SIKAP KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA DI SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PADA HARIAN UMUM JAWA POS.

SIKAP KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA DI
SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PADA HARIAN
UMUM J AWA POS
(Study Deskr iptif Sikap Kelompok Supor ter Sepak Bola Di Sur abaya Ter hadap
Pember itaan Di Har ian Umum J awa Pos Tentang Lar angan Ber main Oleh PSSI
Kepada Pemain Sepak Bola Yang Ber laga Di Liga Primer Indonesia Untuk
Memper kuat Timnas)

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada
FISIP UPN : “Veteran” J awa Timur

Oleh :
ALANKO RUDHO WICAKSONO
NPM. 0543010335

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada Allah SWT Sang Tuhan Yang Maha
Esa. Karena karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan penelitian
yang berjudul “SIKAP KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA DI
SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PADA HARIAN UMUM JAWA
POS TENTANG LARANGAN BERMAIN TIMNAS INDONESIA OLEH PSSI
BAGI PEMAIN SEPAK BOLA YANG BERLAGA DI LIGA PRIMER
INDONESIA (Study Deskriptif Sikap Kelompok Suporter Sepak Bola Di Surabaya
Terhadap

Pemberitaan Di Harian Umum Jawa Pos). Tujuan penulis meneliti

pemberitaan ini adalah untuk mengetahui sikap respek atau tidaknya kelompok
supporter di Surabaya pada pemberitaan ini.
Selama melakukan penulisan dalam penelitian, tak lupa penulis
menyampaikan rasa terima kasih pada Pembimbing Penulis Zainal Abidin

Achmad, S.Sos, M.Si. serta pihak-pihak yang telah membantu penulis selama
melakukan Skripsi ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga
penulis mendapatkan kemudahan selama proses penelitian dan penyusunan
laporan.
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

4. Bapak Saifuddin Zuhri. Msi. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan
dorongan dalam menyelesaikan ujian skripsi ini.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:

a. Bapak, Ibu dan adik-adikku, yang telah memberikan dorongan, serta seorang
wanita yang kucinta Ifanna Aroita yang memberikan semangat dan
pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil.
b. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada Budis Martabak and musision
Apikal Fam“z,

Nyorngat Fam”z, Perwira, PS GU, UKM Musik Satya

Palapa, thanks yang buwanyak
c. Seluruh teman-teman kampus yang bersedia berdiskusi dengan saya dalam
menunjang kegiatan perkuliahan.
d. Dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis, yang
telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman Program Studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 10 Agustus 2011


Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN SEMINAR PROPOSAL ..........................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii


DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ..........................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................


5

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................

6

KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Sikap .....................................................

8

2.1.2. Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa ..........

10

2.1.3. Pengertian Berita …………………. ........................

11


2.2. Berita Pada Harian Umum Jawa Pos Tentang Larangan PSSI
Bagi Pemain Yang Berlaga di LPI Untuk Memperkuat Timnas
………………………………………………………………

15

2.2.1. Sejarah PSSI ………………………………………...

15

2.2.2. Sejarah LPI …………………………….………….…

18

2.3. Surat

Kabar

Sebagai


Kontrol

Sosial

………………………………………………………..……….. 19
2.4. Teori S-O-R …………………………………………………. 21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

2.5. Kerangka Berpikir ……………………………………………. 24
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional …………………………………………. 28
3.1.1. Sikap .……………...………………… .................... .

28


3.1.2. Pengukuran Variabel……………………………........ 32
3.1.3. Kelompok Suporter Sepak Bola di Surabaya ……….. 36
3.1.4. Berita Larangan Bermain Timnas Indonesia Oleh PSSI
Untuk Berlaga di Liga Primer Indonesia ……………. 37
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel .................. 37
3.2.1. Populasi ................................................................ .

37

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ....................

39

3.3. Sumber dan Jenis Data ....................................................... .

41

3.3.1. Sumber Data ………………………………….……… 41
3.3.2 Jenis Data …………………………………………..… 41
3.4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………..


42

3.5. Metode Analisis Data ……………………….………………. 43
3.6. Analisis Deskriptif …………………………………………… 44
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ..……………………… 46
4.1.1 Gambaran Umum Jawa Pos ……………………………… 46
4.1.2 Berita Larangan Bermain Oleh PSSI Kepada Pemain Yang
Berlaga di LPI Untuk Memperkuat Timnas ..................... 53
4.2 Penyajian Data Dan Analisis Data ....................................... 54
4.2.1 Identitas Responden ……………………………….….. 54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi


4.2.1.1 Usia Responden………………………………….…….. 55
4.2.1.2 Jenis Kelamin Responden …………………….….…… 56
4.2.1.3 Pendidikan Terakhir Responden ……………….….….. 57
4.2.1.4 Pekerjaan Responden …………………….…..……….. 57
4.2.1.5 Komunitas Suporter …………………………………... 58
4.3 Deskripsi Subyek …………………….……………………….. 59
4.3.1 Aspek Kognitif ………………………………………….. 59
4.3.1.1 Masyarakat Mengetahui Akan Pemberitaan Larangan
Bermain Oleh PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga DI
LPI ………………………………………………..….. 61
4.3.1.2 Kelompok Suporter Di Surabaya Mengetahui Bahwa
Keputusan PSSI Dalam Pemberitaan Larangan Pemain
Yang Berlaga Di LPI Untuk Memperkuat Timnas Akan
Membatasi

Potensi

Dan

Bakat

Anak

Negeri

…………………………………………………………62
4.3.1.3 Pada Pemberitaan Larangan Pemain Yang Berlaga Di LPI
Untuk Memperkuat Timnas Dapat Diketahui Bahwa
Eksistensi PSSI Dengan Undang-Undangnya Yang
Sudah Tertulis ……………………………………….. 63
4.3.1.4 Para Kelompok Suporter Mengetahui Isi Keputusan PSSI
Tentang Sikap Kepada Para Pemain Yang Bergabung
Dengan LPI Pada Pemberitaan Larangan Bermain Oleh
PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga Di LPI Untuk
Memperkuat Timnas ……………………………….... 64
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

4.3.1.5 Aspek Kognitif Pembaca Terhadap Pemberitaan Larangan
Bermain Oleh PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga Di
LPI ………………………………………………….... 65
4.3.2 Aspek Afektif ………………………………………….... 66
4.3.2.1 Sikap Responden Senang Dengan Adanya Keputusan
PSSI Dalam Permasalahan Yang Berlangsung …….... 68
4.3.2.2 Responden Cemas Dengan Pemberitaan Pada Harian
Umum Jawa Pos Tentang Keputusan PSSI Terhadap
Pemain Yang Merupakan Anggota LPI …………..…. 69
4.3.2.3 Sikap Responden Merasa Bangga Karena PSSI Membuat
Keputusan Dalam Pemberitaan Larangan Bermain
Timnas Oleh PSSI Kepada Pemain Sepak Bola Yang
Berlaga Di LPI Untuk Memperkuat Timnas ………… 70
4.3.2.4 Responden Merasa Puas Menyikapi Keputusan PSSI
Terkait Pemberitaan Tentang Larangan Bermain Oleh
PSSI Kepada Para Pemain Yang Berlaga Di LPI Untuk
Memperkuat Timnas Karena Berdampak Positif Pada
Seluruh Suporter Terutama Di Surabaya ………… … 71
4.3.2.5 Aspek Afektif Pembaca Tentang Pemberitaan Larangan
Bermain Oleh PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga Di
LPI Untuk Memperkuat Timnas …………………..… 72
4.3.3 Aspek Konatif …………………………………………... 73

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

4.3.3.1 Sikap Responden Akan Mendiskusikan Masalah Tentang
Keputusan PSSI Kepada Sesama Kelompok Suporter Di
Surabaya ……………………………………………... 75
4.3.3.2 Responden Akan Berhati-hati Dalam Merespon Sikap,
Visi, Misi, Baik PSSI Maupun LPI ………………..… 76
4.3.3.3 Sikap Responden Akan Tetap Mendukung Pemain Sepak
Bola Anggota LPI Untuk Tetap Bergabung Memperkuat
Timnas ……………………………………………….. 77
4.3.3.4 Sikap Responden Akan Mengajak Sesama Kelompok
Suporter Di Surabaya Untuk Berdemonstrasi Menentang
Keputusan PSSI …………………………………….... 79
4.3.3.5 Aspek Konatif Pembaca Tentang Pemberitaan Larangan
Bermain Oleh PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga Di
LPI Untuk Memperkuat Timnas Pada Harian Umum
Jawa Pos ……………………………………………... 80
4.4 Sikap Pembaca Tentang Larangan Pemberitaan Larangan Bermain
Oleh PSSI Kepada Para Pemain Yang Berlaga Di LPI
Untuk Memperkuat Timnas …………………………. 82
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 86
5.2 Saran ……………………………...……………………………. 88

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

ABSTRAKSI
ALANKO, SIKAP KELOMPOK SUPORTER DI SURABAYA TERHADAP
PEMBERITAAN PADA HARIAN UMUM J AWA POS (Studi Deskriptif
Sikap Kelompok Suporter di Surabaya Ter kait Larangan Ber main Oleh PSSI
Kepada Pemain Sepak BolaYang Ber laga di LPI Untuk memper kuat Timnas
Indonesia)
Penelitian ini didasarkan atas fenomena permasalahan keputusan PSSI yang
memblacklist pemin sepak bola yang berlaga di LPI untuk turut bergabung
memperkuat Tim Nasional Indonesia, termasuk Irfan Bachdim. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kelompok supporter di Surabaya dalam
mengambil sikap-sikap terkait pemberitaan permasalahan pada harian umum Jawa
Pos ini.
Teori yang digunakan yaitu meliputi teori sikap, pengertian pemberitaan dan
teori S-O-R, stimulus berupa pesan mengenai berita olah raga “Laranagn Bermain
Oleh PSSI Kepada seluruh Pemain Sepak Bola Yang Berlaga di LPI Untuk
Memeperkuat Tim Nasional Indonesia”, organisme berupa penerimaan pesan dan
respon yaitu berupa sikap kelompok supporter di Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan analisis
tipe deskriptif. Untuk mengetahui sikap, digunakan pengukuran yang dinyatakan
oleh total skor pernyataan responden mengenai pemberitaan Larangan Oleh PSSI
Kepada Pemain Sepak Bola Yang Berlaga di LPI Untuk Bergabung Memperkuat
Tim Nasional Indonesia pada harian umum Jawa Pos. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dari populasi kelompok suporter di
Surabaya yang membaca berita ” Larangan Oleh PSSI Kepada Pemain Sepak Bola
Yang Berlaga di LPI Untuk Bergabung Memperkuat Tim Nasional Indonesia pada
harian umum Jawa Pos”. Terpilih 100 orang dan sampel diperoleh melalui Metode
Kluster banyak tahap (multistage Cluster Sampling) dengan metode analisis data
menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap kelompok suporter atau
komunitas penggemar sepak bola di Surabaya tentang pemberitaan ” Larangan Oleh
PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga di LPI Untuk Bergabung Memperkuat Tim
Nasional Indonesia” pada harian umum Jawa Pos, pada aspek kognitif masuk dalam
kategori positif, pada aspek afektif masuk dalam kategori hasil netral, dan pada
aspek konatif juga masuk dalam kategori netral.
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap kelompok suporter
di Surabaya terhadap pemberitaan ” Larangan Oleh PSSI Kepada Pemain Yang
Berlaga di LPI Untuk Bergabung Memperkuat Tim Nasional Indonesia pada harian
umum Jawa Pos” adalah Netral. Yaitu Para kelompok suporter atau penggemas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

sepak bola di Surabaya mengeluarkan bermacam pendapat tetapi minim dalam
bersikap.

Kata kunci : Sikap, Kelompok Suporter, Berita Olah Raga, Sepak Bola, Koran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pers termasuk media massa yang sangat penting dalam kehidupan.
Selain memiliki informasi pendidikan dan hiburan, pers juga sebagai alat
perjuangan bangsa. Dengan adanya pers, masyarakat dapat mengakses
informasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pers
juga berfungsi sebagai alat control dalam membatasi kekuasaan,
memberdayakan yang tertindas dari tindakan anarkis (Suroso,2001 : 176 ).
Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang
pengumpulan

dan

penyebaran

informasi

mempunyai

misi

ikut

mencerdaskan masyarakat. Selama melaksanakan tugasnya, pers terkait
erat dengan tata nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itulah,
pers sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakatnya ( Djuroto,2002:8 ).
Meskipun peranan pers di tengah-tengah masyarakat mempunyai
“otonomi”, bukan berarti ia mempunyai eksistensi yang mandiri.
Intensitas pers di tengah masyarakat diperlukan oleh masyarakat itu
sendiri. Karena kehidupan pers itu ada keterikatan organisatoris dengan
lembaga-lembaga atau anggota masyarakat itu sendiri.
Secara fisik, kehidupan pers di Indonesia sekarang ini memang
menunjukan kemajuan yang luar biasa. Peningkatan jumlah perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

penerbitan pers berkembang pesat, baik perusahaan penerbitan media
cetak maupun media elektronik kini jumlahnya telah mencapai ribuan.
Dalam perkembangan pers mempunyai dua pengertian, yakni pers
dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit.

Pers dalam

pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa
elektronik, radio siaran dan televise. Sedangkan pengertian sempit hanya
terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah dan buletin.
Masing-masing bentuk media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan informasi.

Media massa cetak termasuk didalamnya surat

kabar,majalah dan tabloid sekarang banyak diterbitkan dengan berbagai
macam tema untuk berbagai segmen khalayak ( Effendy,1989 :145 ).
Salah satu bentuk media massa cetak yang saat ini juga mengalami
perkembangan yang sangat cepat adalah surat kabar.

Djafar Assegaff

dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan surat kabar adalah :
“ Surat kabar adalah penerbitan berupa lembaranlembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan, iklan yang
dicetak dan terbit secara tetap dan periodic dan dijual untuk umum
(Assegaff,1991:140).”
Tanpa berita, surat kabar mungkin akan ditinggalkan oleh
masyarakat dan berpaling ke media massa lainnya. Muatan berita di surat
kabar sekitar 60-70 persen (Koesworo, Margontoro, Viko, 1994:72). Surat
kabar cukup mudah didapatkan dan didokumentasikan sebagai referensi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

pencarian informasi, sehingga berita menjadi muatan yang sangat penting
bagi media cetak.
Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain
berasal dari wilayah nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini
disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah
mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri berkeinginan
mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan
informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual. Aktualitas sangat
diutamakan dalam pemberitaan semua surat kabar. Semakin lunturnya
keaktualitasan terutama pada pemberitaan surat kabar, maka masyarakat
akan semakin jenuh, lambat laun publik akan berpindah mengkonsumsi ke
media yang lain, bahkan media dalam bentuk lainnya.
Dalam

keaktualitasan,

media

lebih mengutamakan

pemberitaan yang mengandung polemik atau pro dan kontra.

sebuah
Pada

umumnya pro kontra lebih identik pada suatu pemberitaan yang
menyangkut kepolitikan. Tetapi tidak menutup kemungkinan, suatu hal
pro kontra juga terdapat pada pemberitaan olah raga.

Salah satu

pemberitaan yang diulas di surat kabar jawa pos adalah sebuah polemik di
PSSI. Pemberitaan pada edisi bulan januari 2011 adalah berita mengenai
tidak diperbolehkannya pemain yang berlaga di Liga Primer Indonesia
(LPI) untuk mengikuti TIM Nasional Indonesia. LPI hadir karena rasa
ketidakpuasan terhadap PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dinilai arogan. Contoh pemain yang dilarang adalah Irfan Bachdim. Irfan
Bachdim adalah salah satu bintang muda timnas sepak bola Indonesia.
Irfan terancam

larangan memperkuat timnas berikutnya dikarenakan

masih terikat kontrak dengan Persema Malang, dan Persema adalah salah
satu tim yang telah diblacklist oleh PSSI. Persema diblacklist karenakan
bergabung dengan LPI. LPI adalah suatu organisasi yang dianggap ilegal
oleh PSSI. PSSI menghukum dengan melarang pemain sepak bola yang
berlaga di LPI, untuk turut gabung berlaga memperkuat skuad TIMNAS
Indonesia.

PSSI beralasan bahwa, hanya pemain yang berada dalam

organisasi resmi sepak bola saja yang bisa memperkuat TIMNAS.
Sedangkan PSSI adalah satu-satunya induk organisasi sepak bola
Indonesia yang telah diakui FIFA (induk organisasi olahraga sepak bola se
dunia ). Sedangkan LPI adalah organisasi yang bukan di bawah naungan
PSSI, otomatis FIFA tidak mengesahkan organisasi tersebut. (Jawa Pos, 4
januari, 2011).
Melihat uraian di atas, menarik perhatian peneliti untuk meneliti
“Sikap Kelompok Suporter Sepak Bola di Surabaya Terhadap Larangan
Bermain Timnas Indonesia Oleh PSSI Kepada Pemain Yang Berlaga di
Liga Primer Indonesia Pada Pemberitaan Surat Kabar Jawa Pos”
Sikap yang dimaksud adalah bagaimana respon

beberapa

kelompok suporter sepak bola di Surabaya. Sedangkan alasan peneliti
menggunakan pemberitaan media cetak Jawa Pos,

karena Jawa Pos

merupakan media cetak yang memuat berita ’larangan bermain setiap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pemain yang berlaga di LPI untuk bergabung memperkuat TIMNAS,
ditambah lagi Jawa Pos adalah surat kabar terbesar di Surabaya.
Untuk objek penelitiannya, peneliti memilih kota Surabaya. Karena
Surabaya adalah Ibukota Jawa Timur. Jawa Timur merupakan Barometer
sepak bola di Indonesia. Ditambah lagi, karena Surabaya memiliki suatu
kelompok suporter (pendukung Persebaya Surabaya) dinamakan BONEK
(bondo nekat) dan sekaligus sebagai salah satu responden. Alasan peneliti
memilih BONEK sebagai responden, karena setelah peneliti mengadakan
pra penelitian, BONEK merupakan salah satu komunitas penggemar sepak
bola (pendukung Persebaya Surabaya) yang sangat fanatik di Indonesia
dari beberapa suporter-sopurter fanatik yang lain di Jawa Timur, seperti
Aremania (suporter Arema Indonesia Malang), Ultras Mania ( Seporter
Gresik United), LA Mania ( suporter Persela Lamongan), Delta Mania (
suporter DELTRAS Sidoarjo, serta beberapa suporter lain di Jawa Timur.
Selain BONEK, peneliti juga memilih beberapa komunitas kelompok
suporter sepak bola lainnya, diantaranya INDO BARCA Surabaya
(komunitas fans club FC. Barcelona di Surabaya) dan RED ARMY
(komunitas fans club Manchaster United di Surabaya)

1.2.

Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
sikap kelompok suporter sepak bola di Surabaya terkait pemberitaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

larangan pemain yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) untuk
memperkuat TIM Nasional Indonesia.

1.3.

Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sikap warga Surabaya
khususnya para Komunitas penggemar sepakbola dan mereka yang
pembaca harian umum Jawa Pos tentunya.
a. Sikap kelompok suporter sepak bola yang mendukung terhadap
larangan pemain yang berlaga di LPI untuk memperkuat TIMNAS
pada pemberitaan media cetak.
b. Sikap kelompok suporter sepak bola yang netral, tidak tahu menahu
tentang larangan pemain yang berlaga di LPI untuk memperkuat
TIMNAS pada pemberitaan media cetak.
c. Sikap kelompok suporter sepak bola yang tidak mendukung tentang
larangan pemain yang berlaga di LPI untuk memperkuat TIMNAS
pada pemberitaan media cetak.

1.3.2. Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian sikap Kelompok Suporter
Sepak Bola terhadap larangan pemain yang berlaga di LPI untuk
memperkuat TIMNAS pada pemberiaan media cetak, diharapkan dapat :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.

Secara teoritis
Bagi kepentingan ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
efek apa yang dihasilkan dari kelompok suporter sepak bola Surabaya
pada pemberitaan larangan pemain yang berlaga di LPI untuk memperkuat
TIMNAS, dan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu komunikasi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
masukan atau tambahan referensi penelitian komunikasi selanjutnya.

2.

Secara praktis
Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagian surat kabar
dalam rangka penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan
sikap pembaca terhadap kemajuan Organisasi sepak bola Indonesia dan
mengajak masyarakat untuk menjaga kualitas persepakbolaan Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teor i

2.1.1. Penger tian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi
yang menyenangkan atau normal terhadap suatu objek atau sebuah
kumpulan objek.

Sikap relatif menetap, berbagai study menunjukan

bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami
perubahan. (Rahmat,2001:33)
Dapat dipahami bahwa setiap manusia dilingkupi dengan masalahmasalah yang mengharuskan untuk memiliki sikap.

Sikap dikatakan

sebagai respon yang akan timbul dari reaksi individu. Respon yang terjadi
sangat evaluatif, berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi
kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif dan
negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka tau tidak suka,
yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.
(Rahmat,2001:40)
Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses
belajar. Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak
terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

upaya (pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang. ( Rahmat,2001:42 )
Pada hakekatnya, sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai
efek, dimana efek tersebut ada 3 yaitu :

1.

Efek kognitif
Yaitu sikap yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,
keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang objek
sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang
menekankan pada rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan
evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan baik
atau tidak baik terhadap lingkungannya.

2.

Efek afektif
Sikap emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan
dengan rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang
berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai
yang dimiliki.

3.

Efek konatif
Sikap yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak
terhadap

lingkungan

dengan

ramah,

sopan,

bermusuhan,

menentang, melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya.
( Djalaludin Rahmat,2003 : 119 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.1.2. Masyar akat sebagai khalayak Media Massa
Dinamika masyarakat dalam memperoleh informasi-informasi atau
berita di media

massa jelas menentukan seberapa jauh media massa

tersebut dalam hal ini adalah media massa cetak (surat kabar) itu
mempunyai dampak yang menyentuh di kehidupan masyarakat. Dampak
tersebut meliputi aspek kepribadian khalayak secara emosional, intelektual
maupun sosial, setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak
tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Masyarakat di sini adalah masyarakat yang menjadi pembaca dari
media massa cetak (surat kabar) yang bersangkutan dimana pembaca
tersebut heterogen, anonim, dan banyak sekali jumlahnya, serta berasal
dari semua lapisan sosial dalam sosiologi komunikasi massa. ( Sutaryo,
2005:114 )
Kelompok suporter sepak bola di Surabaya merupakan khalayak
sasaran ( target audience ). Khalayak pembaca sasaran dalam penelitian
ini dilakukan pada responden yang berusia 20 tahun keatas.

Dengan

alasan pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan intelektual
maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan ditunjang
dengan sikap pandangan yang realistis terhadap lingkungan sosialnya
sehingga dapat mengikuti perubahan zaman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.3

Penger tian Berita
Dean M.Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News
Writings, yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott ( News survey
Journalism ), menyatakan bahwa :
” Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu
ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca”

Sedangkan menurut Mitcel V.Charnley, menyebutkan :
” Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat
luas”

Cakupan tersebut dapat dicatat bahwa kata-kata seperti fakta,
akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting,opini dan sejumlah pembaca
merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian
disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta, ide, atau opini aktual yang
menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca,
pendengar, penonton. ( Muda, 2003:22 )
Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsurunsur penting dalam berita antara lain :
1. Faktual
Isi berita harus merupakan sesuatu yang berdasarkan fakta, bukan fakta
yang dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang sebenarnya,
jujur, tanpa prasangka, dan tidak didramatisir.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2. Objektif
Apa yang dilihat dan didengar itulah yang ditulis seorang wartawan
menjadi sebuah tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa
atau pendapat. Suatu berita yang objektif tidak dicampuri dengan sifat
subjektifitas atau opini pribadi dari peliput beritanya.
3. Nilai Berita
Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang
banyak.

Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan

kepentingan umum.

Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu

merupakan kejadian atau peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan
masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan
kepada khalayak seperti kebijakan baru pemerintah, kenaikan harga, dan
sebagainya.
4. Aktual
Jarak antara terjadinya peristiwa ataupun suatu pendapat saat diucapkan
dengan diturunkannya berita itu hendaknya secepatnya, sebab jika
terlewati beberapa hari saja terutama berisi peristiwa, maka nilai
aktualitasnya sudah basi.
5. Menarik
Berita yang disajikan harus berisi peristiwa atau pendapat yang memang
menarik perhatian sebagian besar pembaca. Biasanya cerita yang menarik
adalah tentang sesuatu yang aneh, yang luar biasa, atau tentang sesuatu
yang belum pernah terjadi.

Suatu berita dikatakan menarik apabila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

informasi yang disajikan membangkitkan kekaguman, rasa lucu, atau
humor, dan informatif mengenai pilihan hidup.
Sebuah berita menjadi menarik untuk dibaca, didengar, atau
ditonton. Jika berita tersebut memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara
satu dan yang lainnya.

Nilai berita tersebut sangat tergantung pada

pertimbangan seperti berikut:
a. Timeliness
Timeliness berarti waktu yang tepat, artinya memiliki berita yang akan
disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat
pemirsa atau pembaca.
b. Proximity
Proximity artinya kedekatan.

Kedekatan di sini maknanya sangat

bervariasi yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian, ras,
profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan terkait lainnya.
c. Prominence
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu
terkenal maka akan semakin menjadi bahan yang menarik pula.
d. Consequence
Consequence artinya konsekuensi atau akibat. Pengertiannya yaitu, segala
tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat
berakibat merugikan atau menyenangkan orang banyak merupakan bahan
berita yang menarik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

e. Conflict
Conflict ( konflik ) memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik
adalah bagian dalam kehidupan.

Di sisi lain berita adalah sangat

berhubungan dengan peristiwa kehidupan.
f. Development
Development ( pembangunan ) merupakan materi berita yang cukup
menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan
baik.
g. Disaster and crimes
Disaster ( bencana ) dan crimes ( kriminal ) adalah 2 peristiwa berita yang
pasti akan mendapatkan tempat bagi para pemirsa dan penonton.
h. Weather
Weather ( cuaca ) di Indonesia atau di negara-negara yang berada di
sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu.
i. Sport
Berita olah raga sudah lama daya tariknya
j. Human Interest
Kisah-kisah yang dapat membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih,
dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa dari segi human interest.
( Muda, 2003 : 29-39 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2

Ber ita Pada Har ian Umum J awa Pos Tentang Larangan PSSI Bagi
Pemain Yang Ber laga di LPI Untuk memperkuat Timnas.
Salah

satu

yang

diulas

adalah

berita

mengenai

tidak

diperbolehkannya pemain yang berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI)
oleh PSSI untuk mengikuti Tim Nasional Indonesia. Contohnya Irfan
Bachdim.

Irfan Bachdim adalah salah satu bintang muda timnas sepak

bola Indonesia. Irfan terancam larangan memperkuat timnas berikutnya
dikarenakan masih terikat kontrak dengan Persema Malang.

Persema

adalah sebuah kesebelasan asal Malang dan salah satu tim yang telah
diblacklist oleh PSSI. Persema terblacklist dikarenakan bergabung dengan
LPI, dimana LPI adalah suatu organisasi yang dianggap ilegal oleh PSSI.
PSSI menghukum dengan melarang pemain sepak bola yang berlaga di
LPI, untuk turut gabung berlaga memperkuat skuad TIMNAS Indonesia.
PSSI berkata bahwa, hanya pemain yang berada dalam organisasi resmi
sepak bola saja yang bisa memperkuat TIMNAS. Sedangkan PSSI adalah
satu-satunya induk organisasi sepak bola Indonesia yang telah diakui FIFA
( induk organisasi olahraga sepak bola se dunia ). Sedangkan LPI adalah
organisasi yang bukan naungan PSSI, otomatis FIFA tidak mengesahkan
organisasi tersebut. ( Jawa Pos, 4 januari, 2011).

2.2.1

Sejarah PSSI
Surat kabar dalam memuat dan menampilkan berita-berita selain
berasal dari wilayah nasional juga berasal dari wilayah lokal, hal ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

disebabkan perkembangan media cetak dalam arus informasi kini telah
mengalami kemajuan pesat, karena surat kabar sendiri berkeinginan
mengangkat taraf kehidupan masyarakat dalam menambah wawasan
informasi dalam penyajian bentuk berita yang aktual. PSSI didirikan oleh
seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo, yang lulus di
Jerman dan kembali ke Indonesia pada 1928.

Di Indonesia, beliau bekerja di perusahaan Belanda di Yogyakarta
dan menjadi orang pertama di Indonesia yang bekerja di sebuah
perusahaan. Namun, kemudian beliau mengundurkan diri dari perusahaan
dan menjadi lebih aktif dalam gerakan revolusioner. Sebagai manusia
yang mencintai sepak bola, beliau menyadari bahwa sepak bola dapat
menjadi salah satu senjata untuk mengumpulkan orang-orang Indonesia
dan mengusir penjajah Belanda keluar meninggalkan Indonesia.

Untuk mencapai misi itu, Soeratin banyak mengadakan pertemuan
dengan para pemain sepak bola profesional Indonesia pada waktu itu,
kebanyakan melalui kontak pribadi karena mereka ingin menghindari
tentara Belanda.

Kemudian, pada pertemuan yang digelar di Jakarta

dengan Soeri, Ketua Vetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ), dan para
pemain, mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah organisasi sepak
bola nasional.

Pada tanggal 19 April 1930, hampir semua organisasi nonnasional,

seperti

Voetbalbond

Indonesische

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Jakarta

(Jakarta),

17

Bandoengsche

Indonesische

Voetbal

Bond

(Bandung),

Persatuan

Sepakbola Mataram (Yogyakarta), Madioensche Voetbal Bond (Madiun),
Indonesische

Voetbal

Bond

Magelang

(Magelang),

Soerabajashe

Indonesische Voetbal Bond (Surabaya), dan Vortenlandsche Voetbal Bond
(Solo) yang dikumpulkan pada akhir pertemuan dan memutuskan untuk
mendirikan Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia (Asosiasi Sepak
Bola Indonesia atau PSSI) dengan Soeratin sebagai ketua.

Pada tahun awal terbentuknya PSSI, mereka menggunakan sepak
bola sebagai metode untuk melawan kontrol dari penjajah Belanda dengan
mengumpulkan semua pemain sepak bola yang kebanyakan adalah lakilaki. Nanti, karena PSSI menjadi lebih kuat. Dalam 1936, NIVB berubah
menjadi NIVU (Nederlandsh Indische Voetbal Unie) dan bekerjasama
dengan Belanda.

Pada tahun 1938, dengan nama Hindia Belanda, NIVU mengirim
tim ke Piala Dunia 1938. Namun, sebagian besar pemain berasal dari para
pemain NIVU, bukan PSSI, walaupun terdapat 9 pemain Tionghoa /
Pribumi. Akibatnya, Soeratin menyatakan protes dan ia mau diadakan
pertandingan antara NIVU dan PSSI sebelum piala dunia. Selain itu, ia
juga kecewa karena bendera yang digunakan di piala dunia adalah bendera
dari NIVU (Belanda).

Soeratin kemudian membatalkan kesepakatan

dengan NIVU dan Muhammad Rizki di dalam kongres PSSI 1939 di Solo.
Ketika tentara Jepang datang ke Indonesia, PSSI menjadi non aktif karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

PSSI diklasifikasikan oleh jepang sebagai Tai Iku Kai dari organisasi atau
asosiasi olahraga Jepang.

(http://www.anneahira.com/olahraga/pssi.htm)

2.2.2. Sejarah Liga Primer Indonesia

Wacana Liga Pr imer Indonesia (LPI) yang digagas oleh seorang
pengusaha, Arifin Panigoro dan sejumlah pengusaha lainnya menjadi
tamparan keras bagi pengurus PSSI yang dinilai tidak mampu
menciptakan kompetisi sepak bola yang baik di Indonesia. Wacana dan
rencana LPI ini tidak akan muncul seandainya kompetisi sepak bola di
Indonesia baik itu Indonesia Super Liga (ISL), Divisi Utama dan
kompetisi lainnya yang dikelola PSSI berjalan dengan baik, termasuk
menciptakan kemandirian klub menjadi lebih profesional.

Dalam konsepnya, Liga Pr imer Indonesia (LPI) ingin agar klub
pesertanya nanti mendapatkan keuntungan finasial dari kompetisi yang
diikuti, seperti halnya klub-klub di Eropa yang mendapatkan keuntungan
lebih dari sponsor dsb, hal yang tidak diberikan PSSI selama ini yang
membuat klub masih bergantung pada APBD. Sebagai langkah awal,
seperti yang saya baca, LPI akan memberikan kucuran dana awal untuk
masing-masing klub yang mau bergabung dan berkompetisi di LPI sebesar
Rp. 3 Milyar / klub.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Menanggapi makin panasnya wacana Liga Primer Indonesia (LPI),
pihak PSSI bereaksi keras, bahkan sampai melayangkan ancaman jika ada
klub yang membelot dari PSSI dan bergabung ke LPI maka PSSI akan
memberikan sanksi yakni mengeluarkan klub tersebut dari keanggotaanya
di PSSI. Ancaman yang kemudian ditanggapi oleh pihak LPI dengan
mengatakan, bahwa PSSI tidak bisa asal mengeluarkan tanpa melewati
kongres. Jadi, mereka menekankan bahwa klub yang berkompetisi di LPI
bisa juga sekaligus berkompetisi di Indonesia Super League (ISL), Liga
Utama dan kompetisi PSSI lainnya. Namun dalam kenyataannya PSSI
melarang tim yang tampil di LPI untuk tampil di ISL, bahkan melarang
pemain-pemain yang berlaga di LPI untuk membela TIMNAS Indonesia.
Walaupun begitu magnet LPI masih bisa menarik klub-klub ISL untuk
bergabung dengan LPI, diantaranya Persema Malang, Persibo Bojonegoro,
dan PSM Makasar.

(http://www.anneahira.com/olahraga/pssi.htm)

2.3

Sur at Kabar Sebagai Kontrol Sosial
Menegakkan nilai-nilai demokrasi, memperjuangkan keadilan dan
kebenaran serta hak-hak asasi manusia merupakan contoh idealisme yang
harus senantiasa diperjuangkan oleh pers. Idealisme yang melekat pada
pers harus dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya sebagai media
informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial yang konstuktif dengan
menyalurkan segala aspirasi masyarakat. ( Sumardiria, 2005:46 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Sementara ( Sumandiria, 2005:32-35 ) dalam Jurnalistik
Indonesia menunjukan 5 fungsi pers yaitu :
1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secepatcepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang aktual, akurat,
faktual dan bermanfaat.
2. Fungsi Edukasi, makhsudnya di sini informasi yang disebarluaskan pers
hendaknya dalam kerangka mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus
mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.
3. Fungsi Hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana
hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan
masyarakat.
4. Fungsi Kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai
pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalak
ketika melihat penyimpangan dan ketidakadilan dalam suatu masyarakat
atau negara.
5. Fungsi Mediasi, dengan fungsi mediasi pers mampu menjadi fasilitator
atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain.
Peristiwa yang satu dengan peristiwa lain, atau orang yang satu dengan
yang lain.
Kontrol sosial menurut J.S Roucek dalam pengendalian sosial (
1987 : 2 ), adalah sekelompok proses yang direncanakan atau tidak yang
mana individu diajarkan atau dipaksa untuk menerima cara-cara dan nilai
kehidupan kelompok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Dari definisi ini menonjol sifat kolektif dan usaha kelompok untuk
mempengaruhi individu agar tidak menyimpang dari apa yang oleh
kelompok dinilai sangat baik. Dalam hubungan ini individu bahkan dapat
dipaksa untuk perlu bertindak bertentangan dengan keinginannya untuk
mengikuti nilai-nilai yang benar menurut kepentingan bersama.
Sedangkan pengertian lain dari kontrol sosial ( Susanto, 2000:115 )
adalah tekanan mental setiap individu dalam bersikap dan bertindak sesuai
dengan penilaian kelompok.

Dalam hal ini sebenarnya kontrol sosial

bertujuan :
1. Menyadarkan individu tentang apa yang sedang dilakukannya
2. Mengadakan himbauan kepada individu untuk mengubah sikap diri
3. Perubahan sikap yang kemudian diusahakan untuk menjadi norma baru
( Susanto, 2000:116 )

2.4

Teor i S-O-R
Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi kemudian menjadi
teori komunikasi.

Karena obyek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen
sikap, opini, kognitif, afektif, dan konatif.
Teori

S-O-R

sebagai

singkatan

dari

Stimulus-Organisme-

Response. Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi
yaitu komunikator dan komunikan.

Komunikator memberikan pesan

berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.
Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar,
kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek
sebagai akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan
kognitif, afektif dan konatif pada diri komunikan.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu
teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima
sebagai akibat dari ilmu komunikasi ( McQuail, 1994:234 ). Akibat atau
pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan
tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus
tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Unsur-unsur dalam model ini adalah :
1. Pesan ( stimulus ) merupakan pesan yang disampaikan tersebut dapat
berupa tanda dan lambang.
2. Komunikan ( Organisme ) merupakan keadaan komunikan di saat
menerima pesan.
komunikator

Pesan yang disampaikan kepada komunikan oleh

diterima

sebagai

informasi

dan

komunikan

akan

memperhatikan informasi yang disampaikan oleh komunikator. Perhatian
di sini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang
disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
3. Efek (Response) merupakan dampak dari komunikasi.

Efek dari

komunikasi adalah perubahan sikap yaitu sikap kognitif, afektif dan
konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya
komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan
pengetahuan bagi komunikan.
( Effendi, 2003:255 )
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa
perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan dan unsur respon berupa
efek maka sangat tepat jika peneliti menggunakan teori S-O-R untuk
dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian.

Teori S-O-R dapat

digambarkan sebagai berikut :

Organisme
Stimulu

Response

a. Perhatian

( Perubahan Sikap )

b. Pengertian

a. Positif

c. Penerimaan

b. Netral
c. Negatif

Gambar 1 : Model Teori S-O-R ( Effendy, 2003 : 255 )
Menurut gambar ini model di atas menunjukan bahwa stimulus
atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa
” Berita Tidak Diperbolehkannya Pemain Yang Berlaga di LPI Untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

memperkuat Timnas Pada Media Harian Jawa Pos " Mungkin diterima
atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila
komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan, maka akan
memperhatikan.

Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari

pesan yang yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan
diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan
dalam proses komunikasi. ( Effendy, 2003:256 )

2.5

Ker angka Berpikir
PSSI sebagai lembaga yang bertugas mengurusi sepak bola di
Indonesia baik mulai dari klub-klub yang bermain di liga Indonesia sampai
dengan TIMNAS Indonesia merupakan tanggung jawab PSSI, dengan
banyaknya kota dan kabupaten di Indonesia sehingga banyak pula klub
yang tersebar di seluruh Indonesia membuat tanggung jawab PSSI jadi
lebih besar. Sesuai dengan keputusan pemerintah melalui menteri dalam
negeri bahwa semua klub tidak lagi boleh menggunakan APBD, sebagai
Informasi bahwa semua klub di Indonesia masih menggunakan APBD
sebagai sponsor utama, selain Arema Indonesia, dan Bontang FC (dua
kesebelasan anggota PSSI). Oleh karena itu klub-klub banyak yang belum
siap dan banyak klub yang kesulitan dana.

Keadaan ini berbanding

terbalik dengan LPI, karena semua klub di LPI tidak lagi menggunakan
APBD, maka dari itu klub-klub di ISL ada yang memilih bergabung
dengan LPI, karena konsep di LPI lebih baik dengan tidak lagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

mengandalkan APBD. Namun PSSI menganggap LPI liga yang ilegal,
bahkan PSSI tidak lagi memakai tenaga pemain yang bermain di LPI,
padahal banyak pemain yang selama ini diandalkan di TIMNAS seperti
Irfan Bachdim yang baru saja dinaturalisasi oleh Badan Tim Nasional.
Irfan Bachdim yang terikat kontrak dengan Persema Malang yang
memutuskan untuk ikut bermain di LPI dilarang memperkuat TIMNAS,
walaupun sebenarnya pelatih TIMNAS memasukkan namanya ke dalam
skuad TIMNAS Indonesia. Selain Irfan Bachdim, terdapat juga pemainpemain lain yang memiliki potensi seperti Andik Vermansyah.
Maka dalam hal inilah media massa khusunya media cetak surat
kabar Jawa Pos memberitakan mengenai Larangan pemain yang bermain
di LPI untuk memperkuat TIMNAS.
Stimulus:

Kelompok Suporter Sepak

Berita Tidak

Bola di Surabaya sebagai

Diperbolehkannya

khalayak pembaca

Pemain Yang Berlaga

a. Perhatian

Sikap Kelompok Suporter
Sepak Bola di Surabaya
sebagai khalayak pembaca
“Berita Tidak
Diperbolehkannya

b. Pengertian
Di LPI Untuk memperkuat

c. penerimaan

Pemain Yang Berlaga di
LPI Untuk memperkuat

Timnas Pada Media

Timnas Pada
Harian Jawa Pos.
Gambar 2 :

Media Harian Jawa Pos”.
Bagan kerangka berpikir Sikap Kelompok Suporter
” di Media Cetak

Sepak Bola

di

surabaya

terhadap

Berita
a. EfekTidak
Kognitif

Efek
Afektif
Diperbolehkannya Pemain Yang Berlaga Di b.LPI
Untuk
c. Efek Konatif
memperkuat Timnas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Teori

S-O-R

singkatan

dari

Stimulus-Organisme-Response.

Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu
komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pasan berupa
tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri
komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator.
Setelah komunikan memberikan tanda, lambang maupun gambar,
kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya response diartikan efek
sebaga

Dokumen yang terkait

KONTRUKSI MEDIA TENTANG SUPORTER SEPAK BOLA Sebuah Analisis Framing pada Head Line Surat Kabar Jawa Pos dan Malang Pos Terhadap Kekerasan Suporter Persebaya Surabaya (Bonek)

0 26 2

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos).

0 0 99

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA DI SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PADA HARIAN UMUM JAWA POS.

0 0 99

SIKAP PEMBACA TENTANG PEMBERITAAN CIPTAKAN KAMPUNG AMAN DI HARIAN JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Harian Jawa Pos Tentang Pemberitaan Ciptakan Kampung Aman).

0 1 134

SIKAP PEMBACA TERHADAP PEMBERITAAN TABUNG ELPIJI RAWAN BOCOR PADA HARIAN SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Terhadap Elpiji Rawan Bocor Pada Harian Surat Kabar Jawa Pos Di Surabaya).

0 0 121

kompetisi Sepak bola inggris (2)

0 0 7

PEMBINGKAIAN REAKSI KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA PERSEBAYA (BONEK) DALAM PEMBERITAAN MEDIA CETAK JAWA POS Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 21

SIKAP KELOMPOK SUPORTER SEPAK BOLA DI SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PADA HARIAN UMUM JAWA POS

0 0 17

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SURABAYA CANTIK GREEN AND CLEAN” (Studi Deskriptif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Surabaya Cantik Green And Clean” di Harian Jawa Pos)

0 0 24