ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA KOPERASI UNIT DESA SUMBER MAKMUR NGANTANG

ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA KOPERASI UNIT DESA
SUMBER MAKMUR NGANTANG

SKRIPSI

Oleh
Ridwan Wicaksono S.W
08610231

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA KOPERASI UNIT DESA
SUMBER MAKMUR NGANTANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi


Oleh
Ridwan Wicaksono S.W
08610231

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda Tangan di Bawah ini:
Nama

: Ridwan Wicaksono Setyo Wibowo

NIM

: 08610231

Jurusan


: Manajemen

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas Akhir Dengan Judul:
ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA KOPERASI UNIT
DESA SUMBER MAKMUR NGANTANG adalah hasil karya saya
dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun
kesekuruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
disebutkan dalam kutipan bab daftar pustaka.
2. Apabila ternyata didalam tugas akhir dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN
DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH

DIBATALKAN. Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK
BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya

Malang, 7 Februari 2013
Yang menyatakan,

(Ridwan Wicaksono SW)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya saya panjatkan rasa puji syukur
atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Modal Kerja Optimal pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang” dapat
terselesaikan. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata I Ekonomi pada Universitas

Muhammadiyah Malang.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan, bantuan,
saran dan do’a serta dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan
hati, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Muhammadiyah Malang yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas segala
bantuan, dorongan dan semangat untuk para mahasiswa.

3. Dra. Erna Retno R, M.M, AFP selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan
perbaikan demi selesainya skripsi ini dengan baik.
4. Drs. Mursidi, M.M., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan
demi selesainya skripsi ini dengan baik.
5. Dra. Sandra Irawati, M.M., selaku dosen wali yang selama ini telah
memberikan nasehat dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah

memberikan bekal kepada penulis selama mengikuti perkuliahan beserta
seluruh karyawan yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
7. Keluarga penulis, khususnya orang tua yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, semangat baik moril maupun materiil serta do’a yang tiada
henti-hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman satu angkatan Manajemen 2008, khususnya para sahabat
Wahyu Sutrisno yang selalu memberikan arahan, masukan dan semangat,
Siti Syafrilia, Luthfi Purnanta A, Dila Daulati, Anika Putri H (ranty),
Zulfia Rahmawati, Rico Ade M, semua teman-teman kontrakan tata surya,
dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas bantuan kalian selama ini, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.

9. Teman dan dosen dari Laboratorium Manajemen UMM, yang telah
memberikan pengarahan, sehingga mempermudah proses pengerjaan
skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.


Semoga amal kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara semua dibalas oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi lebih sempurnanya penulisan di masa
yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 5 february 2013
Penulis

Ridwan Wicaksono SW

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
ABSTRAKSI ....................................................................................................... xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………

1

B. Rumusan Masalah………………………………………….

6


C. Batasan Masalah……………………………………………

6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………….

7

TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………… 8
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu…………………………………. 8
B. Tinjauan Teori……………………………………………….. 9
C. Kerangka Pikir Penelitian……………………………………28

Halaman

BAB III

METODE PENELITIAN……………………………………….....30
A. Lokasi Penelitian…………………………………………….30
B. Jenis dan sifat penelitian…………………………………..30

C. Jenis dan Sumber Data………………………………………30
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..31
E. Definisi Operasional Variabel……………………………….31
F. Teknik Analisis Data………………………………………...32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………... 35
A. Gambaran Umum Perusahaan…………………………….. 35
B. Data Keuangan Yang Terkait……………………………… 38
C. Analisis dan Intepretasi Hasil Analisis……………………. 39
D. Pembahasan………………………………………………… 49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….52
A. Kesimpulan…………………………………………………..52
B. Saran…………………………………………………………52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Modal Kerja KUD Sumber Makmur Ngantang…………….. 4
Tabel 4.1 Data Jumlah Karyawan KUD Sumber Makmur Ngantang………. 34
Tabel 4.2 Jumlah Pendapatan KUD Sumber Makmur Ngantang…………… 35
Tabel 4.3 Data tingkat perputaran kas (dalam kali) tahun 2009-2011………. 38
Tabel 4.4 Data tingkat perputaran kas (dalam hari) tahun 2009-2011 ............. 38
Tabel 4.5 Tingkat Perputaran Piutang (dalam kali) tahun 2009-2011 ............. 39
Tabel 4.6 Tingkat Perputaran Piutang (dalam hari) tahun 2009-2011 ............. 40
Tabel 4.7 Tingkat Perputaran Persediaan (dalam kali) tahun 2009-2011 ........ 41
Tabel 4.8 Tingkat Perputaran Persediaan (dalam hari) tahun 2009-2011 ........ 41
Tabel 4.9 Total keterikatan modal kerja (dalam hari) tahun 2009-2011 .......... 42
Tabel 4.10 Tingkat Perputaran Modal Kerja Keseluruhan tahun 2009-2011 ... 43
Tabel 4.11 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan dan Penjualan tahun 2009-2011 44
Tabel 4.12 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan dan Penjualan rata-rata tahun 20092011 .................................................................................................. 45
Tabel 4.13 perbandingan modal kerja rill dengan modal kerja optimal tahun
2009-2011......................................................................................... 46


DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 25
Gambar 4.1 struktur organisasi KUD Sumber Makmur .................................... 33

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Data Keuangan KUD Sumber Makmur Ngantang

Lampiran 2

: Perhitungan estimasi Penjualan

Lampiran 3

: Perhitungan Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran
Persediaan (dalam kali)

Lampiran 4

: Perhitungan Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan
Perputaran Persediaan (dalam hari)

Lampiran 5

: Perhitungan Perputaran Modal Kerja (dalam kali)

Lampiran 6

: Perhitungan Modal Kerja Optimal

Lampiran 7

: Perhitungan Selisih Modal Kerja Riil dengan Modal Kerja
Optimal

DAFTAR PUSTAKA
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia.2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19.
Salemba Empat. Jakarta
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan. Teori, Konsep dan Aplikasi. Elanesia VII.
Yogyakarta.
Skousen, Stice. 2004. Akuntansi Intermediate. Edisi Kelimabelas. Salemba
Empat. Jakarta.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group.
Edisi pertama. Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2003. Intermediate Accounting. Edisi Kelima. BPFE.
Yogyakarta.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
BPFE. Yogyakarta.
Zuhriah, Nurul. 2007. Metode Penulisan Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi.
PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penulisan, Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi Keenam. Cetakan Ketigabelas. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutrisno, MM. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Elanisia.
Yogyakarta.
Syahyunan. 2003. Analisis Modal Kerja, Artikel dipublikasikan Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
www.google.com/artikel/analisismodalkerja.pdf. Diakses 25 April 2011.
Sarwoko, halim abdul. 2010. Manajemen Keuangan (dasar-dasar pembelanjaan
perusahaan) edisi kedua.BFE, Yogyakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia memiliki tiga sektor ekonomi untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah
sektor Negara, sektor swasta dan sektor koperasi. Salah satu sektor yang
digalakkan oleh pemerintah dalam membentuk perekonomian masyarakat adalah
sektor koperasi. Perekonomian Indonesia disusun sebagai suatu usaha bersama
berdasarkan asas-asas kekeluargaan, dan koperasi adalah suatu bangunan usaha
sesuai dengan susunan perekonomian yang berdasarkan asas-asas kekelurgaan.
Perekonomian Indonesia yang berdasarkan atas azas demokrasi ekonomi
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Bentuk yang
sesuai dengan perekonomian Indonesia adalah koperasi sebagai lembaga
kerakyatan yang bersifat sosial.
Koperasi dibentuk untuk memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan langkah-langkah manajemen yang tepat
dalam pengambilan keputusan. Salah satu keputusan yang penting diperhatikan
oleh manajemen adalah berkaitan dengan modal kerja.

1

2

Dalam kondisi persaingan tersebut, modal mempunyai arti yang sangat
penting, untuk menunjang kegiatan koperasi dalam menyediakan sumber dana
koperasi. Tanpa adanya modal, kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi akan
terhenti, dan koperasi akan berakhir. Salah satu jenis modal yang sangat penting
dalam kegiatan usaha suatu koperasi adalah modal kerja.
Modal kerja sangat berpengaruh pada kelangsungan usaha, dengan
demikian maka modal kerja harus dikelola dengan baik, agar dapat
mempertahankan usahanya dengan lancar. Modal kerja berhubungan penting
dengan keadaan operasi sehari-hari pada koperasi, karena modal kerja digunakan
unutk memenuhi kebutuhan koperasi jangka pendeknya.
Modal kerja merupakan keseluruhan dana yang dipergunakan untuk
membiayai operasi koperasi sehari – hari, misalnya untuk pembelian bahan baku,
membayar gaji pegawai dan sebagainya, dimana dana yang dikeluarkan itu
diharapkan akan dapat kembali masuk dalam koperasi dalam waktu yang pendek
melalui hasil penjualan. Dana yang masuk tersebut akan segera dikeluarkan lagi
untuk membiayai operasi selanjutnya, sehingga dana tersebut akan terus berputar
pada setiap periodenya.
Komponen modal kerja dalam perputaran modal kerja meliputi kas,
piutang, dan persediaan. Besar kecilnya modal kerja tergantung dari jenis
koperasi, syarat pembelian, syarat penjualan, tingkat perputaran aktiva, volume
penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi, kebijaksanaan koperasi, dan
waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
dijual, serta harga persatuan dari barang tersebut.

3

Modal kerja dikatakan optimal apabila modal kerja yang diperhitungkan
sama dengan modal kerja riil koperasi, dan apabila modal kerja optimal secara
perhitungan lebih besar dari modal kerja riil, maka koperasi dikatakan belum
optimal atau dikatakan masih ada modal kerja yang menganggur sehingga tidak
efisien dan perlu untuk menambah modal kerjanya, Apabila modal kerja optimal
secara perhitungan lebih kecil dari modal kerja koperasi, maka koperasi perlu
untuk mengurangi kebutuhan modal kerjanya.
Manfaat lain dari modal kerja yang optimal, adalah dapat mengetahui
besar kecilnya kebutuhan modal kerja, sehingga diharapkan dapat membantu
manajer dalam menentukan sumber pembelanjaan serta pengelolaan dana yang
tertanam dalam setiap aktivitas koperasi. Mengefisiensikan sumber dana guna
meningkatkan daya saing koperasi.
Koperasi yang kekurangan modal kerja ataupun yang memiliki banyak
dana menganggur, akan dapat meningkatkan risiko finansial koperasi. Begitu juga
kelebihan modal kerja akan berdampak pada meningkatnya dana menganggur,
yang tidak dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kegiatan usaha koperasi.
Adanya pengelolaan modal kerja yang baik, akan dapat meningkatkan
kinerja koperasi, karena penggunaan modal kerja yang baik, akan dapat digunakan
untuk

meningkatkan

pendapatan,

mengefisiensikan

biaya,

meningkatkan

kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan kemampuan
meningkatkan keuntungan tersebut, koperasi juga dapat meningkatkan modal
kerja yang berasal dari modal sendiri dan menekan modal hutang koperasi.

4

Modal kerja adalah faktor penting bagi koperasi, untuk memulai dan
menjalankan usahanya. Salah satu koperasi yang aktif dalam menjalankan
kegiatan usahanya adalah Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang yang
bergerak pada bidang perdagangan. Penentuan jumlah modal kerja yang cukup
sangatlah penting bagi koperasi, karena kekurangan modal kerja akan dapat
mengakibatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan operasional, sedangkan
kelebihan modal kerja akan mengakibatkan tidak efektifnya proses produksi
karena banyaknya dana yang menganggur, sehingga dalam hal ini manajemen
harus mampu menjaga modal kerja yang ada, tidak kurang dan tidak lebih, agar
proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Data modal kerja kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang
dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1.1
Data Modal Kerja Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang
2008
Kas
Bank
Piutang program
Piutang anggota
Piutang non anggota
Persediaan
Beban dibayar
dimuka
Pendapatan masih
harus diterima
TOTAL MODAL
KERJA KOTOR

2009

2010

2011

1.394.617.222,22
13.093.110.657,77
14.487.727.879,99
8.604.523.771,12
25.649.168.881,88
14.347.159.938,44
48.600.852.591,44
1.694.993.305,98

999.682.985,76
12.551.086.768,30
13.550.769.754,06
8.562.324.501,63
36.149.389.708,39
6.052.744.264,89
50.764.458.474,91
2.473.309.879,98

1.645.958.639,84
17.498.753.185,02
19.144.711.824,86
1.884.205.552,09
36.312.881.970,89
6.060.594.792,22
44.257.682.315,20
2.462.210.243,86

1.468.217.552,26
18.176.271.810,43
19.644.489.362,69
1.897.971.027,74
35.188.444.127,75
5.994.887.015,22
43.081.302.170,71
1.723.445.072,72

365.385.747,00

609.602.492,00

1.690.931.830,00

1.399.612.899,00

77.392.399,68

57.726.516,56

80.195.782,81

147.520.329,06

65.226.351.924,09

67.455.867.117,51

67.635.731.996,73

65.996.369.834,18

Sumber data: Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah modal kerja
Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang selama tahun 2008-2011

5

berfluktuasi yang dipengaruhi oleh kas dan piutang, yaitu kas menurun 28,3%
pada tahun 2009, naik 64,6% pada tahun 2010, dan kembali turun 10,7% pada
tahun 2011. Pada piutang meningkat

4,4% pada tahun 2009, lalu turun

menjadi 12,8% pada tahun 2010 dan kembali turun 2,6% pada tahun 2011.
Fluktuasi modal kerja tersebut perlu diperhatikan oleh manajemen
koperasi, karena dapat memengaruhi terpenuhinya biaya operasinal koperasi.
Fluktuasi yang berasal dari piutang, mengindikasikan menurunnya penggunaan
jasa koperasi, mengingat dari data tersebut menunjukkan adanya fluktuasi
piutang program. Kas yang juga menjadi sumber modal kerja pada koperasi
ikut mengalami fluktuasi. Manajemen koperasi wajib berupaya menganalisis
mengenai modal kerja koperasi dan menentukan modal kerja optimal bagi
koperasi.
Modal kerja merupakan investasi koperasi dalam bentuk kas, piutang,
persediaan. Penyediaan modal kerja harus sesuai, artinya tidak berlebihan
atau kekurangan, sebab adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan
adanya dana yang menganggur dan tidak produktif, sehingga dapat
mempengaruhi laba koperasi, sedangkan kekurangan dana akan menghambat
kegiatan koperasi.
Manfaat tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut,
pertama, melindungi koperasi dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva
lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai
persediaan karena harganya merosot. Kedua, memungkinkan koperasi untuk
melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Ketiga,

6

memungkinkan koperasi untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga
dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul sebagai berikut : “Analisis Modal Kerja Optimal pada
Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
Bagaimanakah modal kerja pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur
Ngantang periode 2009-2011?

C. Batasan Masalah
Penelitian ini diperlukan adanya pembatasan masalah, hal ini dilakukan agar
hasil penelitian dan pembahasan tidak terlalu jauh, maka batasan masalah yang
digunakan adalah laporan keuangan pada tahun 2009 sampai 2011 dan peneliti
hanya menghitung kebutuhan dana, elemen modal kerja, estimasi penjualan
yag akan datang Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang.

7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui modal kerja yang optimal pada Koperasi Unit Desa
Sumber Makmur Ngantang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi pihak manajemen.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan dan penentuan modal kerja yang optimal di
koperasi yang dapat digunakan untuk keberlangsungan hidup koperasi.
b. Bagi peneliti selanjutnya.
Dapat menjadi referensi dan informasi yang bermanfaat untuk lebih
mengembangkan penelitian yang serupa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada
tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di
Semarang, untuk mengetahui seberapa besar hubungan efisiensi modal kerja
terhadap rentabilitas di KPRI Semarang dan untuk mengetahui tingkat efisiensi
modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa

terdapat pengaruh antara perputaran kas, perputaran piutang dan

perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Secara parsial terdapat
pengaruh antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi.
Peneliti lainnya dilakukan oleh Hidayati (2009) yaitu studi kasus
pada Koperasi Primkoppol Polres Sampang Madura. Adapun hasil penelitian yang
diperoleh menunjukan bahwa pengelolaan modal kerja koperasi Primkoppol
Polres Sampang Madura pada laporan keuangan tahun 2005-2007 secara umum
memiliki tingkat efisiensi dan efektivitas yang cukup baik. Pengukuran efisiensi
adalah periode keterikatan modal kerja dilihat dari perbandingan antara jumlah
kebutuhan modal kerja riil dengan modal kerja ideal. Secara keseluruhan
pengelolaan modal kerja efisien, karena kebutuhan modal kerja riil tidak lebih
besar dari modal kerja ideal. Sedangkan pengukuran efektivitas adalah adalah
inventory turnover, receivable turnover, fixed asset turnover, asset turnover,
working capital turnover, current ratio, quick ratio. Secara keseluruhan sudah
efektif, untuk working capital turnover pada koperasi tidak efektif. Hal ini

8

9

dikarenakan pada setiap tahunnya cenderung naik turun. Perbedaan dari peneliti
sebelumnya adalah obyek dan tahun yang diteliti, sedangkan persamaannya ialah
sama-sama menggunakan metode perputaran modal kerja dimana menghitung
elemen perputaran modal kerja.
B. Tinjauan Teori
1. Modal kerja
Martono dan Harjito (2004:72) modal kerja (working capital) adalah
dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari. Kasmir (2010:210) modal kerja adalah modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva
lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi
dengan utang lancar. Atau kata lain modal kerja merupakan investasi yang
ditamankan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas,
bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets). Artinya bagaimana
mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. secara umum konsep
modal kerja dibagi tiga, pertama, Konsep Kuantitatif menyebutkan bahwa
modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini bagaimana
mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan dalam
jangka pendek. Konsep ini disebut modal kerja kotor (gross working
capital).

10

Kedua, Konsep Kualitatif merupakan menitikberatkan kepada
kualitas modal kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara
jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal
kerja bersih (net working capital).
Ketiga, Konsep Fungsional menekankan kepada fungsi dana yang
dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang
dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Sawir (2005:129) “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang
harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Weston dan Brigham (dalam Sawir, 2005:139) modal kerja adalah
investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas,
(surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan”.

2. Jenis-jenis modal kerja
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode
belum tentu sama, hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi
volume produksi yang akan dihasilkan perusahaan. Taylor (dalam
Riyanto, 2007:61) modal kerja digolongkan ke dalam dua jenis sebagai
berikut :
a. Modal Kerja Permanen.
Modal kerja permanen (permanen working capital) adalah modal
kerja yang selalu harus ada pada perusahaan agar perusahaan dapat

11

menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Modal kerja ini terbagi menjadi dua golongan yaitu :
1) Modal Kerja Primer adalah modal kerja minimal yang harus ada
dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa
beroperasi.
2) Modal Kerja Normal adalah modal kerja yang harus ada agar
perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal.
Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.
b. Modal Kerja Variabel.
Sutrisno (2003:41) modal kerja variabel (variabel working capital)
adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan

kegiatan

atau

keadaan

lain

yang

mempengaruhi

perusahaan. Modal kerja variabel dibedakan terdiri dari:
1) Modal Kerja Musiman.
Merupakan

sejumlah

dana

yang

dibutuhkan

untuk

mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.
2) Modal Kerja Siklis.
Modal kerja yang jumlahnya dipengaruhi fluktuasi konjungtur.
3) Modal Kerja Darurat.
Modal kerja ini jumlahnya kebutuhannya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.

12

Berdasarkan keterangan mengenai jenis-jenis modal kerja di atas,
maka pada hakikatnya modal kerja merupakan sejumlah dana terusmenerus harus ada dalam menopang aktivitas-aktivitas operasional
perusahaan

yang

menjembatani

antara

saat

pengeluaran

untuk

memperoleh barang atau jasa dengan waktu penerimaan penjualan.
Perusahaan harus menyediakan modal kerja yang jenisnya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keadaan yang berlaku, dan situasi yang sedang
terjadi agar kontinuitas perusahaan dapat terjaga.

3. Fungsi Modal Kerja
Tunggal (2000:91-92), fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai
berikut,
a. Modal kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan
nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau
penurunan nilai persediaan.
b. Modal kerja

yang cukup memungkinkan perusahaan untuk

membayar semua hutang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk
memanfaatkan potongan tunai dengan menggunakan potongan tunai
maka jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian barang menjadi
berkurang.
c. Modal kerja

yang cukup memungkinkan perusahaan untuk

memelihara “Credit Standing” perusahaan yaitu penilaian pihak
ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan

13

untuk memelihara kredit. Di samping itu modal kerja yang
mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi
darurat seperti dalam hal terjadi; pemogokan, banjir, dan kebakaran.
d. Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat
kredit pada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus
memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak
dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai
operasinya.
e. Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan
persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani
kebutuhan para pembeli dengan lancar.
f. Modal

kerja

memungkinkan

menyelenggarakan

perusahaan

pimpinan
lebih

perusahaan

efisien

dengan

untuk
jalan

menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa, dan alatalat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
g. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk
menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
4. Kebijakan Modal Keja
Sutrsino (2008:42), kebijakan modal kerja merupakan strategi
yang diterapkan perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal
kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa
sumber dana untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana

14

berjangka panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing
alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan.
Modal kerja pada dasarnya adalah dana masa perputaran jangka
pendek, tetapi karena ada dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam
perusahaan (modal kerja permanen) artinya dana tersebut harus ada dalam
jangka panjang, maka perlu kebijaksanaan untuk mencari sumber
pembelanjaan sehingga diperoleh dana yang paling murah. Kebijakan
modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan ini tergantung dari
seberapa besar manajer mengambil risiko. (Sutrisno 2008:42) kebijakan
modal kerja yang bisa diambil perusahaan adalah:
a. Kebijakan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan
rencana

pemenuhan

dana

modal

kerja

yang

lebih

banyak

menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan jangka
pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan sebagian
modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang,
sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi oleh
sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini disebut konservatif (hatihati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo
yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam
pelunasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat keamanan
atau margin of safety yang besar.

15

b. Kebijakan Moderat atau Hedging
Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai
setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva yang
bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan
didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan aktiva yang bersifat
variabel atau modal kerja variabel akan didanai oleh sumber dana
jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching
principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana
sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan.
Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka
didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula jika dana
tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaikna didanai oleh
sumber dana jangka panjang. Dengan demikian resiko yang dihadapi
hanya terjadinya penyimpangan aliran kas yang diharapkan. Oleh
karena itu kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka
waktu atau skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang selalu
terdapat unsur ketidakpastian. Pada kebijakan ini akan muncul tradeoff antara rentabilitas dan risiko. Semakin besar margin of safety yang
ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin
aman bagi perusahaan bagi perusahaan, tetapi harus menyediakan
dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan
digunakan, akibatnya akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan

16

menurunkan profitabilitas. Bila resiko rendah akan mengakibatkan
rentabilitas juga rendah.
c. Kebijakan Agresif
Bila pada hakikatnya kebijakan konservatif perusahaan lebih
mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safetynya sangat
besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas
menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, sebagian
kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani menanggung
resiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang diharapkan adalah
memperoleh rentabilitas yang lebih besar.
5. Sumber Modal Kerja
Kasmir (2010:219), kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan
perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk kebutuhan tersebut diperlukan
sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada.
Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan,
a. Hasil operasi perusahaan adalah pendapatan atau laba yang
diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang
diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan.
b. Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan untuk
keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dengan
harga jual surat berharga.

17

c. Penjualan saham, artinya perusahaan melepaskan sejumlah saham
yang dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.
d. Penjualan aktiva tetap. Maksudnya yang dijual disini adalah aktiva
tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.
e. Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah
obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
f. Memperoleh pinjaman dari kreditur, terutama pinjaman jangka
pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga digunakan,
hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan
untuk kepentingan investasi.
g. Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana hibah ini
biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan
tidak ada kewajiban pengembalian.
Secara khusus sumber modal kerja dibagi dua macam, pertama,
pembiayaan permanen merupakan modal

yang digunakan untuk

mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak macet atau
mengalami kesulitan. Sumber utama modal permanen adalah modal
sendiri namun jika kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang.
Kedua, pembiayan lancar digunakan untuk membiayai modal kerja
variabel.
6. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

18

Munawir (2007:117), Modal kerja memang sangat penting bagi
perusahaan, oleh karena itu dalam menentukan besarnya modal kerja yang
dibutuhkan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Sifat atau tipe perusahaan. Modal kerja suatu perusahaan dagang
relatif lebih rendah bila di bandingkan dengan kebutuhan modal
kerja perusahaan industri, karena tidak memerlukan investasi yang
besar dalam kas, piutang maupun persediaan.
b. Waktu produksi barang. Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan
berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk
memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan baku yang akan
diproduksi sampai barang itu dijual.
c. Syarat pembelian bahan baku. Syarat pembelian bahan baku yang
akan digunakan untuk memproduksi barang atau barang dagangan
sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk
perusahaan yang bersangkutan.
d. Syarat penjualan. Semakin lunak kredit yang diberikan oleh
perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin
besarnaya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam
sektor piutang.
e. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover). Menunjukkan
berapa kali persaediaan tersebut diganti. Semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang di investasikan
dalam persediaan semakin rendah.

19

7. Elemen-elemen modal kerja
Sawir, (2007:46) unsur–unsur modal kerja terdiri dari tiga yaitu: “
Kas, Piutang, Persediaan”. Ketiga komponen tersebut diuraikan sebagai
berikut:
a. Kas
Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan
pengertian sebagai berikut Kas adalah alat pembayaran yang siap
dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro perusahaan
yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum
perusahaan.
Baridwan (2003:85), menjelaskan kas merupakan suatu alat
pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi.
Dalam neraca kas merupakan aktiva yang paling serimg berubah.
Hampir

dalam

setiap

transaksi

dengan

pihak

luar

selalu

mempengaruhi kas.
Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas
merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk
pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu.
Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Dalam pengertian ini termasuk pula simpanan uang

20

yang ada pada suatu bank. Kas dapat digunakan untuk memenuhi
segala kewajiban finansial perusahaan. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan
kelancaran kegiatan perusahaan, sehingga kas harus diawasi dengan
sebaik–baikya baik dari segi penerimaan (sumber–sumbernya)
maupun

penggunaanya.

Sawir,

(2007:46)

Penerimaan

dan

pengeluaran kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari:
a) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang
diimbangi dengan penambahan kas.
b) Penjualan atau adanya penambahan modal pemilik perusahaan
dalam bentuk kas.
c) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka panjang maupun
jangka pendek yang lain serta bertambahnya hutang yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
d) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas
yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
e) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya,
pengembalian

sumbangan
pembayaran

atau

hadiah

pajak

pada

maupun

adanya

periode–periode

sebelumnya.
Sawir, (2007:47-48) Penggunaan atau pengeluaran kas dapat
disebabkan adanya transaksi–transaksi sebagai berikut:

21

a) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
maupun jangka panjang.
b) Penarikkan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengambilan kas perusahaan oleh pemilik.
c) Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek atau
jangka panjang.
d) Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran
biaya

operasi

yang

meliputi

upah

dan

gaji,

pembelian

perlengkapan kantor, advertensi, dan adanya persekot biaya
maupun persekot pembelian.
e) Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pembayaran pajak,
denda–denda lainnya. ( Munawir, 2007)
Aliran kas masuk dan keluar akan terus terjadi dalam perusahaan,
sedangkan pengaturan kas dimaksudkan agar aliran kas keluar berjalan
sesuai kebutuhan, termasuk pengawasan terhadap terjadinya kebocoran–
kebocoran yang disebabkan oleh:
a) Kurang pengaturan pelayanan yang menyebabkan perusahaan
kehilanggan langganan.
b) Kurang pengamatan terutama dalam hal penjualan, misal
penjualan tidak cacat seluruhnya.
c) Kesalahan pekerjaan serupa berupa kesalahan hutang.
d) Kebocoran kas

keluar

pengeluaran sesungguhnya.

artinya diperbesarnya

tingkat dari

22

b. Piutang
Mulyadi (2002:87), piutang merupakan klaim kepada pihak lain
atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu
tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. piutang umumnya
disajikan dineraca dalam dua kelompok, piutang usaha dan piutang non
usaha.
Skousen (2009:413), menyatakan bahwa secara umum, istilah
piutang dapat diterapkan ke semua klaim atas uang, barang, dan jasa, akan
tetapi untuk tujuan akuntansi istilah tersebut secara umum digunkan dalam
lingkup yang lebih sempit untuk mengambarkan klaim yang diharapkan
akan selesai dengan diterimanya uang tunai (kas).
Sawir, (2007:48) Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang
timbul akibat adanya penjualan secara kredit. Adapun yang mempengaruhi
besarnya piutang adalah:
a) Volume Penjualan Kredit. Makin besar proporsi penjualan kredit
dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam
piutang. Dengan demikian semakin meningkat volume penjualan
maka piutang semakin besar.
b) Syarat

Pembayaran

Penjualan

Kredit.

Syarat

pembayaran

penjualan kredit bisa bersifat ketat ataupun lunak. Apabila
perusahaan menetapkan syarat penjualan ketat, berarti lebih
mengutamakan

keselamatan

kredit

daripada

pertimbangan

profitabilitas, sehingga piutang yang terjadi akan semakin kecil.

23

c) Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit. Semakin selektif para
langganan yang diberi kredit, semakin memperkecil investasi
dalam piutang.
d) Kebijakan Dalam Pengumpulan Piutang. Apabila perusahaan
dalam pengumpulan piutangnya dengan cara aktif, maka piutang
yang terjadi semakin kecil, sebaliknya jika perusahaan pasif dalam
pengumpulan piutangnya, maka piutang yang terjadi semakin
besar.
e) Kebiasaan Membayar Para Langganan. Kebiasaan membayar para
langganan didasarkan pada alternatif dari cara penilaian mereka
terhadap alternatif yang menguntungkan bagi pihaknya. Apabila
menggunakan cash discount, maka dana yang tertanan dalam
piutang semakin kecil.
f) Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung
tingkat perputaran piutang tersebut (turn over receivable).
c. Persediaan
Persediaan barang atau investasi merupakan elemen dari modal
kerja. Penentuan besarnya investasi dalam persediaan barang merupakan
masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan barang
mempunyai akibat langsung terhadap keuntungan perusahan. Oleh karena

24

itu perusahaan harus mengadakan persediaan barang yang cukup, sehingga
memungkinkan untuk beroperasi dengan efisien (Sawir 2007:49).

8. Pengukuran elemen Modal kerja
Pengukuran elemen modal kerja dihitung dari elemen modal kerja,
yaitu kas, piutang dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung
perputarannya semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen
modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien, tetapi jika
perputarannya semakin lambat maka penggunaan modal kerja yang ada
dalam perusahaan tersebut kurang efisien. Tingkat Perputaran Modal Kerja
diukur melalui elemen-elemennya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Perputaran kas
Perputaran kas 

Penjualan bersih/Pendapatan
..(Riyanto, 2007)
Rata - rata kas dan bank

b. Perputaran piutang
Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk
melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata
piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. Rumus
Penjualan kredit
Piutang
.....Hanafi dan Halim (2007:78)
365
Rata - rata umur Piutang 
Perputaran piutang
Perputaran Piutang 

Darsono dan Ashari (2005:61) menyatakan: “Rule of thumb
receivable turn over (perputaran piutang adalah sekitar 6-12 kali, sehingga
waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari”.

25

Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat
dana yang diinvestasikan pada piuatang dagang dapat ditagih menjadi
uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang
rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang
dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam
bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang besar (Syahyunan, 2003)
c. Perputaran Persediaan
Rumus Tingkat Perputaran Persediaan Inventory turn over menurut
Syamsuddin (2000:69) adalah:
Inventory turn over ratio 

Harga pokok barang yang dijual
Persediaan rata - rata

Rasio ini untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam
persediaan berputar dalam setahun.
Menurut Syamsuddin (2000:48) semakin tinggi turnover yang
diperoleh, semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya.
Untuk masing-masing jenis usaha biasanya ada suatu skala inventory
turnover yang dianggap baik sehingga kalau inventory turnover berada di
bawah titik ini akan menandakan keadaan likuid atau “inactive inventory”.
Besarnya tingkat peputaran persediaan tergantung pada sifat
barang, letak perusahaan dan jenis perusahaan. Tingkat perputaran
persediaan yang rendah dapat disebabkan over invesment dalam
persediaan. Sebaliknya tingkat perputaran persediaan yang tinggi
menunjukkan

dana

yang

diinvestasikan

pada

persediaan

efektif

26

menghasilkan laba. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan yang
lebih tinggi menunjukkan suatu keadaan yang baik, karena dana yang
diinvestasikan pada persediaan produktivitasnya rendah (Syahyunan,
2003).
Selanjutnya dari ITO dapat diukur umur Rata-Rata Persediaan
(Average age of Inventory). Menurut Syamsuddin (2000:69): “Rasio ini
untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan berada dalam gudang.
Dengan kata lain berapa lama rata-rata modal terikat dalam persediaan”.
Rumus Average age of Inventory dalam Syamsuddin (2000:48) adalah:
Average of Inventory ratio 

360
Inventory turn over

Semakin pendek umur rata-rata suatu inventory, semakin likuid
atau efektif inventory tersebut.
9. Penentuan kebutuhan modal kerja
Pengelolaan modal kerja menentukan seberapa besar kebutuhan
modal kerja karena modal kerja yang terlalu besar berarti ada sebagian
dana yang menganggur dan hal ini akan menurunkan tingkat profitabilitas
perusahaan. Sebaliknya jika modal kerja terlalu kecil akan ada risiko
proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu, sebab itu
perlu ditentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan.
Sutrisno (2003:50), terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
menentukan berapa besar kebutuhan modal kerja. Pertama, Metode
keterikatan dana. Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode

27

ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yakni periode
terikatnya modal kerja dan proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari.
Kedua, Metode perputaran modal kerja. Metode ini memaparkan
besarnya modal kerja ditentukan dengan cara perputaran elemen-elemen
pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan. Perputaran elemen modal kerja ditemukan
kemudian dihitung periode terikatnya elemen modal kerja, dan hasilnya
dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja.
10. Modal kerja optimal
Sarwoko (2011:97) masa perputaran modal kerja menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa
perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja dan
tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Penggunaan modal
kerja yang efisien menunujukkan bahwa modal kerja tersebut optimal.
Nilai modal kerja optimal dapat dihitung dengan cara penjualan tahun
yang akan datang dibagi dengan perputaran modal kerja secara
keseluruhan.
Berdasarkan hasil perhitungan elemen aktiva lancar dapat diketahui
besarnya modal kerja. Estimasi nilai penjualan tahun mendatang dengan
perputaran modal kerja ditemukan maka selanjutnya dapat dihitung nilai
modal kerja optimal tahun mendatang, sebagai berikut:
=

28

Modal

kerja

yang

berlebihan

menunjukkan

adanya

dana

menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas
perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau
mengganggu kalancaran proses produksi karena kekurangan dana.

C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dalam penelitian dapat dilihat digambarkan sebagai
berikut.
Laporan Keuangan
Koperasi

Analisis modal kerja
Perputaran Modal Kerja
1. Perputaran kas
2. Perputaran piutang
3. Perputaran persediaan

Modal Kerja
Optimal

MKR ≠MKO

MKR=MKO

Gambar 2.1. Penentuan Modal Kerja Optimal KUD
Gambar 2.1 menjelaskan alur berfikir pada penelitian ini dalam
menganalisis modal kerja perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan pada
Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang berupa neraca dan laporan laba
rugi. Analisis modal kerja yang digunakan adalah perputaran modal kerja. yang

29

bertujuan untuk mengetahui perputaran modal kerja dimulai sejak kas
diinvestasikan sampai dengan kembali lagi menjadi kas, makin pendek periode
perubahannya berarti makin cepat perputarannya begitu juga sebaliknya. Setelah
menganalisis perputaran modal kerja akan mengetahui besar kecilnya kebutuhan
dana bagi perusahaan, sehingga mendapatkan modal yang optimal atau tidak
optimal pada perusahaan tersebut. Ukuran optimal apabila modal kerja riil sama
dengan modal kerja perhitungan, sedangkan modal kerja riil tidak sama dengan
modal kerja perhitungan maka dikatakan tidak optimal.