK PMP.

_________. 2011. Supervisi Akademik; Suplemen Materi Pelatihan Penguatan

Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: PPTK PMP.

Made Pidarta. (1992). Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Surabaya: Wenika Media

Mink, Oscar G, et al. 1993. Developing High Performance People: The Art of Coaching. Canada: Addison-Wesley Publisher.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patton, M. Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Budi Puspo Priyana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 2007. Jakarta: Depdiknas

Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.


(34)

141 Robbins, Stephan P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi 12. Terjemahan oleh Resti Widyaningrum. Jakarta: Salemba Empat. Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran daam Profesi Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A., 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Satori, Djam’an. 2004. Paradigma Baru Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu dalam Konteks Peranan Pengawas Sekolah dalam otonomi Daerah. Jawa Barat: ASPI.

Sergiovanni, Thomas. J and Starratt, Robert. J. 1993. Supervision: Human Perspectives. USA: McGraw-Hill.

Siagian, Sahat. 2007. Monitoring dan Evaluasi Proses Belajar Mengajar. Medan: Unimed.

Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi:Bimantara-Publishing.

______________.2013. Menyusun Program Kepengawasan. Bekasi: Bimantara-Publishing.

Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tempo. 12 Agustus, 2008. 7 Persen Kepala Sekolah Tak Kompeten.

https://nasional.tempo.co/read/news/2008/08/12/079130482/70-persen kepala-sekolah-tak-kompeten (diakses tanggal 20 Januari 2016).

Wahjusumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Whitmore, John. 1997. Coaching for performance, Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Setyo Adi. 2014. Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah di SMA dan SMK Se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiles, Kimball. 1967. Supervision For Better Schools. Third Edition. USA: Prentice-Hall.

Zaeni. Akhmad. 2013. Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun Program Akademik Metode Supervisi Manajerial. Dinamika. 3(3): 1.


(1)

136 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan (action research) pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dapat ditingkatkan melalui supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi di SMK Kota Binjai.

Pelaksanaan prasiklus menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik masih rendah yaitu 35,24% dengan kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 64,76%, tetapi belum memenuhi kriteria 80% yang diharapkan. Selanjutnya dilakukan upaya perbaikan pada siklus II maka terjadi peningkatan menjadi 87,62% dengan kategori baik. Pada siklus II seluruh responden (kepala sekolah) telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu > 80%.

Penelitian tindakan yang dilakukan adalah supervisi manajerial dengan monitoring dan evaluasi. Supervisi manajerial dengan monitoring dan evaluasi merupakan salah satu pedoman bagi pengawas sekolah dalam memberikan bantuan profesional dalam upaya meningkatkan kinerja kepala berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.


(2)

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini dinyatakan berdasarkan hasil dan simpulan penelitian, diantaranya:

1. Keberhasilan penerapan supervisi manajerial pengawas sekolah dengan metode monitoring dan evaluasi dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru di SMK Kota Binjai mengisyaratkan perlunya upaya-upaya sosialisasi metode monitoring dan evaluasi terhadap para pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah binaannya.

2. Penerapan supervisi manajerial melalui metode monitoring dan evaluasi dapat membantu tugas kepala sekolah dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolah yang dibinanya.

3. Penerapan supervisi manajerial metode monitoring dan evaluasi terbukti dapat meningkatkan kinerja kepala SMK di Kota Binjai. Kelebihan metode ini karena peneliti dapat memantau dan menyentuh secara langsung kondisi dan perkembangan yang terjadi di lapangan. Tetapi memungkinkan pula diterapkan untuk implementasi supervisi manajerial metode-metode lainnya, seperti metode ocus roup Discussion D , metode Workshop dan metode Delphi.


(3)

138

C. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah diharapkan agar meningkatkan kinerja dan mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan supervisi akademik baik dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru di sekolah yang dibinanya.

2. Pengawas sekolah diharapkan mampu menerapkan supervisi manajerial dengan metode monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik di sekolah serta berupaya meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan, sehingga dapat mengaktualisasikan diri melalui penulisan penelitian tindakan sekolah.

3. Guru diharapkan senantiasa meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pengajaran melalui supervisi akademik dan mengembangkan profesionalismenya dan mengupayakan perbaikan kualitas pengajaran, agar dapat menghasilkan mutu lulusan yang berkualitas.


(4)

139

Arikunto. Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2007. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam

Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Barokah, Eliza. 2013. Optimalisasi Supervisi Akademik Melalui Peningkatan Kualitas Pengawas dan Penerapan Lesson Study Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Artikel. Bandung: UPI.

Bernadin, H.J. dan Russel, E. A. 1993. Human Resources Management An Expierential Approach. Singapura: Mc. Graw Hill International.

Cushway, Barry, dkk. 2000. Perilaku dan Desain Organisasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Dalimunthe, Zulkifli. 2008. Model Pendampingan Kepala Sekolah Dalam Melakukan Supervisi Akademik Di SD Negeri 060915 Medan Sunggal. Jurnal Tabularasa PPs UNIMED, 5(1): 103-114.

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK.

_________.2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial. Jakarta: Direktorat Jenderal PMPTK.

Endrayanto, Herman Yosep dan Yustiana Wahyu Harumurti. 2014. Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghani, Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Helmawati. 2014. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui Manjerial Skills. Jakarta: Rineka Cipta.

Hijriah, Riffa. 2011. Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Se Kecamatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Karwati, Euis. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Albeta


(5)

140 Kemdikbud. 2011. Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah, Petunjuk Pelaksanaan Pemerolehan Sertifikat dan Nomor Unik Kepala Sekolah/Madrasah NUKS/M . Jawa Tengah: Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia

_________. 2013. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Masih Perlu Ditingkatkan.http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/1430

(diakses tanggal 20 Januari 2016).

__________. 2013. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program-Program Pendidikan. Jakarta: Basic Education Capacity Trust Fund (BEC-TF).

___________. 2014. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: PPTK PMP.

___________. 2014. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum . Jakarta: PPTK PMP.

___________. 2014. Supervisi manajerial Implementasi Kurikulum . Jakarta: PPTK PMP.

Kemdiknas. 2011. Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: PPTK PMP. _________. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: PPTK PMP.

_________. 2011. Supervisi Akademik; Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: PPTK PMP.

Made Pidarta. (1992). Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pendidikan. Surabaya: Wenika Media

Mink, Oscar G, et al. 1993. Developing High Performance People: The Art of Coaching. Canada: Addison-Wesley Publisher.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patton, M. Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Budi Puspo Priyana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 2007. Jakarta: Depdiknas

Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.


(6)

Robbins, Stephan P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi 12. Terjemahan oleh Resti Widyaningrum. Jakarta: Salemba Empat. Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran daam Profesi Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A., 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Satori, Djam’an. 2004. Paradigma Baru Supervisi Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu dalam Konteks Peranan Pengawas Sekolah dalam otonomi Daerah. Jawa Barat: ASPI.

Sergiovanni, Thomas. J and Starratt, Robert. J. 1993. Supervision: Human Perspectives. USA: McGraw-Hill.

Siagian, Sahat. 2007. Monitoring dan Evaluasi Proses Belajar Mengajar. Medan: Unimed.

Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi:Bimantara-Publishing.

______________.2013. Menyusun Program Kepengawasan. Bekasi: Bimantara-Publishing.

Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tempo. 12 Agustus, 2008. 7 Persen Kepala Sekolah Tak Kompeten. https://nasional.tempo.co/read/news/2008/08/12/079130482/70-persen kepala-sekolah-tak-kompeten (diakses tanggal 20 Januari 2016).

Wahjusumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Whitmore, John. 1997. Coaching for performance, Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Setyo Adi. 2014. Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah di SMA dan SMK Se-Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiles, Kimball. 1967. Supervision For Better Schools. Third Edition. USA: Prentice-Hall.

Zaeni. Akhmad. 2013. Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun Program Akademik Metode Supervisi Manajerial. Dinamika. 3(3): 1.