PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER PADA TEMAN SEBAYA ABK

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan (Yusuf, 2011).

Remaja sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok diharapkan dapat berinteraksi dengan yang lain agar dapat dikatakan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai tahap perkembangan dan usianya. Penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang terhadap orang lain dan terhadap kelompok, dimana individu mengidentifikasikan dirinya dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri, yang dapat diterima oleh lingkungannya serta apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Hal penting dan sulit dalam penyesuaian sosial adalah meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai dukungan dan penolakan sosial.

Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai, dan kepribadian (Yusuf, 2011). Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah (Hurlock, 1980).

Ketika berada di sekolah, siswa yang penyesuaian sosialnya baik akan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi secara baik pula dengan teman-temannya di sekolah maupun dengan para guru. Interaksi yang terjalin akan semakin menumbuhkan kebersamaan dan toleransi di antara siswa, toleransi tersebut dapat berupa saling tolong menolong. Apabila salah satu siswa


(2)

2

mengalami kemunduran dalam hal pelajaran, maka dengan adanya penyesuaian sosial yang baik siswa tersebut dapat meminta pertolongan siswa yang lainnya.

Penyesuaian sosial dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk bereaksi secara sehat dan efektif terhadap hubungan, situasi, dan kenyataan sosial yang ada sehingga dapat mencapai kehidupan sosial yang menyenangkan dan memuaskan (Schneiders, 1964). Remaja yang dapat melakukan penyesuaian sosial secara baik akan memiliki dasar untuk meraih keberhasilan pada masa dewasa. Keberhasilan remaja untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan (Hurlock, 1980).

Remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai ketrampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang lain terhadap mereka menyenangkan. Biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian sosial dengan baik mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu orang lain, meskipun mereka sendiri mengalami kesulitan (Hurlock, 1978).

Ketika individu mulai bergaul dengan orang lain, individu tidak lagi hanya menerima, tapi individu juga dapat memberikan kontak sosial. Individu mulai mengerti bahwa di dalam suatu kelompok terdapat norma-norma sosial yang hendaknya dipatuhi dengan rela agar dapat melanjutkan hubungan dengan kelompok tertentu secara lancar.

Menurut Meichati (1983) penyesuaian dapat berlangsung karena ada dorongan manusia untuk memenuhi kebutuhan, dimana dalam pemenuhan kebutuhan itu manusia berusaha mencapai keseimbangan antara tuntutan sosial dengan harapan yang ada didalam dirinya. Dengan adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan maka individu dituntut untuk berinteraksi dengan individu lain dan didalamnya akan terjadi proses saling mempengaruhi yang silih berganti antara anggota-anggotanya.

Anak yang mampu melakukan penyesuaian sosial yang baik dapat terlihat dari beberapa aspek. Pertama adalah penyesuaian di rumah. Keluarga merupakan dasar bagi penyesuaian selanjutnya, dimana penyesuaian yang buruk di rumah


(3)

3

akan diikuti dengan penyesuaian yang buruk di sekolah dan masyarakat. Penyesuaian yang baik dirumah ditandai dengan beberapa hal. Pertama, adanya relasi yang harmonis dengan semua anggota keluarga serta kesediaan menerima otoritas orangtua. Kedua, kesadaran menerima tanggung jawab dan menerima akibatnya, serta kesediaan untuk saling membantu dan bekerjasama dengan seluruh anggota keluarga. Ketiga, pengakuan orangtua terhadap kemandirian anaknya. Aspek kedua adalah penyesuaian di sekolah dimana sekolah merupakan tempat anak berinteraksi dengan teman dan guru. Penyesuaian sosial yang baik di sekolah juga ditandai dengan beberapa hal. Pertama, penerimaan terhadap otoritas guru. Kedua, ketertarikan dan partisipasi dalam aktivitas-aktivitas di sekolah. Ketiga, kesediaan untuk menerima tanggung jawab di sekolah serta menunjukkan hubungan yang akrab dengan teman, guru, dan guru pembimbing. Aspek ketiga adalah penyesuaian di masyarakat. Kehidupan sosial di masyarakat lebih kompleks dibandingkan dengan di rumah dan sekolah. Penyesuaian sosial yang baik di masyarakat ditandai dengan kebutuhan untuk mengenali dan menghormati hak-hak orang lain, serta kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dalam suatu hubungan yang akrab. Penyesuaian di masyarakat juga dapat dilihat dari kesediaan untuk menolong serta peduli dan bersimpati pada kesejahteraan orang lain, serta penghormatan terhadap nilai-nilai dan integritas hukum, kebiasaan dan tradisi di masyarakat (Schneiders, 1964).

Fenomena yang terjadi saat ini, pada salah satu SMPN rintisan inklusi di malang terdapat siswa berkebutuhan khusus, seperti Autis, ADHD, ADD tanpa hiperaktif pada suatu kelas yang mayoritas banyak siswa reguler. Beberapa siswa reguler mengolok-olok siswa ABK, ada pula yang tidak menganggap keberadaan siswa ABK, namun ada pula yang merasa empati dan mau membantu siswa ABK jika mereka mendapat kesulitan.

Pada kelas VII inklusi ada beberapa kelas yang didalamnya terdapat siswa berkebutuhan khusus selama dua semester, namun untuk kelas VIII inklusi selanjutnya, siswa berkebutuhan khusus tersebut akan dipindahkan lagi ke kelas lain yang berbeda dari kelas VII inklusi sebelumnya. Hal ini agar siswa berkebutuhan khusus dapat bersosialisasi dengan siswa reguler lainnya. Dan diperlukan penyesuaian sosial bagi para siswa reguler dengan kedatangan ABK


(4)

4

tersebut agar siswa reguler mampu merespon keberadaan mereka dengan baik, memelihara jalinan persahabatan, bersikap simpati dan altruis terhadap kesejahteraan ABK.

Siswa berkebutuhan khusus sangat memerlukan perhatian dan dorongan dari lingkungannya supaya mereka dapat berinteraksi dengan baik sehingga proses belajar berjalan dengan lancar saat di lingkungan sekolah. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk guru yang mengajar maupun tidak megajar serta siswa-siswa yang sekelas terhadap siswa-siswa ABK.

Jika siswa reguler tidak mampu menyesuaikan dalam keadaan sosialnya terhadap siswa ABK, ini akan berdampak negatif bagi siswa ABK. Siswa ABK akan merasa terasingkan di dalam lingkungan kelas maupun di luar kelas, dalam kegiatan belajar mengajar pun tidak akan berjalan dengan baik jika siswa ABK merasa diacuhkan. Dengan penyesuaian sosial siswa reguler diharapkan mampu merespon dan membantu siswa ABK yang mengalami kesulitan dalam hal apapun.

Dari hasil penelitian Asyanti, Sofiati, dan Sudardjo (seperti yang disebut Sawitri Andayani, dan Ary, t.t.) menyatakan bahwa terdapat perbedaan penyesuaian sosial antara laki-laki dan perempuan, yaitu perempuan cenderung lebih mudah untuk melakukan penyesuaian sosial bila dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan penyesuaian sosial ini disebabkan karena dalam lingkungan sosial pria cenderung lebih berkuasa, lebih bebas dan berani menentang peraturan yang diberikan oleh keluarga maupun lingkungannya, sedangkan perempuan lebih patuh menerima peraturan yang diberikan, lebih mudah menghayati perasaan orang lain, sehingga dengan perasaan yang lebih peka perempuan cenderung mempunyai hubungan sosial yang akrab dengan teman-temannya dibandingkan dengan laki-laki. Kemampuan sosial pada perempuan itulah yang akan memudahkan dalam melakukan interaksi sosial dengan kelompok-kelompok maupun kegiatan yang lebih luas, sehingga akan membantu dalam proses penyesuaian sosialnya..

Senada dengan penjelasan diatas, Davidoff (dalam Sawitri, et al, t.t) berpendapat bahwa penyesuaian sosial perempuan lebih baik bila dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan penyesuaian sosial tersebut terjadi karena adanya


(5)

5

perbedaan perlakuan masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih aktif, lebih bebas dan cenderung lebih longgar dalam menentang peraturan dan norma masyarakat, sedangkan perempuan lebih banyak dibiasakan untuk mengikuti norma, sehingga akan lebih mudah dalam melakukan penyesuaian sosial. Sementara, Schneiders (dalam Sawitri, et al, t.t) menyatakan pendapat yang berbeda dengan penjelasan sebelumnya, yaitu tidak terdapat perbedaan penyesuaian sosial antara perempuan dan laki-laki.

Selain itu juga, hasil penelitian Sawitri, et al (t.t.) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Konsep Diri dengan Penyesuaian Sosial Siswa Akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP PL Dominico Savio Semarang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan penyesuaian sosial siswa akselerasi perempuan dan siswa akselerasi laki-laki di SMP Negeri 2 maupun di SMP PL Dominico Savio. Ini berarti penelitian tersebut sependapat dengan Schneiders.

Dari penjelasan diatas yang membahas tentang penyesuaian sosial pada siswa reguler dengan kehadiran teman sebaya ABK di kelasnya, maka peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan judul “PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER PADA TEMAN SEBAYA ABK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Aspek-aspek apa saja yang unggul dalam penyesuaian sosial siswa reguler pada teman sebaya ABK secara keseluruhan, ditinjau dari jenis kelamin, usia dan kelas?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek yang unggul dalam penyesuaian sosial siswa reguler pada teman sebaya ABK secara keseluruhan, ditinjau dari jenis kelamin, usia dan kelas.


(6)

6

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan berarti bagi perkembangan disiplin ilmu psikologi terutama psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan.

b. Manfaat praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi yang mendalam mengenai kajian penyesuaian sosial siswa reguler terhadap teman sebaya ABK agar siswa reguler baik yang laki-laki maupun yang perempuan dapat memberikan respon yang baik bagi teman ABK yang ada di kelas mereka.


(7)

i

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER PADA TEMAN SEBAYA ABK

SKRIPSI

Ratih Kumalasari 08810196

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(8)

ii

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER PADA TEMAN SEBAYA ABK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Ratih Kumalasari 08810196

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(9)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Penyesuaian Sosial Siswa Reguler Pada Teman Sebaya ABK

2. Nama Peneliti : Ratih Kumalasari

3. NIM : 08810196

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 9-14 April 2012

7. Tanggal Ujian : 13 Juli 2012

Malang, 2 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II


(10)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal : 13 Juli 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si ( ) Anggota Penguji : 1. Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si. ( )

2. Dra. Djudiah, M.Si ( )

3. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

v

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ratih Kumalasari

NIM : 08810196

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul : Penyesuaian Sosial Siswa Reguler pada Teman Sebaya ABK

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 2 Juli 2012

Ketua Program Studi Yang Menyatakan


(12)

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER PADA TEMAN SEBAYA ABK.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Banyak pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak bantuan, masukan, kritik, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak. Baik bantuan moril dan materil, bimbingan ilmu pengetahuan maupun dorongan semangat yang tidak henti-hentinya diberikan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si. selaku pembimbing 1 dan dosen wali dan Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si. selaku pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Kedua orang tua yang selalu mendukung disaat penulis merasa letih dan mendoakan penulis disetiap sujud mereka. Karya ini adalah salah satu yang penulis harapkan dapat membuat bangga kalian.

4. Adek-adek tercintaku, Talitha Rahma Nathania dan Ulima Azarin’e, penyemangat yang ceria dan selalu dapat menghilangkan kejenuhan di sela-sela pengerjaan ini.

5. Veri Oktavino Arisandra, yang selalu ada disetiap penulis membutuhkannya, pemberi semangat dan menghibur penulis dikala letih.

6. Kepala sekolah SMPN Negeri 18 yang telah bersedia memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bapak Amrozi dan Ibu Ana yang turut serta membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.


(13)

ii

9. Staf TU yang banyak membantu kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan, Tika, Ika, Nisa, Vivi, Tina, Aya, Alfa, Ana, kalian adalah teman-teman yang tak ternilai harganya bagi penulis.

11.Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2008 pada umumnya, dan kelas C pada khususnya atas segala bantuan dan dukungannya.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Malang, 2 Juli 2012


(14)

iii

INTISARI

Kumalasari, Ratih (2012). Penyesuaian Sosial Siswa Reguler Pada Teman Sebaya ABK. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si (2) Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Psi.

Kata Kunci: penyesuaian sosial, siswa reguler, teman sebaya ABK

Remaja sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok diharapkan dapat berinteraksi dengan yang lain agar dapat dikatakan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sesuai tahap perkembangan dan usianya. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang penting adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan dengan orang-orang di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Selain itu remaja juga dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian sosial pada teman sebaya ABK yang juga berpengaruh penting dalam kehidupan mereka. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang unggul dalam penyesuaian sosial siswa reguler pada teman sebaya ABK secara keseluruhan, ditinjau dari jenis kelamin, usia dan kelas.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa-siswi reguler yang di kelasnya terdapat anak berkebutuhan khusus. Subjek penelitian berjumlah 70 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner. Teknik analisa data menggunakan T-score kemudian dilanjutkan dengan presentase,

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh kesimpulan bahwa aspek-aspek yang unggul atau menonjol dalam penyesuaian sosial siswa reguler pada teman sebaya ABK adalah secara keseluruhan, aspek dari penyesuaian sosial yang paling menonjol adalah aspek kepuasan pribadi. Sedangkan ditinjau dari jenis kelamin pada laki-laki aspek yang paling menonjol adalah aspek kepuasan pribadi, sedangkan pada perempuan aspek yang paling menonjol adalah aspek sikap sosial. Ditinjau dari usia, aspek yang paling menonjol pada usia 12-13 tahun dan usia 14-15 tahun adalah aspek kepuasan pribadi. Sedangkan ditinjau dari kelas, aspek yang paling menonjol pada kelas 7C dan 8B adalah aspek kepuasan pribadi.


(15)

iv

ABSTRACT

Kumalasari, Ratih (2012). Social Adjustment of Students Regular At ABK's Peer. Thesis, Faculty of Psychology University of Malang. Supervisor: (1) Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si (2) Ni'matuzahroh, S.Psi., M.Psi.

Key words: social adjustment, regular students, peers ABK

Adolescents as social beings who live in groups are expected to interact with others in order to be regarded as an individual who can adjust to fit both developmental stage and age. Ment one of the developmental tasks of adolescence is important is related to social adjustment. Brakes should aja adjust with people outside the school environment and tied Arga. In addition teens are also required to be able to make social adjustments on ABK peers who also have an important influence in their lives. Based on the above explanation, therefore, this study aims to determine which aspects of social adjustment of students to excel in the regular crew of peers as a whole, in terms of gender, age and class.

The method used is descriptive method with quantitative approach. Subjects were regular students in the class there are children with special needs. Subjects numbered 70 students. Methods of data collection using questionnaires / questionnaire. Data analysis techniques using a T-score was then followed by a percentage,

From the research that has been done by researchers, it is concluded that these aspects are prominent in the superior or social adjustments on a regular student peers is a whole crew, aspects of social adjustment is the most prominent aspects of personal satisfaction. While in terms of gender on men of the most prominent aspect is the aspect of personal satisfaction, whereas in women the most prominent aspect is the aspect of social attitudes. Terms of age, the most prominent aspects of the age of 12-13 years and 14-15 years of age are aspects of personal satisfaction. While in terms of class, the most prominent aspects of the class 7C and 8B are aspects of personal satisfaction.


(16)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian penyesuaian sosial ... 7

2. Karakteristik penyesuaian sosial ... 8

3. Proses penyesuaian sosial... 10

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial ... 10

B. Penyesuaian Sosial Pada Remaja ... 12

C. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 1. Definisi anak berkebutuhan khusus ... 13

2. Macam-macam anak berkebutuhan khusus... 13

D. Penyesuaian Sosial Siswa Reguler Pada Teman Sebaya ABK ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian... 17


(17)

vi

C. Subjek Penelitian ... 18

D. Metode Pengumpulan Data... 18

E. Prosedur Penelitian ... 18

F. Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi subjek ... 22

2. Deskripsi hasil... 22

B. Analisis Data ... 24

C. Pembahasan ... 26

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(18)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Petunjuk Skoring ... 20 Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Karakteristik ... 22 Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Penyesuaian Sosial Secara Keseluruhan ... 23 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Penyesuaian Sosial Siswa Ditinjau Dari Jenis

Kelamin, Usia Dan Kelas ... 23 Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Dari Aspek Penyesuaian Sosial Secara

Keseluruhan ... 24 Tabel 4.5 Hasil Analisa Data Penyesuaian Sosial Ditinjau Dari Jenis Kelamin,


(19)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penyesuaian Sosial ... 34

Lampiran 2 Tabulasi Data ... 38

Lampiran 3 Kategori Data... 40

Lampiran 4 Frequency Table ... 42


(20)

ix

DAFTAR PUSTAKA

Anak berkebutuhan khusus. Diakses 31 Oktober 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus (dalam setting pendidikan inklusi). Bandung: Refika Aditama.

Fahmy, M. (1982). Penyesuaian Diri: pengertian dan peranannya dalam kesehatan mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Gerungan, W.A. (2000). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus austik. Bandung: Alfabeta.

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid I). Alih bahasa: Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (2010). Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Kerlinger, Fred. N. (2003). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Press.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi Riset Ilmiah. Malang: UMM Press.

Sanapiah, Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang. IKIP Malang

Sawitri, D.R., Andayani, T.R., Ary, W.B. (t.t.). Hubungan konsep diri denganpenyesuaian sosial siswa kelas akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang.Abstrak diakses 21 Februari 2012 dari

http://eprints.undip.ac.id/8495/1/HUBUNGAN_KONSEP_DIRI_DENGAN_

PENYESUAIAN_SOSIAL.pdf.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt Rineheart & Winston.

Tjokosujoso, Darsono. (1999). Materi pokok dasar-dasar pnelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.


(21)

x

Yusuf, S.L.N. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian penyesuaian sosial ... 7

2. Karakteristik penyesuaian sosial ... 8

3. Proses penyesuaian sosial... 10

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial ... 10

B. Penyesuaian Sosial Pada Remaja ... 12

C. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 1. Definisi anak berkebutuhan khusus ... 13

2. Macam-macam anak berkebutuhan khusus... 13

D. Penyesuaian Sosial Siswa Reguler Pada Teman Sebaya ABK ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian... 17


(2)

vi

C. Subjek Penelitian ... 18

D. Metode Pengumpulan Data... 18

E. Prosedur Penelitian ... 18

F. Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi subjek ... 22

2. Deskripsi hasil... 22

B. Analisis Data ... 24

C. Pembahasan ... 26

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Petunjuk Skoring ... 20 Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Karakteristik ... 22 Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Penyesuaian Sosial Secara Keseluruhan ... 23 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Penyesuaian Sosial Siswa Ditinjau Dari Jenis

Kelamin, Usia Dan Kelas ... 23 Tabel 4.4 Hasil Analisa Data Dari Aspek Penyesuaian Sosial Secara

Keseluruhan ... 24 Tabel 4.5 Hasil Analisa Data Penyesuaian Sosial Ditinjau Dari Jenis Kelamin,


(4)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penyesuaian Sosial ... 34

Lampiran 2 Tabulasi Data ... 38

Lampiran 3 Kategori Data... 40

Lampiran 4 Frequency Table ... 42


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anak berkebutuhan khusus. Diakses 31 Oktober 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus (dalam setting

pendidikan inklusi). Bandung: Refika Aditama.

Fahmy, M. (1982). Penyesuaian Diri: pengertian dan peranannya dalam kesehatan

mental. Jakarta:Bulan Bintang.

Gerungan, W.A. (2000). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.

Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus austik. Bandung: Alfabeta.

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid I). Alih bahasa: Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta : Erlangga.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga

Kartono, K. (2010). Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Kerlinger, Fred. N. (2003). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Press.

Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi Riset Ilmiah. Malang: UMM Press.

Sanapiah, Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang. IKIP Malang

Sawitri, D.R., Andayani, T.R., Ary, W.B. (t.t.). Hubungan konsep diri denganpenyesuaian sosial siswa kelas akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang. Abstrak diakses 21 Februari 2012 dari

http://eprints.undip.ac.id/8495/1/HUBUNGAN_KONSEP_DIRI_DENGAN_

PENYESUAIAN_SOSIAL.pdf.

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York : Holt Rineheart & Winston.


(6)

x

Yusuf, S.L.N. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUIAN SOSIAL SISWA SMP N 2 SURAKARTA Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial siswa SMPN 2 Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN Hubungan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial siswa SMPN 2 Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA YANG MENGALAMI OBESITAS.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA ANAK KOST Hubungan Antara Penerimaan Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial Pada Anak Kost.

0 2 16

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA REGULER DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS ENAM AKSELERASI SD BINA INSANI BOGOR - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 28