Perancangan Media Promosi Toko Buku Reading Lights
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA PROMOSI TOKO BUKU READING LIGHTS
DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh:
Aditya Budi Januismanto 52109001
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
(3)
(4)
57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Aditya Budi Januismanto Tempat Tanggal Lahir : Sleman, 09 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Nikah
Alamat Lengkap : Wisma 1 PusdikPom blok iv no 31 rt 03 rw 25, Kec. Cimahi tengah, Kel. Baros, Kota Cimahi
No Telepon/HP : 087822928996
Email :[email protected]
Pendidikan : -TK Aisyah 1995- 1997 - SDN Baros II 1997 - 2003 - SMPN 2 Cimahi 2003 - 2006 - SMAN 3 Cimahi 2006 - 2009
(5)
(6)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 2
I.3 Rumusan Masalah ... 2
I.4 Batasan Masalah ... 3
I.5 Tujuan Penelitian ... 3
BAB II TOKO BUKU BEKAS READING LIGHTS ... 4
II.1 Sejarah Dan Teori ... 4
II.1.1 Pengertian Toko ... 4
II.1.2 Pengertian Buku ... 4
II.1.3 Pengertian Toko Buku Bekas ... 5
II.1.4 Sejarah Toko Buku Bekas ... 6
II.1.5 Sejarah Reading Lights ... 8
II.1.6 Reading Lights ... 10
II.1.7 Keunggulan Reading Lights ... 12
II.2 PEMASARAN ... 15
II.2.1 Tujuan Pemasaran ... 16
(7)
vii
II.2.3 Media Luar Ruang ... 18
II.2.4 Periklanan ... 19
II.2.5 Tujuan Periklanan ... 19
II.3 Segmentasi ... 20
II.3.1 Tujuan Segmentasi ... 20
II.3.2 Hubungan Masyarakat ... 20
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 21
III.1 Strategi Perancangan ... 21
III.1.1 Perancangan Promosi Media ... 21
III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 22
III.1.2.1 Pendekatan Verbal ... 22
III.1.2.2 Pendekatan Visual ... 22
III.1.2.3 Positioning ... 22
III.1.3 Strategi Kreatif ... 23
III.1.4 Strategi Media ... 23
III.1.4.1 Tujuan Media ... 23
III.1.4.2 Pemilihan Media ... 23
III.1.4.3 Media Utama ... 24
III.1.4.4 Media Pendukung ... 24
III.1.4.5 Strategi Distribusi ... 26
III.2 Konsep Visual ... 27
III.2.1 Format Desain ... 27
III.2.2 Tipografi ... 28
III.2.3 Ilustrasi ... 28
III.2.4 Warna ... 29
BAB VI TEKNIS PROMOSI MEDIA ... 31
IV.1 Media Utama ... 31
IV.1.1 Poster ... 31
IV.1.2 Teknis Produksi ... 32
IV.1.3 Pengumpulan Material ... 32
(8)
viii
IV.1.5 Pengolahan Ilustrasi ... 34
IV.1.6 Penggabungan Gambar ... 32
IV.2. Media Pendukung ... 39
IV.2.1 Web Banner ... 40
IV.2.2 Brosur ... 41
IV.2.3 Website ... 42
IV.2.4 Flyer ... 43
IV.2.5 X-Banner ... 44
IV.2.6 Kartu Member ... 45
IV.2.7 Stiker ... 45
IV.2.8 Pembatas Buku ... 46
IV.2.9 Iklan Media Cetak ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
(9)
48 DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Bersumber buku
Beckam, Maynard (2007:1). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta
Ben M. Eins (1974: 378) (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.
Berman, Evans (2001:3). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius.
Buchari, Alma (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta
Charles F Philips Ph.D, Delbert J. Ducan Ph.D(2007:1). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.
Dwijayani Ingrid, Hertanto Meiyani (2009). The Acrylic Book, Jakarta: M & A art Material.
Guntur, H (1986). Suatu keterampilan berbahasa, Bandung: Angkasa Kursianto Adi (2008). Desain Layout dari PageMaker ke InDesign CS3, Jakarta: Elex Media Komputindo.
Levy , Weitz (2001:8). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius. Rismiati,C., & Suratno (2001). Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta: Kanisius.
Stanton, William J. (1981: 445) (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta.
Utomo, P (Ed). (1996). Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta: Gramedia
Yuliastanti Ana (2008). Bekerja Sebagai Desainer Grafis, Jakarta: Esensi Pustaka Bersumber Internet
Pentingnya Media Promosi atau iklan di luar ruangan. [http:// http://neonboxreklamebillboardjakarta.com/] (Diakses 27 Mei 2014) Fandy Tjiptono (2008:243). [http://iklanluarruang.blogspot.com/] (Diakses 24 Mei 2014)
(10)
49 Pustaka Bersuber Jurnal
Hafidiah Atin. (2009). Handout Dasar Dasar Bisnis. Politeknik Piksi Ganesa. Bandung
Pustaka Bersuber Wawancara
(11)
i KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah S.W.T. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN MEDIA PROMOSI TOKO BUKU READING LIGHTS.
Dalam laporan ini berisi tentang perancangan media promosi yaitu sebagai informan, mulai dari proses pencarian data, proses penelitian masalah, hingga proses perancangan.
Dalam pembuatan laporan tugas akhir ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada Puti Astrid selaku manager Reading Lights, dan staf karyawan lainya yang telah memberikan kesempatan sehingga laporan ini dapat selesai dengan lancar. Semoga Allah SWT memberikan keridhoan kepada setiap usaha kita.
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir dapat memenuhi syarat dan ketentuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penyusun
(12)
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan membaca buku. Dengan banyaknya membaca, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Problematika mendasar masalah minat baca pada masyarakat Indonesia adalah pada tingkat intensitas aktivitas membacanya yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Faktor budaya dapat dikatakan sebagai penyebab dari permasalahan tersebut dimana budaya lisan dan visual di Indonesia lebih dominan dan menunjukkan angka mayoritas terhadap budaya baca. Disamping itu juga tingkat keberadaan penduduk Indonesia yang tergolong rendah merupakan penghalang terhadap aktivitas membaca.
Permasalahan tersebut juga dipengaruhi oleh seberapa jauh proses pengenalan perilaku dan minat baca sedini mungkin. Untuk hal tersebut peran orang tua dan lingkungan anak lebih diutamakan sebagai pembentukan semangat membaca dalam diri anak. Pada umumnya anak yang gemar membaca mendapat pengaruh dari orang tua maupun lingkungannnya yang kemudian pengaruh itu berkembang menjadi rangsangan pada si anak untuk menumbuhkan minat dan perilaku gemar membaca.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, kususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilalukan untuk meningkatkan mutu pendidikan Nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, peningkatan sarana dan prasana kenyamanan dari tempat belajar.
(13)
2
Toko buku bekas merupakan salah satu media sebagai penunjang untuk meningkatkan pendidikan. Banyak toko buku bekas yang terdapat di indonesia khususnya di bandung, Palasari merupakan salah satu tempat menjual dan membeli buku bekas, tetapi biasanya orang malas datang karena dari segi penataan buku yang kurang teratur.
Reading Lights merupakan toko buku bekas yang terdapat di Bandung bukan perpustakaan. Banyak pelanggan yang menganggap Reading Lights adalah perpustakaan, selain itu banyak buku berkualitas baik dengan harga yang cukup terjangkau guna menarik minat baca pengunjung yang datang. Sulitnya mencari buku – buku berkualitas dengan harga murah membuat menurunya minat baca terhadap buku. Terlihat dari pengunjung yang datang ke Reading Lights menurunya minat baca terhadap buku.
Menurut data statistik jumlah pengunjung yang ada di Reading Lights adanya penurunan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun sebanyak 20%. Sering kali terjadi pengunjung yang datang ke Reading Lights kurang menyadari bahwa adanya keberadaan toko, yang melainkan terjadinya pemahaman antara toko dan perpustakaan. Kurangnya media informasi terhadap Reading Lights sebagai toko buku bekas di Bandung, membuat keberadaan Reading Lights kurang di kenal oleh masyarakat sekitar Bandung.
I.2 Identifikasi Masalah
• Adanya kesalahpahaman persepsi toko buku dan perpustakaan pada toko buku Reading Lights
• Penyampaian media informasi yang tidak tepat sasaran pada toko buku Reading Lights
• Terjadinya penurunan jumlah pengunjung di Reading Lights I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah yang di uraikan di atas, Bagaimana upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung di Reading Lights ?
(14)
3 I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada hanya membahas seputar Reading Lights di kota Bandung dalam kurun waktu 2014.
I.5 Tujuan Perancangan
Berdasarkan uraian latar belakan dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak di capai antara lain:
• Memperkenalkan Reading Lights sebagai toko buku bekas yang memiliki tempat baca dan cafe yang berada di kota Bandung.
(15)
4
BAB II
TOKO BUKU BEKAS READING LIGHTS II.1 Sejarah dan Teori
II.1.1 Pengertian Toko
Perkembangan dunia bisnis belakangan ini sangat mendukung perkembangan bagi para toko yang berada di pasar, terutama para toko besar. Meningkatnya tingkat konsumsi dan hasrat berbelanja masyarakat membuat industri ini semakin dilirik oleh para pelaku bisnis. toko adalah suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Berikut ini definisi toko menurut beberapa ahli:
1) Menurut Levy dan Weitz (2001:8) “toko adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga”. Jadi konsumen yang menjadi sasaran dari toko adalah konsumen akhir yang membeli produk untuk dikonsumsi sendiri.
2) Menurut Berman dan Evans (2001:3) “toko merupakan suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga”. Produk yang dijual dalam usaha toko adalah barang, jasa maupun gabungan dari keduanya.
II.1.2 Pengertian Buku
Untuk memenuhi wawasan ilmu pengetahuan buku merupakan salah satu sumber yang cukup akurat dan banyak diminati. Selain sebagai ilmu pengetahuan buku merupakan media seseorang media informasi. Toko buku adalah sebuah tempat dapat berupa jenis buku itu sendiri. Saat ini berkembang pula toko buku daring yang tidak mempunyai bangunan, toko buku diskon, dan toko buku dalam bentuk lain. Adapun pengertian buku dari beberapa ahli yaitu :
(16)
5
1. Buku adalah rekaman susunan rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional. Hall-Quest (1915) dalam Tarigan, 1986:11
2. Buku adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Bacon (1935) dalam Tarigan, 1986:11
3. Buku adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. Buckingham (1958) dalam Tarigan, 1986:11
II.1.3 Pengertian Toko Buku Bekas
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat dicapai. Diantaranya melalui toko buku. Karena di toko buku berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat diperoleh melalui toko buku. Ketika mendengar kata perpustakaan, dalam benak langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau mau diperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan. Walaupun secara teoristis perpustakaan dan toko buku termasuk kedalam sumber informasi tercetak.
Toko buku dalam Harrod’s Librarians’ Glosary and Reference book di definisikan sebagai beriku :
(17)
6
Setiap toko buku tidak terlepas dari penggagas usaha toko buku itu sendiri yang di kenal dengan penjual buku. Selanjutnya, adapun definisi penjual buku sebagai berikut :
“a dealer having a varied selection of books covering a wide range of subjects and of all types. Somtinge second- hand books are also stocked”.
Dalam definisi di atas di jelaskan bahwa toko buku bekas juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penjual buku karena buku bekas pada dasarnya tetap memuan informasi serta mencangkup variasi objek.
Joan M reitz dalam Directory of Library and information Science (2004), yaitu sebagai berikut :
‘ a bookstore that specialize in books that have had at last one previouse owner, samtiems limited to partiular genre, such as mistery or science fiction, lower than the list price of a new copy. Some bookstores sell new and used books’
Definisi di atas dapat diketahui bahwa toko buku bekas merupakan sebuah toko buku yang khusus menjual buku-buku bekas yang setidaknya pernah dimiliki oleh seseorang. Terkadang buku-buku tersebut terbatas pada sebuah aliran tertentu seperti misteri atau fiksi ilmiah, dan biasanya harganya lebih murah dibandingkan dengan stok yang baru. Toko buku bekas terkadang menjual buku bekas dan baru. II.1.4 Sejarah dan Perkembangan Toko Buku Bekas
Svend dalam bukunya “History of the Book” (1968) menjelaskan tentang penjualan buku bekas yang mulanya di perkenalkan oleh para penjilid buku pada abad ke -16. Pada abad ke-17, Penjualan buku bekas kemudian mulai di lirik oleh sejumlah pedagang buku-buku baru untuk menciptakan bisnis yang sama atau buku bekas. Penjual buku bekas pada awalnya mengusahakan usaha ini secara mandiri, sehingga penjualan buku bekas seperti ini tidak terlalu dikenal hingga pertengahan abad ke-18. Penjualan buku bekas lahir di Jerman sebagai sebuah konsekuensi atas sistem penjulan bersyarat yang berlaku saat itu. Di Jerman sendiri, bisnis buku bekas tertua di rilis oleh Joseph Baer pada tahun 1785 di kota Frankfrut.
(18)
7
Penjualan buku bekas kian meluas di kawasan Eropa Barat. Di Inggris, pada masa itu, terdapat “Temple Of The Muses” of James Lackington dengan ratusan bahkan ribuan buku dan menjadi toko buku terbesar di negeri itu dalam kurun waktu yang lama. Di samping Inggris, Kota Paris pernah pula menjadi “rumah” terbaik bagi penjualan buku bekas juga ditunjang dengan adanya katalog untuk pecinta buku yang dipublikasikan oleh G.F. Debure.
Di benua Amerika, penjualan buku bekas dan buku langka berhasil dengan baik karena terdapat sejumlah kolektor buku yang kaua. Salah satu yang terkenal saat itu adalah A.S.W Rosencbach yang juga merupakan penjual buku dari New York pada abad ke-19. Selain benua Eropa dan Amerika, usaha toko buju juga terdapat di Asia sejak tahun 1900-an. Di Jepang, terdapat suatu area bernama Jinbocho yang berada di Tokyo. Pada tahun 1913, kebakaran besar terjadi di Jinbocho dan hingga tidak ada apapun yang tersisa. Beberapa tahun setelah itu, seseorang mendirikan toko buku bekas dan mendapat kesuksesan berkat di dukung oleh beberapa penulis terkenal pada saat itu. Saat ini Jinbocho telah menjadi pusat penjualan buku, baik buku baru maupun buku bekas.
Di Indonesia, khususnya Jakarta, penjualan buku bekas telah ada sejak pertengahan tahun 1970-an di kawasan Kwitang Jakarta pusat. Sebagaimana yang di liput pada harian Sinar Harapan tanggal 29 Januari 2008, pada awalnya penjualan buku-buku bekas berada di depan Gedung GPI yang saat ini beralih menjadi gedung Melenium. Tidak lama setelah itu tahun 1979, Kwitang menjadi tempat penjualan bursa buku bekas dengan 40 pedagang buku dan semakin dikenal sebagai tempat penjualan buku murah yang mencangkup berbagai subjek dengan harga yang dapat di tawar.
Meskipun demikian, penjulana toko buku bekas di Indonesia sering kali mendapat kendala kurang menyenangkan. Keberadaan toko buku dan penjual buku bekas terkadang dianggap menggangu ketertiban umum dan kegiatan masyarakat, sehingga kawasan buku bekas seringkali mengalami relokasi ke daerah Rawasari dan Kwini. Hingga saat ini keberadaan toko buku bekas juga dapat ditemui di sejumlah kota besar seperti Bandung, Surabaya,Yogyakarta dan Medan.
(19)
8 II.1.5 Sejarah Reading Lights
Reading Lights pertama kali beroperasi pada tanggal 11 Februari 2006. Saat itu Reading Lights hanya menjual buku second berbahasa Inggris saja. Buku-buku tersebut sebagian didapat dari beberapa relasi pemilik yang memiliki Buku- buku-buku bekas yang sudah tidak ingin dikoleksi dan sebagian lagi didapat dari koleksi pribadi pemilik yang memang ingin dilepas. Buku yang terkumpul berjumlah kurang lebih 2000 buku, jumlah yang memang ideal untuk memulai sebuah toko buku bekas.
Sementara rak-rak buku serta elemen interior lainnya adalah barang-barang yang sebelumnya sempat digunakan oleh pemilik dalam mengelola bisnis sebelumnya dilokasi yang sama di tempat sekarang Reading Lights beroperasi.
Adapun alasan dibalik pemilihan nama Reading Lights pada mulanya adalah karena pemilik berkeinginan selain menjual buku bekas berbahasa Inggris juga menjual lampu baca. Namun seiring waktu filosofi dibalik nama ‘Reading Lights’ pun tercipta. Kata ‘Reading’ selain mewakili arti harfiah ‘membaca’ yang dikaitkan dengan buku yang menjadi main selling item di Reading Lights, juga diartikan sebagai proses belajar. Dimana ‘membaca’ yang dimaksud disini adalah ‘membaca pelajaran yang disodorkan oleh pengalaman ataupun perjalanan hidup yang dialami di Reading Lights’.
Sementara kata ‘Lights’ sendiri yang berarti ‘cahaya’ secara harfiah, mewaliki makna ‘ilmu’ yang terkandung dalam pengalaman tersebut (ataupun buku). Jadi dapat disimpulkan ‘Reading Lights’ memiliki makna filosofis menyerap ataupun mendapatkan ilmu dari proses/perjalanan/pengalaman hidup.
Makna filosofi ini kemudian diterapkan lebih lanjut dalam proses manajemen, baik dalam menghadapi customer dan pihak luar yang terkait dengan proses operasional Reading Lights maupun proses manajemen internal terkait dengan pengayaaan & peningkatan kualitas SDM.
Dari uraian diatas dapat ditarik gambaran bahwa visi Reading Lights adalah meningkatkan kualitas dan atau memaksimalkan potensi yang dimiliki
(20)
9
setiap orang yang berinteraksi dengan Reading Lights. Dan menjalankan misi dengan menggunakan buku sebagai sarana untuk berinteraksi dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif untuk terjadinya proses-proses pembelajaran baik untuk customer, staf, sekaligus pemiliknya.
Dengan visi dan misi seperti yang disebut diatas Reading Lights tidak menjalankan usahanya secara komersil namun tidak menutup kemungkinan bisnis di Reading Lights dikembangkan menjadi lebih komersil jika dirasakan perlu untuk mempertahankan keberadaan Reading Lights dengan tanpa mengubah brand image-nya sebagai toko buku bekas berbahasa Inggris dengan kafe sebagai pelengkapnya.
Berikut ini adalah sejarah perkembangan Reading Lights dari awal mulai beroperasi sampai sekarang:
• Pada tanggal 11 Februari 2006; mulai beroperasi.
• Sekitar tahun 2007; berdasarkan beberapa saran dari customer yang ingin membaca buku ditempat Reading Lights menyediakan minuman dan makanan ringan alakadarnya yang bisa dibeli oleh customer. Dan sekitar akhir 2007 Reading Lights membentuk ‘Coffee Corner’ sebagai side business.
• Tahun 2008; Reading Lights membangun relasi dengan berbagai macam komunitas yang kemudian menghasilkan dibentuknya beberapa circle (klub aktifitas), dan mengadakan beberapa acara dan kegiatan. Hal ini yang kemudian menjadi dasar pemikiran tagline service yang diterapkan di Reading Lights (Customer is a friend, not a king)
• Tahun 2009; Reading Lights melakukan banyak pembenahan manajerial dan administrasi terutama yang berhubungan dengan bidang administrasi finansial, serta mulai menjalankan kegiatan annual charity; kegiatan amal tahunan yang dilaksanakan sebagai rangkaian dari acara perayaan ulang tahun Reading Lights.
• Tahun 2010; Reading Lights masih melakukan beberapa pembenahan dalam struktur manajemen dan administrasi pendataan buku yang lebih adaptif untuk kondisi service Reading Lights. Beberapa kegiatan dan acara
(21)
10
tetap diadakan untuk menjadikan Reading Lights sebagai tempat melting spot semua kalangan dari berbagai macam latar belakang.
• Tahun 2011; pembenahan manajemen dilanjutkan ke pembenahan manajemen dalam ‘Coffee Corner’. Meskipun merupakan side business, ‘Coffee Corner’ telah menjadi brand image yang melekat dengan Reading Lights, terutama jika dihubungkan dengan Reading Lights yang selalu dikaitkan dengan buku bekas berbahasa Inggris dan kopi. Mengingat hal ini, RL perlu lebih memperhatikan kualitas kopi serta penyajiannya. Maka di pertengahan tahun 2011, Reading Lights menjalin kerjasama dengan salah satu produsen kopi di Bandung serta menetapkan karakter kopi Reading Lights dan menjadi item ‘Coffee Corner’ yang paling diminati oleh customer asing juga para penikmat kopi lainnya.
• Tahun 2012; Reading Lights menetapkan tagline service ‘Customer is a friend, not a king’.
II.I.6 Reading Lights
Reading lights merupakan salah satu toko buku bekas yang ada di Bandung, yang berdiri sejak tahun 2006. Selain menjual buku bekas, Reading Lights juga memiliki Coffee Corner yang cukup di minati banyak pengunjung. Selain itu banyak hasil kerajinan tangan yang menjadi daya tarik sebagai cindera mata bagi pengunjung yang pertama kali datang. Sejak awal didirikan, Reading Lights memang ingin tampil berbeda dari toko buku pada umumnya. Toko buku didesain dengan suasana homey sehingga pengunjung merasa nyaman saat mencari buku atau membaca di ruang baca.
Reading Lights juga terbuka untuk kegiatan komunitas lain di luar penikmat baca dan buku yang disebut "circle". Ada "circle" menulis, membatik, backpacker dan penikmat film. Pengunjung yang datang juga bisa bergabung dengan circle ini sesuai dengan bidang yang diminati
Seiring banyaknya rumah bacaan dan maraknya glosiran buku bekas, merupakan kendala tersendiri bagi Reading Lights. Adapula pengaruh gadget pada masa sekarang yang semakin marak dengan ke unggulan fasilitas tersendiri
(22)
11
dan menjadikan adanya alih fungsi Reading Lights yang menjadikan banyak konsumen hanya menikmati fasilitas wii-fi dibandingkan dengan keberadaan buku di Readig Ligts itu sendiri.
Masih kurang terkenalnya keberadaan Reading Lights sebagai toko buku bekas di bandung, banyak membuat pengunjung baru yang ragu reading lights sebagai toko buku bekas, melainkan banyaknya anggapan sebagai perpustakaan dengan fasilitas coffee corner di dalamnya. Terjadinya penurunan pengunjung dari tahun ke tahun yang terlihat pada tabel berikut :
Data Pengunjung Reading Lights dalam 3 tahun TAHUN
BULAN 2011 2012 2013
Januari 520 515 511
Febuari 656 681 733
Maret 846 822 846
April 934 615 514
Mei 809 792 784
Juni 796 722 651
Juli 713 580 522
Agustus 529 522 505
September 758 736 729
Oktober 800 752 744
November 709 810 793
Desember 628 582 580
Jumlah 8178 8129 7912
Tabel II.1 Data Pengunjung Reading Lights Sumber Dari : Reading Lights
(23)
12
Gambar II.1 Toko Buku Bekas Reading Lights Sumber dari : Reading Lights
Reading Lights merupakan toko buku bekas kusus berbahasa asing yang ada di Bandung. Banyak perbedaan antara toko buku biasa dengan Reading Lights. Selain fungsi utama Reading Lights sebagai toko buku, disamping itu Reading Lights memiliki beberapa Fasilitas seperti Coffee Corner, WiFi, dan sarana seperti sofa yang sering kali di jadikan tempat bersantai pengunjung dan sebagai sarana meeting bagi pegawai yang datang.
(24)
13
Gambar II.2 Fasilitas Reading Lights Sumber dari : Dokumen Pribadi
Gambar II.3 Fasilitas Reading Lights Sumber dari : Dokumen Pribadi
(25)
14
Gambar II.4 Mesin Coffee Corner Reading Lights Sumber dari : Dokumen Pribadi
Gambar II.5 Fasilitas Reading Lights Sumber dari : Dokumen Pribadi
(26)
15 II.2 Pemasaran
Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Asal kata pemasaran adalah pasar yaitu market. Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya. Adapula beberapa pengertian marketing yaitu sebagai berikut:
- Menurut Charles F Philips Ph.D and Delbert J. Ducan Ph.D, yang di kutip dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa dalam bukunya “Marketing Principles and Methods” menyatakan bahwa “Marketing the activities necessary to place tangible goods in the hand of house hold consumers and users. Artinya, marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. Selanjutnya ditambahkan bahwa excluding only such activities as involve a significant change in the form of goods. Jadi dalam kegiatan marketing itu tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang yang kita jumpai di dalam industri. - Menurut Maynard and Beckam yang dikutip dari buku Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa dalam bukunya “Principles of Marketing” menyatakan “Marketing embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical production to consumption”. Artinya, marketing berrarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi. Adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, menimbulkan respons positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan menganjurkan konsumen lain agar membeli produk yang sama. Keuntungan berlipat ganda kana di peroleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke konsumen lain.
(27)
16
Yang perlu mendapat perhatian dari batasan-batasan di atas ialah batasan marketing yang menyangkut adanya place, time and possession utility. Di samping tiga utility di atas masih ada satu lagi yaitu utillity of form.
II.2.1 Tujuan Pemasaran
Philip dan Ducan menyatakan bahwa menurut a Bird’s Eye View of the Marketing Task digambarkan, apabila kita naik pesawat maka kita akan lihat kebawah, ada petani dan pedagang-pedagang yang barusaja di angkut ke toko-toko. Di sampig itu tampak pula pabrik-pabrik yang menghasilkan bahan-bahan baku, onderdil dari bermacam-macam barang seperti motor, mobil, alat-alat listrik yang di kirim untuk di jual ke grosir-grosir, atau pedagang eceran. Negara berkembang merupakan negara yang sudah maju dalam industri barang-barang dan jasa yang ditawarkan ke pasar, saling bersaingan. Di Negara tersebut dapat di jumpai situasi Buyer’s Market, dimana para pembeli berkuasa, yang dapat memilih barang sesuai kemampuanya, menghadapi penjual satu sama lain bersaingan. (Dikutip dari Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, 2007)
Para penjual berusaha merebut hati konsumen dengan berbagai cara seperti meningkatkan servis, memberi hadiah, korting, harga obral, iklan, papan reklame, dan sebagainya. Hal tersebut setidaknya membuat peningkatan terhadap penjualan maupun jumlah pengunjung.
II.2.2 Promosi
Banyak pandangan yang diungkapkan dalam berbagai literatur tentang pengertian promosi, antara lain :
- Menurut Ben M. Eins (1974: 378) yang di kutip dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa mengatakan “Defines promotion as communications that inform potential costumers have want satisfying capabilities.”
- Menurut William J. Stanton (1981: 445) yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa mengatakan “Basically,
(28)
17
promotion is an exercise in information, persuasion and conversely, a person who is persuaded is also being informed.”
Berdasarkan pengertian promosi diatas, dapat disimpulkan promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen.
William Shoell (1993: 424) menyatakan “Promotion is marketers’effort to communicate with target audiences. Communication is the process them.” Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens.
Adapula tujuan utama dari promosi ialah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Promotion’s and to reassure (Schooell, 1993: 424) tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, meyakinkan.
Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatanya. Promosi berusaha agar demand tidak elastis. Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen.keutungan bagi konsumen ialah konsumen dapat mengatur pengeluaranya menjadi lebih baik, misalnya konsumen yang membaca iklan, ia dapat membeli barang yang lebih murah. Dengan dipasangnya iklan di surat kabar, majalah dan sebagainya, maka harga surat kabar bisa terjangkau oleh masyarakat umum. Jika surat kabar tidak ada penghasilan dari pemasangan iklan, maka harga surat kabar tersebut tidak akan mahal.
Sebagai kerugianya, konsumen dibujuk untuk membeli barang yang kadang - kadang barang tersebut belum tentu dibutuhkanya, atau belum waktunya ia memiliki.
(29)
18
Keutuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karenna konsumen membeli barang karena tertarik akan mereknya. Promosi menimbulkan goodwill terhadap merek. Promosi bukan saja meningkatkan penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi. Keutungan penjualan ialah perusahaan dengan goodwill yang besar akan dapat memperoleh modal dengan mudah.
Sebaliknya kerugian bagi produsen ialah :
- Konsumen mengharapkan barang – barang yang di produksi oleh pabrik mempunyai uniformitas, artinya mutunya selalu baik dan harga stabil sesui dengan promosi yang dilancarkan, tetapi kadang – kadang hal ini tidak dapat dipenuhi.
- Apabila perusahaan sudah mulai dengan usaha promosi, maka usaha tersebut harus dilakukan terus – menerus, ini menyebabkan biaya promosi akan selalu ada bahkan meningkat pula.
Sebagai media dari Advertising ialah surat kabar, majalah, surat (Direct mail), TV, Radio, papan reklame, neon box, katalog buku, poster, kartu member dan sebagainya. Pemilihan media advertising akan digunakan tergantung pada daerah yang dituju, konsumen yang di harapkan, daya tarik yang digunakan oleh media – media tersebut, fasilitas yang di berikan oleh media – media tersebut dalam hal biaya.
II.2.3 Media Luar Ruang
Media luar merupakan Iklan apapun yang dibuat atau dilakukan di luar ruangan untuk mempublikasikan atau mempromosikan bisnis, produk, layanan atau jasa anda. Jenis iklan di luar ruangan dapat berupa billboar timbul dan yang lainnya.
Media promosi atau iklan di luar ruangan (outdoor advertising) dapat membantu untuk mempromosikan bisnis, produk, layanan atau jasa dengan baik pada area tertentu.
(30)
19
Media Poster yang di devinisikan Menurut Sudjana dan Rivai (2007:51), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik pandang yang kuat. Untuk itu dalam mendesain poster haruslah mematuhi karakteristik poster.
II.2.4 Periklanan
Menurut Kotler yang di kutip dari buku Pemasaran barang dan Jasa periklanan terdiri dari bentuk – bentuk komunikasi noo-personal yang dilakukan lewat media bayaran dengan sponsor yang jelas. Para pemasang iklan tidak saja terdiri dari perusahaan – perusahaan dagang atau manufaktur tetapijuga organisai – organisasi nirlaba seperti museum, yayasan sosial, dan lain sebagainya.
Berdasarkan promosi periklanan yang telah dilakukan Reading Ligts, melakukan periklanan dengan sosial media yaitu facebook dan tweeter, selain itu dengan menggunakan selebaran pamflet yang tersedia di depan meja caseer. II.2.5 Tujuan Periklanan
Langkah pertama dalam menyusun program pemasaran adalah menentukan tujuan periklanan. Tujuan ini pun harus didasarkan pada keputusan terdahulu mengenai target pasar, posisi pemasaran. Periklanan yang digunakan haruslah menarik guna memikat pengunjung baru untuk Reading Lights.
II.3 Segmentasi
Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok – kelompok pembeli menurut jenis – jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri.
(31)
20 II.3.1 Tujuan Segmentasi
Tujuan dari segmentasi adalah untuk menghemat usaha – usaha pemasaran dengan menitik beratkan kepada pembeli yang berminat tinggi untuk membeli. Sealin itu segmentasi dilakukan untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan tindakan. Perusahaan menetapkan cara dan menggunakan dasar – dasar yang berbeda untuk memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan karaktersitik yang ada pada setiap segmen.
II.3.4 Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Adalah bagian komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan atau produk. Dalam kaitannya dengan hubungan masayarakat, pihak Reading Lights melakukan hubungan yang sangat erat dengan konsumen melalui media sosial Facebook, Tweeter. dimana konsumen mendapatkan informasi secara berkesinambungan yang berhubungan dengan Reading Lights hingga event promo yang akan dilaksanakan. Selain daripada itu ada pula kumpulan komunitas seperti craft circle, writing circle, yang biasanya rutin di laksanakan di Reading Lights.
(32)
21 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan
III.1.1 Perancangan Promosi Media
Dalam strategi perancangan promosi media mengenai Reading Lights ditujukan untuk masyarakat umum namun dikhususkan kepada target market. Strategi perancangan yang akan dilakukan mengenai permasalahan yang ada di Reading Lights yaitu meningkatkan jumlah pengunjung baik yang sudah mengetahui maupun yang belum mengetahui mengenai toko buku bekas Reading Lights. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan beberapa media yang saling melengkapi dan saling menguatkan. Strategi perancangan ini akan dibuat media Poster yang akan di tempatkan di berbagai tempat yang strategis, yang akan dilakukan dengan memfokuskan promosi terhadap Reading Lights.
Maka target audiens yang ditentukan berdasarkan segi demografis, psikografis dan geografis sebagai berikut.
a. Demografis
• Usia : Dewasa awal usia 19 tahun – 40 tahun • Status ekonomi sosial : menengah keatas • Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Status : mahasiswa, pegawai, pengusaha b. Psikografis
• Target audiens yang berkpribadian santai, bebas, supel.
• Target audiens yang suka membaca, ingin membeli buku, bersantai.
c. Geografis
• Target audiens mencakup wilayah Bandung dan sekitarnya dikhususkan untuk mahasiswa dan pegawai.
(33)
22 III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaannya menggunakan media poster yang akan memberikan informasi mengenai toko buku bekas Reading Lights yang mempromosikan bahwa ada toko buku bekas di bandung dengan buku - buku langka yang jarang di jual seperti halnya di toko buku bukas seperti biasanya.
• Tujuan Komunikasi
Komunikasi ini bertujuan untuk mempromosikan pada masyarakat mengenai toko buku bekas Reading Lights dan memberikan informasi bahwa Reading Lights memiliki kelebihan tertentu.
III.1.2.1 Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan atau tujuan dari komunikasi yang ingin disampaikan tepat sasaran maka akan dilakukan perancangan promosi Reading Lights dengan menampilkan tagline dan beberapa kata pendukung dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang dipadukan, hal ini dikarenakan target konsumen dari perancangan promosi yaitu di tujukan kepada kalangan dewasa muda seperti mahasiswa dan pegawai kantoran.
III.1.2.2 Pendekatan Visual
Strategi atau pendekatan visual yang dilakukan dengan perancangan yang dapat mewakili semua pesan utama secara singkat padat dan dapat dimengerti oleh target sasaran. Dengan menggunakan unsur grafis seperti garis dan latar belakang agar desain terlihat lebih menarik. ilustrasi yang digunakan sebagai gambaran Reading Lights digunakan agar lebih jelas Reading Lights ditujukan kepada konsumen tertentu.
(34)
23 III.1.3 Strategi Kreatif
Untuk mencapai suatu tujuan kreatif, maka dibutuhkan strategi yang efektif sehingga dapat meraih perhatian (attention), menumbuhkan minat (interest), merangsang keinginan (desire), dan memperoleh tindakan (action).
Untuk menghasilkan desain promosi toko buku Reading Lights yang lebih baik maka rancangan disesuaikan dengan target konsumen dengan menggunakan strategi kreatif yang tepat pada sasaran pertama - tama membuat sebuah tageline atau slogan yang akan ada pada media promosi. Reading Lights mempunyai tageline yaitu "Costumer is a friend not a king" Hal ini juga dikarenakan target konsumen berdasarkan segmentasi yaitu sebagai kalangan dewasa muda yang memiliki daya tarik akan buku bekas bebahasa asing, terutama di Reading Lights. Sedangkan untuk kata pendukung di pilih berdasarkan karakteristik dari Reading Lights itu sendiri yaitu Reading Lights sebagai toko buku bekas.
III.1.4 Strategi Media
Adapun strategi media yang akan digunakan adalah sebagai berikut : • Pemilihan media poster promosi yang efektif dan disesuaikan
dengan target audience.
• Memaksimalkan media online untuk meluaskan promosi. • Penggunaan media lini bawah diperuntukan sebagai pendukung
media dan pengingat seperti, Print advertisement.
III.1.4.1 Tujuan Media
Tujuan dari media ini adalah sebagai media promosi yang memperlihatkan Reading Lights yang memiliki koleksi buku - buku berbahasa asing kususnya berbahasa inggris. Sehingga memudahkan pelanggan buku bekas untuk mencari buku yang ber kualitas.
III.1.4.2 Pemilihan Media
Untuk menyampaikan isi pesan yang informatif dan tepat sasaran, digunakan media yang disesuaikan dengan target audience toko buku bekas Reading Lights, maka promosi utama yaitu media poster dalam bentuk digital
(35)
24
printing sebagai media iklan. Media ini dipilih karena dapat memberikan pesan secara luas kusunya mencangkup area bandung. Selain itu alasan memilih media poster promosi, karena dapat mempertegas mengenai toko buku bekas Reading Lights yang mudah akan mencari buku bekas berbahasa asing oleh target audiens. III.1.4.3 Media Utama
Adapun media utama yang akan digunakan dalam perancangan media promosi Reading Lights ini adalah Poster. Guna mempermudah pencarian Reading Lights terhadap pelanggan, maka di gunakan media poster sebagai media utama. bagi wisatawan asing maupun lokal dengan adanya poster Reading Lights yang cangkupanya di tempat tempat ramai diharapkan dapat mempermudah mencari informasi mengenain Reading Lights.
III.1.4.4 Media Pendukung
Adapun media pendukung yang menjadi suatu media tambahan atau media promosi yang dibuat oleh sebuah perusahaan untuk mempromosikan produknya sekaligus menjadi media alternatif yang berfungsi sebagai reminder terhadap media utama, maka media pendukungnya meliputi:
1. X-Banner
Media yang digunakan sebagai informasi dari Reading Lights yang berfungsi agar mengajak orang yang melihat untuk mengunjungi Reading Lights sebagai toko buku bekas. Penempatannya bisa diletakan saat membuka stand di acara bazar, dan bisa diletakan diatas meja untuk banner ukuran kecil, sedangkan untuk banner ukuran besar biasanya diletakan di depan pintu masuk Reading Lights.
(36)
25 2. flyer
Sebagai media pendukung yang disebarkan kepada orang yang berjalan di sekitar keramaian dan dibagikan kepada tempat-tempat tertentu. juga di simpan di depan meja kasir Reading Lights.
3. Website
Sebuah media promosi digital yang di tampilkan melalui media internet dan dapan mencangkut kawasan luas di manapun dapan di akses guna mengetahui mengenai Reading Lights.
4. Stiker
Stiker dapat dibagikan kepada konsumen secara cuma - cuma yaitu pada saat pembelian buku bekas yang meliputi produk dari Reading Light itu sendiri.
5. Web Banner
Sebuah media promosi digital dalam bentuk gambar dalam ukuran tertentu yang nantinya akan dipasang pada sebuah halaman website dan mengandung pranala atau link yang akan menuntun user ke halaman website Reading Lights tersebut. Web banner ini nantinya akan diletakan di
6. Kartu Member
Kartu member di sini berfungsi sebagai sarana discount untuk pembelian tepatnya di Reading Lights. kartu member yang di miliki konsumen memiliki discount 25% untuk pembelian buku, discount 10% untuk pembelian di Coffee Corner dan mendapat stamp setiap pembelian buku untuk di tukar dengan buku kembali.
7. Brosure
Sebagai fungsi keterangan mengenai kartu member, fasilitas yang ada di Reading Lights, dan juga berisi profil mengenai Reading Lights.
8. Pembatas Buku
Pembatas buku yang dapat berfungsi sebagi penanda halaman buku, media ini juga sebagai mercendise dan souvenir yang dapat di beli di Reading Ligts.
(37)
26 9. Iklan Media Cetak
Iklan medi cetak yang dapat berfungsi sebagai media promosi yang dapat mencangkup di banyak kawasan, dengan biaya yang cukup murah.
III.1.4.5 Strategi Distribusi Bulan
Media Agustus September Oktober November Desember Poster
flyer Web banner
website brosur X banner
Kartu member
stiker
Pembatas buku Iklan media
cetak
Pelaksanaan Promosi Aktif
Tabel III.1 Tabel Strategi Distribusi Sumber : dokumen pribadi (2014)
(38)
27 III.2 Konsep Visual
Konsep visual Penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama konsep visual adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Dalam pembuatan poster sebagai media utama ialah dengan pengambilan beberapa karakter yang terkandung di Reading Ligts, seperti unsur rak buku dengan ciri khas kayunya, warna coklat yang mendominasi, buku yang terdapat di Reading Lights.
III.2.1 Format Desain
Desain yang akan dibuat menggunakan format desain lanscape, simetris dan komposisi yang teratur dengan maksud agar mudah dibaca dan jelas sehingga pesan dapat disampaikan dan diterima dengan baik oleh konsumen. Elemen yang terdapat dalam media berupa ilustrasi, logo Reading Lights, tipografi yang terdiri dari Tagline.
(39)
28
Gambar III.1 Konsep Visual Poster Sumber dari : Dokumen pribadi
III.2.2 Tipografi
Font yang digunakan adalah font yang sedikit lebih formal namun tetap menjangkau semua kalangan, font ini berkesan tegas Modern. Walaupun huruf yang akan digunakan sedikit formal namun tetap terlihat menarik dengan hadirnya ilustrasi yang ada menjadikan semunya terkesan bermain namun tetap elegan. Selain itu terdapat font yang mempuyai kesan santai elegan untuk tagline dalam media Font yang digunakan antara lain :
(40)
29 1. Philosopher
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890!@#$%^&*()-=
III.2.3 Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada perancangan desain ini yaitu berupa perpaduan antara kayu dan buku yang terdapat di Reading Lights kususnya rak buku yang terbuat radi kayu dan buku yang ada di Reading Lights sebagai perpaduan yang pantas untuk Reading Lights.
Gambar III.2. Ilustrasi kayu dan buku
(41)
30 III.2.4 Warna
Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan warna juga sangat menentukan. Warna yang digunakan Dominan ke merah hati gradasi ke coklatan dengan nuansa kayu yang elegan dan tegas yang di miliki Reading Lights.
Gambar III.3 Warna
(42)
31 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama
Media utama yang akan digunakan dalam mempromosikan Reading Lights ini adalah poster. Postersebagai media yang dapat menampilkan promosi tertentu melalui Cetak Offset yang akan di sebarkan di berbagai tempat ramai yang strategis. Elemen yang terdapat pada poster sendiri dengan menggunakan font Philosoper yaitu font yang meliliki sedikit bentuk melengkung di setiap ujung dari font itu sendiri. Selain itu, font memiliki karakteristik yang cocok untuk kalangan dewasa muda maupun dalam kelas kelas tertentu. Elemen kayu yang di ambil dari rak buku dan sejumlah barang seperti kursi dan meja yang terdapat di Reading Lights merupan ciri kusus dari toko buku Reading Lights.
IV.1.1 Poster
(43)
32
Gambar IV.1 Poster Reading Lights
IV.1.2 Teknis Produksi
Proses pembuatan poster Reading Lights dilakukan dengan cara bertahap, dengan mencari bahan - bahan yang terdapat di Reading Lights guna menjadikan bahan ilustrasi background,warna, font. Setelah mendapatkan bahan - bahan yang di tentukan, di buatlah sketsa manual dan sketsa digital sehingga dapatlah
pembuatan poster dengan menggunakan Adobe Photoshop. Format / Bentuk :Persegi Panjang
Material Ukuran: Luster 260 gr dengan 59,4cm x 42cm Teknis produksi: Cetak Offset
(44)
33 IV.1.3 Pengumpulan Material Ilustrasi
Pencarian buku bekas yang cukup langka, dengan menggunakan background kayu.
Gambar IV.2 Material Poster Reading Lights
IV.1.4 Sketsa Awal
Dengan menggunakan sketsa awal yaitu dengan menggunkan sketsa manual dan sketsa digital merupakan langkah awal untuk membuat layout poster.
(45)
34
(46)
35
Gambar IV.4 Sketsa digital Poster Reading Lights
IV.1.5 Pengolahan Ilustrasi
Pengolahan gambar ilustrasi digital dengan menggunakan teknik digital, yaitu dengan menggunakan editing penggabungan gambar menggunakan Software Adobe Photoshop. Yang di olah sesuai dengan konsep visual yang bertemakan kayu dengan tampilan font yang cukup baik di pandang di kalangan menengah atas. dan menggunakan buku - buku bekas sebagai bahan ilustrasi.
(47)
36 IV.1.6 Proses penggabunan gambar
Pada proses ini di lakukan dengan menggabungkan gambar untuk digunakan sebagai background media poster Reading Lights yang lebih dominan menggunakan unsur kayu dan buku.
Gambar IV.5 Pembuatan background
(48)
37
Gambar IV.7 Memberi logo dan Tagline
Pada tahap berikut ini selain memberikan tagline dan kelebihan Reading Lights yang terdapat di Reading Lights juga memberikan keterangan waktu buka dan tutup.
(49)
38
Mengambil gambar buku dengan menggunakan foto dan melakukan tahap croping sebagai media ilustrasi.
Gambar IV.9 croping buku
(50)
39
Gambar IV.11 Memberi shadow buku
Gambar IV.12 Memberi Alamat dan kontak
Dengan menggunakan format ukuran 59,4cm x 42cm dan menggunakan kertas berbahan Luster 260 gr untuk melakukan pencetakan poster.
(51)
40 IV.2 Media Pendukung
Tujuan dari media ini adalah sebagai media promosi penunjang selain media utama guna mempromosikan Reading Lights sebagai toko buku bekas berbahasa asing yang ada di Bandung. Dari hasil media utama yaitu poster, maka di dapat beberapa media pendukung yang saling bersangkutan.
IV.2.1. Web Banner
Sebuah media promosi digital dalam bentuk gambar dalam ukuran tertentu yang disesuaikan dan nantinya akan dipasang pada sebuah halaman sosial media dan mengandung pranala atau link yang akan menuntun user ke halaman website Reading Lights tersebut. Webbanner ini nantinya akan diletakan di jejaring sosial lainnya.
(52)
41 Ukuran : 851 pixels x 315 pixels Material : Digital
TeknisProduksi : Digital Imaging IV.2.2 Brosur
Media brosur sebagai media pendukung yang berfungsi sebagai pendekatan kepada masyarakat, dengan menggunakan Artpaper tipis yang memiliki 3 halaman depan dan belakan dengan 2 lipatan yang berisi mengenai fasilitas, fungsi, yang terdapat di toko buku Reading Lights.
Gambar IV.14 Brosur
Ukuran : 20,4cm x 28.8cm Material : Artpaper 180 gr TeknisProduksi : Cetak Offset
(53)
42 IV.2.3 Website
Media website yang di buat menggunakan digital yaitu Dreamweaver untuk memudahkan konsumen Reading Lights yang ingin mengetahui mengenai Reading Lights secara Online. Selain dapan di akses di mana saja dengan menggunakan media elektronik gadged ataupun komputer portable. Website yang dibuat haruslah sesuai memiliki tema yang dimiliki Reading Lights dengan mengikuti garis besar dari pembuatan poster reading lights.
Gambar IV.15 Website
Ukuran : 100% fit dengan monitor Material : Digital
(54)
43 IV.2.4 Flyer
Media yang di buat menggunakan Artpaper tipis dan dapat di bagikan langsung, dan di simpan pada meja Caseer di Reading Lights, secara keseluruhan media ini ada sedikit kemiripan dengan media poster dari segi background dan buku sebagai ilustrasi.
Gambar IV.16 flyer
Ukuran : 14.8cm x 21cm Material : Art Paper 180 gr TeknisProduksi : Cetak Offset
(55)
44 IV.2.5 X-Banner
Media ini digunakan sebagai informasi promosi dari toko buku Reading Lights yang berfungsi agar mengajak orang untuk membeli buku dan mengunjugi Reading Lighs. Penempatannya bisa diletakan di depan Reading Lights dan pada saat Reading Lights open booth di acara bazar dan kegiatan acara lainnya.
Gambar IV.17 X-Banner Ukuran : 160 cm x 60 cm
Material : Bahan korea Doff TeknisProduksi : Digital Printing
(56)
45 IV.2.6 Kartu member
Kartu member yang terbuat dari kertas Artpaper tebal, dengan ukuran yang bisa di masukan kedalam dompet di gunakan untuk Discount di Reading Lights.
Gambar IV.18 kartu member
Ukuran : 8.56 cm x 5.11 cm Material : Art Paper 220gr TeknisProduksi : Digital Printing
IV.2.7 Stiker
Media ini menggunakan bahan kertas stiker dengan teknis digital printing yang di gunakan sebagai souvenir pada acara tertentu seperti Bazar buku ataupun dapat di jual di Reading Lights.
(57)
46
Gambar IV.19 Stiker
Ukuran : 11,9cm x 4,8cm Material : Sticker vinyl TeknisProduksi : Digital Printing IV.2.8 Pembatas buku
Media yang di cetak menggunakan Artpaper tebal dengan ukuran yang kecil di gunakan sebagai pembatas buku. Dengan menggunakan sebuah slogan BE BILIOPHILE WITH US yaitu dengan arti jadilah orang yang menghargai buku yang bermutu bagi kita. Seseorang yang bilamana telah memegang buku bermutu akan merasa senang.
Gambar IV.20 Pembatas Buku
Ukuran : 14,9cm x 4,9cm Material : Artpaper 220 gr TeknisProduksi : Digital Printing
(58)
47 IV.2.9 Iklan media cetak
Iklan media cetak menggunakan bahan kertas hvs 70gr, yang biasanya mengikuti dari mengikuti dari media cetak itu sendiri. Visual yang terkandung dalam iklan media cetak merupakan turunan garis besar dari poster yaitu cukup memberikan beberapa kata inti.
Gambar IV.21 Iklan media cetak
Ukuran : 26,5cm x 19cm Material : kerta HVS 70gr TeknisProduksi : Cetak Offset
(1)
42 IV.2.3 Website
Media website yang di buat menggunakan digital yaitu Dreamweaver untuk memudahkan konsumen Reading Lights yang ingin mengetahui mengenai Reading Lights secara Online. Selain dapan di akses di mana saja dengan menggunakan media elektronik gadged ataupun komputer portable. Website yang dibuat haruslah sesuai memiliki tema yang dimiliki Reading Lights dengan mengikuti garis besar dari pembuatan poster reading lights.
Gambar IV.15 Website
Ukuran : 100% fit dengan monitor Material : Digital
(2)
43 IV.2.4 Flyer
Media yang di buat menggunakan Artpaper tipis dan dapat di bagikan langsung, dan di simpan pada meja Caseer di Reading Lights, secara keseluruhan media ini ada sedikit kemiripan dengan media poster dari segi background dan buku sebagai ilustrasi.
Gambar IV.16 flyer
Ukuran : 14.8cm x 21cm Material : Art Paper 180 gr TeknisProduksi : Cetak Offset
(3)
44 IV.2.5 X-Banner
Media ini digunakan sebagai informasi promosi dari toko buku Reading Lights yang berfungsi agar mengajak orang untuk membeli buku dan mengunjugi Reading Lighs. Penempatannya bisa diletakan di depan Reading Lights dan pada saat Reading Lights open booth di acara bazar dan kegiatan acara lainnya.
Gambar IV.17 X-Banner Ukuran : 160 cm x 60 cm
Material : Bahan korea Doff TeknisProduksi : Digital Printing
(4)
45 IV.2.6 Kartu member
Kartu member yang terbuat dari kertas Artpaper tebal, dengan ukuran yang bisa di masukan kedalam dompet di gunakan untuk Discount di Reading Lights.
Gambar IV.18 kartu member Ukuran : 8.56 cm x 5.11 cm
Material : Art Paper 220gr TeknisProduksi : Digital Printing
IV.2.7 Stiker
Media ini menggunakan bahan kertas stiker dengan teknis digital printing yang di gunakan sebagai souvenir pada acara tertentu seperti Bazar buku ataupun dapat di jual di Reading Lights.
(5)
46
Gambar IV.19 Stiker Ukuran : 11,9cm x 4,8cm
Material : Sticker vinyl TeknisProduksi : Digital Printing IV.2.8 Pembatas buku
Media yang di cetak menggunakan Artpaper tebal dengan ukuran yang kecil di gunakan sebagai pembatas buku. Dengan menggunakan sebuah slogan BE BILIOPHILE WITH US yaitu dengan arti jadilah orang yang menghargai buku yang bermutu bagi kita. Seseorang yang bilamana telah memegang buku bermutu akan merasa senang.
Gambar IV.20 Pembatas Buku Ukuran : 14,9cm x 4,9cm
Material : Artpaper 220 gr TeknisProduksi : Digital Printing
(6)
47 IV.2.9 Iklan media cetak
Iklan media cetak menggunakan bahan kertas hvs 70gr, yang biasanya mengikuti dari mengikuti dari media cetak itu sendiri. Visual yang terkandung dalam iklan media cetak merupakan turunan garis besar dari poster yaitu cukup memberikan beberapa kata inti.
Gambar IV.21 Iklan media cetak Ukuran : 26,5cm x 19cm
Material : kerta HVS 70gr TeknisProduksi : Cetak Offset