Awal Mula Penentuan Penanggalan

Awal Mula Penentuan Penanggalan Islam (Hijriyah)
Awal penentuan tahun Islami, dimulai pada jaman khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab radliyallahu `anhu beliau
mengumpulkan para ahli untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islami. Hal ini terjadi kurang lebih pada 16 H
atau 17 H. Maka sempat muncul berbagai pendapat, di antaranya: 1) Dihitung dari kelahiran Rasulullah. 2) Dihitung
dari tahun wafat beliau. 3) Dihitung dari hijrahnya beliau. 4) Dihitung sejak kerasulan beliau.5) perang Badar.
6)Perjanjian Hudaibiyah. dan 7)Fathu Mekkah
Berbagai pendapat itu kemudian disimpulkan dan diputuskan oleh Amirul Mukminin bahwa dimulainya perhitungan
tahun Islami adalah dari hijrahnya Rasulullah SAW karena sejak disyariatkannya hijrah, Allah Ta`ala memilah antara
yang haq dan yang bathil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.
■ Penentuan Bulan Muharram sebagai awal penanggalan Hijriyah
Agaknya perdebatan kembali muncul, setelah ditentukannya awal perhitungan tahun Islam. Silang pendapat untuk
menentukan bulan apa yang dipakai sebagai pemula tahun baru lalu mencuat. Berbagai pendapat lalu dilontarkan, ada
yang usul Rabi’ul Awwal karena di waktu itu dimulai perintah hijrah dari Makkah ke Madinah. Usul lain memilih bulan
Ramadlan karena di bulan itu diturunkannya Al-Qur’ân.
Perdebatan kemudian berakhir setelah sebagian besar dari kalangan shahabat seperti Umar, Utsman dan Ali
radliyallahu `anhum `ajma`in sepakat bahwa tahun baru Islami dimulai dari bulan Muharram. Kenapa?
Alasannya pada bulan itu banyak hal-hal atau aktifitas yang diharamkan di antaranya tidak boleh mengadakan
peperangan. Kecuali dalam keadaan diserang maka diperbolehkan melawannya.
Sebagaimana firman Allah: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat
mereka telah mengusir kamu (mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan;
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika

mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orangorang kafir.” (Al-Baqarah:191)
Mengapa dikatakan Muharram sebagai bulan haram? Didasarkan pada ayat lain dimana Allah juga berfirman: “Bulan
haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash.

Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berserta orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 194)
‫ت‬
‫م ذ تل ه ت‬
‫شتر ت‬
‫عن ظد ت الل نهه اث ظتنا ع ت ت‬
‫عد نة ت ال ش‬
‫ن‬
‫ن ال ظ ت‬
‫م ت‬
‫من ظتها أ تظرب تعت م‬
‫شمهوره ه‬
‫ن ه‬
‫ض ه‬
‫ماتوا ه‬
‫ك ال ي‬

‫ة م‬
‫إه ن‬
‫حمر م‬
‫ب الل نهه ي توظ ت‬
‫خل تقت ال ن‬
‫م فتتل ت تظ ظل ه م‬
‫قي ي م‬
‫س ت‬
‫ت تواظلظر ت‬
‫شهظررا هفي ك هتتا ه‬
‫موا هفيهه ن‬
‫دي م‬
‫ت‬
‫سك ظم‬
‫م‬
‫م‬
‫ف‬
‫ن‬
‫أ‬
‫ظ ت‬

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
‫ت‬
‫قعظد تةه وت م‬
‫ت م‬
‫شتر ت‬
‫ة اث ظتنا ع ت ت‬
‫ذو ال ظ ت‬
‫م ت‬
‫ذو ال ظ ه‬
‫ ث تل تث ت م‬، ‫م‬
‫من ظتها أ تظرب تعت م‬
‫سن ت م‬
‫جة ه‬
‫ ه‬، ‫شهظررا‬
‫وا ه‬
‫ح ن‬
‫ة م‬

‫ست ت ت‬
‫ما م‬
‫حمر م‬
‫داتر ك تهتي ظئ تت ههه ي توظ ت‬
‫ ال ن‬، ‫ض‬
‫خل تقت ال ن‬
‫ن قتد ه ا ظ‬
‫وال هتيا م‬
‫ة م‬
‫س ت‬
‫النز ت‬
‫ت توالظر ت‬
‫مت ت ت‬
‫م ت‬
‫ن‬
‫ظ‬
‫دى وت ت‬
‫ن‬
‫ج‬
‫ن‬

‫ي‬
‫ب‬
‫ذى‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ر‬
‫ض‬
‫م‬
‫ب‬
‫ج‬
‫ر‬
‫و‬
،
‫م‬
‫ر‬
‫ح‬
‫م‬
‫ل‬
‫وا‬
‫ه‬

‫شعظتبا ت‬
‫ما ت‬
‫م‬
‫ظ‬
‫ت‬
‫ت‬
‫م‬
‫ت‬
‫ت‬
‫م‬
‫ت‬
‫ت‬
‫م ت‬
‫تت‬
‫ت م ن‬
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas
bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah,
Dzulhijjah dan Muharram. ( Satu bulan lagi adalah ) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”
Bulan-bulan tersebut disebut bulan haram, menurut Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah karena dua makna:
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.

Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya
karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan
amalan ketaatan.”[3]
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat
suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan,
”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”

Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan
suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan
menuai pahala yang lebih banyak.”
■ Amalan Bulan Muharram/Asyuura/Suro ( jawa.)
Jika ada pertanyaan : adakah contoh dari nabi untuk shalat atau puasa khusus pada malam tahun baru Islam,
jawabnya sudah pasti tidak ada. Sebab awal tahun baru Islam baru ditetapkan setelah nabi SAW wafat.
Tapi kalau pertanyaannya, adakah amalan khusus yang dilakukan di bulan Muharram, maka jawabannya pasti ada.
Sebab bulan Muharram tidak ada kaitannya dengan tahun baru. Bulan Muharram sudah ada sejak zaman nabi-nabi
terdahulu. Bahkan orang-orang yahudi malah berpuasa pada tanggal 10 Muharram.
Istilah lain yang berkembang kemudian, berdasarkan kalender yang menyebar tertulis istilah Muharram ini dengan Assyura. Darimanakah kata ini mula-mula diambil? Berbagai pendapat lalu muncul, sebagian besar berpendapat kata
Asyura berasal dari kata Asyir yang artinya kesepuluh (hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Ibnu Abbas radliyallahu `anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam puasa di hari Asyura
(kesepuluh) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari 4 / 214, Muslim 1130, Abu Dawud

2444)
Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu, dia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: “Puasa yang
paling utama setelah ramadlan adalah bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardlu adalah
shalat malam.” (HR. Muslim 3 / 169, Abu Dawud 2429, Tirmidzi 1 / 143, Ad-Darimi 2 / 21, Ibnu Majah 1742, Al-Baihaqi
4 / 291, Ahmad 2 / 303)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radliyallahu `anhu bahwa beliau Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam ditanya tentang
puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab: Menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu.”
(HR. Muslim 1162) Dan dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Puasa Asyura aku
harapkan agar menghapus dosa-dosa tahun yang lalu.” (HR. Muslim 3 / 167, Abu Dawud 2425, Al-Baihaqi 4 / 286,
Ahmad 5 / 295)
(Amalan-amalan berikut ini tidak berdasarkan hadits, karena memang pada zaman Rasulullah belum ada Kalender
Islam. Atau berdasarkan hadits yang tidak kuat atau dalam perdebatan ulama)

■ Do’a Pergantian tahun
Ba’da ashar dan maghrib di Akhir Bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk membaca do’a akhir tahun dan awal tahun,
dikatakan barangsiapa membaca do’a akhir tahun maka berkatalah syaitan: “Kesusahanlah bagiku dan
sia-sialah pekerjaanku menggoda anak adam (manusia) pada tahun ini”, maka dibinasakanlah dengan satu saat saja,
sebab membaca do’a akhir tahun, dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah Ta’ala dalam setahun ini.
Sedangkan barangsiapa membaca do’a awal tahun maka Allah akan memberikan perlindungan dan pertolongan dari
segala macam bencana dan godaan syaitan, sehingga dalam tahun itu akan membawa perubahan,

kebahagian dan ketentraman lahir dan bathin, Allah juga mengutus dua malaikat yang selalu menyertainya, agar tidak
terjerumus ke dalam tipu daya syaitan dan terhindar dari fitnahnya, serta nafsu angkara murka yang dapat membawa
kepada kehancuran dirinya..:)
Do’a Akhir Tahun.
‫حظيم‬
‫ن النر ه‬
‫سم ه اللهه النر ظ‬
‫به ظ‬
‫ح ت‬
‫م ه‬
‫وصنلى الله ع تتلى سيدنا محمد وع تتلى آل هه وصحبه وسل نم تالل نهم ماع تمل ظت في هتذه السنة مما نهيتهني ع تنه فتل ت ت‬
‫م‬
‫ب ه‬
‫ن ت ه ه ن تت ظت‬
‫ه ه ه‬
‫م ت تظر ت‬
‫م أت م ظ‬
‫ه وتل ت ظ‬
‫ض م‬
‫ه وتل ت ظ‬

‫من ظ م‬
‫ظ‬
‫ظ م‬
‫م ن ت ه م‬
‫ت‬
‫م‬
‫ت ت‬
‫ه ت ت ظ ه ه ت‬
‫ت ي هت م ت ن د ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫صي تت ه ت‬
‫ي ب تعظد ت قمد ظترت ه ت‬
‫ظ‬
‫ت‬
‫ك ع تتلى ع م م‬
‫فمرك فاغ ه‬
‫ستتـغظ ه‬
‫معظ ه‬

‫ى الت نوظب تةه ه‬
‫ه ب تعظد ت م‬
‫ه وت ت‬
‫ك فتإ هيني أ ظ‬
‫تتـن ظ ت‬
‫جظرأهتي ع تتلى ت‬
‫من ظ م‬
‫م ت‬
‫حل ه ظ‬
‫س م‬
‫فظرهلي وت‬
‫ت ع تل ت ن‬
‫قوظب تهتي وت د تع توظت تهني هإل ت‬
‫ب‬
‫ت فهي ظتها ه‬
‫ما ع ت ه‬
‫وا ت‬
‫ما ت تظر ت‬
‫م ن‬
‫مل ظ م‬
‫ت‬
‫ضاه م وتوتع تد ظت تهني ع تل تي ظهه الث ت ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ت‬
‫من ظ ت‬
‫سأ تل م ت‬
‫م تيا ت‬
‫عل‬
‫ه‬
‫الل‬
‫لى‬
‫ص‬
‫و‬
‫م‬
‫ي‬
‫ر‬
‫ك‬
‫يا‬
‫ميني وتل ت ت ت ظ‬
‫ن ت تت ت ت‬
‫ت‬
‫مد د وتع تلى آل ههه‬
‫جاهئي ه‬
‫ه ه‬
‫م ت‬
‫ظ‬
‫ك ت‬
‫قط تعظ تر ت‬
‫ل توال هك ظترام ه أ ظ‬
‫ذا ظال ت‬
‫ى ت‬
‫فتأ ظ‬
‫ح ن‬
‫سي يد هتنا م‬
‫م‬
‫ت‬
‫قب نل ت م‬
‫م تيا ك ترهي ظ ت‬
‫ك الل نهم ن‬
‫ت‬
‫ت‬
‫جل ت ه‬
‫ه‬
‫ت‬
‫ن‬
‫م امين‬
‫صحب ههه وت ت‬
‫سل ت‬
‫وت ت‬
Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shohbihii wasallam. Allaahumma maa
‘amiltu fii haadzihis-sanati mimmaa nahaitanii ‘anhu falam atub minhu walam tardhohu walam
tansahu wahalimta ‘alayya ba’da qudrotika ‘alaa ‘uquubatii wa da’autanii ilat-taubati minhu ba’da jur’atii ‘alaa
ma’shiyatika fa’innii astaghfiruka faaghfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimmaa tardhoohu wa wa’adtanii
‘alaihits-tsawaaba faas’aluka Allaahumma yaa kariimu yaa dzaljalaali wal-ikroomi an tataqobbalahu minnii walaa
taqtho’ rojaa’ii minka yaa kariimu. Washallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii

washohbihii wasallam. Aamiin.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan
sahabatnya.Ya Allah apa yang telah kuperbuat dari perbuatan yang melanggar larangan-Mu di tahun
ini lalu aku belum bertaubat darinya dan engkau belum ridho atasnya dan aku telah lupa namun belum engkau lupakan
dan engkau masih bermurah hati padaku padahal engkau kuasa untuk menhukumku lalu engkau
memanggilku untuk bertaubat setelah kelancanganku dalam bermaksiat pada-Mu, Maka sungguh kini aku beristigfar
memohon ampunan-Mu maka ampunilah dosaku Dan apa yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal yang Engkau
ridhoi dan Engkau janjikan pahala untukku karena amal itu maka aku memohon pada-Mu Wahai Dzat yang maha
pemurah Yang memiliki keagungan dan kemulyaan, terimalah amal itu dariku jangan Kau putus harapanku dari-Mu
wahai Dzat yang maha pemurah. Semoga rahmat dan salam tetap tercurahkan pada junjungan kami Muhammad
beserta keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Do’a Awal Tahun.
‫حظيم‬
‫ن النر ه‬
‫سم ه اللهه النر ظ‬
‫به ظ‬
‫ح ت‬
‫م ه‬
‫م‬
‫ص ظ‬
‫م ت‬
‫ه ع تتلى ت‬
‫حب ههه توسل ن ت‬
‫ح ن‬
‫سي يد هتنا و مولنا م‬
‫صنلى الل م‬
‫مد د وتع تتلى آل ههه وت ت‬
‫وت ت‬
‫تالل نه ت‬
‫م‬
‫ظ‬
‫ظ‬
‫ل وت ع ت ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫م ا ظل تون م‬
‫ت‬
‫جد هي ظد م قتد ظ أ تقظتبل‬
‫م‬
‫عا‬
‫ذا‬
‫ه‬
‫و‬
‫ل‬
‫و‬
‫ع‬
‫لم‬
‫ا‬
‫ك‬
‫د‬
‫و‬
‫ج‬
‫و‬
‫م‬
‫ي‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫ال‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ض‬
‫ف‬
‫لى‬
‫ت ا ظل تب تد هيش ال ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫م ت‬
‫ظ‬
‫قد هي ظ م‬
‫م أن ظ ت‬
‫م ن‬
‫ت ن ه ت‬
‫ت ظ ه ت م ظ‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ت‬
‫شي ظ ت‬
‫قيرب مهني إ هل تي ظ ت‬
‫سأ تل م ت‬
‫فى تيا ت‬
‫سوظهء وت ا ظل ه ظ‬
‫ن ال ن‬
‫ذا‬
‫ك مزل ظ ت‬
‫ما ي م ت‬
‫ن ع تتلى هذه الن ن ظ‬
‫م ت‬
‫ة فهي ظهه ه‬
‫ن وت أوظل هتيائ ههه و جنوده وت ظالعتوظ ت‬
‫ماترةه هبال ش‬
‫أ ظ‬
‫ل به ت‬
‫س ا ظل ن‬
‫ص ت‬
‫ك ظالعه ظ‬
‫شت هتغا ه‬
‫طا ه‬
‫م ت‬
‫ف ه‬
‫ن‬
‫ت‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ظ‬
‫ظ‬
‫م امين‬
‫ص ظ‬
‫م ت‬
‫ال ت‬
‫حب ههه وت ت‬
‫ه ع تلى ت‬
‫سل ت‬
‫ح ن‬
‫سي يد هتنا و مولنا م‬
‫صلى الل م‬
‫مد د وتع تلى آل ههه وت ت‬
‫ل وتال هك ظترام ه ياارحم الراحمين وت ت‬
‫جل ت ه‬
Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wasallam. Allaahumma
antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu wa’alaa fadhlikal-’azhiimi wa juudikal-mu’awwali wahaadzaa ‘aamun
jadiidun qad aqbala as’alukal’ishmata fiihi minasy-syaithooni wa auliyaa’ihi wajunuudihii wal’auna ‘alaa haadzihinnafsil-ammaaroti bis-suu’i wal-isytighoola bimaa yuqorribunii ilaika zulfaa. Yaa dzaaljalaali walikroomi yaa arhamar-roohimiin. Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa
shohbihii wasallam. Aamiin.
Artinya : Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan
sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Dzat yang Maha Abadi, Dzat yang Terdahulu dan Dzat yang Pertama,
hanya pada keutamaan-Mu yang Agung dan mulyanya kemurahan-Mu yang sempurnalah tempat meminta
pertolongan. Tahun baru ini telah datang, maka aku meminta dari-Mu penjagaan di dalamnya dari syaitan dan
para pengikutnya, dan aku juga meminta pertolongan-Mu atas nafsu amarah ini serta aku minta kesibukan yang
mendekatkanku pada-Mu Wahai dzat Yang memiliki keagungan dan kemulyaan. Dan semoga rahmat dan
salam tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad juga keluarga dan sahabatnya, aamiin.
Silahkan diamalkan, do’a akhir tahun dibaca 3x sehabis ashar diakhir bulan Dzulhijah sedangkan do’a awal tahunnya
dibaca 3x sehabis maghrib diakhir bulan Dzulhijah.
■ Puasa Akhir dan Awal Tahun
Sebagian orang ada yang mengkhsuskan puasa dalam di akhir bulan Dzulhijah dan awal tahun Hijriyah. Inilah puasa
yang dikenal dengan puasa awal dan akhir tahun. Dalil yang digunakan adalah berikut ini.
‫ت‬
‫جعت ت‬
‫ه‬
‫ست ت ظ‬
‫حنرم ه فت ت‬
‫قد ظ ت‬
‫قب هل ت م‬
‫سن ت م‬
‫ضي ت ت‬
‫سن ت ت‬
‫ن هذي ال ه‬
‫مآ ه‬
‫ما ه‬
‫ل ي توظم د ه‬
‫ختر ي توظم د ه‬
‫ ت‬، ‫صوظم د‬
‫ توافظت تت ت ت‬، ‫صوظم د‬
‫م ت‬
‫ح ن‬
‫صا ت‬
‫م ظ‬
‫ح ال ن‬
‫م ال ن‬
‫ه لت م‬
‫ل الل م‬
‫ة ال م‬
‫ة ال ت‬
‫خت ت ت‬
‫ن ال م‬
‫ت‬
‫ة به ت‬
‫ة به ت‬
‫ن ت‬
‫م ت‬
‫ وتأون ه‬، ‫جةه‬
‫م ظ‬
‫م ظ‬
‫ت‬
‫ة‬
‫ك ت‬
‫فاترة م ت‬
‫سن ت ر‬
‫م ه‬
‫ن ت‬
‫خ ظ‬
‫سي ظ ت‬
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom,
maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang
dengan puasa. Dan Allah ta’ala menjadikan kaffarot/tertutup dosanya selama 50 tahun.”
Lalu bagaimana penilaian ulama pakar hadits mengenai riwayat di atas:
▐ Adz Dzahabi dalam Tartib Al Mawdhu’at (181) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan gurunya –Wahb bin Wahb- yang
meriwayatkan hadits ini termasuk pemalsu hadits.

▐ Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah (96) mengatan bahwa ada dua perowi yang pendusta yang
meriwayatkan hadits ini.

▐ Ibnul Jauzi dalam Mawdhu’at (2/566) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan Wahb yang meriwayatkan hadits ini
adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits.

■Amalan lain pada Awal Tahun
Dalam kitab I‘anatut Thalibin, salah satu kitab yang banyak digunakan dalam mazhab Asy-Syafi‘iyyah, pada jilid 2 hal
267, disebutkan bahwa memang banyak amal-amal yang sering dilakukan pada momentum bulan Muharram.

Dalam satu tahun ada 12 bulan dan mereka adalah:
1. Muharram
2. Shafar
3. Rabi'ul Awal
4. Rabi'ul Akhir
5. Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rajab
8. Sya'ban
9. Ramadhan
10. Syawal
11. Dzulqa'idah
12. Dzulhijjah
Sedangkan 4 bulan Haram, di mana peperangan atau pertumpahan darah di larang, adalah: Dzulqa'idah,
Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.