Konsumsi Bahan Kering PENGARUH SUPLEMENTASI GETAH PEPAYA (Carica papaya) DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

55 Konsumsi bahan organik Konsumsi bahan organik = pemberian pakan dalam BK x BO- sisa pakan dalam BK x BO Kecernaan bahan kering Kecernaan bahan kering = konsumsi BK- BK feses x 100 Konsumsi BK Kecernaan bahan organik Kecernaan bahan organik = Konsumsi BO – BO feses x 100 Konsumsi BO

E. Cara analisis Data

Data dianalisis menggunakan analisis variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap RAL pola searah dengan data tidak berimbang untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diukur. Model matematika yang digunakan yaitu : Y ij = µ + T i + ε ij Sastrosupadi, 2007. Y ij = nilai pengamatan dari perlakuan ke i dan ulangan ke j µ = nilai tengah umum T i = pengaruh perlakuan ke i ε ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke i dan ulangan ke j

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsumsi Bahan Kering

Rata-rata konsumsi pakan bahan kering kelinci New Zealand White jantan yang diperoleh selama penelitian seperti terlihat pada tabel 4. Tabel 4. Rata-rata konsumsi bahan kering kelinci New Zealand White jantan selama penelitian.gramekorhari Perlakuan Ulangan Replications Rata-rata Treatments 1 2 3 4 Average 56 P0 51.03 52.74 49.05 58.82 52.91 P1 51.01 53.69 52.41 + 52.37 P2 54.60 54.36 60.58 ++ 56.51 P3 53.74 52.07 55.58 59.23 55.16 + kelinci mati pada tanggal 5 Juni 2007 karena kembung ++ kelinci mati pada tanggal 15 Mei 2007 karena kembung Rata-rata konsumsi pakan bahan kering masing-masing perlakuan berturut-turut P0, P1, P2, P3 adalah 52.91; 52.37; 56.51; dan 55.16 gramekorhari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi bahan kering selama penelitian berbeda tidak nyata p0.05. Hal ini berarti bahwa suplementasi getah pepaya dalam konsentrat hingga dosis 0.6 gkg bobot badan tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering pada kelinci New Zealand White jantan. Kondisi tersebut diduga karena getah pepaya yang diberikan tidak meningkatkan maupun menurunkan palatabilitas pakan. Prawirodigdo et al., 1995 cit Ristiantoro 2006 menjelaskan bahwa palatabilitas mempengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi. Palatabilitas pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tekstur, bau dan rasa. Lebih lanjut Kartadisastra 1997 menerangkan bahwa keadaan fisik dan kimiawi pakan yang dicerminkan oleh 3 hal yaitu kenampakan, bau dan rasa dapat menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Getah pepaya yang digunakan dalam penelitian berwujud serbuk berwarna putih krem, sedikit beraroma papaya dan memiliki rasa yang relatif hambar. Getah pepaya ini dicampurkan pada konsentrat secara homogen, sehingga ketika ternak mengkonsumsi konsentrat, secara tidak langsung akan mengkonsumsi getah pepaya. Perbandingan rata-rata konsumsi BK antar perlakuan seperti digambarkan pada diagram batang pada gambar 1 berikut ini 1 7 57 52.91 52.37 56.52 55.16 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 0 g P0 0,2 g P1 0,4 g P2 0,6 g P3 suplementasi getah pepaya K o n s u m s i B K g e k o r h a ri Gambar 1. Rata-rata konsumsi bahan kering kelinci New Zealand White jantan dalam penelitian. Gambar 1. menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi bahan kering pada setiap perlakuan relatif sama. Getah pepaya mengandung enzim proteolitik yang berfungsi untuk memecah protein menjadi asam-asam amino. Suplementasi getah pepaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecernaan protein pakan sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ternak. Ada dua macam enzim proteolitik dalam getah papaya, yaitu papain dan khimopapain. Papain dan khimopapain dapat bekerja pada suhu 50-60 o C dan pH 5-7 Purnomo, 2007, sedangkan menurut Schomburg 1991, khimopapain masih dapat bekerja pada pH asam yaitu 2. Arrington dan Kelley 1976 menyebutkan bahwa pH lambung kelinci ±2 ; dan memiliki suhu tubuh sekitar 38 o C. Pada penelitian ini diduga bahwa enzim papain tidak dapat memecah protein pakan karena ketidaksesuaian kondisi lambung dengan syarat aktivitas papain, menurut Muchtadi et al 1992, pada pH asam kurang dari 4 papain akan cepat menjai inaktif pada suhu tinggi. Pada pH yang sangat asam kurang dari 2 inaktivasi sangat cepat walau pada suhu 25 o C, sedangkan khimopapain diduga juga tidak optimal dalam memecah protein karena perubahan pH saluran pencernaan kelinci yang menurunkan aktivitas enzim tersebut, sehingga suplementasi getah pepaya hingga dosis 0,6 gkg bobot badan tidak mampu meningkatkan kecernaan pakan. Oleh sebab itu, laju pakan dalam saluran pencernaan relatif sama pada setiap perlakuan yang berakibat konsumsi bahan kering pada setiap perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang 58 signifikan. Tillman et al., 1998 menjelaskan bahwa jumlah pakan yang dapat dimakan terbatas oleh kecepatan pencernaan dan sisa makanan yang dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan. Selain itu, Siregar 2006 menjelaskan bahwa kemampuan ternak dalam mengkonsumsi ransum adalah terbatas. Keterbatasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mencakup faktor ternak itu sendiri, keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah.

B. Konsumsi Bahan Organik

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN MINERAL "SUPRA MINERAL" SEBAGAI CAMPURAN RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE

0 10 1

PENGARUH PENGGUNAAN EM4 (Effective Microorganisms) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PAKAN PADA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND

0 8 1

Pengaruh berbagai level seng (Zn) dalam ransum yang mengandung 30 persen ampas teh terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan absorpsi Zn pada kelinci new zealand white periode laktasi

0 11 53

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

2 11 42

PENGARUH PENGGGUNAAN RAGI ROTI TERHADAP KECERNAAN RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 3 59

PENGARUH SUBSTITUSI JERAMI KACANG TANAH DENGAN SILASE DAUN PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

1 21 37

PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK CAIR EM4 TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 29

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN TEPUNG BIJI KARET YANG DISUPLEMENTASI Na2S2O3 DALAM RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

0 11 44

PENGARUH SUPLEMENTASI GETAH PEPAYA (Carica papaya) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 5 37

PENGARUH PENGGUNAAN KULIT NANAS TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 7 42