Konsumsi Bahan Organik PENGARUH SUPLEMENTASI GETAH PEPAYA (Carica papaya) DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

58 signifikan. Tillman et al., 1998 menjelaskan bahwa jumlah pakan yang dapat dimakan terbatas oleh kecepatan pencernaan dan sisa makanan yang dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan. Selain itu, Siregar 2006 menjelaskan bahwa kemampuan ternak dalam mengkonsumsi ransum adalah terbatas. Keterbatasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang mencakup faktor ternak itu sendiri, keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah.

B. Konsumsi Bahan Organik

Rata-rata konsumsi bahan organik kelinci New Zealand White jantan yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rata-rata konsumsi bahan organik kelinci New Zealand White jantan selama penelitian gramekorhari Perlakuan Ulangan Replications Rerata Treatments 1 2 3 4 Average P0 34.84 36.06 32.34 40.53 35.94 P1 33.60 35.66 34.68 + 34.65 P2 35.82 37.64 41.94 ++ 38.67 P3 36.39 35.56 38.13 40.69 37.7 + kelinci mati pada tanggal 5 Juni 2007 karena kembung ++ kelinci mati pada tanggal 15 Mei 2007 karena kembung Rata-rata konsumsi bahan organik masing-masing perlakuan secara berturut-turut P0, P1, P2, dan P3 adalah 35.94; 34.65; 38.67; dan 37.7 gramekorhari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi bahan organik selama penelitian berbeda tidak nyata p0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa suplementasi getah pepaya dalam ransum tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi bahan organik kelinci New Zealand White jantan. Besarnya konsumsi bahan organik pada keempat perlakuan relatif sama, hal ini diduga karena konsumsi bahan kering yang relatif sama pula. Seperti dinyatakan oleh Kamal 1990, bahwa konsumsi bahan organik dipengaruhi oleh total konsumsi bahan kering, sehingga dapat dikatakan konsumsi bahan kering berbanding lurus dengan konsumsi bahan organik. Perbandingan rata-rata konsumsi bahan organik antar perlakuan seperti digambarkan pada diagram batang pada gambar 2 di bawah ini : 59 35.94 34.65 38.47 37.70 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 0 g P0 0,2 g P1 0,4 g P2 0,6 g P3 Suplementasi getah pepaya K o n s u m s i B O g e k o r h a ri Gambar 2. Rata-rata konsumsi bahan organik kelinci New Zealand White jantan selama penelitian. Gambar 2. menunjukkan rata-rata konsumsi bahan organik pada setiap perlakuan dan dapat diketahui bahwa konsumsi bahan organik masing-masing perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan seperti halnya konsumsi bahan keringnya. Konsumsi bahan organik yang berbeda tidak nyata juga disebabkan karena ransum yang diberikan mempunyai kandungan nutrien yang sama. Kondisi yang tidak berbeda nyata ini juga diduga disebabkan karena tidak terpenuhinya syarat aktivitas papain pada lambung kelinci. Enzim papain tidak dapat memecah protein pakan karena ketidaksesuaian antara suhu dan pH optimum enzim papain dengan kondisi lambung kelinci NZW. Sedangkan khimopapain juga belum mampu meningkatkan kecernaan protein meskipun enzim tersebut stabil dan dapat bekerja pada pH yang asam Schomburg, 1991, hal ini disebabkan karena perubahan pH pada saluran pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung dan usus halus.

C. Kecernaan Bahan Kering

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN MINERAL "SUPRA MINERAL" SEBAGAI CAMPURAN RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE

0 10 1

PENGARUH PENGGUNAAN EM4 (Effective Microorganisms) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PAKAN PADA KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND

0 8 1

Pengaruh berbagai level seng (Zn) dalam ransum yang mengandung 30 persen ampas teh terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik dan absorpsi Zn pada kelinci new zealand white periode laktasi

0 11 53

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

2 11 42

PENGARUH PENGGGUNAAN RAGI ROTI TERHADAP KECERNAAN RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 3 59

PENGARUH SUBSTITUSI JERAMI KACANG TANAH DENGAN SILASE DAUN PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

1 21 37

PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK CAIR EM4 TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 29

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN TEPUNG BIJI KARET YANG DISUPLEMENTASI Na2S2O3 DALAM RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

0 11 44

PENGARUH SUPLEMENTASI GETAH PEPAYA (Carica papaya) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 5 37

PENGARUH PENGGUNAAN KULIT NANAS TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 7 42