Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R
(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
MATEMATIKA SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 127 Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :
Mimi Umayah
1110017000068
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

ABSTRAK
MIMI UMAYAH (1110017000068), “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar

Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2015.
Proses pembelajaran yang didominasi guru serta anggapan siswa bahwa
matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan menyebabkan
rendahnya aktivitas belajar matematika siswa. Metode SQ3R merupakan suatu
alternatif pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif pada setiap tahaptahapnya dan melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui
intisari dari teks yang dibaca. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa, 2) untuk menganalisis respon
siswa, 3) untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa, melalui
penerapan metode pembelajaran SQ3R.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 127 Jakarta tahun ajaran 2014/2015 pada
bulan Februari – Maret 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama dua siklus. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, angket aktivitas, jurnal harian
siswa, pedoman wawancara dan tes.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar
matematika siswa. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata skor aktivitas belajar
matematika siswa pada siklus I sebesar 66,46 menjadi 80,40 pada siklus II. Selain
itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada umumnya siswa memberikan
respon positif terhadap metode pembelajaran SQ3R. Hal ini dapat dilihat melalui

hasil jurnal harian yang menunjukan persentase respon positif siswa meningkat
dari 61,12% pada siklus I menjadi 79,86% pada siklus II, serta metode
pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan
tingkat ketuntasan belajar mencapai 77,78%.
Kata kunci : Metode pembelajaran SQ3R, aktivitas belajar matematika, respon
siswa.

i

ABSTRACT
MIMI UMAYAH (1110017000068), “Application of SQ3R Learning Methods to
Improve Students Mathematics Learning Activities”. Thesis Department of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, July 2015.
Learning process in the dominance of teachers and students assumption that
mathematics is a difficult subject and tedious causes low activity of mathematic
learning. SQ3R is an alternative method that involves teaching students to be
active in each of the stages and train students to construct their knowledge
through the essence of the text being read. The purpose of this research are: 1) To
analyze the increased activity of mathematics learning, 2) to analyze students

responses, 3) to analyze the improvement of students mathematics learning
outcomes, through the application of learning methods SQ3R.
This research was conducted in SMP Negeri 127 Jakarta for academic year
2014/2015 in February – March 2015. The method of this research was
classroom action research (CAR) which carried out for two cycles. The research
instrument used are observation sheets, mathematic learning activities
questionnaire, students daily journal, interview guidelines and test achievement.
The results of this research showed an increased of students mathematics learning
activities. It can be seen from the increase of the average score of students
mathematics learning activities from 66,46 in the first cycle becomes 80,40 in the
second cycle. In addition, the result also showed that in general students
responded positively to the SQ3R learning method. It can be seen through the
result of a daily journal that shows the percentage of positive responses of
students has incresed from 61,12% in the first cycle becomes 79,86% in the
second cycle, moreover, SQ3R learning method can improve students
mathematics learning outcomes to achieve the level of mastery learning 77,78%.
Keywords : SQ3R learning method, mathematics learning activities, student
response.

ii


KATA PENGANTAR

‫ﺑﺳﻢاﷲاﻟرﺤﻣﻦاﻟرﺤﯾﻢ‬
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah
dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif

dari

berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Abdul Muin, S.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing
penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari segala perbaikan
dan kebaikan yang diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.

5.


Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan

waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam

membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari
segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Bapak selalu berada
dalam kemuliaanNya.
6.

Ibu Khoirunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

iii

7.

Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan oleh
Bapak dan Ibu Dosen mendapat keberkahan dari Allah SWT.

8.

Pimpinan Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9.

Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Staff Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Kepala SMPN 127 Jakarta, Ibu Hj. Supriheni, M.Pd yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
11. Seluruh dewan guru SMPN 127 Jakarta, khususnya Ibu Isprianingsih, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian ini.
12. Siswa dan siswi SMPN 127 Jakarta, khususnya kelas VII-F yang telah
bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

13. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Munali dan Ibunda
Alijah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan,
serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku
Hernita Karolina dan Iin Nurulita, juga abangku Hendra Gunawan serta
seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril serta
doanya kepada penulis.
14. Para sahabat semenjak masa sekolah Robiyatul Adawiyah, Syifa Yuniarti,
Tuti Meisyaroh dan Tarina Sari yang selalu memberikan semangat dan
menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini.
Partner in crime “DOZEN” (Rici, Fela, Dentika, Donna, Reski, Eillen, Ai,
Ucy, Sinta, Indri, Rahmah) dengan segala kegilaan, kebawelan, kejujuran,
kebahagiaan juga kesedihan yang sangat berarti bagi penulis. Kepada Alm.
Eka Nur Pistasari, terimakasih atas segala pelajaran hidup yang telah Eka
ajarkan baik secara langsung maupun tidak, semoga Eka tenang selalu di sisi
Allah SWT.

iv

15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2010,
khususnya kelas B (WASHABEE). Terimakasih untuk kebersamaan, canda

dan tawa serta untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap
terjalin dengan baik.
16. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,
motivasi, semangat, saran dan doa yang telah diberikan mendapatkan balasan
ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah mengusahakan yang terbaik.
Adapun jika masih ada kekurangan, penulis menerima saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

v


VAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................

i

ABSTRACT .....................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

VAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

VAFTAR TABEL ..........................................................................................


viii

VAFTAR VIAGRAM ....................................................................................

ix

VAFTAR GAMBAR ......................................................................................

x

VAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xi

BAB I PENVAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .........................................

6

C. Pembatasan Fokus Penelitian ........................................................

6

D. Perumusan Masalah.......................................................................

7

E. Tujuan Penelitian...........................................................................

7

F. Manfaat Penelitian.........................................................................

7

BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINVAKAN VAN HIPOTESIS TINVAKAN ...............................

9

A. Kajian Teori...................................................................................

9

1. Aktivitas Belajar Matematika .................................................

9

a. Pengertian Belajar .............................................................

9

b. Pengertian Matematika ......................................................

11

c. Penegertian Belajar Matematika ........................................

12

d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika ..........................

13

e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ...................................

16

2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) .......

20

B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan .................................

26

C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................

27

D. Hipotesis Tindakan .......................................................................

29

vi

BAB III METOVOLOGI PENELITIAN ....................................................

30

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................

30

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...................

30

C. Subjek Penelitian ..........................................................................

33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................

33

E. Tahapan Intervensi Tindakan .......................................................

33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................

35

G. Data dan Sumber Data ..................................................................

36

H. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................

36

I. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

38

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...........................................

38

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ..............................................

39

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................

40

BAB IV VESKRIPSI, ANALISIS VATA, VAN PEMBAHASAN ...........

42

A. Deskripsi Data ...............................................................................

42

1. Pelaksanaan Prapenelitian ........................................................

42

2. Deskripsi Tindakan Siklus I ....................................................

43

3. Deskripsi Tindakan Siklus II ...................................................

65

B. Analisis Data .................................................................................

80

C. Pembahasan Penelitian .................................................................

84

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................

87

BAB V KESIMPULAN VAN SARAN .........................................................

89

A. Kesimpulan....................................................................................

89

B. Saran ..............................................................................................

90

VAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

91

vii

VAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................

30

Tabel 3.2

Tahapan Penelitian ....................................................................

34

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika ......

37

Tabel 4.1

Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa .............................

43

Tabel 4.2

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-1 ...............................................................

Tabel 4.3

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-2 ...............................................................

Tabel 4.4

51

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-3 ...............................................................

Tabel 4.5

48

53

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-4 ...............................................................

55

Tabel 4.6

Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I ...................

56

Tabel 4.7

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ........................

62

Tabel 4.8

Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I ............................................

63

Tabel 4.9

Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I .........................

64

Table 4.10

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-6 ...............................................................

Tabel 4.11

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-7 ...............................................................

Tabel 4.12

69

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-8 ...............................................................

Tabel 4.13

68

71

Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika
Siswa Pertemuan ke-9 ...............................................................

73

Tabel 4.14

Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II ..................

74

Tabel 4.15

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II .......................

79

Tabel 4.16

Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II...........................................

79

Tabel 4.17

Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .................................

83

viii

VAFTAR VIAGRAM

Diagram 4.1 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan Masing-Masing Indikator ....................................

80

Diagram 4.2 Rata-rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II ................................................................

81

Diagram 4.3 Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ...................

82

Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Matematika Siswa......................................................................

ix

84

VAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...............................................................

27

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ..............................................

32

Gambar 4.1 Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question ....................................

46

Gambar 4.2 Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite .....................................

46

Gambar 4.3 Perwakilan Kelompok Mempresentasikan
Hasil Jawaban dan Catatan Sederhana ......................................

47

Gambar 4.4 Siswa Membaca Teks LKS........................................................

57

Gambar 4.5 Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok ......................

58

Gambar 4.6 Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan ....................

59

Gambar 4.7 Rangkuman Hasil Belajar Siswa ...............................................

60

Gambar 4.8 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami ..................................

61

Gambar 4.9 Siswa Membaca Teks LKS........................................................

67

Gambar 4.10 Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah Dibuat .....................

70

Gambar 4.11 Siswa Membaca Teks LKS........................................................

75

Gambar 4.12 Siswa Aktif Berdiskusi ..............................................................

76

Gambar 4.13 Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal .................................

77

Gambar 4.14 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami ..................................

78

x

VAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Wawancara Guru Prapenelitian........................................

94

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ..................

96

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................

116

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ..........................................

136

Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................

156

Lampiran 6

Kisi-kisi Tes Siklus I ................................................................

176

Lampiran 7

Kisi-kisi Tes Siklus II ...............................................................

177

Lampiran 8

Soal Tes Siklus I .......................................................................

178

Lampiran 9

Soal Tes Siklus II ......................................................................

180

Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Siklus I.......................................................

182

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Siklus II .....................................................

186

Lampiran 12 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I dan Siklus II ............................

190

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ..................................

191

Lampiran 14 Hasil Uji Reabilitas Siklus I dan Siklus II .................................

195

Lampiran 15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan Siklus II ..........

199

Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Siklus I dan Siklus II .................

203

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa ...........

205

Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II .................................................................

208

Lampiran 19 Lembar Observasi Guru.............................................................

210

Lampiran 20 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ................

211

Lampiran 21 Jurnal Harian Siswa ...................................................................

213

Lampiran 22 Hasil Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ................................

214

Lampiran 23 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus I.................................

215

Lampiran 24 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus II ...............................

216

Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I ........................

217

Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II ......................

218

xi

Lampiran 27 Lembar Uji Referensi ...............................................................

219

Lampiran 28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................

225

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang merasa sangat perlu untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu
berkompetisi dengan negara-negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas
SDM erat hubungannya dengan mutu pendidikan di Indonesia, karena pendidikan
merupakan salah satu wahana yang dipandang dapat meningkatkan kualitas SDM.
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponenkomponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut
meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode
pembelajaran, serta sistem evaluasi hasil belajar. Dari beberapa komponen
tersebut yang paling bepengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah
guru. Guru adalah seseorang yang berada di posisi paling penting untuk
menciptakan sumber daya manusia karena seorang guru berhadapan langsung
dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya
sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana dan pengelola proses
belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. Jika guru berhasil
melaksanakan tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka
setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa
yang unggul dan berkualitas.
Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses
belajar mengajar di kelas akan menghadapi tantangan berupa beragamnya karakter
siswa. Setiap siswa merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan individu lainnya. Keragaman karakteristik tersebut meliputi
keragaman latar belakang, minat, gaya belajar, ataupun keragaman kemampuan
siswa dalam menyerap informasi pelajaran.1

1

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 83.

1

2

Keragaman yang terjadi dalam suatu kelas merupakan kenyataan yang
tidak dapat dihindari oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran, terlebih dalam
memutuskan strategi apa yang harus digunakan dalam pembelajaran bagi
siswanya. Seiring perkembangan zaman, guru masa kini dituntut untuk kreatif dan
inovatif dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran. Dengan
tujuan agar pembelajaran yang dihasilkan berlangsung efektif, memenuhi
kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.2 Sebab pada prinsipnya belajar
adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga tingkah laku
tersebut melakukan kegiatan atau aktivitas. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di
dalam interaksi belajar-mengajar.3 Dalam pembelajaran, yang lebih banyak
melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah siswa, sedang guru
memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat
oleh siswa. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
Keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga
terhadap hasil belajarnya. Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktivitas
pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan
aktivitas belajar pula, siswa dapat terkembangkan potensi belajarnya. Guru yang
baik semestinya memprioritaskan aspek keaktifan siswanya dalam belajar.

2

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 171.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 95-96.
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 2.
3

3

Konficius mengungkapkan bahwa what I hear I forget, what I see I remember,
what I do I understand.5
Ketiga pernyataan tersebut menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari di sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Pada
kenyataannya dalam setiap kali pembelajaran matematika guru kurang
mengembangkan keaktifan siswa sehingga aktivitas siswa terbatas hanya
mendengarkan, mencatat, latihan soal, dan cenderung menuruti doktrin dari
gurunya.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika
kelas VII di SMP Negeri 127 menyatakan bahwa hanya sekitar 40% siswa yang
aktif. Guru bidang studi matematika juga menjelaskan bahwa selama proses
pembelajaran matematika berlangsung terlihat kurangnya rasa ingin tahu terhadap
materi yang dipelajari sehingga kemampuan bertanya siswa rendah. Rasa percaya
diri siswa juga masih belum tampak, hal itu terlihat dari sedikitnya siswa yang
berani untuk presentasi di depan kelas dan menuliskan jawaban di papan tulis,
serta siswa belum sepenuhnya tertarik dengan pelajaran matematika, hal tersebut
terlihat selama proses belajar berlangsung siswa tidak antusias, mengantuk, atau
lebih banyak mengobrol dengan teman sebangkunya. Dari hasil wawancara
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kelas VII di SMP Negeri 127 masih
tergolong rendah.
Rendahnya tingkat keaktifan siswa kelas VII di SMP Negeri 127 ternyata
berpengaruh pada rendahnya hasil belajar matematika siswanya, terutama pada
kelas VII-F. Ibu Iis selaku guru bidang studi matematika menyatakan bahwa dari
tiga kelas yang beliau ajar kelas VII-F merupakan kelas yang paling sedikit
siswanya yang mencapai atau melebihi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit,
membosankan, dan menyeramkan sehingga apabila siswa menemui suatu materi
yang tidak dimengerti, siswa enggan bertanya kepada guru. Terlebih jika guru
5

Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), h. 1.

4

memberikan latihan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan, siswa tidak
kreatif dalam menjawab soal karena telah terpaku dengan contoh soal yang ada.
Hal tersebut dikarenakan guru kurang menggali aktivitas siswa dalam
mengerjakan soal.
Hal serupa juga peneliti temui saat melakukan PPKT bulan SeptemberNovember 2013 di SMA Dua Mei Ciputat. Peneliti menemukan bahwa siswa
kelas X seringkali kurang merespon terhadap pelajaran matematika. Siswa tidak
fokus mengikuti pembelajaran terutama siswa laki-laki dan yang berada pada
deretan belakang, beberapa siswa berbincang dengan siswa lainnya ketika guru
menyampaikan materi bahkan ada siswa yang tidur. Tidak mencatat materi
pelajaran, telat mengumpulkan tugas atau PR menunjukkan rendahnya rasa
tanggung jawab siswa serta kurangnya rasa ingin tahu siswa sehingga jarang
sekali yang bertanya selama pembelajaran berlangsung dan hanya sebagian kecil
siswa yang mampu menyelesaikan soal matematika. Hal ini mengindikasikan
bahwa proses pembelajaran serta aktivitas belajar siswa belum optimal.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi rendahnya
aktivitas belajar serta hasil belajar siswa adalah dengan merencanakan proses
pembelajaran dengan baik. Menentukan metode pembelajaran merupakan langkah
awal dalam merencanakan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang biasa
digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode konvensional.
Pembelajaran konvensional pada umumnya merupakan pembelajaran yang
berpusat pada guru. Siswa hanya menjadi penerima sepenuhnya materi pelajaran
yang diberikan kepada guru. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hapalan dari
pada pemahaman dan lebih mengutamakan hasil dari pada proses. Guru biasanya
mengajar hanya dengan beracuan pada buku teks yang digunakan sekolah, dengan
metode ceramah.
Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Metode konvensional yang selama ini digunakan harus diganti dengan
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan
dengan karakteristik pembelajaran konstruktivisme menurut Drivel and Bell yang
mengemukakan bahwa belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin

5

proses keterlibatan siswa dan siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan.6
Solusi untuk masalah-masalah yang diuraikan di atas, diperlukan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif dalam mengkonstruksi ilmu
pengetahuan. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa untuk aktif, dapat
melatih kemampuannya untuk berfikir memahami konsep matematika dengan
pola pikir mereka. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
metode pembelajaran SQ3R.
Metode SQ3R adalah metode membaca yang efisien dan membantu siswa
untuk lebih berkonsentrasi terhadap teks yang dibaca. Metode SQ3R dapat
mendorong siswa untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari
yang tersirat dalam suatu buku atau teks. Langkah-langkah metode SQ3R yang
sistematis dapat membuat siswa menggunakan kemampuan berpikirnya dalam
memahami ide-ide pokok atau konsep-konsep yang ada dalam teks.
Penerapan metode belajar SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat
digunakan untuk memahami materi ajar ataupun memecahkan masalah yang
dalam penelitian ini akan menggunakan LKS, karena untuk mendapatkan hasil
yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan metode SQ3R.7 Langkahlangkah dalam metode SQ3R juga melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam
proses belajar.
Penggunaan metode SQ3R inilah yang diharapkan akan mampu
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa”.

6

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h. 106.
7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar, (Yogyakarta : DIVA Press,
2011), h. 399.

6

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Area dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII-F SMP Negeri
127 Jakarta Barat pada tahun ajaran 2014/2015. Adapun identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya kebosanan dan kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Pemakaian metode pembelajaran yang kurang variatif oleh guru.
3. Proses pembelajaran yang kurang mengasah keaktifan belajar siswa.
4. Kurangnya respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.
5. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika
6. Hasil belajar matematika siswa rendah.
Fokus dalam penelitian ini adalah penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika
siswa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Setelah penulis mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapat
terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan waktu
dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan memberikan
arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka masalah akan dibatasi pada:
1. Aktivitas belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
indikator:
a. Visual Activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada
LKS.
b. Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan
siswa dalam diskusi kelompok (read).
c. Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite),
keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian
siswa menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil
belajar (review) dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas
origami untuk menjelaskan materi segiempat).
d. Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.

7

2. Metode SQ3R yang dimaksud yaitu metode yang terdiri dari tahap survey,
question, read, recite dan review. Tahap-tahap metode SQ3R tersebut
diterapkan dalam bentuk LKS.
3. Materi matematika yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah materi
bangun datar segiempat yang diajarkan pada kelas VII semester genap.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa dengan penerapan metode
pembelajaran SQ3R ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode SQ3R pada pelajaran
matematika?
3. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui
penerapan metode SQ3R.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran SQ3R.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode
pembelajaran SQ3R.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, metode SQ3R dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

8

2. Bagi siswa, dengan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan memahami materi pada pelajaran matematika.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk
meningkatkan mutu pendidikan
4. Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.

BAB II
KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1.

Aktivitas Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan

peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia
selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih
mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi
permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Untuk
dapat mengatasi permasalahan tersebut, manusia memerlukan perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan
pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada manusia disebut belajar.
Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan baik secara
formal atau non formal yang dapat merubah pengetahuan yang telah diketahui
dengan pengetahuan yang akan diperoleh dari hasil belajar yang bersifat dinamis.
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks
menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman
(experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan
(knowledge). 1

1

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 9.

9

10

Secara umum belajar bisa dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara
diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut Brend Id lebih menekankan
pemenuhan nafsu, super ego lebih bersifat sosial dan moral, sedang ego akan
menjembatani antara keduanya. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa
proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang
belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.2
Menurut pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses
berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut
keterlibatan intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan,
penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.3
Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan
belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.4
Sedangkan menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari
proses sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk
memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu akan belajar secara
optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota
masyarakat yang baik.5
Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar maka dapat disimpulkan
belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu
perubahan tingkah laku baik berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik

2

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 22.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2011), h. 136.
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
Ke-20 h.84.
5
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: JICAUPI, 2001), h.9.

11

sebagai hasil dari pengalaman atau usaha-usaha sehingga akan tercipta kecakapan
baru.
b. Pengertian Matematika
Dalam berbagai bahasa matematika dikenal dengan istilah mathematics
(Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia),
matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari
perkataan latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar
kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan
matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa,
yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).6
Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika
dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah
atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan
penemuan, disitulah setiap hari ide-ide baru ditemukan. “Matematika adalah
metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan
yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri”. 7
James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus
matematikanya mengatakan “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri”.8
Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi perkembangan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada
setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Matematika yang diberikan di
6

Erman Suherman, Op.Cit., h. 17-18.
Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008), h.13.
8
Erman Suherman, Loc.Cit.
7

12

sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun pada jenjang
pendidikan menengah (SMU dan SMK), disebut dengan matematika sekolah.
Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu mengenai bilangan-bilangan yang
diperoleh dengan bernalar, terorganisasikan dengan baik, yang dapat diterapkan di
sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif, serta dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pengertian Belajar Matematika
Belajar matematika yang dimaksud adalah segala sesuatu aktivitas baik
fisik maupun mental yang terjadi dalam pembelajaran matematika, sedangkan
makna pembelajaran sendiri merupakan proses yang bukan hanya dari guru yaitu
mengajar namun juga ada proses mandiri belajar dari siswa. Menurut Cobb,
belajar matematika merupakan proses di mana siswa secara aktif mengkonstruksi
pengetahuan matematika..9
Pada dasarnya hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental
untuk memahami arti hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian
diterapkannya pada situasi nyata.10 Kompetensi matematika yang diharapkan
muncul setelah peserta didik belajar matematika berdasarkan Permendiknas No.
22 (Depdiknas, 2006) adalah:
a)

Pemahaman konsep
Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep matematika bila peserta

didik tersebut mampu menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah.

9

Ibid., h. 71.
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet.4, h.130.

10

13

b) Penalaran
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
c)

Pemecahan masalah
Peserta didik dikatakan mampu memecahkan masalah matematika bila

peserta didik mampu memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d) Komunikasi
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan komunikasi matematika
apabila peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e)

Koneksi
Apabila peserta didik mampu menggunakan atau mengaitkan antara pokok

bahasan matematika yang satu dengan yang lainnya, pelajaran matematika dengan
pelajaran lainnya dan dengan kehidupan sehari-hari.11
Dari uraian di atas diharapkan dengan belajar matematika peserta didik
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, lebih terasah kemampuan
bernalarnya, mampu menghubungkan pokok bahasan matematika dengan pokok
bahasan yang lain atau dengan lingkungannya, serta mampu memlih strategi yang
tepat untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah upaya yang dilakukan secara sengaja yaitu
adanya proses belajar dan mengajar matematika yang bertujuan untuk mencapai
kompetensi matematika yang diharapkan.
d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah
laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah
11

Fadjar Shadiq, Kemahiran matematika, (Yogyakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (Depdiknas), 2009), h. 1.

14

sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam
interaksi belajar-mengajar.12 Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa
yang aktif dan bukan siswa yang pasif.
Belajar pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik
itu dilakukan di sekolah secara formal maupun secara informal. Berbeda dengan
Sardiman yang menganggap bahwa sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan
belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta
didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan psikologi
mengenai konsep aktivitas siswa antara lain:
1) Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam
kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di dalam dirinya
terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif
inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.
2) Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani
dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat
kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak
dan beraneka ragam pula. 13
Menurut pandangan ahli pendidikan mengenai konsep aktivitas antara lain:
a) Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri.
b) Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang

sendiri,

membentuk

sendiri.

Pernyataan

Montessori

ini

memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan
bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak
didik.
c) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus
diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan

12
13

171.

Sardiman, op. cit., h. 95.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 170-

15

sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis. 14
Ahmad Rohani mengungkapkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas
yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas dalam belajar merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan
begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya
karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar.
Dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar merupakan inti dari suatu proses
belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak
tidak mungkin seseorang dikatakan belajar. Penggunaan asas aktivitas besar
nilainya bagi pengajaran para siswa, karena:
1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.
4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua
dan guru.
7) Proses belajar mengajar diselenggarakan secara realitas dan konkret.
8) Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat. 15
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
matematika adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dalam

14
15

Sardiman, op. cit., h. 96.
Oemar Hamalik, op. cit., h. 175-176.

16

pengembangan pengetahuan, keterampilan dan yang diperoleh secara bernalar dan
berhubungan dengan bentuk baik bersifat fisik (berhubungan dengan bilangan)
dan mental (penalaran logika). Dan dapat disimpulkan definisi aktivitas belajar
matematika secara operasional yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas
atau selama proses pembelajaran berlangsung seperti memperhatikan, bertanya,
mengeluarkan pendapat, mencatat, menggambar, membuat kontruksi, melakukan
percobaan dan memecahkan masalah.
e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar
Saat belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi.
Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim
terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich menyimpulkan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 16
1) Visual activities
Aktivitas visual berhubungan erat dengan mata, tanpa mata tidak mungkin
aktivitas visual dapat dilakukan. Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas
visual berarti belajar. Aktivitas visual dalam arti belajar disini adalah yang
bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
yang positif. Contohnya adalah membaca, memperhatikan : gambar,
demonstrasi, percobaan.
2) Oral activities
Jenis aktivitas ini berkaitan dengan berbicara, contoh dari kegiatan ini adalah
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.
3) Listening activities
Aktivitas ini melibatkan indera pendengaran. Contoh aktivitas ini adalah
mendengarkan: uraian, p

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode pembelajaran sq3r terhadap pemahaman konsep matematika siswa

5 27 160

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 14

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 11

PENERAPAN METODE OPEN ENDED AND REDIRECTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK Penerapan Metode Open Ended and Redirection Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Hi

2 5 14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD.

0 2 31

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN METODE MNEMONIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ...

0 0 8

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA ... 1 PB

0 0 4