Adsorben Logam berat 1. Logam Pb

Gambar 2.4.kurva adsorpsi Freundlich Lando Maron,1974 Padatan berpori yang mengisap adsorption dan melepaskan desorption suatu fluida disebut adsorben.Molekul fluida yang dihisap tetapi tidak terakumulasimelekat kepermukaan adsorben disebut adsorptive sedangkan yang terakumulasimelekat disebut adsorbat. Jika fenomena adsorpsi disebabkan terutama oleh gaya Van der Waals dan gaya hidrostatik antara molekul adsorbat, maka atom yang membentuk permukaan adsorben tanpa adanya ikatan kimia disebut adsorpsi fisika. Dan jika terjadi interaksi secara kimia antara adsorbat dan adsorben, maka fenomenanya disebut adsorpsi kimia.

2.4. Adsorben

Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida Saragih, 2008. Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 mg. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan log logC e 1n polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan tersebut lebih erat daripada molekul lainnya. Adsorben yang digunakan secara komersil dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar Saragih, 2008. pada dasarnya adsorben dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Adsorben yang mengadsorpsi secara fisika karbon aktif, silica gel, dan zeolit 2. Adsorben yang mengadsorpsi secara kimia calcium cholide, metal hydride, dan complex salts 3. Composite adsorbent adsorben yang mengadsorpsi secara kimia dan fisika. Karakteristik adsorben yang dibutuhkan untuk adsorpsi yang baik: 1. Luas permukaan adsorben. Semakin besar luas permukaan maka semakin besar pula daya adsorpsinya, karena proses adsorpsi terjadi pada permukaan adsorben. 2. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan desorpsi. 3. Kemurnian adsorben. Adsorben yang memiliki tingkat kemurnian tinggi, daya adsorpsinya lebih baik. 4. Jenis gugus fungsi atom yang ada pada permukaan adsorben. Sifat-sifat atom di permukaan berkaitan dengan interaksi molekuler antara adsorbat dan adsorben yang lebih besar pada adsorbat tertentu. 2.5. Logam berat 2.5.1. Logam Pb

2.5.1.1. Pengertian Timbal Pb

Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan Plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai unsur atom 82 dengan bobot atau berat atom 207,2.

2.5.1.2. Sumber Timbal Pb

Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi.Timbal sering kali digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan baterai, industri pembuatan kabel listrik dan industri pewarnaan pada cat.

2.5.1.3. Sifat Logam Timbal Pb

a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk dengan mudah. b. Tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai coating c. Titik lebur rendah, hanya 327,5 o C. d. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik. e. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam- logam biasa, kecuali emas. Logam Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia.Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk.Diantaranya adalah air buangan limbah dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan sisa industri baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju lautan. Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam bentuk ion-ion divalen atau ion-ion tetravalen Pb 2+ , Pb 4+ .Ion Pb tetravalent mempunyai daya racun yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ion Pb divalen.Akan tetapi dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa ion Pb divalen lebih berbahaya dibandingkan dengan ion Pb tetravelen. Gambar 2.5.Diagram konsentrasi logaritma untuk 1x10 -4 M PbII Yehia dkk., 2008. konsentrasi M pH 15

BAB III PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

a. Erlenmeyer 100 ml b. Corong kaca c. Spatula d. Oven e. Gelas arloji f. Neraca analitik g. Pipet ukur 100 ml h. Baki i. Ball filler j. Stirrer k. Labu ukur 50 l. Cawan m. Corong buchner n. Beaker gelas 250 ml o. Pengduk kaca

3.2 Bahan

a. Larutan logam Pb b. Serbuk kayu randu c. Kertas saring d. NaOH produksi merck dengan kemurnian 37,8 e. HCl produksi merck dengan kemurnian 100 f. Aquades g. Indikator Pb