ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA “PRIMER KOPERASI AN-NISA „XXXIV” BANGIL

ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA
“PRIMER KOPERASI AN-NISA „XXXIV”
BANGIL
SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh
Adelia Pratiwi
201010160311292

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2014

ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA
PRIMER KOPERASI AN-NISA „XXXIV”
BANGIL

SKRIPSI


UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Adelia Pratiwi
201010160311292

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2014

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan rahmat, hidayah, dan inayah-MU,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Modal Kerja Optimal
Pada Primer Koperasi An-nisa’ XXXIV”.
Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ekonomi setara S1 pada Universitas Muhammadiyah Malang dan juga sebagai bentuk
aplikasi penerapan teori-teori yang didapat selama perkuliahan.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas
segala jasa dan bantuan dari semua pihak yang telah diberikan selama penyelesaian skripsi
ini, kepada yang terhormat:
1.

Drs. Mursidi, M.M, selaku dosen pembimbing pertama yang sabar dan meluangkan
waktu untuk membimbing menyelesaikan penelitian ini.

2.

Drs. Dewi Nurjannah, M.M, selaku dosen pembimbing kedua dan dosen wali yang
telah memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan dalam
penyusunan penelitian ini.

3.

Dr. Nazarudin Malik, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
menimba ilmu disini.

4.

Dra. Aniek Rumijati, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang memberi dorongan dan semangat
untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

5.

Dra. Sri Nastiti A, M.M, selaku Ketua Laboratorium Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan semangat
kepada saya.

6.

Dra. Erna Retna R, M.M, selaku Bendahara Laboratorium Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu memberikan
masukan dan semangatnya untuk segera menyelesaikan penelitian ini.


7.

Bapak Sulton dan Ibu Laily, selaku orangtua penulis yang tiada henti-hentinya
memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta dukungan moril dan materi yang tak
ternilai harganya.

8.

Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan membantu proses
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih
semuanya, salah satunya kepada seluruh teman – teman kuliah saya, dan teman-teman
kos Jl.Terto Utomo no. 6c Landungsari.
Semoga semua amal kebaikan serta bantuan pihak-pihak yang telah tersebut di atas

mendapatakan balasan dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan, dikarenakan
keterbatasan dalam kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman penulis. Peneliti sangat
mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang

membaca.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Malang,

Januari 2014

Adelia Pratiwi

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT.................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .................................................................................

vi

DAFTAR ISI................................................................................................


ix

DAFTAR TABEL........................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ..........................................................

1


B. Perumusan Penelitian .................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................

5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................

7

B. Landasam Teori.........................................................................

7


C. Kerangka Pikir ..........................................................................

16

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................

18

B. Jenis Penelitian...........................................................................

18

C. Definisi Operasional Variabel....................................................

18

D. Jenis Data dan Sumber Data ......................................................


21

E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

21

F. Teknik Analisis Data..................................................................

21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .........................................................................

23

B. Analisis Data .............................................................................

25

C. Pembahasan ...............................................................................


36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................

37

B. Saran..........................................................................................

37

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Modal Kerja Primer Koperasi An-nisa’ ...........…………….. 3
Tabel 4.1 Data Karyawan Primer Koperasi An-nisa’ ........................………. 24
Tabel 4.2 Jumlah Pendapatan Primer Koperasi An-nisa’ ...........…………… 25

Tabel 4.3 Data tingkat perputaran kas (dalam kali) tahun 2010-2012………. 26
Tabel 4.4 Data tingkat perputaran kas (dalam hari) tahun 2010-2012 ............. 27
Tabel 4.5 Tingkat Perputaran Piutang (dalam kali) tahun 2010-2012 ............. 28
Tabel 4.6 Tingkat Perputaran Piutang (dalam hari) tahun 2010-2012 ............. 28
Tabel 4.7 Tingkat Perputaran Persediaan (dalam kali) tahun 2010-2012 ........ 29
Tabel 4.8 Tingkat Perputaran Persediaan (dalam hari) tahun 2010-2012 ........ 30
Tabel 4.9 Total keterikatan modal kerja (dalam hari) tahun 2010-2012.......... 30
Tabel 4.10 Tingkat Perputaran Modal Kerja tahun 2010-2012 ......................... 31
Tabel 4.11 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan dan Penjualan tahun 2010-2012 33
Tabel 4.12 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan dan Penjualan rata-rata tahun
2010-2012 ........................................................................................ 33
Tabel 4.13 Modal Kerja Optimal Tahun 2012 ................................................... 35
Tabel 4.14 perbandingan modal kerja rill dengan modal kerja optimal tahun
2010-2012 ........................................................................................ 35

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 16
Gambar 4.1 struktur organisasi Primer Koperasi An-nisa’ ............................... 24

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perputaran Elemen Modal Kerja dalam Kali
Lampiran 2 Periode Elemen Modal Kerja dalam Hari
Lampiran 3 Perputaran Modal Kerja (Keseluruhan)
Lampiran 4 Penjualan yang Akan Datang
Lampiran 5 Modal Kerja Optimal
Lampiran 6 Data Laporan Keuangan Koperasi

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penulisan, Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
Keenam. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Ambarwati, 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Houston, Brigham. 2011. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Sebelas. Jakarta:
Salemba Empat.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan.. Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Ridwan. 2013. Analisis Modal Kerja, Artikel dipublikasikan Jurusan Manajemen. Malang:
Fakultas Ekonomi Universitas, Muhammadiyah Malang
Syamsudin, Lukman.2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Perencanaan,
Pengawasan dan Pengambil Keputusan, Edisi Baru. Jakarta: PT Raja Grafinda
Persada.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan. Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Elanesia
VII.
Sutrisno, MM. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Elanisia.
Sarwoko, halim abdul. 2010. Manajemen Keuangan (dasar-dasar pembelanjaan perusahaan)
edisi kedua. Yogyakarta: BFE.
Sartono, Agus.2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE.
Zuhriah, Nurul. 2007. Metode Penulisan Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Keseimbangan antara kas dan kewajiban sangat diperlukan
koperasi untuk menjamin modal kerja, sehingga resiko yang dihadapi lebih
rendah. Salah satu tujuan koperasi yaitu untuk mendapatkan laba yang
optimal dan menjaga kelangsungan hidup untuk mencapai tujuan tersebut
tentunya koperasi perlu menentukan keputusan investsi, keputusan
manajemen aktiva dan keputusan sumber pembelanjaan. Keputusan
investasi dalam perusahaan meliputi investasi jangka panjang dan jangka
pendek, investasi jangka panjang meliputi obligasi sedangkan investasi
jangka pendek meliputi manajemen modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat
penting dalam koperasi. Karena tanpa modal kerja koperasi tidak dapat
memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Adanya
modal kerja sangat penting bagi suatu koperasi karena memungkinkan
bagi koperasi agar tidak mengalami kesulitan untuk menghadapi bahayabahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan
keuangan. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan koperasi,
karena kelebihan atau kekurangan modal kerja dapat memberikan dampak
negatif bagi koperasi.

1

2

Perhitungan modal kerja optimal akan menghasilkan besar
kecilnya kebutuhan modal kerja koperasi. Koperasi yang kekurangan
modal kerja, mengakibatkan koperasi akan sulit mengembangkan
usahanya. Koperasi yang kelebihan modal kerja, mengakibatkan
banyaknya dana menganggur seharusnya dapat dimanfaatkan secara
optimal dengan menginvestasikan dana tersebut. Situasi yang seperti ini
seharusnya diatasi, karena jika terjadi terus menerus dapat menghambat
aktivitas koperasi. Modal kerja optimal yang dihasilkan koperasi sangat
membantu dalam keberlangsungan hidup koperasi.
Penentuan modal kerja yang optimal pada suatu koperasi sangat
lah penting, karena dengan mengetahui modal kerja yang optimal pada
suatu koperasi diharapkan dapat membantu manajer dalam menentukan
sumber pembelanjaan serta pengelolaan dana yang tertanam dalam setiap
aktivitas koperasi agar di gunakan seefisien mungkin sebagai kebijakan
masa depan, karena itu suatu koperasi harus mengelolah modal kerja
secara efisien dan efektif. Dalam menentukan Kebutuhan Modal Kerja
terdapat beberapa metode; metode keterkaitan dana, metode perputaran
modal kerja, dengan menghitung elemen-elemen modal kerja yaitu: kas
piutang dan persediaan, kemudian menentukan modal kerja optimal. Agus
Sartono(2010;390).
Upaya untuk menganalisis kebutuhan modal kerja yang optimal
dapat digunakan untuk mengetahui berapa kebutuhan modal kerja optimal
secara perhitungan. Apa bila dalam perhitungan modal kerja optimal

3

hasilnya sama dengnan modal kerja yang dimiliki koperasi, maka
kebutuhan modal kerjanya dapat dikatakan

suda optimal dan apabila

perhitungan modal kerja optimal hasilnya tidak sama dengan modal kerja
yang dimiliki koperasi, maka modal kerja koperasi yang bersangkutan
tidak optimal, sehingga koperasi perlu untuk mengurangi atau menambah
kebutuhan modal kerjanya sesuai dengan hasil perhitungan nantinya.
Analisis optimalisasi modal kerja ini sangat penting untuk
dilakukan pihak koperasi agar mengetahui pengelolaan modal kerja yang
optimal pada koperasi, sehingga dapat diketahui perkembangan dan
pertumbuhan koperasi untuk mencapai tingkat koefisien. Informasi inilah
yang dapat menentukan kebutuhan modal kerja optimal secara perhitungan
dan kebutuhan modal kerja koperasi. Modal kerja yang optimal dapat
menghindarkan perusahaan dari hambatan-hambatan dalam aktivitas
koperasi.
Data modal kerja dan penjualan Primer Koperasi An-nisa XXXIV
Bangil dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1 Data Modal Kerja Primer Koperasi An-nisa „XXXIV BangiL
Tahun

Penjualan
(Rp)

Prosentase

Modal Kerja

Prosentase

(%)

(Rp)

(%)

2010

426.917.515

812.939.930

2011

396.772.543

-7,06

842.395.142

3,62

2012

453.114.916

14,20

762.730.698

-9,45

Sumber: Primer Koperasi An-nisa XXXIV Bangil tahun 2010-2012

4

Tabel 1 menggambarkan modal kerja yang terdiri dari total aktiva
lancar serta penjualan pada Primer Koperasi periode 2010 – 2012, Jika
dilihat dari keseluruhan modal kerja dan total penjulan pada Primer
Koperasi mengalami mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 ke tahun 2011
penjualan pada koperasi ini engalami penurunan sebesar 7,06%, akan
tetapi modal kerja yang dimiliki koperasi ini mengalami peningkatan
sebesar 3,62%, sedangkan pada tahun 2011 ke tahun2012 penjualan pada
koperasi ini mengalami kenaikan yang sangat drastis sebesar sebesar
14,20% kan tetapi modal kerja yang dimiliki koperasi ini mengalami
penurunan sebesar 9,45%. Hal ini menjadikan perlunya dilakukannya
penelitian tentang modal kerja yang optimal pada Koperasi tersebut,
dengan menggunakan konsep modal kerja kuantitatif yaitu modal kerja
yang bersumber pada seluruh aktiva lancar.
Dalam proses perhitungan modal kerja itu sendiri menggunakan
metode perputaran modal kerja karena bertujuan untuk mengetahui
perputaran modal kerja dimulai sejak kas diinvestasikan sampai dengan
kembali menjadi kas dengan metode perputaran modal kerja yang
didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang
diasumsikan mirip dengan tahun sebelumnya. Dasar utama untuk
menentukan besarnya estimasi modal kerja tahun mendatang adalah hasil
estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini didesain dengan
menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas,
piutang, dan persediaan.

5

Salah satu koperasi yang aktif dalam menjalankan kegiatan
usahanya adalah Primer Koperasi An-nisa XXXIV Bangil. Koperasi
tersebut saat ini masih berkembang. Pendirian Koperasi Primer ini
mempunyai tujuan utama yaitu mempertahankan tingkat daya hidup
anggotanya, sebagai pangkal tolak untuk meningkatkan tingkat hidupnya.
Sasaran pembentukan Koperasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
anggota berupa barang dan jasa dengan harga dan pelayanan yang
bersaing. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul sebagai berikut : “Analisis Penentuan Modal Kerja
Optimal pada Primer Koperasi AN-NISA „XXXIV Bangil”.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat
merumuskan permasalahan yaitu, Bagaimana menentukan modal kerja
optimal tahun 2012 pada Primer Koperasi AN-NISA „XXXIV Bangil ?
C. Batasan Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, agar pokok permasalahan yang diteliti
tidak terlalu melebar dan penelitian terfokus pada tujuan yang diteliti,
maka peneliti

membatasi penelitian dengan menggunakan data yang

berupa laporan keuangan tahunan pada koperasi dan metode analisis yang
digunakan adalah metode perputaran modal kerja.

6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui modal kerja optimal
pada koperasi pada tahun 2012.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajemen Koperasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen
dalam pengambilan keputusan dan penentuan modal kerja yang
optimal

didalam

koperasi

yang

dapat

digunakan

untuk

keberlangsungan koperasi.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan menjadi referensi serta informasi yang bermanfaat
terutama yang berhubungan dengan modal kerja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu
studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang.
Adapun

hasil

penelitian

yang diperoleh

menunjukan

bahwa

pengelolaan modal kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur
Ngantang pada laporan keuangan tahun 2009-2011 secara umum dari
hasil analisis data dapat disimpulkan hasil perhitungan optimalisasi
modal kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang belum
optimal.
B. Landasan Teori
1. Keputusan Investasi pada Modal Kerja
Keputusan

investasi

pada

modal

kerja

yaitu

berupa

pembelanjaan jangka pendek. Pembelanjaan jangka pendek digunakan
untuk membiayai aktivitas perusahaan, terutama yang berkaitan
dengan modal kerja. Pembelanjaan jangka pendek juga digunakan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, membiayai perkembangan
operasi perusahaan, membayar kewajiban dan mendanai sebagian
aktiva perusahaan.
Perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan
dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai

7

8

kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional
sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian
bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan
pembayaran lainya disebut modal kerja menurut Sutrisno (2008:39).
2. Modal Kerja
Kasmir (2010:210) modal kerja adalah modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh
aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar
dikurangi dengan utang lancar. Atau kata lain modal kerja merupakan
investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan
aktiva lancar lainnya.
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat
penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak
dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.
Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada
elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang
dari satu tahun atau jangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut.
Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisiensi modal
kerja. Disamping tingkat efisiensi, manajemen keuangan dituntut

9

untuk memperhatikan sumber dana untuk memenuhi modal kerja
tersebut.
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam
operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki
seperti kas, efek, piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus
cukup besar dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau
operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang
cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan
bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Modal kerja digunakan sebagai upaya pembiayaan suatu
kegiatan operasional perusahaan dan pada akhirnya dapat diketahui
tingkat efisiensi atas aktivitas yang dilakukan menurut Munawir
(2004:45), fungsi dan peranan modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan

untuk

dapat

membayar

semua

kewajiban-

kewajiban tepat pada waktunya
c. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani konsumennya.
d. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para pelanggannya.

10

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang
atau jasa yang dibutuhkan.
Modal kerja yang cukup dapat menjaga agar pihak manajemen
tidak mempergunakannya sampai kelebihan atau kekurangan modal
kerja. Dua kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi perusahaan.
Kelebihan modal kerja akan menunjukkan adanya modal kerja yang
tidak produktif, karena perusahaan telah melepaskan sebagian
keuntungan yag seharusnya mereka peroleh dari modal kerja yang
menganggur. Adapun sebab-sebab timbulnya kelebihan modal kerja
adalah sebagai berikut:
a. Pejualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.
b. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang
diperlukan.
c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk
membayar, membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lain.
d. Konversi asset operasi menjadi modal kerja melalui proses
penyusutan yang tidak diikuti penempatan kembali.
e. Akumulasi sementara menunggu investasi.
3. Konsep-konsep Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets). Artinya bagaimana

11

mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Ambarwati
(2010;114) secara umum konsep modal kerja dibagi tiga yaitu:
a.

Modal kerja menurut konsep kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan pada segi kuantitas dari dana yang
tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun.
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva
lancar. Oleh karena semua elemen aktiva lancar diperhitungkan
sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja
bruto (gross working capital).
Kelemahan konsep ini menurut Kasmir (2008:250) adalah
pertama, tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan, dan
kedua, konsep ini tidak mementingkan kualitas apakah modal kerja
dibiayai oleh utang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik
modal. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin margin of
safety bagi perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan
belum terjamin.

b. Modal kerja menurut konsep kualitatif
Konsep ini pengertian modal kerja bukan semua aktiva lancar
tetapi telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera
harus dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar
khusus untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa
khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang

12

segera jatuh tempo. Karena menurut konsep ini hutang lancar telah
dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan
selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancarnya. Modal kerja
dalam pengertian ini sering disebut Modal Kerja Netto (Net Working
Capital).
Keuntungan konsep ini menurut Kasmir (2008:251) adalah
tingkat likuiditas perusahaan terlihat. Aktiva lancar yang lebih besar
dari kewajiban lancar menunjukkan kepercayaan para kreditor
kepada pihak perusahaan sehingga kelangsungan operasi perusahaan
akan lebih terjamin dengan dana pinjaman kreditor.
c.

Modal kerja menurut konsep fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan penghasilan langsung pendapatan (Current Income).
Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income
sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode
tertentu.
Tiga syarat untuk menjadikan modal kerja yakni (1) current
income, (2) sesuai tujuan perusahaan dan (3) satu periode akuntansi.
Modal kerja adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya,
persediaan, dan aktiva tetap sebagai penyusutan periode tersebut.
Sedangkan efek atau surat berharga dan margin laba dari piutang

13

merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila
piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya modal
kerja yang dibutuhkan, Munawir (2007:117), Modal kerja memang
sangat penting bagi perusahaan,oleh karena itu dalam menentukan
besarnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut a) Sifat atau tipe perusahaan, b) Waktu produksi
barang, c) Syarat pembelian bahan baku, d) Syarat penjualan, e)
Tingkat Perputaran Persediaan.
4. Elemen Modal Kerja
Elemen dari modal kerja semuanya bersifat lancar dan elemen
dari modal kerja adalah sebagai berikut (Syamsuddin, 2007:333):
a. Kas
Dalam

perjalanan

usahanya

setiap

perusahaan

membutuhkan kas. Kas yang diperlukan baik untuk membiayai
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru
dalam aktiva tetap. Kas dan surat berharga merupakan jenis aktiva
yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh
uang tunai yang ada ditangan dan yang disimpan di bank dalam
berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran.
Makin tinggi perusahaan menahan kas bersrti semakin
tinggi tingkat likuiditasnya, yang berarti pula semakin siap
perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Namun

14

demikian ini bukan berarti perusahaan harus menahan kas dalam
jumlah yang berlebihan, karena akan membiarkan sejumlah kas
menganggur (tidak produktif) akibatnya akan menekan produksi/
penjualan dan pencapaian profit.
b. Piutang
Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai
perusahaan untuk menyeleksi para pelanggan yang akan diberikan
kredit berapa jumlah yang harus diberikan. Hal ini menyangkut
kebiasaan langganan dalam membayar kembali, kemungkinan
langganan tidak membayar kredit yang diberikan dan rata-rata
jangka waktu pembiayaan para langganan. Jangka waktu
pengumpulan piutang adalah jangka waktu dari saat terjadinya
piutang tersebut. Semakin lama jangka waktu pengumpulan piutang
semakin besar investasi pada piutang dan biaya yang timbul juga
semakin besar.
Piutang adalah suatu perkiraan aktiva yang menunjukkan
jumlah yang terutang pada perusahaan sebagai akibat penjualan
barang dan jasa” hal ini muncul karena adanya penjualan kredit. “
Piutang timbul karena karena adanya transaksi penjualan secara
kredit oleh perusahaan kepada langganannya (Syamsuddin,
2007:255).

15

c.

Persediaan
Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis
aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu
perusahaan. Hal ini dipahami karena persedian merupakan faktor
yang sangat penting dalam menentukan kelancaran operasi
perusahaan. Pengertian persediaan mencakup pengertian yang
sangat

luas,

mencakup

persediaan

yang

terdapat

dalam

perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Sifat dan wujud
persediaan sangat bervariasi tergantung sifat, jenis, dan bidang
usaha perusahaan. Persediaan bagi perusahaan yang satu mungkin
bukan merupakan persediaan bagi perusahaan yang lain. Misalnya
mobil, bagi perusahaan dagang kendaraan bermotor merupakan
persediaan tetapi bagi perusahaan lain mobil itu merupakan aktiva
tetap.
5. Jenis-jenis Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja perusahaan dikelompokkan ke dalam
dua jenis menurut Riyanto, ( 2007:61) yaitu:
a.

Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus
ada dalam perusahaan agar perusahaan perusahaan menjalankan
kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen dibagi menjadi 2 macam yakni:

16

1) Modal kerja primer (Primary Working Capital) adalah modal
kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk
menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
2) Modal kerja normal (Normal Working Capital) merupakan
modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi
dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar
kapasitas normal perusahaan.
b.

Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan
lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri
dari:
1) Modal kerja musiman merupakan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi
kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan.
2) Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlah
kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
3) Modal kerja darurat

adalah modal kerja

ini

jumlah

kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi
di luar kemampuan perusahaan.

17

6. Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan Modal Kerja, Sutrsino (2003:46), kebijakan modal
kerja merupakan strategi yang diterapkan perusahaan dalam rangka
memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber
dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana untuk memenuhi modal
kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau sumber
dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif mempunyai
konsekuensi dan keuntungan. Menurut Brigham

& Houston

(2011:266), Terdapat tiga kebijakan investasi aktiva lancar yang
dimilikinya. Ketiga metode ini berbeda dalam jumlah aktiva lancar
yang dimiliki untuk mendukung suatu tingkat penjualan tertentu, yang
berarti perputaran dari aktiva tersebut. Adapun kebijakan modal kerja
yang bias diambil perusahaan adalah:
a. Kebijaksanaan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan
rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen
dan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber
dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut konservatif (hatihati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo
yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam

18

perluasan

kembali

artinya

perusahaan

mempunyai

tingkat

keamanan atau margin of safety yang besar.
b.

Kebijaksanaan Moderat atau hedging
Kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai
setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva
yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan

modal kerja

permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan
aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas
prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu
sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut
diperlukan.
Dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka
sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek,demikian
pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka
sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang. Risiko
yang dihadapi hanya berupa terjadinya penyimpangan aliran kas
yang dihadapkan. Kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan
jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang, yang
selalu terdapat unsur ketidakpastian. Kebijakan ini muncul tradeoff antara profitabilitas risiko. Semakin besar margin of safety yang
ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin

19

aman bagi perusahaan tetapi harus menyediakan dana yang jangka
waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan,
akibatnya akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan
menurunkan profitabilitas.
c.

Kebijaksanaan Agresif
Bila

pada

kebijakan

konservatif

perusahaan

lebih

mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safety sangat
besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas
menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, maka
sebagai kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan
sumber dana jangka pendek.
7. Penentuan Modal Kerja Optimal
Model Penentu Modal Kerja Optimal, Masalah yang cukup
penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa
besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena
bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana
yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas
perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan ada
risiko proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu.
Besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan perlu ditentukan.
Untuk menentukan besarnya modal kerja optimal, bisa
digunakan beberapa model penentuan besarnya modal kerja menurut
Sutrisno (2012:45), yaitu :

20

a. Metode Keterikatan Dana
Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode
ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yaitu :
1. Periode terikatnya modal kerja
Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan kedalam elemenelemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama
metode keterikatanya modal kerja akan semakin memperbesar
jumlah kebutuhan modal kerja.
2. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata perhari
Pengeluaran kas perhari merupakan pengeluaran rata-rata setiap
harinya untuk keperluan bahan baku, bahan penolong,
pembayaran biaya pemasaran dan pembayaran tunai lainya.
b. Metode Perputaran Modal Kerja
Metode ini besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan
dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentukan
modal kerja seperti: perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan. Metode ini mempunyai maksud bahwa
semakin lama tingkat perputaran modal kerja, maka semakin
besar jumalh modal kerja yang dibutuhkan, demikian pula
sebaliknya, semakin cepat tingakt perputaran modal kerja maka
akan semakin sedikit jumlah kebutuhan modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan.

21

Adapun rumus-rumusnya adalah sebagai berikut (Sutrisno,
2008:84 ):

Periode terikatnya:

22

c. Metode aliran kas
Proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus
menerus sepanjang yang bersangkutan terdiri dari aliran kas
masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Aliran
kas masuk meliputi : hasil penjualan produk atau jasa perusahaan
secara tunai, penagihan pituang dan penjualan secara kredit,
penjualan aktiva tetap yang ada, penanaman investasi, pinjaman
utang dan pihak lain, penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain
Aliran kas keluar meliputi : pengeluaran biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead),
pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran kembali hutang
perusahaan,

pembayaran

kembali

investasi

perusahaan,

pembayaran sewa, pajak, bunga, dan pengeluaran lainya.
Analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan
besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja
yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun
mendatang diasumsikan mirip dengan tahun sebelumnya. Dasar
utama untuk menentukan besarnya estimasi modal kerja tahun
mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang.
Metode ini didesain dengan menggunakan perputaran seluruh
elemen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan.

23

Berdasarkan hasil perhitungan elemen aktiva lancar dapat
diketahui besarnya modal kerja. Setelah estimasi nilai penjualan
tahun mendatang dengan pertukaran modal kerja dapat dihitung
nilai modal kerja optimal tahun mendatang.(Agus Sartono,
2008:395)

Kebijakan dalam menentukan modal kerja yang optimal
dangat

berpengaruh

kelangsungan

hidup

terhadap
perusahaan,

kontinuitas
sebab

usaha

serta

perusahaan

dapat

mengalami kesulitan yang parah serta menderita kerugian karena
adanya modal kerja yang kurang tepat. Modal kerja yang
berlebihan menunjukan adanya dana menganggur dan tidak
digunakan, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Sedangkan
modal kerja yang terlalau kecil akan menghambat atau
mengganggu kelancaran proses produksi karena kurangnya dana.
Modal kerja sangat diperlukan dalam perusahaan. Modal
kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam
jangka pendek. Kebijakan dalam menentukan modal kerja yang
optimal akan sangat berpengaruh terhadap kontinuitas usaha serta
kelangsungan

hidup

perusahaan,

sebab

perusahaan

dapat

mengalami kesulitan yang parah serta menderita kerugian karena

24

adanya kebutuhan modal kerja yang kurang tepat. Modal kerja
yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang menganggur dan
tidak digunakan, sedangkan modal kerja yang terlalu kecil akan
menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena
kurangnya dana untuk produksi sehari-hari.
Penambahan dan pengurangan modal kerja didapat dengan
menjumlah perputaran modal kerja secara keseluruhan dan
memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu
sendiri seperti kas, piutang dan persediaan, sehingga dapat
mengetahui berapa kebutuhan modal kerja optimal secara
perhitungan dan dibandingakan dengan modal kerja perusahaan.
Apabila modal kerja lebih kecil daripada modal kerja perusahaan
maka perusahaan perlu mengurangi modal kerja.

C. Kerangka Pikir
Gambar 1 menjelaskan alur berfikir pada penelitian ini dalam
menganalisis modal kerja perusahaan yaitu laporan keuangan
perusahaan pada Primer Koperasi An-nisa XXXIV Bangil berupa
neraca dan laporan laba rugi. Analisis modal kerja yang digunakan
adalah perputaran modal kerja. Bertujuan untuk mengetahui
perputaran modal kerja dimulai sejak kas diinvestasikan sampai
dengan kembali menjadi kas.

25

Semakin pendek periode perubahannya berarti makin cepat
perputarannya

begitu

juga

sebaliknya.

Setelah

menganalisis

perputaran modal kerja akan mengetahui besar kecilnya kebutuhan
dana bagi perusahaan, sehingga mendapatkan modal yang optimal
atau tidak optimal pada perusahaan tersebut. Ukuran optimal apabila
modal kerja riil sama dengan modal kerja perhitungan, sedangkan
modal kerja riil tidak sama dengan modal kerja perhitungan maka
dikatakan tidak optimal.
Kerangka pikir dalam penelitian dapat dilihat digambarkan
sebagai berikut pada gambar 1:

Laporan keuangan Koperasi

Metode Perputaran Modal Kerja

Menghitung perputaran MK
1. Perputaran Kas
2. Perputaran Piutang
3. Perputaran Persediaan
Estimasi Penjualan

Modal Kerja Optimal

Gambar 1. Kerangka Pikir Penentuan Modal Kerja Optimal