Tujuan landreform Obyek landreform

33 dari sistematika yang telah dikembangkan oleh UUPA. 10 Di Indonesia pengertian landreform terbagi atas dua yakni landreform dalam arti luas dan landreform dalam arti sempit. Dalam arti luas meliputi program 11 : a. Pembaharuan hukum agraria, b. Penghapusan hak-hak asing dan konsesi kolonial atas tanah, c. Mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur d. Perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah, e. Perencanaan persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara berencana sesuai dengan daya kesanggupan dan kemampuannya. Landreform dalam arti sempit hanya mencakup program butir keempat, yaitu perombakan mengenai pemilikan penguasaan tanah serta hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah. Istilah landreform dalam arti sempit adalah perombakan dalam pemilikan tanah, khususnya redistribusi tanah yang bertujuan untuk mencapai pemerataan dalam pembangunan pertanian.

2. Tujuan landreform

Tujuan landreform adalah : a. Untuk mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani yang berupa tanah, dengan maksud agar ada pembagian hasil yang adil pula. Tujuan merombak struktur pertanahan sama sekali secara revolusioner, guna merealisir keadilan sosial. b. Untuk melaksanakan prinsip tanah untuk tani, agar tidak terjadi lagi tanah sebagai obyek spekulasi dan obyek pemerasan. c. Untuk memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap 10 Hustiati, 1990, Agrarian Reform di Philipina dan Perbandingannya Dengan Landreform di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, hlm. 28. 11 Ady Kusnady, 2001, Penelitian Tentang Efektivitas Peraturan Perundang-Undangan Larangan Tanah Absentee, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI, hlm. 12. 34 warga negara Indonesia, baik laki-laki maupun wanita yang berfungsi sosial. Suatu pengakuan dan perlindungan terhadap privat bezit, yaitu hak milik sebagai hak terkuat, bersifat perorangan dan turun-temurun, tetap berfungsi sosial. d. Untuk mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan penguasaan tanah secara besar-besaran dengan tidak terbatas, dengan menyelenggarakan batas maksimum dan batas minmum untuk setiap keluarga. Dengan demikian mengikis pula sistem liberalisme dan kapitalisme atas tanah dan memberikan perlindungan terhadap golongan yang ekonomi lemah. e. Untuk mempertinggi produksi nasional dan mendorong terselenggaranya pertanian yang itensif secara gotong-royong dalam bentuk koperasi dan bentuk gotong-royong lainnya. Untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan adil, dibarengi dengan sistem pengkreditan yang khusus ditujukan kepada golongan tani. 12

3. Obyek landreform

Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian menentukan bahwa tanah-tanah yang akan dibagikan dalam rangka landreform adalah: a. Tanah kelebihan dan batas maksimum; b. Tanah-tanah absentee guntai; c. Tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah beralih kepada negara; d. Tanah lain yang dikuasai langsung oleh Negara.

4. Program landrefom

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 4 18

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 3 14

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 2 22

PENUTUP PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 3 11

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 3 22

PENUTUP PELAKSANAAN PEMILIKAN TANAH SECARA ABSENTEE OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1977 DI KECAMATAN DUSUN TENGAH KABUPATEN BARITO TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

0 2 11

Eksistensi Balian Bawo Dayak Lawangan di Dusun Tengah, Barito Timur, Kalimantan Tengah.

3 8 42

PERUBAHAN KETIGABELAS ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 1977 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 5

PERUBAHAN KESEMBILAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 1977 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 3

PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 1977 TENTANG PERATURAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 2