BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1 Pendahuluan
Pada bab ini penulis membahas mengenai kesimpulan, implikasi manajerial, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian secara keseluruhan
dirangkum sedemikian rupa sehingga dapat diambil intisarinya dan digunakan sebagai implikasi manajerial. Pada bab ini peneliti pun memaparkan keterbatasan-
keterbatasan yang ditemui selama proses penelitian. Diharapkan keterbatasan- keterbatan tersebut dapat menjadi saran atau masukan bagi untuk penelitian
selanjutnya.
5.2 Kesimpulan
Hasil uji hipotesis dalam penelitian kali ini menemukan adanya perbedaan
dengan penelitian terdahulu oleh Kamins et al. 2003. Dari total 7 hipotesis,
terdapat 3 hipotesis yang diterima sepenuhnya, 2 hipotesis diterima sebagian dan
2 hipotesis ditolak. Berikut ini adalah rangkuman dari hasil penelitian persepsi
konsumen mengenai status pionir, pemimpin pasar, dan follower: 1. Kekeliruan persepsi konsumen terhadap pionir lebih tinggi daripada
pemimpin pasar 70,89 vs. 29,95. Kekeliruan persepsi pada pemimpin pasar paling banyak terjadi pada kategori jasa yaitu bank umum 67,78.
Sedangkan kekeliruan tertinggi pada pionir terdapat pada kategori produk high-tech yaitu smartphone android 85,33.
2. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara merek yang dipersepsikan sebagai pionir dan pemimpin pasar baik pada kategori jasa,
high-tech, maupun low-involvement berdasarkan evaluasi, sikap, dan niat beli. 3.
Secara keseluruhan, persepsi konsumen berdasarkan evaluasi terhadap merek yang dipersepsikan sebagai pionir maupun pemimpin pasar menunjukkan
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan merek yang dipersepsikan sebagai follower. Sedangkan pada sikap dan niat beli, persepsi terhadap pionir
maupun pemimpin pasar yang lebih baik dibandingkan follower hanya terdapat pada kategori bank umum dan minyak angin aromateraphy roll-on.
5.3 Implikasi Manajerial
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa konsumen cenderung tidak dapat mengidentifikasi pemimpin pasar secara tepat, padahal
seperti demikian halnya dengan pemimpin pasar, status tersebut memiliki niat, sikap, dan niat beli konsumen yang lebih baik jika dibandingkan dengan follower.
Pada hasil penelitian mengenai pioneership ditemukan bahwa merek follower yang dipersepsikan sebagai pionir memiliki penilaian yang sebanding baik itu dari
niat, sikap, dan niat beli dengan pionir yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, perusahaan pemegang status pionir harus mengkomunikasikan statusnya agar
keuntungan pionir dapat dimaksimalkan. Selain itu melihat dari kemampuan mayoritas responden yang lebih baik dalam mengidentifikasi pemimpin pasar,
maka akan lebih baik jika merek pionir juga meraih posisi sebagai pemimpin pasar. Dalam hal ini tidaklah cukup hanya menjadi pionir saja, tetapi merek pionir
harus berusaha menjadi pemimpin pasar sehingga posisi akan semakin kuat dengan dua kemenangan yang diperoleh Trout, 2001.
Begitu halnya dengan perusahaan pemimpin pasar, usaha untuk mengkomunikasikan status harus dilakukan sehingga keuntungan sebagai
pemimpin pasar lebih maksmimal. Dari hasil penelitian, mayoritas konsumen memiliki penilaian mengenai evaluasi, sikap, dan niat beli yang positif terhadap
pemimpin pasar dibandingkan dengan follower. Hal itu menunjukkan bahwa status kepemimpinan pasar juga merupakan sesuatu yang berarti. Persepsi akan
kepemimpinan pasar yang sudah kuat perlu dipertahankan agar tidak goyah. Bagaimanapun juga, kesuksesan pasti akan selalu diikuti oleh tantangan-tantangan
yang kapan saja muncul. Komunikasi berupa klaim status kepemimpinan pasar yang efektif dapat
dilakukan dengan mencantumkan prestasi-prestasi yang didapatkan pada kemasan atau memberikan pesan pada konsumen mengenai pangsa pasar baik itu melalui
media. Adapun klaim ini perlu dilakukan oleh perusahaan pemegang status pionir dan pemimpin pasar agar kemungkinan adanya mislead advertising oleh follower
berserta dampaknya terhadap persepsi konsumen, dapat diminimalisasi.
5.4 Keterbatasan Penelitian