Format siaran acara ibadah Staradio Tangerang Banten

FORMAT SIARAN ACARA IBADAH STARADIO
TANGERANG-BANTEN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh:

BUNGAWANTI

NIM.103051028489

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN IStAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

FORMAT SIARAN ACARA IBADAH STARADIO

TANGERANG-BANTEN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh
Bunga Wanti
NIM : 103051028489

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007/1428H

PENGESAHAN PANITIA UJIAN


Skripsi yang berjudul "Format Siaran Acara Ibadah Staradio Tangerang-

Banten" telab diujikan dalam sidang munaqosyab Fakultas Dakwab dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullab Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2007. Skripsi ini telab diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S-1). Pada
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 31 Agustus 2007

Sidang Munaqosah

Ketua

Sekretaris

Merangkap Anggota

Merangkap Anggota

ZMBN]セ@
Dr. Murodi, M.A

NIP. 150 254 102

Anggota

Penguji I

Dr. H. A. Wahib Mu'thi
NIP. 150 183 152

lセmNa@

Drs. M.
150 268 782

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1)
di UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Ciputat, 31 Agustus 2007

Bunga Wanti

ABSTRAK
Bunga Wanti
"Format Siaran Acara lbadah Staradio Tangerang-Banten"

Begitu banyak yang tidak diketabui tentang hukum-hukum agama islam,
begitu banyak pula masalab-masalab yang terjadi disekitar kita yang erat
hubungannya dengan agama Islam, namun terkadang tidak tabu bagaimana solusinya.
Melalui siaran ibadab di Staradio dapat leluasa bertanya tentang syari' at Islam, hukum

Islam, masalab kehidupan dan lain-lain. Acara ini dipandu oleh penyiar dan
narasumber yang dapat menyejukan hati karena para pendengar dapat berkomunikasi
atau bertanya secara langsung via telpon atau sms.
Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis mengangkat beberapa permasalaban
yang kiranya layak diketabui seperti apa siaran ibadab di Staradio, diantaranya
bagaimana format siaran ibadab Staradio? Pesan apa yang diangkat dalam program
ibadab Staradio? Dan metode apa yang digunakan dalam penyampaian acara ibadab?
Format program ibadab dilakukan secara dialog interaktif. Dengan melakukan
komunikasi dua arab, yang pendengar bisa bertanya langsung kepada narasumber
melalui telepon atau sms. Lalu pesan yang diangkat biasanya berisikan tentang
permasalaban keseharian yang dilandasi berdasarkan al-Quran dan hadits. Sedangkan
metode yang digunakan dalam acara ibadab di Staradio adalab metode ceramab dan
tanyajawab.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata format ditejemabkan sebagai
ukuran, bentuk atau segi. Jika mengambil pengertian dari buku Modul Penyiaran
Radio Siaran, karya Mulyono babwa format adalab suatu bentuk atau rupa yang
mempunyai kaidab tertentu atau norma tertentu dan lazim digunakan oleh umum,
yaitu dalam bidang penyiaran. Sedangkan metode, menurut buku Metode Dakwab
karya Munzier Suparta dan Harjani Hefni, dalam babasa Yunani metode berasal dari
kata methodos artinya jalan yang dalam babasa Arab disebut Thariq

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Ditambab dengan penelitian lapangan
yang dilakukan di Staradio.
Siaran ibadab yang merupakan salab satu siaran keagamaan di Staradio 107,3
FM Tangerang dan disiarkan setiap hari senin sampaijumat mulai pukul 17.00-18.00
WIB. Siaran ibadab ini disajikan secara live (langsung) dengan pendengar yang
berada di rumab atau di kendaraan, dan pendengar bisa merespon langsung kepada
penceramalmya. Staradio merupakan salab satu stasiun radio milik swasta dan radio
nomor satu di Tangerang. Yang menyuguhkan berbagai macam informasi,
diantaranya hiburan, berita atau informasi pendidikan, siaran keagamaan dan
sebagainya.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
selalu mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kita masih berada diatas bumi
ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Sholawat teriring salam senantiasa tercurah kepada
penyeru kebenaran. Pembawa keberkahan Rasulullah SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Yang sepanjang hidupnya selalu memikirkan umatnya, agar mereka selamat dan sejahtera di
dunia maupun di akhirat.
Penulis tidak dapat membayangkan betapa banyak rintangan yang harus dihadapi

baik dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun dengan modal keyakinan, ketekunan dan
kesabaran yang ekstra semua itu dapat diatasi dengan baik.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis sangat menyadari tidak mungkin dapat
diselesaikan tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan
hati penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan terima kasih tak terhingga atas
bantuan baik materil maupun moril, kepada:
I. Bapak Ors. Wahidin Saputra, M.A. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
sekaligus dosen pembimbing skripsi, yang telah membimbing dan membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Murodi, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ors. Arif Subhan, MA selaku Pudek I, Bapak Ors. H. Mahmud Jalal, MA, selaku
Pudek II, dan Bapak Ors. Study Rizal LK, MA, selaku Pudek III.
4. Ibu Umi Musyarafah, M.A, Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang
telah banyak memberikan nasihat kepada penulis.
5. Untuk semua para dosen yang telah mengajari dan membimbingku selama belajar di

6. Untuk Papa Kurniawan dan Mama Hetty Suhaeti tercinta, terima kasih atas kasih sayang
dan


pengorbanannya

selama

ini,

dengan

dukunganmu

akhirnya

penulis

bisa

menyelesaikan skripsi ini.
7.

Semua redaksi STARADIO, terutama Mas Dharma dan Mba Lolita danjuga semua para

ustadz yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
STARADIO dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Adik-adikku tersayang, Shelvy, Meilisa dan Devin yang telah menghiburku di saat jenuh
dan sakit.
9.

Sahabat-sahabat KPI B, terutama Ershad, Lutpiah (Buie), Jarmadi (Jarwo), Bobby, Zaki,
Zaelani (Penyox), Ulfa, Malih, dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungannya.

I 0. Sahabat-sahabatku, terutama Dara, Lita, Cathy, Hadi, Jojon. Terima kasih atas dukungan

dan menemani penulis ketika dalam kesulitan.

11. Untuk Alfi (Mylovebuzz) makasih atas perhatian dan dukunganmu, yang telah memberi
motivasi agar skripsi ini cepat selesai.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga semua pihak yang telah memberi
perhatian dan membantu kelancaran studi penulis, mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT, Amin.

Jakarta, Juli 2007
Penulis

DAFTARISI
LEMBARPERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................
KATAPENGANTAR....................................................................................

n

DAFT AR ISi ..................................................................................................

iv

DAFT AR TABEL. ················ .. ······· .............. ······ ·········. ········· ....

VI


PENDAHULUAN ........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..... ....................... ....................

8

D. Metodologi Penelitian..............................................................

9

E. Tinjauan Pustaka......................................................................

10

F. Sistematika Penulisan ..............................................................

11

LANDASAN TEORI ...................................................................

13

A. Ruang Lingkup Radio..............................................................

13

1. Pengertian Radio................................................................

13

2. Sejarah dan Perkembangan Radio.....................................

16

B. Pengertian Format Siaran.........................................................

19

C. Pengertian Ibadah............................................ . . . . . . ...

23

1. Dasar dan Tujuan Ibadah...................................... ..

25

2. Ruang Lingkup Ibadah..........................................

26

3. Bentuk-bentuk Ibadah.. .. . ... .. . ... .. ... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ..

28

BABI

BAB II

BAB III

BAB IV

GAMBARAN UMUM STARADIO ..........................................

34

A. Sejarah Berdirinya Staradio ...................................... ...............

34

B. Visi dan Misi Staradio .............................................................

35

C. Struktur Organisasi Staradio ....................................................

35

D. Program Staradio .....................................................................

37

ANALISIS FORMAT SIARAN ACARA IBADAH
STARADIO ..................................................................................

43

A. Format Siaran Acara Ibadah ....................................................

43

B. Isi Pesan dalam Format Acara Ibadah .....................................

48

C. Metode yang digunakan pada Acara Ibadah............................

53

PENUTUP.....................................................................................

56

A. Kesimpulan. .... ....... ............ ................ .... ..... ... ........... ........... .. ..

56

B. Saran-saran...............................................................................

57

DAFTARPUSTAKA.....................................................................................

58

BAB V

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4

Program Harian Acara Ibadah ..................................... 37
Program Mingguan Acara Ibadah ................................. 37
Format Acara Ibadah ................................................ 46
Kategorisasi Siaran Ibadah ......................................... 50

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Kondisi ini ditandai dengan tidak ada lagi jarak yang tidak
dapat dijangkau oleh manusia, dimanapun orang berada dapat berkomunikasi

dengan siapa saja berkat menggunakan media komunikasi. Berbagai informasi
dan peristiwa yang terjadi di belahan dunia dengan secara cepat dapat
diketahui oleh manusia di benua yang lain.
Masyarakat pada saat ini pada hakikatnya sedang berada dalam satu
peralihan memasuki abad baru yang dijuluki dengan abad teknolo.gi
komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi ini menawarkan pada
komunikasi yang tidak terbatas oleh sekat-sekat batasan negara.
Kemajuan teknologi komunikasi tersebut menghantarkan umat manusia
pada satu kemudahan untuk berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Hubungan antara manusia dengan yang lainnya hanya dapat dilakukan dengan
berkomunikasi, itu sebabnya berkomunikasi merupakan kebutuhan manusia
yang berarti menyampaikan apa yang ada dalam pikiran, perasaan, dan hati
nurani kepada orang lain baik secara verbal maupun non verbal, langsung
maupun tidak langsung.
Di antara media massa komunikasi elektronik yang cukup berhasil
menarik perhatian orang adalah radio. Hal ini karena radio memiliki peranan
yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh

2

luas. Sebagai media elektronik non visual, radio mempunyai kekuatan besar
sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan sosial.
Di banyak Negara berkembang, UNESCO melakukan eksperimen
mengenai

pemanfaatan media radio untuk peningkatan pengetahuan

masyarakat. Kesimpulannya, radio merupakan sarana yang bagus untuk
program pendidikan. 1
Seiring menjamurnya sarana komunikasi massa baik cetak maupun
elektronik saat ini mayoritas hanya memanfaatkan kepada hal-hal yang
bersifat hiburan saja, padahal radio sebagai media komunikasi massa yang
memiliki tiga fungsi yaitu mendidik (to educate), menginformasikan (to
inform), dan menghibur (to intertain).2
Radio sebagai media audio berada pada kekuatan suara, sehingga
profesionalisme penyiar radio dapat dengan mudah
、ゥ・セエヲォ。ウョ@

melalui

kata-kata lisan (spoken words) dan unsur efek suara (sound effect). Pada
televisi yang audio visual orang akan merubah saluran (channel) jika saluran
yang ditayangkan kurang menarik.
Pendengar radio akan mencari gelombang Jain ketika acara pada sebuah
siaran tidak menarik. Selain keakraban dengan pendekatan bahasa yang
digunakan oleh penyiar yang menjadi ha! penting atas tetapnya pendengar
pada salah satu saluran. 3

1

Antonio Dannanto, Teknik Penulisan Naskah Radio, (Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya, 1998), cet ke-1, pengantar penulis, h. 8.
2

Onong Uchayana Effendi, //mu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung, PT. Rosda
Karya, 1994), eel ke-8, h. 149-150.

3

Dalam prakteknya, kapabilitas seorang awak siar dalam memformat
penyiaran adalah salah satu faktor berpengaruh bagi jumlah pendengar.
Penyiaran radio juga mempunyai kisi-kisi tipikal kbalayaknya yang dituju. Hal
ini untuk menyesuaikan program acara yang akan disampaikan dengan
segmen khalayaknya. Penentuan-penentuan program acara yang akan
disampaikan dengan menyesuaikan kbalayaknya ditentukan dengan beberapa
aspek sebagai berikut:
I . Memutuskan tingkat intelektual yang akan dicapai kbalayak.
2. Meneliti latar belakang kbalayak.
3. Menentukan situasi mendengarkan yang disukai kbalayak.
4. Menentukan selera kbalayak, ditinjau dari siaran hiburan informasi dan
mendidik. 4
Penentuan program di atas tentu saja sangat berkaitan dengan program
siaran yang bersifat ceramah, dialog interaktif atau diskusi. Untuk program
acara semacam ini, pihak pengelola terutama pihak program manajer harus
terlebih dahulu memiliki tingkat intelektual, latar belakang dan selera
kbalayak agar masyarakat dapat mengikuti program yang disuguhkan
pengelola dan untuk menghindari kebingungan kbalayak tentang materi yang
disampaikan dalam penyiaran.
Penentuan program ini, penyesuaian bukan ditinjau dari muatan materi
namun pola penyampaian yang disesuaikan oleh nara sumber yang bisa
memahami selera pendengar.

4

Disamping penentuan program acara, juga perlu untuk menentukan
materi siaran. Pentingnya penentuan meteri siaran adalah untuk menyesuaikan
materi program acara dengan tipikal khalayak yang dituju. Penentuan materi
siaran ini meski memiliki khalayak tertentu yang dituju, pada prakteknya
masyarakat yang kompleks menjadi target umum. 5
Adapun materi-materi program siaran yang ditentukan menyangkut tiga
dasar program siaran radio, sebagai berikut:
l. Pada siaran hiburan, hiburan yang disiarkan akan disesuaikan dengan
tipikal khalayaknya. Seperti apa yang membuat mereka tertawa dan apa
lagu favorit mereka.
2. Pada siaran informasi, jenis siaran informasi akan disesuaikan dengan
minat khalayak. Seperti apa pokok persoalan yang diminati khalayak adan
apa yang relevan dengan mereka.
3. Pada siaran pendidikan, sebelumnya gatekeeper sesudah mengambil -latar
belakang status pendidikan rata-rata kha!ayaknya. Sehingga proses
pendidikan dapat mengena secara efektif. Seperti, apa topik yang
bermanfaat bagi khalayak dan apa yang akan khalayak lakukan dengan
topik itu. Da!am siaran pendidikan ini, diterapkan apa-apa yang diinginkan
oleh pihak gatekeeper seperti:
a. Menumbuhkan minat.
b. Membuat khalayak menyadari akan adanya masalah, isu atau kejadian.
c. Mengalihkan pengetahuan.
d. Mendorong perubahan perilaku. 6
Kemampuan mengemas teknologi komunikasi ikut mempengaruhi
semua aspek kehidupan manusia, termasuk didalarnnya kegiatan dakwah
sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu
pengetahuan.
Dakwah sebagai salah satu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan
pada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin
canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. Artinya dakwah
5

Andrew Boyd, Journalism Media of Radio and TV News, (New York Press,

.,.Aiti,-,..., 1 nnn\

t...

..,

5

dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan aneka
mad'u yang dihadapi.
Berdakwah berarti meneruskan tugas Rasulullah Saw untuk menyeru
agar manusia lebih mengerti, memahami, dan menghayati (mengimani) serta
mengamalkan ajaran Islam, dalarn arti merubah perilaku manusia dari ingkar
kepada perilaku yang taat atau yang semakin islarni. Dakwah merupakan
usaha untuk menyebarluaskan Islam dan merealisasikan ajarannya di tengahtengah kehidupan manusia.
Thomas W. Arnold, seorang intelektual barat mengatakan bahwa: "Islam
adalah agama dakwah (missionary

religius), ialah agarna yang didalam

usahanya menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang yang belum
mempercayainya

dianggap

sebagai

tugas

suci

oleh

pendiri

dan

penggantinya". 7
Islam adalah agama dakwah, artinya agarna yang selalu mendorong
umatnya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan
kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang
dilakukannya. Dakwah sebagai suatu usaha mengajak manusia kejalan Allah
akan senantiasa eksis manakala ditunjang dengan melibatkan unsur-unsurnya,
yaitu penyeru (da 'i), yang diseru (mad'u), pesan, metode, tajuan serta media.
Artinya mensyiarkan dan mengembangkan dakwah Islam tidak hanya
dengan kelengkapan konsep saja, disamping itu perlu usaha yang sungguhsungguh dalam menyebarkan serta menyuburkannya. Usaha yang harus di
tempuh tidak lain dakwah itu sendiri.
7

Thomas W. Arnnlrf Tho P .. LNコZセ@

_r

1-'-

..,





-



6
Di dalam al-Quran banyak ayat-ayat yang memerintahkan agar urnat
Islam senantiasa menggerakan dan menggiatkan usaha dakwah, sehingga
ajaran Islam dapat senantiasa tegak dan dianut oleh urnat manusia. Apa
sebabnya maka Islam harus disiarkan, karena Islam merupakan rahmat bagi
seluruh alam. Suatu ajaran yang dijamin dapat mewujudkan kehidupan aman
dan sejahtera, lahir dan batin.
Pada hakikatnya dakwah adalah menyeru kepada urnat Islam untuk
menuju ke jalan kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang
munkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di
akhirat kelak.
Kewajiban berdakwah terletak pada setiap persoalan atau individu
seorang muslim berdasarkan kemampuan maupun profesi masing-masing
beserta cara dan media yang dimiliki. Sedangkan materi dakwah ini mencakup
segala aspek kehidupan manusia dengan berlandaskan kepada ajaran agama
Islam.
Dalam berdakwah Allah SWT mewajibkan bagi siapa saja urnat muslim
di muka burni ini. Sebagaimana dalam finnan Allah SWT :

⦅ーセ@,,.

.-o,,.

,,.

0*-j ,.,.J jセT@

"I"
0J:;t;j _;JI
Jl,,. 0)>:.t; セi@ セ@
""

o,,-

,,.

o

o,,.,,..

(1-t: 0\_r-Y Ji)
Artinya:

PセQ@

,

セ@

>o

セェヲ@

flj
,

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan dan menyeru kepada yang ma 'ruf dan
mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung".(Q. S Ali-Imran:l04)

8

I. Bagaimana format siaran acara ibadah Staradio?
2. Pesan apa saja yang diangkat dalam program acara ibadah Staradio?
3. Metode apa yang dignnakan dalam penyampaian acara ibadah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tuj uan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulis
ini adalah:
a. Untuk menjelaskan format siaran acara ibadah Staradio.
b. Untuk mengetahui pesan apa saja yang diangkat dalam acara ibadah
Staradio.
c. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam acara ibadah
Staradio.
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
Sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi
selanjutnya, serta akan menambah jumlah studi mengenai format
penyiaran radio khususnya pada siaran keagamaan.
b. Segi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan
masukan

(input)

bagi

pihak pengelola

Staradio

untuk

Iebih

meningkatkan format acara ibadahnya. Dan menambah wawasan bagi
praktisi dakwah serta menjadikan radio sebagai sarana altematif untuk
mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai keislaman secara efektif

9

D. Metodologi Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian Serta Sumber Data
Yang menjadi subjek penelitian adalah Radio Suara Tunggal
Angkasa Raya (Staradio).
Objek penelitiannya adalah format penyiaran keislaman pada acara
"lbadah Staradio." Dalam penelitian ini, sumber data utama adalah format
acara Ibadah Staradio yang penulis jadikan sebagai sumber bacaan untuk
penulisanskripsi ini dan sumber-sumber Jain yang terkait.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dengan mengamati
langsung terhadap objeknya. Teknik observasi ini dilakukan dengan
hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, dengan melihat langsung ke
Staradio.
b. Interview (Wawancara)

Interview

atau

wawancara

adalah

teknis

dalam

upaya

menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses
pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Teknis yang
digunakan adalah interview bebas terpimpin yaitu penulis mengajukan
beberapa pertanyaan kepada pihak Staradio yang telah disiapkan,
kemudian langsung dijawab oleh pihak Staradio dengan bebas terbuka,
yaitu Dra. Lolita (CSO), Mas Dharma (Penyiar), Ustadz Mustaqim AlAnshori, Ustadz Abdul Hamid Aribathi, dan Ustadz Nirwan

10

c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara
mencatat program berupa catatan-catatan formal suatu lembaga
kegiatan. Dalam hal ini data yang dilacak adalah gambaran umum
format siaran pada acara Ibadah Staradio dan dokumen-dokumen
lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
d. Teknik Analisis Data
Dari data yang telah penulis kumpulkan yaitu berupa format
siaran penulis artikan sebagai pola, bentuk atau susunan sebuah mata
acara yang akan disiarkan pada waktu yang telah ditentukan Staradio.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data dengan menerangkan,
memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta mengolahnya
kemudian dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan. Adapun kesimpulan
yang akan penulis dapatkan adalah menerangkan format acara Ibadah
di stasiun Staradio. Untuk melakukan analisis data maka dilakukan
kategorisasi dalam acara ibadah, yaitu: aqidah, akhlak dan syariah.

E. Tin.jauan Pustaka

Menurut Antonius Darmanto pengertian format siaran adalah sebagai
bentuk kepribadian suatu penyiaran radio sebagaimana tercermin dari segi
siarannya. 8 Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip dasar tentang apa,
untuk siapa, dan bagaimana sebuah siaran dikomunikasikan kepada
pendengar. Format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalavak ウ・」セイ@

11

spesifik dan untuk kesiapan berkomunikasi dengan stasiun komunikasi
lainnya.
Sedangkan menurut Darmanto Sastro Subroto format adalah sebagai
bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah tertentu atau norma tertentu yang
lazim dipergunakan oleh umum, dimana pengertian umum disini adalah badan
penyiaran. Setiap stasiun pada dasarnya harus mempunyai format yang jelas.
Format setiap stasiun dapat menjadi ciri khas dari stasiun radio yang
bersangkutan. Hal ini juga dapat menunjukan spesialisasi bagi pemancarpemancar radio yang sekarang ini semakin banyak ditemukan. Dengan
demikian format adalah kemasan yang mengemas program pagi, siang, sore,
malam dan dini hari. Kesemuanya diformulasikan dalam rencana siaran
mingguan, bulanan, tahunan. Kemasan ini menjadi ciri dari sebuah radio yang
dapat dilihat dari siaran kata dan musik.9
Penulis dapat memahami bahwa radio merupakan media massa. Setiap
stasiun radio harus mempunyai format yang jela$ Format ini dapat menjadi
cirri dari stasiun radio yang bersangkutan. Secara langsung format radio akan
menentukan khalayak.

F. Sistematika Penulisan
Untuk

lebih

mudah pembatasan

skripsi

ini,

secara

sistematis

penulisannya dibagi ke dalam menjadi lima bab. Adapun sistematika yang
\

dimaksud sebagai berikut:

/

12

Bab I

Pendahuluan: yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II

Landasan teori yang berisikan: ruang lingkup radio yang berisikan
pengertian radio, sejarah dan perkembangan radio. Kemudian
pengertian format siaran dan pengertian ibadah meliputi dasar dan
tujuan ibadah, ruang lingkup ibadah, dan bentuk-bentuk ibadah.

Bab III

Gambaran umum Staradio: sejarah berdirinya Staradio, visi dan
misi Staradio, Struktur organisasi Staradio dan program Staradio.

Bab IV

Bab ini merupakan bab inti yang di dalarnnya diuraikan tentang
Analisis format siaran acara ibadah Staradio yang berisikan
bagaimana format acara ibadah, pesan dalam penyampaian acara
ibadah, dan metode yang digunakan dalam acara ibadah.

BabV

Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ruang Lingkup Radio
1. Pengertian Radio

Secara etimologi radio menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah "pengiriman suara atau bunyi melalui udara". 1 Dalam kamus ilmiah
!

popular radio diartikan sebagai pesawat pengirim atau penerima atau
penerima gelombang siaran.2
Ada juga yang mengartikan "radio is method of sending and
receiving signal, message, dialogue, music, and other sound by electricity
wave without using wires" (Radio adalah suatu sistem pengiriman dan
penerimaan sinyal, pesan, pembicaraan, musik, dan bunyi lain oleh
gelombang elektronik tanpa menggunakan kabel).3 Begitu juga dalam
Illustrated work encyclopedia: "Radio is method ofsending sound for long
distance by using of electricity but without wires" (Radio adalah metode
pengiriman bunyi atau suara dalam jarak jauh oleh gelombang elektronik
tanpa menggunakan kabel).4
Pengertian radio siaran secara terminologi seperti didefinisikan di
dalam peraturan pemerintah sebagai berikut:
1

Jndrawan WS, Kamus Bahasa Indonesia, {Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet, ke-1 h.

719
2

Pius A. Pratanto dan Dahlan Al-Bahri, Kamus Ilmiah Popu/er, (Surabaya: Arkola,
1994), h. 648
3

Adams. Lewis M, Websted New American Dictionary Book Income, (New York:I958),
h. 806-807

14

a. Radio siaran adalah radio yang langsung ditujukan kepada urnurn
dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai
media.
b. Peter Salim mengartikan "radio sebagai informasi yang disiarkan
melalui radio atau usaha penyiaran berita melalui radio.
c. Pengertian radio secara keseluruhan adalah sistem gelombang suara
yang dipancarkan dari suatu stasiun kemudian dapat diterima oleh
berbagai pesawat penerima baik dirurnah, dimobil dan sebagainya.
Dengan kata lain radio adalah alat pemancar suara atau alat penerima
pemancar suara.
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa radio
merupakan alat pemancar suara dan gelombang penyiaran dan penerimaan
radio yang mengubah suara menjadi gelombang elektronik yang diterima
oleh antena penerima dan diubah kembali menjadi gelombang suara.
Radio

memang memiliki

banyak kelebihan

dan memiliki

kesederhanaan bentuk (portability) dan kemampuan yang tinggi untuk
menjangkau setiap pendengar yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan
lain. Keefektifan radio semakin didukung oleh produk teknologi mutakhir
seperti pemancar sistem frequency modulation (FM) transistor dan lain
sebagainya.
Salah satu keunggulan radio adalah saluran satelit yang lebih
sedikit diperlukan oleh radio dibandingkan dengan televisi. Kemampuan
teknis yang baru dari radio setelah dikombinasikan dengan telepon.
Menurut Asmuni Syukir memiliki keutamaan radio diantaranya
yaitu:
I. Program radio dipersiapkan oleh ahli sehingga bahan yang
disampaikan benar-benar berbobot/bermutu.
2. Radio merupakan bagian dari masyarakat.
3. Harga dan biaya cukup murah sehingga masyarakat mampu
membelinya.

15

5. Radio mampu menyampaikan kebijakan informasi secara tepat dan
akurat.
6. Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana. 5
Menurut Ton Kertapati pada dasarnya radio merupakan medium
untuk bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan
mempunyai bentuk cerita, namun di dalam bercerita itu diikuti dengan
faktor lain yang membedakannya dengan surat kabar yaitu efek, suara,
musik dan dialog. 6
Disamping itu, radio merupakan alat atau sarana yang di dalarnnya
terkandung arti penerangan, ajakan, pendidikan dan hiburan yang mampu
menggugah manusia untuk berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran. 7
Dengan adanya suatu teknologi komunikasi khususnya radio, khalayak
akan mendapat hiburan yang dapat dijadikan suatu kegiatan yang bersifat
positif.
Sebagai salah satu media elektrik, radio mempunyai sifat-sifat yang
khas yang dapat dijadikan kekuatan dalam menyampaikan pesan informasi
kepada masyarakat. Radio mempunyai lambang dalam komunikasi yang
bersifat auditif, karena radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki
kemampuan µntuk membaca, tidak untuk kemampuan melihat, melainkan
sekedar kemampuan mendengar. 8

' Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h.
176
6

Ton Kertapati, Dasar-dasar Publishing dalam Pengembangan Menjadi I/mu
Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. Ke-3, h. 205
7

J. B. WahyudL Komunikasi Jurna/istik: Penf!etahuan Praktis Kewartawnnnn

s,,.nt

16
Media auditif dalam pemahaman komunikasi merupakan alat
komunikasi yang berbentuk hasil teknologi canggih dalam wujud
hardware, media auditif dapat ditangkap melalui indera pendengaran.

Perangkat

auditif ini

pada umurnnya

adalah

alat

yang

dapat

dioperasionalkan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah. Materi yang
disampaikan melaui media auditif dan akan mencapai sasaran dakwah
dalam jarak jauh.
Dengan demikian radio dapat dikatakan suatu/alat komunikasi
yang dapat menyampaikan pesan yang merupakan berupa hiburan,
pendidikan, informasi yang dapat menjangkau jarak jauh.
2.

Sejarah Perkembangan Radio

Perkembangan

radio

dimulai

dari

penemuan phonograph

(gramofon), yang juga bisa memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun
1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz
melakukan eksperimen elektromagnetik untuk mempelajari fenomena
yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio.
Keduanya menemukan bahwa gelombang radio merambat dalam
bentuk bulatan, sama seperti ketika kita menjatuhkan sesuatu pada air
yang tenang. Riak gelombang yang dihasilkan akibat benda yang jatuh
tersebut secara sederhana dapat menggambarkan bagaimana gelombang
radio merambat. Jumlah gelombang radio diukur dengan satuan Hertz. 9

17

Selanjutnya sistem radio pertama dibuat oleh Gugleimo Marconi,
Italy (1874-1937). Radio kemudian menjadi media komunikasi yang
paling populer karena berbagai kelebihan yang terkandung di dalamnya.
Seperti radio dapat didengar dimanapun dan kapanpun. Radio juga dapat
menjangkau khalayak (audience) yang lebih luas, kecepatan dalam
. "
. IO
menyampai'k an m1ormas1.
Sebagai media massa yang muncul belakangan, radio baru
berperan selama tujuh puluh enam tahun lebih lama ketimbang kehadiran
media massa elektronik televisi yang baru empat puluh enam tahun setelah
adanya beberapa penemuan teknologi telepon, telegraf, fotografi dan
rekaman suara.
Radio pada mulanya merupakan teknologi yang mencari kegunaan,
bukaimya sesuatu yang lahir sebagai respon terhadap suatu kebutuhan
pelayanan baru. Menurut Raymond Williams (1975). " berbeda dari jenis
teknologi komunikasi terdahulu, radio merupakan sistem yang dirancang
terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan
proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama
sekali tidak ada". Tidak dapat disaingkan lagi, radio pada mulanya hanya .
merupakan suatu teknologi.
Setelah itu, barulah radio berperan sebagai alat pelayanan. Inovasi
terpenting yang terdapat pada radio ialah kemampuannya dalam
menyajukan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian
berlangsung.

18

Namun demikian, karena banyak peristiwa yang perlu diketahui
oleh publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan kadar
aktualitas juga terbatas. Hal penting dalam sejarah radio ialah ketatnya
peraturan, pengendalian atau pemberian izin yang dilakukan oleh pihak
penguasa. 11 Hal ini seperti yang terjadi di Indonesia dalam mengatur
regulasi penyiaran khususnya pada media komunikasi massa radio siaran.
Pada 1982, siaran gelombang pendek oleh radio swasta mulai
berkurang. Stasiun mulai mengincar AM dan sejak 1987 FM yang
menawarkan transmisi yang lebih jelas untuk jarak-jarak pendek. Regulasi
pemerintah menetapkan kekuatan maksimal transmisi, yang membatasi
wilayah siaran hingga kira-kira 100 km untuk FM dan 300-400 km untuk
AM.12

Pada 11 September 1945,jaringan radio pemerintah RRI, didirikan
sebagai konsorsium delapan stasiun lokal yang tadinya merupakan
jaringan di bawah kontrol Jepang. Operasi mereka ditempatkan di bawah
Departemen Penerangan mulai April 1946. RRI memainkan peranan yang
besar dalam menyampaikan informasi perjuangan kemerdekaan kepada
komunitas nasional maupun internasional.
RRI kemudian membangun divisi luar negeri, voice of Indonesian
untuk menyiarkan buletin gelombang pendek yang ditujukan pada
khalayak luar negeri. Pemakaian radio untuk tujuan propaganda oleh
republik yang masih muda ini selama empat tahun selanjutnya
11

h.45

Dennis McQuail, Mass Communication Theories,

2nd

edition, Penguin, Britain, 1987,

19

membuatnya memperoleh julukan sebagai "micro/on republic" (republik
mikrofon) dari para wakil Belanda di PBB.

13

Tahun 1999 jumlah radio swasta di Indonesia mencapai 915 buah.
Tahun 2000 provider penyedia jasa siaran dan penerima siaran radio
melalui satelit world space mulai diperkenalkan. Kemudian tahun 2002
UU No. 32/2002 disahkan, yang isinya memperkenalkan radio komunitas
dan memadai berakhirnya dominasi kepemilikan radio oleh swasta
komersial dan radio pemerintah. Total radio sekarang 1.200 lebih. 14

B. Pengertian Format Siaran

Dalam beberapa literatur komunikasi massa dan studi tentang media
massa, penyiaran sering diartikan dengan penyampaian pesan berupa
informasi, pendidikan dan hiburan yang dilakukan oleh komunikator
(gatekeeper) kepada khalayak banyak.
Sehingga penyampaian pesan yang dilakukan oleh individu kepada
individu yang lain bukan termasuk dalam kategori proses penyiaran. Hal ini
karena pen yiaran selalu dikaitkan dengan proses komunikasi massa.15 Dalam
kamus bahasa Indonesia modern, penyiaran berarti menyiarkan: menyeratakan
kemana-kemana; memberikan kepada umum dengan perantaraan media radio,
televisi atau surat kabar, selebaran. Pengumuman: mengumurnkan berita atau

13

Dennis McQuail, mengutip Departemen Penerangan, Sound Broadcasting in Indonesia,
(Jakarta: 1972), h. 215
14

ke- I h 4

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer. 2000)_ イNセエ@

20
mempropagandakan

pendapat,

paham.

Keagamaan

dan

sebagainya:

mengirimkan lagu-lagu, musik, pidato melalui media radio atau televisi. 16
Kata format dalam kamus besar bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai
ukuran, pola, bentuk atau segi. 17 Sedangkan Pengertian umum format dalam
dunia penyiaran berarti: suatu bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah
tertentu atau norma tertentu dan lazim digunakan oleh umum, yaitu dalam
bidang penyiaran. 18
Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip dasar tentang apa, untuk
siapa, dan bagaimana sebuah siaran dikomunikasikan kepada pendengar.
Tujuan dari format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara
spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan stasiun komunikasi lainnya.
Setiap stasiun radio siaran yang beroperasi di tengah masyarakat di
tuntut untuk bekerja secara profesional karena masyarakat memandang radio
sebagai medium strategis. Artinya menarik atau tidaknya suatu acara
tergantung bagaimana konsep acara yang disuguhkan kepada pendengar
merupakan hal penting, tidak sekedar menghadirkan secara dengan materi atau
kemasan yang baru. Itu karena format siaran yang dibuat bukan ditujukan
untuk penyiar atau perencana, akan tetapi untuk khalayak pendengar.
Tujuan yang paling esensial bagi sebuah stasiun radio adalah bagaimana
acara yang telah di format sedemikian rupa dapat dinikmati oleh
pendengarnya dan untukjangkajauhnya stasiun radio tersebut menjadi media
16

Muhammad Ali, Kamus Leng/cap Bahasa Indonesia Moderen, (Jakarta: Pustaka
Amani), h. 139-140
17

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahava

21

pilihan khalayak. Oleh karena itu perlu adanya kehati-hatian dalam menyusun
format acara yang akan disiarkan disamping perlu juga memperhatikan faktor
persaingan penyiaran radio lain.
Dalam penataan format siaran, radio akan berhadapan dengan elemen
pendukung seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan
penjadwalan acara yang sesuai dengan segmen waktu yang direncanakan.
Selain itu format Iain yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan siaran
acara adalah format berita, debat, wawancara, surat pendengar, interaktif
pendengar, komentar, sport, kuis, tanya jawab dan Iain-lain. 19
Pada umumnya format penyiaran radio siaran terbagi pada tiga dimensi
pengertian format, yaitu:
I. Format program

Program siaran berdasarkan isi materinya.

2. Format produksi

Program siaran berdasarkan teknik penyajiannya.

3. Format siaran

Bentuk kepribadian suatu stasiun peny1aran
tercermin dan program siarannya.

Media massa elektronik dalam ha! ini televisi dan radio menjalankan
penyiarannya dengan pola yang berbeda-beda. Dalam prakteknya, format
penyiaran sudah menjadi sesuatu yang baku dan menjadi ketentuan umum
yang harus diterapkan. Dalam penyiaran televisi misalnya, sebuah program
acara berita format penyiarannya telah ditentukan oleh pengelola (manager
Programe) yang tentu saja berbeda dengan format penyiaran program acara

hiburan atau program acara entertain lainnya.

22
Demikian pula dalam penyiaran radio. Dalam penyiaran radio, pola
penyiaran atau format penyiaran ditentukan oleh pihak pengelola stasiun radio
siaran. Namun penyiaran tersebut tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan yang
telah dibuat oleh Dewan Kehormatan Kode Etik PRSSNI dan telah
disesuaikan dengan undang-undang penyiaran pemerintah.

20

Secara umum format penyiaran radio siaran swasta nasional memiliki
formatnya tersendiri yang berbeda antara satu stasiun radio dengan yang
lainnya. Dan format penyiaran tersebut juga disesuaikan dengan segmen
pendengamya yang berbeda-beda pula.
Karena di dalam swakarma PRSSNI sendiri, di sana tertera bahwa
format penyiaran radio siaran yang meniru format siaran radio lain adalah
sebuah pelanggaran penyiaran dan sebagai hukuman atas penjiplakan format
.
peny1aran
tersebut. 21

Sedangkan format yang peny1aran radio yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, radio siaran dalam melaksanakan peran tersebut harus
mengutamakan kepentingan umum atas dasar nilai-nilai pancasila sebagai
falsafah negara, nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai hak asasi manusia, normanorma dan budaya masyarakat, serta hukum yang berlaku. Dan mengikuti
kode etik penyiaran radio profesional yang telah ditetapkan oleh Dewan
Kehormatan Kode Etik PRSSNI.22

0

dalam Kuliah Umum tentang, Menuju Profesiona/isme
Tatang, Humas PRSSNI pオウ。セ@
Penyiaran Radio Siaran, Kantor Pusat PRSSNI Jakarta, senin, 29 Juni 2003

セョ@

'


...

セョゥ[^Zカ@

_: