Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan secara mutlak.5
C. Penggunaan dan Perindustrian Harta
Islam mengatur setiap aspek kehidupan ekonomi penuh dengan pertimbangan moral, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan
berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”. QS 28:77 Dari ayat di atas dapat kita simpulkan, dalam pengunaan harta, manusia tidak boleh
mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun disis lain juga harus cerdas dalam mengunakan hartanya untuk mencari pahala akhirat.6
Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan harta, antara lain:
1. Tidak boros dan tidak kikir
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap memasuki mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan”.QS 7:31
2. Memberikan infak dan shadaqah
Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha mengetahui”. QS 2:261
3. Membayar zakat sesuai ketentuan
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. QS 9:103
4. Memberi pinjaman tanpa bunga qardhul hasan
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
5. Meringankan kesulitan orang berutang
“Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui”. QS 2:2807 Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang masuk dalam kategori ibadah muamalah.
Kaidah fiqih dari muamalah adalah semua halal dan boleh dilakukan kecuali yang haramdilarang dalam Al-Qur’an dan As-Sunah.
”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semua sebagai rahmat dari-Nya. Sesungguhnya, dalam hal yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir.” QS 45:13 ”Yang halal ialah apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitabNya, dan apa yang haram
ialah apa yang diharamkan Allah di dalam kitabNya; sedangkan apa yang didiamkan oleh Nya berarti dimaafkan diperkenakan untukmu.” HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majab
Dapat disimpulkan bahwa hukum dasar muamalah adalah boleh, karena tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu dan menundukkannya bagi manusia kalau akhirnya semua itu
diharamkan atau dilarang.8
D. Akadkontrak