Awal mula kebudayaan islam di indonesia
Awal mula kebudayaan islam di indonesia
A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Berdasarkan letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan asia
tenggara. Daerah yang merupakan wilayah kepulauan asia tenggara, terdiri atas Negaranegara, diantaranya philipina, Malaysia, singapura dan Indonesia. Negara-negara di
kawasan asia tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan peradaban yang kuat,
dimana latar belakang peradabannya mempunyai corak yang kuat.
Peradaban bangsa Indonesia dan malaka telah mengenal jaman sejarah, yakni zaman di
mana mereka telah mengenal tulisan.zaman ini adalah atas pengaruh agama hindu dan
budha yang mengenal huruf pallawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun 1400-1478,
bahwa masuknya hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang
semula atas pemilihan ” primus inter pares” berubah menjadi system dinasti
berdasarkan hukum kasta..
Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh hindu dan budha yang lebih
menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan petunjuk
khusus sebagai peninggalan pengaruh hinduisme dan budhisme, sekalipun sebenarnya
pola bngunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan prasejarah. Bahkan
pada bangunan ini banyak pula gambar-gambar relief pada dinding candi yang
melukiskan flora dan fauna Indonesia asli, bukan dari hindia.
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa
sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di
Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5
H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk
komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk
setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan
tolong menolong.
Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali
takwanya.
2. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan
Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan
saling mendengki.
3. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia
tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian,
dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun
bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh,
kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga
perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan,
Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig
Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11
M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475
H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat
dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran
internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 14601465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah,
dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagangpedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
B. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan asal daerah dan waktunya
Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara. Dari Persia
ke utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui laut ke
timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam memperoleh unsure baru yang disebut
Tasawuf.
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui
Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari
Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran
Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang
merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat
penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi
keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
Golongan Mubaligh atau guru agama Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang
mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M yang
berasal dari Arab dan Persia.
Golongan Pedagang. Golongan pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang
Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat.
Golongan Wali. Wali yang terkenal memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah
Wali songo, antara lain:
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik).
2. Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3. Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4. Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5. Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6. Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7. Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9. Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Di samping itu, penyiaran agama Islam dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Perdagangan. Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih
efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan
bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para
raja.Masuknya pedagang-pedagang asing dikepulauan Indonesia seperti arab.
Cina, Persia dan India merupakan awal mula masuknya islam di Indonesia yaitu
bermula dari bermukimnya para pedagang asing di pesisir jawa yang
penduduknya masih kafir. Hingga akhirnya mereka mampu mendirikan masjidmasjid dan pemukiman-pemukiman muslim.
Perkawinan. Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial lebih baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit
penduduk pribumi yang tertarik denan para pedagang muslim tersebut khususnya
putri-putri raja dan bangsawan. Proses islamisasi ini dilakukan sebem adanya
pernikahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pernikahan sampai pada
akhirnya mereka mempunyai keturunan dan mampu membuat daerah-daerah
atau bahkan kerajaan-kerajaan islam. Para pedagang Islam dalam melakukan
perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah
tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan.
Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir
seorang muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara
saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena
bangsawan, raja, dan adipati dapat mempercepat proses masuknya islam di
Indonesia.
Demikianlah yang terjadi antara raden rahmat atau sunan ampel dengan nyai
manila. Sunan gunung jati dengan putrid kaunganten. Brawijaya dengan putri
campa yang menurunkan raden fatah ( raja pertama demak ).
Politik. Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi.
Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah
tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui
perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
Pendidikan. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat
pendidikan agama. Setelah kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan
islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh raden rahmat di Ampel Denta
Surabaya dan sunan giri di giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang di undang
ke maluku untuk mengajarkan agama islam.Para ulama, guru agama atau para kyai
juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam.
Kesenian. Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi
ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata dan
Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan
islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra
( hikayat, babad, dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir. Kesenian tersebut
sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat
menyisipkan ajaranagama Islam.
Tasawuf. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat,
seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka
lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat
itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat. Pengajar-pengajar
tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yangb bercampur dengan ajaran
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mempunyai
kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga
yang mengawini putri-putri bangsawan setempat . dengan ilmu tasawufnya
mereka mengajarkan islam kepada pribumi yang mempunyai persamaan dengan
alam pikiran mereka yangb se4belumnya menganut agama hindu, sehingga
agama baru itu mudah dimenerti dan di terima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang
memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia
pra islam itu adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah abang, dan sunan
panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di Indonesia di
abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
Pengaruh
Indonesia
Islam
Terhadap
Peradaban
Bangsa
Perkembangan islam di Indonesia membawa pengaruh yang sangat besar, sehingga
tidak di rasa kebudayaan dan peradaban Indonesia banyak yang berasal dari islam.
Masuknya pengaruh islam ke kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat-istiadat,
dan kesernian.
1. Pengaruh bahasa dan nama
Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, bersal dari bahasa arab. Karena
sering di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolaholah bahasa tersebut sudah menjadi bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal
dari fardu, musawarah dari kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas.
Di bidang nama sudah sangat luas pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Tidak
sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang namanya berasal dari bahasa arab,karena
pengaruhnya ajaran agama islam.
2. Pengaruh adat-istiadat
Adat-istiadat bansa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang
islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah
menjadi milik bangsa Indonesia sendiri. Seperti, mengucapkan salam ketiak hendak
berpidato atau bertemu dengan yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Pengaruh kesenian
pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu kosidah , di mana dalam
syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu kosidah itu di iringi dengan musik
rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan memuji allah, sering
dilakukan masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan
lain-lainnya.
Seni baca al qur’an musabaqah tilawtil qur’an yang dilaksanakan tiap tahun dari tingkat
anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin hari bertambah
luas, sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan indonsia.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan,
dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para
ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
1. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah
yang lebih luas.
2. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karyakarya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia
pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi
Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin
Orang Beriman).
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy
Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf
yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah),
dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu
(Martabat yang Tujuh).
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal
Tafsir Al Muris
Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
D. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari
beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu
perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak
sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada
masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di
Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid
Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai
bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola
kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat
dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
E. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri
yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil
hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1.
Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar
dalam Islam.
F. Manfaat dari perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di
bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu
kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
1. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
2. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut. a.
Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran. b. Mampu
membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga ke seluruh pelosok Nusantara
3. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para
ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
5. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.
G. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat
yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling
menghormati, dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap
kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus
digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.
A. Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Berdasarkan letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan asia
tenggara. Daerah yang merupakan wilayah kepulauan asia tenggara, terdiri atas Negaranegara, diantaranya philipina, Malaysia, singapura dan Indonesia. Negara-negara di
kawasan asia tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan peradaban yang kuat,
dimana latar belakang peradabannya mempunyai corak yang kuat.
Peradaban bangsa Indonesia dan malaka telah mengenal jaman sejarah, yakni zaman di
mana mereka telah mengenal tulisan.zaman ini adalah atas pengaruh agama hindu dan
budha yang mengenal huruf pallawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun 1400-1478,
bahwa masuknya hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang
semula atas pemilihan ” primus inter pares” berubah menjadi system dinasti
berdasarkan hukum kasta..
Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh hindu dan budha yang lebih
menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan petunjuk
khusus sebagai peninggalan pengaruh hinduisme dan budhisme, sekalipun sebenarnya
pola bngunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan prasejarah. Bahkan
pada bangunan ini banyak pula gambar-gambar relief pada dinding candi yang
melukiskan flora dan fauna Indonesia asli, bukan dari hindia.
Pada abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa
sering disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di
Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1 hingga ke-5
H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan mubalig membentuk
komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan Islam kepada penduduk
setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan
tolong menolong.
Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali
takwanya.
2. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan
Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan
saling mendengki.
3. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia
tanpa pilih kasih.
Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian,
dakwah dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun
bangsawan atau penguasa.
Proses Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di Aceh,
kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M sehingga
perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan,
Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan mubalig
Islam.
Sementara itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11
M dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475
H/1082M.
Pengaruh Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat
dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas pelayaran
internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun 14601465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan, dakwah,
dan perkawinan.
Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagangpedagang muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke16 di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat muslim.
B. Saluran Penyebaran Islam Berdasarkan asal daerah dan waktunya
Dari daerah Mesopotamia yang dikenal sebagai Persia merupakan jalur utara. Dari Persia
ke utara melalui darat Islam menyebar Afganistan, Pakistan dan Gujarat. Melalui laut ke
timur menuju Indonesia. Dari jalur tersebut Islam memperoleh unsure baru yang disebut
Tasawuf.
Melalui jalut tengah, dari bagian lembah Yordania dan di bagian timur melalui
Semenanjung Arabia, khususnya Hadramaut yang berhadapan langsung ke Indonesia. Dari
Semenanjung Arabia penyebaran agama Islam ke Indonesia lebih murni, diantaranya aliran
Wahabi (dari nama Abdul Wahab) yang terkenal keras dalam penyiaran agama. Daerah yang
merasakan pengaruhnya adalah Sumatra Barat.
Melalui jalur selatan yang berpangkal di Mesir. Dari kota Kairo yang merupakan pusat
penyiaran agama secara modern. Indonesia memperoleh pengaruh utama dari organisasi
keagamaan yang disebut Muhammadiyah.
Secara teperinci golongan penyebar agama Islam di Indonesia ada 3 yaitu:
Golongan Mubaligh atau guru agama Islam (sufi). Gologan ini adalah orang yang
mempunyai orientasi bedakwah dan masuk ke Indonesia kira-kira abad ke-13 M yang
berasal dari Arab dan Persia.
Golongan Pedagang. Golongan pedagang pertama kali masuk Indonesia adalah orang
Arab, disusul orang Mesir, Persia dan Gujarat.
Golongan Wali. Wali yang terkenal memperkenalkan ajaran Islam di Indonesia adalah
Wali songo, antara lain:
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi (Gresik).
2. Sunan Ngampel atau Raden Rahmat (Ngampel Surabaya).
3. Sunan Bonang atau Radem Maulana Makdum Ibrahim (Bonang Tuban).
4. Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Surabaya).
5. Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik).
6. Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak).
7. Sunan Kedus atau Jafar Sodiq (Kudus).
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus).
9. Sunan Gunung Jati (Gunung Jati Cirebon).
Di samping itu, penyiaran agama Islam dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Perdagangan. Proses Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan lebih
efektif cara-cara lain. Apalagi yang terlibat bukan hanya masyarakat dari golongan
bawah melainkan juga dari golongan atas seperti kaum bangsawan atau para
raja.Masuknya pedagang-pedagang asing dikepulauan Indonesia seperti arab.
Cina, Persia dan India merupakan awal mula masuknya islam di Indonesia yaitu
bermula dari bermukimnya para pedagang asing di pesisir jawa yang
penduduknya masih kafir. Hingga akhirnya mereka mampu mendirikan masjidmasjid dan pemukiman-pemukiman muslim.
Perkawinan. Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial lebih baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit
penduduk pribumi yang tertarik denan para pedagang muslim tersebut khususnya
putri-putri raja dan bangsawan. Proses islamisasi ini dilakukan sebem adanya
pernikahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses pernikahan sampai pada
akhirnya mereka mempunyai keturunan dan mampu membuat daerah-daerah
atau bahkan kerajaan-kerajaan islam. Para pedagang Islam dalam melakukan
perdagangan memerlukan waktu yang lama, sehingga harus menetap di suatu daerah
tertentu. Keadaan ini mempercepat hubungan dengan kaum pribumi/bangsawan.
Terkadang juga sampai dengan perkawinan, sehingga melalui perkawinan terlahir
seorang muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara
saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena
bangsawan, raja, dan adipati dapat mempercepat proses masuknya islam di
Indonesia.
Demikianlah yang terjadi antara raden rahmat atau sunan ampel dengan nyai
manila. Sunan gunung jati dengan putrid kaunganten. Brawijaya dengan putri
campa yang menurunkan raden fatah ( raja pertama demak ).
Politik. Pengaruh kekuasaan seorang raja berpengaruh besar dalam proses Islamisasi.
Setelah raja memeluk Islam, maka rakyatnya mengikuti jejak rajanya. Setelah
tersosialisasi dengan agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui
perluasan wilayah kerajaanyang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
Pendidikan. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dam kiai mendapat
pendidikan agama. Setelah kelua dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan
islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh raden rahmat di Ampel Denta
Surabaya dan sunan giri di giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang di undang
ke maluku untuk mengajarkan agama islam.Para ulama, guru agama atau para kyai
juga memiliki peran penting dalam penyebaran Islam.
Kesenian. Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, sunan kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi
ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata dan
Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan
islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra
( hikayat, babad, dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir. Kesenian tersebut
sangat digemari masyarakat. Dengan bercerita atau berdakwah para ulama dapat
menyisipkan ajaranagama Islam.
Tasawuf. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu rakyat,
seperti menyembuhka penyakit dan lain-lain. Penyebaran agama Islam yang mereka
lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat
itu, sehingga ajaran Islam dengan mudah diterima masyarakat. Pengajar-pengajar
tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yangb bercampur dengan ajaran
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mempunyai
kemampuan dan kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga
yang mengawini putri-putri bangsawan setempat . dengan ilmu tasawufnya
mereka mengajarkan islam kepada pribumi yang mempunyai persamaan dengan
alam pikiran mereka yangb se4belumnya menganut agama hindu, sehingga
agama baru itu mudah dimenerti dan di terima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang
memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia
pra islam itu adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah abang, dan sunan
panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di Indonesia di
abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
Pengaruh
Indonesia
Islam
Terhadap
Peradaban
Bangsa
Perkembangan islam di Indonesia membawa pengaruh yang sangat besar, sehingga
tidak di rasa kebudayaan dan peradaban Indonesia banyak yang berasal dari islam.
Masuknya pengaruh islam ke kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat-istiadat,
dan kesernian.
1. Pengaruh bahasa dan nama
Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, bersal dari bahasa arab. Karena
sering di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolaholah bahasa tersebut sudah menjadi bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal
dari fardu, musawarah dari kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas.
Di bidang nama sudah sangat luas pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Tidak
sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang namanya berasal dari bahasa arab,karena
pengaruhnya ajaran agama islam.
2. Pengaruh adat-istiadat
Adat-istiadat bansa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang
islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah
menjadi milik bangsa Indonesia sendiri. Seperti, mengucapkan salam ketiak hendak
berpidato atau bertemu dengan yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Pengaruh kesenian
pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu kosidah , di mana dalam
syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu kosidah itu di iringi dengan musik
rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan memuji allah, sering
dilakukan masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan
lain-lainnya.
Seni baca al qur’an musabaqah tilawtil qur’an yang dilaksanakan tiap tahun dari tingkat
anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin hari bertambah
luas, sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan indonsia.
C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan,
dakwah, sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh para
ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
1. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah
yang lebih luas.
2. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara. Karyakarya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia
pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al Arifin fi
Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin
Orang Beriman).
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab Quraisy
Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf
yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As Salatin (sejarah),
dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu
(Martabat yang Tujuh).
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal
Tafsir Al Muris
Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
D. Arsitektur Bangunan
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari
beragam suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu
perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di Indonesia tidak
sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa hasil seni bangunan pada
masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain. Masjid-masjid kuno di
Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid
Baiturahman di Aceh.
Beberapa masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai
bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola
kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat
dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
E. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri
yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil
hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1.
Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar
dalam Islam.
F. Manfaat dari perkembangan islam di indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di
bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu
kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
1. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
2. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut. a.
Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran. b. Mampu
membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga ke seluruh pelosok Nusantara
3. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para
ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi
berikutnya.
5. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.
G. Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat
yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling
menghormati, dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap
kejadian pasti ada hikmahnya.
3. Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus
digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.