Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid dan Penggunaannya Yang Benar

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Inflamasi adalah suatu respon dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau infeksi yang dilakukan oleh pembuluh darah dan jaringan ikat. Tanda-tanda inflamasi yaitu berupa nyeri, bengkak, kemerahan, panas dan hilangnya fungsi (Katzung, 2002).

Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Rasa nyeri seringkali timbul apabila suatu jaringan mengalami gangguan atau kerusakan. Rasa nyeri akan disertai respon stress yang antara lain berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan (Hartwig dan Wilson, 2006).

Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) merupakan suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan antiinflamasi (anti radang). Kerja utama kebanyakan AINS adalah sebagai penghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesis senyawa endoperoksida siklik prostaglandin G2 dan prostaglandin H2. Kedua senyawa ini merupakan proenzim semua senyawa prostaglandin, dengan demikian sintesis prostaglandin akan terhenti (Mansjoer, 2003).

Obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter atau swamedikasi (Wilmana dan Gan, 2007). Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit yang melibatkan proses inflamasi. Obat golongan AINS tersebut merupakan kelompok terbesar dari agen farmasetik yang digunakan secara luas. Penggunaan AINS secara umum banyak menyebabkan adverse drug reaction (ADR) atau reaksi obat yang tidak


(2)

2

dikehendaki (ROTD) yang telah dilaporkan oleh berbagai badan regulasi obat pada berbagai uji klinik dan studi epidemiologi. Reaksi obat yang tidak dikehendaki yang paling sering terjadi adalah reaksi yang mempengaruhi saluran pencernaan, khususnya dispepsia dan perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Dispepsia adalah suatu gejala yang menunjukan rasa nyeri pada perut bagian atas (Almatsier, 2004). Risiko komplikasi saluran pencernaan pada penggunaan AINS umumnya tergantung dari penggunaan AINS secara individual. Gangguan saluran cerna akibat penggunaan AINS menunjukan rentang tingkat keparahan yang bervariasi, dari mulai kerusakan mukosa yang bersifat asimptomatik keluhan-keluhan seperti nyeri abdomen, heartburn dan dispepsia, sampai komplikasi saluran cerna yang bersifat serius seperti pembentukan ulkus atau perdarahan saluran cerna yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Semua bentuk keluhan dan masalah yang timbul tersebut melibatkan berbagai tingkat kerusakan mukosa lambung yang terjadi karena adanya penghambatan prostaglandin. (Saepudin dan Wiranti, 2008).

Secara umum, 10-20% pasien yang menggunakan AINS akan mengalami dispepsia. Prevalensi secara keseluruhan lesi gastrik yang ditemukan melalui pemeriksaan endoskopi pada pasien yang mengunakan AINS berkisar antara 15-30%. Pada pasien artritis rheumatoid yang mendapatkan terapi AINS dalam kurun waktu 6 bulan, sekitar 5-15% pasien akan menghentikan penggunaan AINS karena keluhan dispepsia. Terdapat perbedaan di antara obat-obat AINS dalam hal frekuensi dan intensitas gangguan saluran cerna yang ditimbulkan. Ibuprofen merupakan obat AINS dengan risiko gangguan saluran cerna yang paling rendah. Diklofenak, naproksen, dan indometasin memiliki risiko gangguan saluran cerna yang sama yaitu lebih tinggi dari ibuprofen. Ketoprofen dan piroksikam memiliki risiko paling tinggi menyebabkan gangguan saluran cerna. Terkait dengan adanya risiko yang cukup besar dalam penggunaan obat-obat golongan AINS, evaluasi terhadap penggunaan obat-obat golongan ini sangat penting untuk dilakukan. Untuk mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki, khususnya gangguan saluran cerna, pada penggunaan AINS diperlukan suatu perencanaan dalam penanganan dan pencegahan kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (Saepudin dan Wiranti, 2008).


(3)

3

Penanganan dan pencegahan tak lepas dari tindakan terapi obat. Namun karena banyaknya obat saat ini sehingga diperlukan kecermatan pertimbangan pemilihan obat untuk suatu penyakit tertentu (Depkes RI, 2000). Banyaknya jenis obat yang tersedia saat ini menimbulkan beberapa masalah dalam praktek, terutama menyangkut bagaimana memilih dan menggunakan obat secara benar dan aman. Sehingga obat harus digunakan dengan benar agar obat tersebut aman dan memberikan manfaat klinik yang optimal (Depkes RI, 2000). Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan menurut Young (1980) adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya, dan jarak ke sumber pengobatan.

Pengetahuan merupakan hal penting yang dapat membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan terdapat 6 tingkatan yaitu: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: usia, pendidikan, lingkungan, intelegensia, dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2003). Salah satu cara untuk menambah pengetahuan pasien tentang cara menggunakan obat secara tepat dan aman adalah dengan adanya pemberian Home Pharmacy Care oleh seorang apoteker.

Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya (Depkes, 2008). Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang memiliki kemungkinan mendapatkan masalah terkait obat misalnya, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kebingungan atau kurangnnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat dan alat kesehatan agar tercapai efek yang tebaik (Depkes, 2008).

Masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat-obat AINS yang aman dan efektif. Seperti informasi tentang dosis, aturan minum, interaksi obat, kontraindikasi, cara pemakaian dan cara penyimpanan obat. Dengan adanya pemberian Home Pharmacy Care pada pasien yang menggunakan obat-obat golongan AINS diharapkan pengetahuan pasien


(4)

4

tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.

Kecamatan Lowokwaru merupakan salah satu diantara 5 kecamatan yang ada di kota Malang, yang terdiri dari 12 kelurahan. Berdasaarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2013 Kecamatan Lowokwaru memiliki 32 apotek. Masyarakat di wilayah ini mempunyai latar belakang pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi yang beragam. Sehingga penelitian dirasa perlu untuk dilakukan di Kecamatan Lowokwaru agar dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara pemberian Home Pharmacy Care berupa booklet tentang cara penggunaan obat yang benar.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan tentang cara penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid yang tepat dan benar di beberapa apotek Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

1. 2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien tentang cara penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid yang benar dibeberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru?

1. 3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien tentang obat anti inflamasi nonsteroid.


(5)

5

1. 4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat anti inflamasi nonsteroid.

2. Sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan dalam pemberian edukasi kepada pasien tentang obat anti inflamasi nonsteroid serta penggunaannya dengan benar.

3. Sebagai sarana untuk menerapkan Pharmaceutical Care sebagai tanggung jawab farmasis kepada pasien pengguna obat anti inflamasi nonsteroid dalam kegiatan Home Pharmacy Care.

4. Sebagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1. 5 Hipotesis

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien tentang obat AINS dan penggunaanya yang benar (H1).


(6)

SKRIPSI

YUNIKA DEVIYANA

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN

TENTANG OBAT ANTI INFLAMASI

NONSTEROID

DAN PENGGUNAANNYA YANG

BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(7)

Lembar Pengesahan

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID

DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

YUNIKA DEVIYANA 201010410311028

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt Ika Ratna Hidayati, Apt.,MSc. NIP. 169211151988102002 NIP. 11209070480


(8)

iii

Lembar Pengujian

PENGARUH

HOME PHARMACY CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID

DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

YUNIKA DEVIYANA 201010410311028

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt Ika Ratna Hidayati., Apt.,MSc. NIP. 169211151988102002 NIP. 11209070480

Penguji III Penguji IV

Hidajah Rachmawati S. Si., Apt., Sp. FRS Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS NIP. UMM 11406090449 NIP. UMM 11407040450


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid dan

Penggunaannya yang Benar”.

Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom

2. Dra. Liza Pristianty, M.Si., MM., Apt selaku dosen pembimbing I dan Ika Ratna Hidayati, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Hidajah Rachmawati, S.Si, Apt.Sp.FRS selaku penguji I dan Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS selaku penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang Naylis Syifa’, S.Farm, Apt., M.Sc.

5. Dian Ermawati, S.Farm., Apt., Ratna Kurnia Illahi, M.Pharm., Apt., dan

Ni’matul Ikhrom ET, S.Farm., M.Farm,Klin., Apt. selaku dosen wali yang

telah membimbing serta mengarahkan studi akademik selama ini.

6. Seluruh pengajar dan staf Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan banyak pengalam dan ilmunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.


(10)

v

7. Kedua orang tua penulis, Bapak Hariyanto dan Ibu Roslina Tjanning dan saudara penulis Aldy Rizaldy yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan baik secara moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Nowval Surya Kusuma yang selalu bersedia untuk memberikan motivasi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman satu tim komunitas : Dwi Rusvellia Andriani, Kurnawati Nur Anggraini, dan Adyka Pradana yang saling memberikan ide, diskusi dan kerjasama yang baik dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. 10. Kepada Pretty Wulan Sari, Desi Anwar, Rizkia Nur Wahyuni, Triya

Denisia Putri, Niswan Sundari dan Indri Ramdhaningsih yang telah banyak membantu dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari, terima kasih banyak atas bantuannya selama ini.

11. Teman-teman angkatan 2010 A Farmasi UMM atas suka dukanya dan pengalaman yang berharga selama menjalani perkuliahan ini.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Malang, 21 Juni 2014


(11)

RINGKASAN

Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid dan Penggunaannya Yang Benar

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

Nyeri merupakan salah satu penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan. Rasa nyeri seringkali timbul apabila suatu jaringan mengalami gangguan atau kerusakan. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan. Obat antiinflamasi non-steroid (AINS) merupakan suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan antiinflamasi (anti radang). Penggunaan AINS secara umum banyak menyebabkan adverse drug reaction (ADR) atau reaksi obat yang tidak dikehendaki. Efek samping yang paling sering terjadi adalah reaksi yang mempengaruhi saluran pencernaan, khususnya dispepsia dan perdarahan pada saluran cerna bagian atas. Terkait dengan adanya risiko yang cukup besar dalam penggunaan obat-obat golongan AINS, evaluasi terhadap penggunaan obat-obat golongan ini sangat penting untuk dilakukan.

Cara untuk mencegah efek samping agar tidak terjadi yaitu dengan menambah pengetahuan pasien terkait informasi tentang obat yang akan dikonsumsi. Home Pharmacy Care adalah salah satu bentuk pemberian informasi oleh apoteker kepada pasien. Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarganya (Depkes, 2008). Masyarakat memerlukan informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat-obat AINS yang aman dan efektif, dengan adanya Home Pharmacy Care ini diharapkan pengetahuan pasien terkait obat AINS dapat bertambah sehingga dapat menggunakan obat AINS dengan aman dan efektif.

Berdasarkan uraian latar belakang, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien tentang cara penggunaan obat AINS yang benar. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat AINS. Secara konseptual, pengetahuan pasien dipengaruhi oleh umur, intelegensi dan pendidikan. Dengan adanya pemberian Home Pharmacy Care pada pasien yang menggunakan


(12)

obat-vii

obat golongan AINS terkait indikasi, waktu minum, dosis, kontraindikasi, efek samping dan tempat penyimpanan obat, diharapkan pengetahuan pasien tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.

Penelitian ini menggunakan Pre Eksperimental Design Jenis One Group Pre Test-Post Test. Sampel berjumlah 30 responden yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel yang diamati adalah pengetahuan pasien sebelum dan sesudah pemberian Home Pharmacy Care. Instrument pada penelitian ini adalah Booklet dan kuesioner. Perlakuan yang diberikan kepada responden adalah pemberian Home Pharmacy Care dalam bentuk pendidikan dan konseling tentang obat AINS dalam bentuk Booklet. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t (t test).

Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan jumlah responden terbesar pada usia 18-25 tahun (43%), pada jenis kelamin diperoleh responden terbesar adalah wanita (63%), sedangkan pada pekerjaan responden yang terbesar pada kategori lain-lain (mahasiswa dan ibu rumah tangga) (47%) dan pada tingkat pendidikan responden yang paling banyak berpartisipasi adalah pada tingkat SMA (60%). Hasil kriteria pengetahuan responden yang didapat sebelum pemberian Home Pharmacy Care adalah kurang baik yaitu sebanyak 63% responden sedangkan setelah pemberian Home Pharmacy Care kriteria pengetahuan responden berubah menjadi baik yaitu sebanyak 90% responden. Hasil uji-t yang didapatkan menunjukan t hitung = 13,4030 lebih besar dari t tabel = 2,045.

Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap peningkatan pengetahuan pasien yang tentang obat AINS dan penggunaannya yang benar.


(13)

ABSTRAK

Pengaruh Home Pharmacy Care Terhadap Pengetahuan Pasien Tentang Obat Anti Inflamasi NonSteroid dan Penggunaannya Yang Benar

(Asuhan Kefarmasian Untuk Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

Penggunaan anti inflamasi nonsteroid secara umum banyak menyebabkan reaksi obat yang tidak dikehendaki. Untuk mencegah efek yang tidak dikehendaki, pada penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) diperlukan suatu perencanaan dalam penanganan dan pencegahan terjadinya efek tersebut. Home Pharmacy Care adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah terkait dalam memberikan informasi dan konseling tentang penggunaan obat AINS yang benar, sehingga diharapkan pengetahuan pasien tentang obat AINS bertambah dan dapat memperkecil kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pada pemberian Home Pharmacy Care terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat AINS yang benar dibeberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan Pre Eksperimental Design Jenis One Group Pre Test-Post Test. Sampel berjumlah 30 responden yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Variabel yang diamati adalah pengetahuan pasien. Instrument pada penelitian ini adalah Booklet dan kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji-t (t-test).

Dari penelitian ini diperoleh hasil kriteria pengetahuan responden sebelum pemberian Home Pharmacy Care adalah kurang baik sedangkan kriteria pengetahuan responden setelah pemberian Home Pharmacy Care adalah baik. Hasil uji-t menunjukan t hitung = 13,4030 lebih besar dari t tabel = 2,045. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pasien tentang obat AINS dan penggunaanya yang benar.


(14)

ix

ABSTRACT

Home Pharmacy Care’s Effect to Patient’s Knowledge about Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs Use

(Pharmaceutical Care for Patients in Pharmacy Lowokwaru, Malang) Non-steroidal anti-inflammatory (NSAID) uses in general can cause adverse drug reaction (ADR), so the patient need some planning to prevention and handling in order to avoid the ADR.Home pharmacy care is one of pharmacist’s ways to assisting the patient in homecare services related to providing information and counselling about how to use NSAID correctly, so it expected to increase patients' knowledge about NSAID and also can reduce the possibility of side effects that can occur in patients.

The purpose of this study is to show home pharmacy care’s effect can

increase patient’s knowledge about NSAIDs and how to use it correctly in some

Lowokwaru’s pharmacy, Malang. This study used a Pre Experimental Design type

One Group Pre Test-Post Test. Samples were 30 respondents selected by using purposive sampling technique. Observed variable is the effect of Home Pharmacy Care. Instrument in this study is booklets and questionnaires. The data analyses by using t-test.

The result of patient’s knowledge before Home Care Pharmacy is unfavourable and after that criteria of patient’s knowledge become good. T-test results showed t = 13.4030 is greater than t table = 2.045. So the conclusion is home pharmacy care has significant influence to increase patient’s knowledge about NSAIDs and how to use it correctly.


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Hipotesa ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ... 6

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 6

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.2 Home Pharmacy Care ... 8

2.2.1 Pengertian Home Pharmacy Care ... 8

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Home Pharmacy Care ... 8

2.2.3 Peran Apoteker dalam Home Pharmacy Care ... 9

2.3 Swamedikasi ... 10

2.3.1 Definisi Swamedikasi ... 10

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Swamedikasi ... 10

2.4 Obat ... 11


(16)

xi

2.4.2 Dosis Obat ... 11

2.4.3 Efek Samping Obat ... 12

2.4.4 Waktu Minum Obat ... 13

2.4.5 Cara Pemilihan Obat ... 13

2.4.6 Penyimpanan Obat ... 14

2.5 Obat Wajib Apotek ... 14

2.6 Inflamasi dan Nyeri ... 17

2.6.1 Definisi Inflamasi ... 17

2.6.2 Definisi Nyeri ... 18

2.6.3 Mekanisme Terjadinya Inflamasi dan Nyeri ... 18

2.7 Obat Analgetika ... 20

2.7.1 Definisi Obat Analgetika ... 20

2.7.2 Mekanisme Kerja Obat Analgetika ... 20

2.7.3 Penggolongan Obat Analgetika ... 21

2.8 Obat Anti Inflamasi ... 22

2.9 Anti Inflamasi Non Steroid ... 22

2.9.1 Definisi AINS ... 22

2.9.2 Mekanisme Kerja AINS ... 23

2.9.3 Penggolongan Obat AINS ... 25

2.9.4 Efek Samping Obat AINS ... 29

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 32

4.2 Populasi Penelitian ... 32

4.3 Sampel Penelitian ... 32

4.3.1 Definisi Sampel ... 32

4.3.2 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ... 33

4.3.3 Teknik Samping ... 33

4.4 Kasifikasi dan Definisi Operasinal Variabel ... 33

4.4.1 Variabel Penelitian ... 33


(17)

4.5 Kerangka Penelitian ... 35

4.6 Pengumpulan Data ... 36

4.6.1 Instrument Penelitian ... 36

4.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 36

4.6.3 Uji Validitas ... 37

4.6.4 Uji Reliabilitas ... 37

4.7 Analisis Data ... 38

4.8 Analisis Statistik ... 39

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 41

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

5.2.1 Uji Validitas ... 41

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 43

5.3 Karakteristik Responden ... 44

5.3.1 Usia ... 44

5.3.2 Jenis Kelamin ... 44

5.3.3 Pekerjaan Responden ... 45

5.3.4 Tingkat Pendidikan ... 45

5.4 Analisis Deskripsi Jawaban dan Distribusi Frekuensi Skor Responden ... 46

5.4.1 Pengetahuan Tentang Indikasi AINS ... 46

5.4.2 Contoh Obat AINS ... 47

5.4.3 Waktu Pemakaian Obat ... 48

5.4.4 Dosis Obat ... 48

5.4.5 Klasifikasi Obat ... 49

5.4.6 Kontraindikasi Obat ... 49

5.4.7 Batas Penggunaan Obat ... 51

5.4.8 Efek Samping Obat ... 52

5.4.9 Tempat Penyimpanan Obat ... 54

5.5 Prosentase Skor Dan Kriteria Pengetahuan Responden ... 55

5.5.1 Prosentase Skor Responden ... 55


(18)

xiii

5.6 Analisis Data ... 56 BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan ... 59 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 67 7.2 Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA ... 69


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel

II.1 Tabel Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 ... 15

II.2 Tabel Daftar Obat Wajib Apotek No. 3 ... 16

IV.1 Tabel Variabel ... 34

IV.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 38

V.1 Hasil Uji Validasi Pertama ... 42

V.2 Hasil Uji Validasi Kedua ... 43

V.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 44

V.4 Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 44

V.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ... 44

V.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ... 45

V.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden ... 46

V.8.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 46

V.8.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 46

V.9.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47

V.9.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47

V.10.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48

V.10.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48

V.11.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Salah Satu Dosis Obat AINS ... 49

V.11.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Salah Satu Dosis Obat AINS ... 49

V.12.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Klasifikasi Obat AINS ... 49


(20)

xv

V.12.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Klasifikasi

Obat AINS ... 50 V.13.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kontraindikasi

Obat AINS ... 50 V.13.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang

Kontraindikasi Obat AINS ... 50 V.14.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Batas Penggunaan

Obat AINS ... 51 V.14.2.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Batas

Penggunaan Obat AINS ... 51 V.14.2.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Batas

Penggunaan Obat AINS ... 52 V.15.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Efek Samping

Obat AINS ... 53 V.15.2.1 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS ... 53 V.15.2.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS ... 53 V.16.1 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tempat

Penyimpanan Obat AINS ... 54 V.16.2 Distribusi Frekuensi Skor Responden Tentang Tempat

Penyimpanan Obat AINS ... 54 V.17 Distribusi Frekuensi Prosentase Skor Kuesioner

Responden ... 55 V.18 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 55 V.19 Distribusi Nilai D Dari Home Pharmacy Care Tentang

Penggunaan Obat AINS ... 56 V.20 Distribusi Nilai Xd Dan X2d dari Home Pharmacy Care


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Biosintesis Prostaglandin ... 24

2.2 Klasifikasi Obat AINS Berdasarkan Mekanisme Kerjanya ... 25

3.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Kerangka Penelitian ... 35

5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 44

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 45

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru ... 45

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Beberapa Apotek Kecamatan Lowokwaru. ... 46

5.5 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Indikasi Obat AINS ... 47

5.6 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Contoh Obat AINS ... 47

5.7 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Waktu Pemakaian Obat AINS ... 48

5.8 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Dosis Obat AINS ... 49

5.9 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Klasifikasi Obat AINS ... 50

5.10 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Kontraindikasi Obat AINS ... 51

5.11.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Batas Penggunaan Obat AINS Soal No. 7 ... 52

5.11.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Batas Penggunaan Obat AINS Soal No. 8 ... 52


(22)

xvii

5.12.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS Soal No. 9 ... 53 5.12.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS Soal No.10 ... 54 5.13 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Tempat

Penyimpanan Obat AINS ... 54 5.14 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 55


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Lembar Riwayat Hidup ... 73

Lampiran 2 Lembar Bebas Plagiasi ... 74

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 75

Lampiran 4 Pengantar Penelitian dan Kuesioner ... 82

Lampiran 5 Informed Consent ... 85

Lampiran 6 Booklet ... 87

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 93

Lampiran 8 Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 96

Lampiran 9 Hasil Uji T Berpasangan ... 98

Lampiran 10 Tabel r Product Moment dan Tabel T ... 99


(24)

xix

DAFTAR PUSTAKA

ASHP, 2002. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health Dydtem Pharmacist.Inc.

Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

Anief, M., 2007. Farmasetika. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BPOM RI, 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.

Budi, T.P., 2006. SPSS 13.0 Terapan Statistik Parametik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Chaerunissa, A., Y., Surahman, E., Imron, H., S., S., 2009. Farmasetika Dasar Konsep Teoritis dan Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjadjaran

Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Depkes RI, 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 347/ MENKES/ SK/ VII/ 1990. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 924/ MENKES/ PER/ X/ 1993. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1176/ MENKES/ SK/ X/ 1999. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2004. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Depkes. Depkes RI, 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1027/MENKES/SK/IX/2004. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2006. Pedoman penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan. Jakarta: Depkes.


(25)

Depkes RI, 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta: Depkes.

Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hartwig, M.S., dan Wilson, L.M.,. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6th ed. Vol 2. Jakarta: EGC.

Irfan, M., 2010. Pengaruh Pemberian Home Pharmacy Care terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Penggunaaan Obat Antihipertensi Oral Pada Pasien Penderita Hipertensi di Puskesmas Singosari, Malang. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang Kartasasmita, R.E., 2002. Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid.

http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_27_4_7.pdf. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2013.

Katzung, B .G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Katzung, B .G., 2007. Basic & Clinical Pharmacology 10th. San Fransisco:

University of California.

Kee, J.L., dan Hayes, E.R., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Lelo, A., Hidayat, D. S., dan Juli, S., 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik. Medan: Universitas Sumatera Utara

Mansjoer, S., 2003. Mekanisme Kerja Obat Antiradang.

http://library.usu.ac.id/download/fk/farmasi-soewarni.pdf. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2013.

Misnadiarly, 2010. Osteoartritis Penyakit Sendi Pada Orang Dewasa dan Anak, Faktor Resiko, Infeksi, pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta, Indonesia: Pustaka Populer Obor

Mubarak, W. I., 2007. Promosi Kesehatan (Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mutschler, E., 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung: Penerbit ITB

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi Ulasan

Bergambar. Lippincott’s illustrated reviews: Farmacology.

Penerjemah Azwar Agoes. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika.


(26)

xxi

Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan

Keperawatan. Liskonfi: Jawa Barat

Rinaningsih, W., 2011. Xerostomia Akibat Penggunaan Tramadol.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24986/3/Chapter%2 0II.pdf . Diakses pada tanggal 01 Juli 2014.

Saepudin dan Wiranti, W., 2008. Kualitas Peresepan Obat Golongan Anti Inflamasi Nonsteroid Disalah Satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakrta.

http://jfi.iregway.com/index.php/jurnal/article/download/9/10.pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari 2014

Saunders, W.B., 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Stringer, J. L., 2009. Konsep Dasar Farmakologi Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sukasediati, N., 2000. Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan untuk Semua. Jakarta: Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press

Syamsuni, H., A., 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Taufik, M., 2013. Asal Ususl Pengetahuan dan Hakekat Pengetahuan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya, Edisi VI. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.


(27)

Wilmana, P.F., 2009. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The Hague, The Hague, The Netherlands: WHO.


(1)

xvii

5.12.1 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS Soal No. 9 ... 53 5.12.2 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Efek

Samping Obat AINS Soal No.10 ... 54 5.13 Distribusi Frekuensi (%) Skor Responden Tentang Tempat

Penyimpanan Obat AINS ... 54 5.14 Distribusi Frekuensi Kriteria Pengetahuan Responden ... 55


(2)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Lembar Riwayat Hidup ... 73

Lampiran 2 Lembar Bebas Plagiasi ... 74

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 75

Lampiran 4 Pengantar Penelitian dan Kuesioner ... 82

Lampiran 5 Informed Consent ... 85

Lampiran 6 Booklet ... 87

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 93

Lampiran 8 Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 96

Lampiran 9 Hasil Uji T Berpasangan ... 98

Lampiran 10 Tabel r Product Moment dan Tabel T ... 99


(3)

xix

DAFTAR PUSTAKA

ASHP, 2002. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health Dydtem Pharmacist.Inc.

Almatsier, S., 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

Anief, M., 2007. Farmasetika. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BPOM RI, 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.

Budi, T.P., 2006. SPSS 13.0 Terapan Statistik Parametik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Chaerunissa, A., Y., Surahman, E., Imron, H., S., S., 2009. Farmasetika Dasar Konsep Teoritis dan Aplikasi Pembuatan Obat. Bandung: Widya Padjadjaran

Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Depkes RI, 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 347/ MENKES/ SK/ VII/ 1990. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 924/ MENKES/ PER/ X/ 1993. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1176/ MENKES/ SK/ X/ 1999. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2004. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1027/MENKES/SK/IX/2004. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2006. Pedoman penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Depkes.

Depkes RI, 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan. Jakarta: Depkes.


(4)

xx

Depkes RI, 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta: Depkes.

Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hartwig, M.S., dan Wilson, L.M.,. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6th ed. Vol 2. Jakarta: EGC.

Irfan, M., 2010. Pengaruh Pemberian Home Pharmacy Care terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Penggunaaan Obat Antihipertensi Oral Pada Pasien Penderita Hipertensi di Puskesmas Singosari, Malang. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang Kartasasmita, R.E., 2002. Perkembangan Obat Antiradang Bukan Steroid.

http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_27_4_7.pdf. Diakses pada

tanggal 03 Oktober 2013.

Katzung, B .G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Katzung, B .G., 2007. Basic & Clinical Pharmacology 10th. San Fransisco: University of California.

Kee, J.L., dan Hayes, E.R., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Lelo, A., Hidayat, D. S., dan Juli, S., 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik. Medan: Universitas Sumatera Utara

Mansjoer, S., 2003. Mekanisme Kerja Obat Antiradang.

http://library.usu.ac.id/download/fk/farmasi-soewarni.pdf. Diakses

pada tanggal 08 Oktober 2013.

Misnadiarly, 2010. Osteoartritis Penyakit Sendi Pada Orang Dewasa dan Anak, Faktor Resiko, Infeksi, pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta, Indonesia: Pustaka Populer Obor

Mubarak, W. I., 2007. Promosi Kesehatan (Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mutschler, E., 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung: Penerbit ITB

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar. Lippincott’s illustrated reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar Agoes. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika.


(5)

xxi

Neal, M.J., 2005. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi 5. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Priyanto, 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Liskonfi: Jawa Barat

Rinaningsih, W., 2011. Xerostomia Akibat Penggunaan Tramadol. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24986/3/Chapter%2

0II.pdf . Diakses pada tanggal 01 Juli 2014.

Saepudin dan Wiranti, W., 2008. Kualitas Peresepan Obat Golongan Anti Inflamasi Nonsteroid Disalah Satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakrta.

http://jfi.iregway.com/index.php/jurnal/article/download/9/10.pdf.

Diakses pada tanggal 2 Februari 2014

Saunders, W.B., 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta: EGC.

Stringer, J. L., 2009. Konsep Dasar Farmakologi Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sukasediati, N., 2000. Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan untuk Semua. Jakarta: Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press

Syamsuni, H., A., 2007. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Taufik, M., 2013. Asal Ususl Pengetahuan dan Hakekat Pengetahuan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya, Edisi VI. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.


(6)

xxii

Wilmana, P.F., 2009. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The Hague, The Hague, The Netherlands: WHO.