harus berusaha menjadi pemimpin pasar sehingga posisi akan semakin kuat dengan dua kemenangan yang diperoleh Trout, 2001.
Begitu halnya dengan perusahaan pemimpin pasar, usaha untuk mengkomunikasikan status harus dilakukan sehingga keuntungan sebagai
pemimpin pasar lebih maksmimal. Dari hasil penelitian, mayoritas konsumen memiliki penilaian mengenai evaluasi, sikap, dan niat beli yang positif terhadap
pemimpin pasar dibandingkan dengan follower. Hal itu menunjukkan bahwa status kepemimpinan pasar juga merupakan sesuatu yang berarti. Persepsi akan
kepemimpinan pasar yang sudah kuat perlu dipertahankan agar tidak goyah. Bagaimanapun juga, kesuksesan pasti akan selalu diikuti oleh tantangan-tantangan
yang kapan saja muncul. Komunikasi berupa klaim status kepemimpinan pasar yang efektif dapat
dilakukan dengan mencantumkan prestasi-prestasi yang didapatkan pada kemasan atau memberikan pesan pada konsumen mengenai pangsa pasar baik itu melalui
media. Adapun klaim ini perlu dilakukan oleh perusahaan pemegang status pionir dan pemimpin pasar agar kemungkinan adanya mislead advertising oleh follower
berserta dampaknya terhadap persepsi konsumen, dapat diminimalisasi.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Tak luput dari ketidaksempurnaan, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti kemungkinan adanya bias dalam jawaban responden. Meski
dalam pelaksanaanya peneliti telah memberi pengarahan untuk menjawab dengan keyakinan sendiri, namun beberapa responden masih dengan sengaja bertanya
pada rekannya saat menentukan merek pionir dan pemimpin pasar. Hal tersebut memungkinkan bahwa jawaban yang diberikan tidak murni berasal dari pemikiran
responden sendiri melainkan dari pengaruh orang lain. Data publikasi pangsa pasar yang minim di Indonesia pun menjadi
keterbatasan, terutama untuk jenis kategori low-involvement dan jasa. Untuk mendukung konfirmasi pemimpin pasar maka digunakan proxy seperti hasil
survei konsumen dan data laporan keuangan oleh lembaga penelitian dan institusi formal. Selanjutnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa objek dalam
penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Kamins, et al. 2003. Objek dalam penelitian ini hanya mencakup 3 jenis kategori produk saja, yaitu
bank umum jasa, smartphone android high-tech, dan minyak angin aromatherapy roll-on low-involvement.
Adapun pemilihan kategori produk yang berbeda memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula, sehingga tidak serta merta dapat digeneralisasi.
Selain itu responden dalam penelitian ini hanya terbatas pada kalangan mahasiswa yang notabene belum memiliki penghasilan sendiri dengan tujuan homogenitas
penelitian, berbeda dengan responden dalam penelitian Kamins, et al. 2003 yaitu kalangan rumah tangga sehingga cenderung lebih umum. Karakteristik responden
yang berbeda, memungkinkan hasil penelitian yang berbeda pula.Keterbatasan penelitian ini pun juga terdapat pada jumlah responden yang tidak mencakup
seluruh populasi di DIY. Oleh sebab itu, jika jumlah responden disesuaikan dengan jumlah populasi sesungguhnya, maka hasil penelitian dapat saja menjadi
berbeda.
5.5 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya