KONTRUKSI MEDIA TENTANG SUPORTER SEPAK BOLA Sebuah Analisis Framing pada Head Line Surat Kabar Jawa Pos dan Malang Pos Terhadap Kekerasan Suporter Persebaya Surabaya (Bonek)
KONTRUKSI MEDIA TENTANG SUPORTER SEPAK BOLA Sebuah
Analisis Framing pada Head Line Surat Kabar Jawa Pos dan Malang Pos
Terhadap Kekerasan Suporter Persebaya Surabaya (Bonek)
Oleh: M. Syahrul Huda ( 02220175 )
Communication Science
Dibuat: 20090122 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Media, Kekerasan, Suporter
Dunia persepakbolaan Indonesia tercoreng. Aib yang mencoreng sportifitas olahraga yang
banyak menarik minat masyarakat ini ialah sebuah peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh
supporter kesebelasan Persebaya Surabaya. Supporter yang berjuluk Bonek istilah lain dari
kalimat bondo nekad dalam bahasa Jawa yang berarti hanya bermodal nekad. Aksi anarkis
supporter Persebaya Surabaya usai pertandingan Copa Indonesia 2006 di Stadion Gelora 10
November, Tambaksari Surabaya mengundang reaksi keras dari pemerintah. Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault menyebut kebrutalan kelompok pendukung
yang dikenal sebagai ‘Bonek’ itu sudah menjadi masalah nasional, sehingga perlu adanya
tindakan represif. Dalam peristiwa kekerasan Bonek dalam laga Persebaya Surabaya melawan
Arema Malang, ada aspek penting yang juga ditemui yaitu adanya keterlibatan dua media yang
memiliki kepentingan untuk mengkonstruksi peristiwa tersebut dalam kolomkolom
pemberitaanya. Yaitu; Jawa Pos dan Malang Post.
Bedasarkan teori kontruksi realitas dalam media massa, hasil kontruksi realitas akan berbeda
antara satu media dengan media lainnya, karena tergantung dari dinamika eksternal dan internal
masingmasing, serta strategi pengkontruksian yang dipilih. Bahkan dalam sistem pers libertarian
sekalipun, hasilnya kontruksi realitas yang ada di media tidak akan sama. Adapun teori pers
menurut Onong Ucdjana ada empat diataranya, (1) Teori Otoriter (Autoritarian), (2) Teori Pers
Komunis Soviet (Soviet Communist Theory), (3) Teori Pers Liberal (Libertarian Theory), dan
(4) Teori Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility Theory), Tentang proses konstruksi
realitas, mempunyai prinsip yaitu setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah
peristiwa, keadaan atau benda adalah usaha mengkomunikasikan realitas. Laporan hasil
pertandingan olah raga di lapagan dengan sebelas pemain, misalnya adalah hasil konstruksi
realitas mengenai sebuah pertandingan sepak bola. Begitulah setiap hasil laporan adalah hasil
konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan. Sedangkan Menurut Wuryanta (2006:142)
Pembangunan konstruksi realitas pada masingmasing media berbeda, walaupun realitas
faktanya sama. Hal mengonstruksikan realitas fakta ini tergantung pada kebijakan redaksional
yang dilandasi pada politik media itu. Salah satu cara yang bisa dipahami atau digunakan untuk
menangkap cara masingmasing media membangun sebuah realitas berita adalah dengan
framing.
Obyek dalam penelitian ini adalah beritaberita yang berkaitan dengan peristiwa anarkisme
Suporter Sepak Bola Persebaya di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya. Sedangakan
media cetak yang dipilih ialah Jawa Pos dan Malang Post edisi 5 – 15 September 2006. Jenis
data yang diperoleh yaitu data primer dan data sekunder. Teknik analisis data adalah menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dokumentasi berupa kliping berita. Dalam
penelitian kali ini, teknis analisa data yang di gunakan adalah analisa framing.
Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Pada edisi selasa 5 September 2006 baik Jawa
Pos maupun Malang Pos pada intinya melihat bonek sebagai masalah, hanya saja dalam hal
memberitakan kerugian Jawa Pos lebih mengangkat PT.Telkom sedangkan Malang Pos
mengangkat AnTV. (2) Pada tanggal 6 September 2006 Jawa Pos sebagai koran yang sudah
nasional memilih Menpora yang sudah pasti sesuai kapasitasnya yaitu koran nasional sementara
Malang Pos lebih memilih berita dilarangnya sepak bola di Surabaya dengan melakukan
wawancara para petinggi lokal Jawa Timur. (3) Menanggapi hukuman yang diberikan kepada
persebaya Jawa Pos pada tanggal 8 September 2006 menekankan bahwa hukuman itu adalah
hukuman yang sangat berat dengan headline vonis persebaya rekor terberat yang
menggambarkan belum ada klub sepakbola dihukum seberat persebaya. (4) Dari berbagai
kenyataan di atas tampaknya tidak terlalu berbeda cara melakukan framing terhadap berita yang
dilakukan oleh Jawa Pos dan Malang Pos.
Football Indonesia world smeared. Ignominy smearing athletic sportivity which drawing many
this society enthusiasm is a event of hardness conducted by supporter eleven Persebaya
Surabaya. Supporter which is have epithet to of Bonek term is differ from sentence of bondo risk
in Javanese meaning only have capital to risk. Anarchic action of Persebaya Surabaya supporter
after contest of Copa Indonesia 2006 in Stadium Billow 10 November, Tambaksari Surabaya
invite hard reaction of government. State's inister Young man and Athletics (Menpora) Adhyaksa
Dault mention brutally of supporter group is known as ' Bonek' that have become the problem of
national, so that need the existence of action of represif. In event of hardness of Bonek in fight of
Persebaya Surabaya fight against Malang there is important aspect which is also met by that is
existence of involvement two media owning importance for the construction of the event in its
columns of him. That is; Java Post and Malang Post.
Theory Bedasarkan of kontruksi reality in mass media, result of reality kontruksi will differ
between one media with other media, because depended from dynamics of eksternal and internal
each, and also strategy of selected. Even in system mass media of libertarian even if, its result of
reality kontruksi exist in media will not be is same. As for mass media theory according to
Onong Ucdjana there is its its his four, (1) Autoritary Theory (Autoritarian), (2) Communist
Theory Mass Media of Soviet (Soviet Communist Theory), (3) Liberal Theory Mass Media
(Libertarian Theory), and (4) Social Theory Responsibility (Social Responsibility Theory),
About reality construction process, having principle that is each;every effort "narrating"
(conseptualizations) a event, object or situation is effort communicate reality.
Report result of contest of sport in field with eleven player, for example is result of reality
construction hit a contest of football. So each; every result of report is result of reality
construction of reported occurence. While According to Wuryanta (2006:142) Development of
reality construction at each media differ, although its is same fact reality. this construction fact
reality matter depend on policy of redaksional based on at that media politics. One of the way of
which can comprehend or used to catch the way of the each media develop;build a news reality
is with framing.
Analisis Framing pada Head Line Surat Kabar Jawa Pos dan Malang Pos
Terhadap Kekerasan Suporter Persebaya Surabaya (Bonek)
Oleh: M. Syahrul Huda ( 02220175 )
Communication Science
Dibuat: 20090122 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Media, Kekerasan, Suporter
Dunia persepakbolaan Indonesia tercoreng. Aib yang mencoreng sportifitas olahraga yang
banyak menarik minat masyarakat ini ialah sebuah peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh
supporter kesebelasan Persebaya Surabaya. Supporter yang berjuluk Bonek istilah lain dari
kalimat bondo nekad dalam bahasa Jawa yang berarti hanya bermodal nekad. Aksi anarkis
supporter Persebaya Surabaya usai pertandingan Copa Indonesia 2006 di Stadion Gelora 10
November, Tambaksari Surabaya mengundang reaksi keras dari pemerintah. Menteri Negara
Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault menyebut kebrutalan kelompok pendukung
yang dikenal sebagai ‘Bonek’ itu sudah menjadi masalah nasional, sehingga perlu adanya
tindakan represif. Dalam peristiwa kekerasan Bonek dalam laga Persebaya Surabaya melawan
Arema Malang, ada aspek penting yang juga ditemui yaitu adanya keterlibatan dua media yang
memiliki kepentingan untuk mengkonstruksi peristiwa tersebut dalam kolomkolom
pemberitaanya. Yaitu; Jawa Pos dan Malang Post.
Bedasarkan teori kontruksi realitas dalam media massa, hasil kontruksi realitas akan berbeda
antara satu media dengan media lainnya, karena tergantung dari dinamika eksternal dan internal
masingmasing, serta strategi pengkontruksian yang dipilih. Bahkan dalam sistem pers libertarian
sekalipun, hasilnya kontruksi realitas yang ada di media tidak akan sama. Adapun teori pers
menurut Onong Ucdjana ada empat diataranya, (1) Teori Otoriter (Autoritarian), (2) Teori Pers
Komunis Soviet (Soviet Communist Theory), (3) Teori Pers Liberal (Libertarian Theory), dan
(4) Teori Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility Theory), Tentang proses konstruksi
realitas, mempunyai prinsip yaitu setiap upaya “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah
peristiwa, keadaan atau benda adalah usaha mengkomunikasikan realitas. Laporan hasil
pertandingan olah raga di lapagan dengan sebelas pemain, misalnya adalah hasil konstruksi
realitas mengenai sebuah pertandingan sepak bola. Begitulah setiap hasil laporan adalah hasil
konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan. Sedangkan Menurut Wuryanta (2006:142)
Pembangunan konstruksi realitas pada masingmasing media berbeda, walaupun realitas
faktanya sama. Hal mengonstruksikan realitas fakta ini tergantung pada kebijakan redaksional
yang dilandasi pada politik media itu. Salah satu cara yang bisa dipahami atau digunakan untuk
menangkap cara masingmasing media membangun sebuah realitas berita adalah dengan
framing.
Obyek dalam penelitian ini adalah beritaberita yang berkaitan dengan peristiwa anarkisme
Suporter Sepak Bola Persebaya di Gelora 10 November Tambaksari Surabaya. Sedangakan
media cetak yang dipilih ialah Jawa Pos dan Malang Post edisi 5 – 15 September 2006. Jenis
data yang diperoleh yaitu data primer dan data sekunder. Teknik analisis data adalah menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dokumentasi berupa kliping berita. Dalam
penelitian kali ini, teknis analisa data yang di gunakan adalah analisa framing.
Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Pada edisi selasa 5 September 2006 baik Jawa
Pos maupun Malang Pos pada intinya melihat bonek sebagai masalah, hanya saja dalam hal
memberitakan kerugian Jawa Pos lebih mengangkat PT.Telkom sedangkan Malang Pos
mengangkat AnTV. (2) Pada tanggal 6 September 2006 Jawa Pos sebagai koran yang sudah
nasional memilih Menpora yang sudah pasti sesuai kapasitasnya yaitu koran nasional sementara
Malang Pos lebih memilih berita dilarangnya sepak bola di Surabaya dengan melakukan
wawancara para petinggi lokal Jawa Timur. (3) Menanggapi hukuman yang diberikan kepada
persebaya Jawa Pos pada tanggal 8 September 2006 menekankan bahwa hukuman itu adalah
hukuman yang sangat berat dengan headline vonis persebaya rekor terberat yang
menggambarkan belum ada klub sepakbola dihukum seberat persebaya. (4) Dari berbagai
kenyataan di atas tampaknya tidak terlalu berbeda cara melakukan framing terhadap berita yang
dilakukan oleh Jawa Pos dan Malang Pos.
Football Indonesia world smeared. Ignominy smearing athletic sportivity which drawing many
this society enthusiasm is a event of hardness conducted by supporter eleven Persebaya
Surabaya. Supporter which is have epithet to of Bonek term is differ from sentence of bondo risk
in Javanese meaning only have capital to risk. Anarchic action of Persebaya Surabaya supporter
after contest of Copa Indonesia 2006 in Stadium Billow 10 November, Tambaksari Surabaya
invite hard reaction of government. State's inister Young man and Athletics (Menpora) Adhyaksa
Dault mention brutally of supporter group is known as ' Bonek' that have become the problem of
national, so that need the existence of action of represif. In event of hardness of Bonek in fight of
Persebaya Surabaya fight against Malang there is important aspect which is also met by that is
existence of involvement two media owning importance for the construction of the event in its
columns of him. That is; Java Post and Malang Post.
Theory Bedasarkan of kontruksi reality in mass media, result of reality kontruksi will differ
between one media with other media, because depended from dynamics of eksternal and internal
each, and also strategy of selected. Even in system mass media of libertarian even if, its result of
reality kontruksi exist in media will not be is same. As for mass media theory according to
Onong Ucdjana there is its its his four, (1) Autoritary Theory (Autoritarian), (2) Communist
Theory Mass Media of Soviet (Soviet Communist Theory), (3) Liberal Theory Mass Media
(Libertarian Theory), and (4) Social Theory Responsibility (Social Responsibility Theory),
About reality construction process, having principle that is each;every effort "narrating"
(conseptualizations) a event, object or situation is effort communicate reality.
Report result of contest of sport in field with eleven player, for example is result of reality
construction hit a contest of football. So each; every result of report is result of reality
construction of reported occurence. While According to Wuryanta (2006:142) Development of
reality construction at each media differ, although its is same fact reality. this construction fact
reality matter depend on policy of redaksional based on at that media politics. One of the way of
which can comprehend or used to catch the way of the each media develop;build a news reality
is with framing.