Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.)

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL ASAL
MANCANG AKIBAT PEMBERIAN KOMPOS ENCENG GONDOK DAN
SISA KOTORAN LEMBU SERTA EFEKNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

Oleh
DEDI FRISANDI SITEPU
050303038 / Ilmu Tanah

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL ASAL

MANCANG AKIBAT PEMBERIAN KOMPOS ENCENG GONDOK DAN
SISA KOTORAN LEMBU SERTA EFEKNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI
Oleh
DEDI FRISANDI SITEPU
050303038 / Ilmu Tanah

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Judul Penelitian

Nama
NIM
Departemen
Program Studi

: Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal
Mancang akibat Pemberian Enceng Gondok dan Sisa
Kotoran Lembu serta Efeknya terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung ( Zea mays L.)
: DEDI FRISANDI SITEPU
: 050303038
: Ilmu Tanah
: Ilmu Tanah

Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing :


Ketua

Anggota

(Ir. MMB Damanik, MSc)
NIP : 19520725 197603 1 001

(Ir. Posma Marbun, MP)
NIP : 19670712 199303 2 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian

(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP)
NIP : 19590917 198701 1 001

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos
Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap beberapa sifat kimia tanah
Ultisol Mancang serta efeknya terhadap pertumbuhan tanaman jagung
(Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca serta di laboratorium
Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak
Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 2 ulangan Perlakuan I :
Pemberian kompos enceng gondok (E) dengan 4 taraf dosis (g/5 kg BTKO) yaitu :
1. E0 (0), 2, E1 (25), 3. E2 (50), 4. E3 (75) dan Perlakuan II : Pemberian sisa
kotoran lembu dengan 4 taraf dosis (g/5 kg BTKO) yaitu : 1. L0 (0), 2L1 (25),
3. L2 (50), 4. L3 (75).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos enceng
gondok berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan C-organik dan P-tersedia
setelah 2 minggu inkubasi. Pada akhir masa vegetatif pemberian kompos enceng
gondok berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan C-organik, tinggi tanaman
dan berat kering tanaman tetapi tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH

tanah, N-total tanah, dan serapan N sedangkan Pemberian sisa kotoran lembu
sangat berpengaruh nyata dalam meningkatkan N-total tanah, C-organik, tinggi
tanaman, dan berat kering tanaman pada akhir masa vegetatif tetapi tidak
berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah, P-tersedia, dan Serapan N.
Intraksi pemberian kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu tidak
berpengaruh nyata terhadap pH tanah, P-tersedia, C-organik, N-total tanah, berat
kering tanaman, tinggi tanaman, dan serapan N tanaman.
Kata kunci: Sifat Kimia Ultisol, Kompos Enceng Gondok, Sisa Kotoran Lembu,
dan Pertumbuhan Tanaman Jagung.

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

ABSTRACT

The aims of research was to studied about the aplication effect of
Eichhornia crassipes compos and cow dirt of residue on several of chemistry
criteria Ultisol Mancang with their effect on the growth of maize. The experiment
was conducted in a greenhouse and chemistry and soil fertility laboratory faculty

of Agriculture, North Sumatera Universitas. It was arranged in randomized block
designed faktorial consist of two factor with two replication. The first factor are
Eichhornia crassipes compos consist of five dosage level (g/5 kg dry oven soil
weight): 1. E0 (0), 2, E1 (25), 3. E2 (50), 4. E3 (75). and the second factor are
cow dirt consist of five dosage level (g/5 kg dry oven soil weight): 1. L0 (0),
2, L1 (25), 3. L2 (50), 4. L3 (75).
The result showed that the effect application of Eichhornia crassipes
compos indicated very significant effect increased soil C-organic dan soil
availabe-P after 2 weeks incubation. In the end of vegetative effect application
The result showed that the effect application of Eichhornia crassipes compos
indicated very significant effect increased soil C-organic, plant height and dry
weight plant. But indicated not significant on soil pH, Total soil N, and N- plant
uptake and In the end of vegetative application of dirt cow of residue indicated
very significant effect increased Total soil N, soil C-organic, plant height and
dry weight plant. But indicated not significant on soil pH, soil availabe-P, and
N- plant uptake. The effect interaction application of Eichhornia crassipes
compos and cow dirt of residue indicated not significant on soil pH,
soil availabe-P, soil C-organic, Total soil N, dry weight plant, plant height and
N- plant uptake.
Keywords: Chemistry Criteria Ultisol , Eichhornia crassipes compos, cow dirt of

residue , and the growth of maize.

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Binjai Tanggal 9 Februari 1987. Ananda tertua dari 4
bersaudara di Keluarga; Ayahanda B. Sitepu dan Ibunda E.A Br Sembiring
Milala.
Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dan lulus
seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara melalui jalur
SPMB. Penulis memilih Program Studi Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USU.
Selama megikuti perkuliahan, Penulis menjadi Asisten beberapa mata kuliah juga
mengikuti kegiatan di kampus. Adapun mata kuliah dan kegiatan tersebut adalah:
 Asisten Kesuburan Tanah (2007-2010)
 Asisten Pengelolaan Tanah dan Air (2009-2010)
 Asisten Kualitas Tanah (2009-2010)

 Pada Bulan Juni 2008 Penulis Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV
Perkebunan Adolina, Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
 Kegiatan Safari Penyelidikan Tanah Fakultas Pertanian USU
 Tim Rekomendasi Pemupukan di PT. Tamiang Sari Kecamatan Bangun
Purba, Lubuk Pakam (April, 2008), dan
Organisasi yang pernah diikuti ketika menjadi mahasiswa di FP USU, adalah:
 Pengajian Al-Bayan Ilmu Tanah
 Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah
 Pemerintahan

Mahasiswa

Anggota

Bagian

Olahraga

dan


Seni

(2006- 2007) dan Kepala Bagian Olahraga dan Seni (2008-2009)
 Ikatan Mahasiswa Karo

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan RahmatNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “ PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT
KIMIA TANAH ULTISOL ASAL MANCANG AKIBAT PEMBERIAN KOMPOS
ENCENG GONDOK DAN SISA KOTORAN LEMBU SERTA EFEKNYA
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG( Zea mays L.)”

yang

menjadi salah satu syarat untuk dapat mendapatkan gelar Sarjana di Departemen

Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Ir. MMB Damanik, MSc, dan Ibu Ir. Posma Marbun, MP, selaku Ketua dan
Anggota Komisi Pembimbing serta seluruh pihak yang telah membantu Penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu
saran dan kritik Penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi di masa yang akan
datang.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata Penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2009

Penulis

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

 Sebagai hamba yang bersyukur, pertama-tama sekali saya mengucapkan
Alhamdulillaahirobbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT karena atas
berkat dan RahmatNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta
Shalawat dan salam kepada Rasullulah SAW yang telah menunjukkan kita
kepada jalan kebenaran.
 Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Ir. MMB Damanik, MSc dan Ibu Ir. Posma Marbun, MP, selaku
Ketua dan Anggota Komisi serta Ibu Ir. Alida lubis selaku Moderator,
sekaligus sebagai seorang Ayah dan Ibu yang telah banyak membantu
anaknya ini dalam penyelesaian skripsi tersebut.
 Ucapan terima kasih sebesar-besarnya untuk Ayahanda Bahardi Sitepu dan
Ibunda Erni Awar Br. Sembiring Milala yang tiada henti menitikkan
keringat, Do’a, kasih sayang, mori, materil, dan pikiran dalam mengasihi
anaknya meraih kesuksesan, Adik-adikku yang sangat abang sayangin:
Meta Angelina Br Sitepu, Tommy Ariadi Sitepu dan Lili Anggriani Br
Sitepu serta untuk semua keluargaku, Oma Regar, Mama Muhammad
Sehat Sembiring dan mami, Mama Ir. Mustar Sembiring dan mami, Pak
Tua dan Bibi Tua, Bibi Sikap dan Bapak, Bibi Thampe dan Alm.
Patengah, Bibi Sinem dan Kila Ali, Bibi unyil dan Kila jukri, Bibi ida dan
Kila, Mama Sambat Kaban dan Ummi, Kak Fitri Kaban atas Tanahnya,
Kila Majid dan Bibi serta Sepupu-sepupu Dedi, Bg. Richo, Sabil, Bg.
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Robert, Bg, Rukun, Akbar, Ell, Ririn, Kak Fitri, Kak Rosma , Tio Endut,
Bg. Katamin, Bg. Anton, serta saudara-saudara yang lainnya saya ucapkan
banyak terima kasih atas dorongan, semangat, Do’a, dan bantuannya.
“Bujur Mejuah-mejuah”
 Dan Thanks berat buat seseorang yang selalu menemani, membantu dan
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini baik moril, waktu,
pikiran dan tenaga: buat My Little Chinese, Aulia Embem. “Ich Liebe
Dich”.
 Yang tak mungkin terlupakan sahabat satu perjuangan meraih cita-cita,
COOS ’05, dari lab bawah mpe lab atas sampai yang ngak ada lab, baik
dari Khusus ke Umum: Izha, Parlin, Wandy, Tony, Fery, Tommy, Olland,
Agus, Razid, Frey, Donnie, Mila, Mina, Fecho, Eva, Nouva, Benly, Dayu,
Jovita, Rely, Lala, Defani, Daniel, Vebby, Henny, Nuri, Vania, Anton,
Sarman, Herbert, Edwin, Irsan, Pandi, Jamali, Josef, Yoga, Lenny, Dyan,
Cinta, Hanna, Marojahan, Rudi, Eko Falindra, Yohanna, Elmika, Apriani,
Radumta, Topan serta abang/kakak diatas 05 dan adik-adik seperjuangan
Ifan, Windy, Chichi: Dedi Ucapin Makasi Yah.
 Tiada harapan selain permohonan maaf dan terima kasihku, semoga Allah
SWT membalas kebaikan-kebaikan yang telah dedi terima selama ini.
o Amin ya Robbal’Alamin

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Ultisol............................................................................... 5
Kompos Enceng Gondok(Eichhornia crassipes)..................................... 6
Sisa Kotoran Lembu ............................................................................... 8
Tanaman Jagung (Zea Mays L.) ..............................................................11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................14
Bahan dan Alat .......................................................................................14
Metode Penelitian...................................................................................14
Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................16
Peubah Amatan yang diukur ...................................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.......................................................................................................18
Pembahasan ...........................................................................................30
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................35
Saran ......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Hal
1. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap pH Ultisol setelah 2 Minggu Inkubasi …..15
2. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap pH Ultisol pada Akhir Masa Vegetatif…..16
3. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap C-organik Tanah setelah 2 Minggu
Inkubasi......................................................................................................17
4. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap C-organik Tanah pada Akhir Masa Vegetatif
...................................................................................................................18
5. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap N-Total Tanah setelah 2 Minggu
Inkubasi.....................................................................................................20
6. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap N-Total Tanah pada Akhir Masa
Vegetatif...................................................................................................21
7. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap P-tersedia tanah setelah 2 minggu Inkubasi
……..........................................................................................................22
8. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap P-tersedia tanah pada Akhir Masa Vegetatif
……..........................................................................................................23
9. Uji Beda Rataan Pemberian dan Intraksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap Serapan

N-tanah pada Akhir Masa

Vegetatif ….............................................................................................24
10. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap Tinggi Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif
….............................................................................................................25
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

11. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap Berat Kering Tanaman pada Akhir Masa
Vegetatif ................................................................................................27

DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok terhadap C-organik Tanah
Setelah 2 Minggu Inkubasi..............................................................................17
2. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok terhadap C-organik Tanah pada
Akhir Masa Vegetatif.......................................................................................19
3. Pengaruh Aplikasi Sisa Kotoran Lembu terhadap C-organik Tanah pada Akhir
Masa Vegetatif................................................................................................19
4.

Pengaruh Sisa Kotoran Lembu terhadap N-Total Tanah pada Akhir Masa
Vegetatif..........................................................................................................21

5. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap P-tersedia Tanah
setelah 2 Minggu Inkubasi...............................................................................23
6. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Tinggi Tanaman pada
Akhir Masa Vegetatif ...................................................................................26
7. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Tinggi Tanaman pada
Akhir Masa Vegetatif......................................................................................26
8. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Berat Kering Tanaman
pada Akhir Masa Vegetatif..............................................................................28
9. Pengaruh Aplikasi Sisa Kotoran Lembu Terhadap Berat Kering Tanaman pada
Akhir Masa Vegetatif.......................................................................................28

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Hasil Analisis Awal Tanah Ultisol Mancang.....................................................41
2. Hasil Analisis Kompos Enceng Gondok...........................................................41
3. Hasil Analisis Sisa Kotoran Lembu...................................................................41
4. Kriteria Sifat Tanah............................................................................................42
5. Standar Kualitas Kompos (SNI 19-7030-2004).................................................43
6. Rataan pH Tanah Inkubasi.................................................................................44
6.1Daftar Sidik Ragam pH Tanah Inkubasi..................................................44
7. Rataan pH Tanah Akhir masa vegetatif ...........................................................45
7.1 Daftar Sidik Ragam pH Tanah Akhir masa vegetatif.............................45
8. Rataan C-Organik Tanah (%) Inkubasi.............................................................46
8.1 Daftar Sidik Ragam C-Organik Tanah Inkubasi....................................46
9. Rataan C-Organik Tanah (%) Akhir masa vegetatif.........................................47
9.1 Daftar Sidik Ragam C-Organik Tanah Akhir masa vegetatif.................47
10.Rataan N-Total Tanah pada masa Inkubasi......................................................48
10.1 Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah......................................................48
11.Rataan N-Total Tanah pada Akhir vegetatif.....................................................49
11.1 Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah......................................................49
12. Rataan P-Tersedia (ppm) Tanah Inkubasi .......................................................50
12.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia Tanah Inkubasi.................................50
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

13. Rataan P-Tersedia (ppm) Tanah Akhir masa vegetatif ...................................51
13.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia Tanah Akhir masa vegetatif.............51
14. Rataan Serapan N Tanaman.............................................................................52
16.1 Daftar Sidik Ragam Serapan N Tanaman.............................................52
15. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Akhir masa vegetatif........................................53
15.1 Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Akhir masa vegetatif................53
16. Rataan Berat Kering Tanaman (gr) pada Akhir Masa Vegetatif......................54
16.1 Daftar Sidik Ragam Berat Kering Tanaman Akhir masa vegetatif......54
17. Lampiran Photo panen.....................................................................................55
18. Lampiran Bagan Penelitian..............................................................................56

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ultisol merupakan tanah dengan horizon argilik yang bersifat masam
dengan kejenuhan basa rendah dan tanah tersebut memiliki kadar Al yang tinggi
yang dapat menjadi racun bagi tanaman dan menyebabkan fiksasi P, dan unsur
hara yang rendah (Hardjowigeno, 1993). Menurut Munir (1996) Ultisol
mempunyai derajat kemasaman yang tinggi, serta ketersediaan unsur hara N, P
dan K yang rendah.
Menurut Hakim (2005) dari pelapukan bahan organik akan dihasilkan
asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asam-asam itu dapat
mengikat logam seperti Al dan Fe, sehingga pengikatan P dikurangi dan P akan
lebih tersedia pada tanah Ultisol. Anion-anion organik seperti sitrat, asetat, tartrat
dan oksalat yang dibentuk selama pelapukan bahan organik dapat membantu
pelepasan P yang diikat oleh hidroksida-hidroksida Al, Fe, dan Ca dengan jalan
bereaksi dengannya, membentuk senyawa kompleks. Secara sederhana reaksi
tersebut adalah sebagai berikut:

Al

OH

OH

OH + Bahan Organik  Al

OH + H2PO4-

H2PO4
(P-terikat)

(P-Larut)
bahan organik

Oleh karena itu dilakukan pemberian kompos enceng gondok dan sisa kotoran
lembu yang dapat meningkatkan kadar unsur hara dalam tanah karena bahan
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

organik dapat memperbaiki kesuburan tanah, meliputi sifat fisika, kimia dan sifat
biologisnya.
Soeminto (1986) yang menyatakan penambahan pupuk kandang 10 - 30
ton/ha berpengaruh positif terhadap beberapa sifat kimia dan fisik tanah seperti
P-tersedia, C - organik, kejenuhan Al, bobot isi dan ruang pori total.

Jagung (Zea may. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan
semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan
dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam
organik, makanan kecil dan industri pakan ternak. Oleh karena itu perlu
dilakukannya peningkatan terhadap produksi tanaman jagung tersebut namun
sebagian besar lahan-lahan pertanian di Indonesia yang dipergunakan untuk
pertanaman jagung adalah tanah Ultisol (Anonim, 2008a).
Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik
jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6-8.
Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C. Dari
permasalahan yang ditimbulkan dari tanah Ultisol yang memilki pH masam dan
kadar Al yang tinggi maka perlu diberikannya bahan organik. Mengingat jumlah
populasi yang terus bertambah dari eceng gondok, dan memiliki kecepatan
tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang merusak
lingkungan perairan maka perlu diaplikasikan menjadi bahan organik yang jika
terdekomposisi dapat menghasilkan asaam-asam organik yang dapat menkhelat
ion Al dan Fe dan juga penggunaan sisa kotoran lembu yang juga dapat
menyumbangkan kesuburan suatu tanah (Anonim, 2008a).
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Dari uraian di atas, maka Penulis ingin melakukan penelitian mengenai
perubahan beberapa sifat kimia tanah Ultisol akibat pemberian kompos enceng
gondok dan sisa kotoran lembu serta efeknya terhadap pertumbuhan tanaman
jagung (Zea mays L.).

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian enceng gondok dan sisa kotoran lembu terhadap beberapa sifat kimia
tanah Ultisol asal Mancang serta efeknya terhadap pertumbuhan tanaman jagung
( Zea mays L.).
Hipotesa Penelitian
1. Pemberian kompos enceng gondok pada tanah Ultisol asal Mancang dapat
meningkatkan pertumbuhan jagung (Zea mays L.) dan kandungan C-organik,
N total tanah, P-tersedia, Serapan N tanaman serta pH tanah.
2. Pemberian sisa kotoran lembu pada tanah Ultisol asal Mancang dapat
meningkatkan pertumbuhan jagung (Zea mays L.) dan kandungan C-organik,
N total tanah, P-tersedia , Serapan N tanaman serta pH tanah.
3. Intraksi pemberian kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu pada tanah
Ultisol asal Mancang dapat meningkatkan pertumbuhan jagung (Zea mays L.)

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

2. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan

TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Umum Ultisol
Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah atau
kuning dengan struktur gumpal mempunyai agregat yang kurang stabil dan
permeabilitas rendah. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua. Ciri
Ultisol memiliki solum tanah agak tabal yaitu 90-180 cm dengan batas horizon
yang datar. Kandungan bahan organik pada lapisan olah adalah kurang dari 9%
umumnya sekitar 5%. Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K dan Ca
umumnya rendah dan pH Sangat rendah 4-5,5 (Darwawijaya, 1997).
Ultisol mempunyai derajat kemasaman yang tinggi, serta ketersediaan
unsur hara N, P dan K yang rendah. Konsentrasi Al yang tinggi pada tanah Ultisol
menyebabkan terfiksasinya unsur Fosfat serta rendahnya kandungan nitrogen. Hal
ini disebabkan karena terjadi proses pencucian yang sangat intensif pada Ultisol.
Permasalahan utama dalah tanahnya bersifat masam, kejenuhan Al-dd tinggi,
kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 24 me per 100 gram tanah), Kandungan
Nitrogen, postor dan kalium rendah. Kejenuhan basa umumnya lebih kecil dari
35% dan tingkat ketersediaan Fosfat didalam larutan tanah biasanya Sangat
rendah yaitu berkisar 0-3 ppm (Munir, 1996).
Pelapukan bahan organik yang menghasilkan asam organik dan in organik
juga penyumbang reaksi masam. Asam karbonat dapat melarutkan basa-basa,
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

sehingga dapat memepercepat kehilangan basa-basa dan akhirnya pH tanah pun
turun (Hakim, dkk, 1988).
Penambahan bahan organik dari pupuk kandang maupun sisa-sisa tanaman
atau hasil penanaman seperti Mucuna sp. dapat memperbaiki sifat fisik tanah
seperti pori air tersedia, indeks stabilitas agregat, dan kepadatan tanah. Pemberian
bahan organik baik dari sisa-sisa tanaman maupun yang sengaja ditanam tidak
menimbulkan masalah bagi petani (Prasetya dan Suriadikarta, 2006).
Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai
sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan
Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti di
Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi (4.303.000
ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha). Tanah ini dapat
dijumpai pada berbagai relief, mulai dari datar hingga bergunung. Ultisol dapat
berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam hingga basa.
Namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen masam. Hal
ini karena persyaratan klasifikasinya hanya didasarkan pada nilai kejenuhan basa
yaitu < 35% dan adanya horizon argilik, tanpa ada syarat tambahan lainnya
akumulasi liat pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap
air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah (Subagyo et al. 2004).
Hakim, dkk, 1988, yang menyatakan bahwa salah satu peranan penting
dari faktor genetis ialah kemampuan suatu tanaman hibrida dalam menyerap unsur
hara didalam tanah sesuai hara yang dibutuhkan tanaman tersebut disamping
dipengaruhi faktor lingkungan yakni : suhu, ketersedian air, energi surya, mutu
atmosfer, struktur dan komposisi udara tanah, reaksi tanah dan organisme.

Enceng Gondok

Enceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan
air mengapung. Enceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga
tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang merusak lingkungan perairan. Enceng
gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Enceng
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah,
tingginya sekitar 0,4-0,8 meter, tidak mempunyai batang, daunnya tunggal dan
berbentuk oval (ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tingkai daun
menggelembung). Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya
temasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya,
berwarna hitam, buahnya kotak beruang tiga berwarna hijau dan akarnya serabut.
Enceng gondok tumbuh di kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air
yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat
mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, perubahan
ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan
enceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung
nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan Nitrogen, Fosfat dan Potasium
(Wikipedia Indonesia, 2008).
Hal ini disebabkan kompos Enceng Gondok menghasilkan asam-asam
organik yang juga mampu mempengaruhi sifat kimia tanah dengan menambah
ketersediaan unsur hara dan meningkatkan P di dalam tanah menurut
(Tisadale,et, al, 1990).
Enceng gondok mempunyai karakter khusus yaitu kadar selulosa dan
bahan organik yang tinggi. Enceng gondok tersebut mempunyai bahan organik
mencapai 39% hanya saja enceng gondok tidak dapat berdiri sendiri. Enceng
gondok memang tidak mempunyai unsur K, P dan Cl karena itu, ia harus
dicampur dengan bahan lain agar kompleks (Anonim, 2008 b).
Dengan pemberian bahan organik juga membantu dalam peningkatan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Lingga dan Marsono (2004) menyatakan
bahwa pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya
tidak setinggi pupuk anorganik.
Kompos bermanfaat untuk jangka panjang. Penggunaan 10 ton kompos
perhektar dapat menyumbang 100-150 kg N, 44 kg P, dan 125 kg K. Unsur hara

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

ini tidak digunakan hanya dalam satu periode musim tanam karena terurainya
beberapa unsur yang tidak sama (Gaur, 1982).

Sisa Kotoran Lembu
Bahan organik merupakan sumber hara bagi tanaman yang dapat
diperbaharui. Hara yang ada di dalam hasil sampingan pertanian berasal dari
dalam tanah. Jika tidak ada tindakan pengembalian hasil sampingan pertanian
kembali ke lahan dimana produk tersebut berasal, maka akan terjadi penurunan
kandungan hara di dalam tanah. Untuk itu, perlu adanya pengomposan untuk
menanggulangi masalah tersebut dan juga untuk menghindari pencemaran
lingkungan yang ada. Disamping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai
pupuk kandang, kotoran lembu lebih mendatangkan manfaat dibandingkan
kotoran ayam. Peningkatan laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman,
tinggi tanaman, jumlah polong per tanam, berat kering tanaman, jumlah biji per
polong, bobot biji, dan berat biji per tanaman yang disebabkan oleh pemberian
kotoran lembu lebih tinggi dibandingkan kotoran ayam. Padahal, dibandingkan
kotoran sapi dan kotoran ternak lainnya, kotoran ayam memiliki unsur hara makro
dan mikro lebih banyak (Limin, 1992).
Secara kimia memberikan keuntungan menambah unsur hara terutama
NPK dan meningkatkan KTK serta secara biologi dapat meningkatkan aktifitas
mikroorganisme tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang sering digunakan
sebagai penambah bahan organik tanah adalah pupuk kandang. Pupuk kandang

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

lembu merupakan sumber bahan organik yang mudah diperoleh dibandingkan
dengan pupuk kandang lainnya (Allison, 1973).
Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam
sumber. Dengan demikian, kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi
tanaman. Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung selulose 15-60%,
hemiselulose 10-30%, lignin 5-30%, protein 5-30%, bahan mineral (abu) 3-5%,
disamping itu terdapat bahan larut air panas dan dingin (gula, pati, asam amino,
urea, garam amonium) sebanyak 2-30% dan 1-15% lemak larut eter dan alkohol,
minyak dan lilin (Sutanto, 2002).
Hasil penelitian Iqbal (2008) menunjukkan bahwa kwalitas pupuk kandang
lebih baik dibandingkan dengan kompos jerami karena nisbah C/N yang lebih
rendah dan kadar hara N, P dan K yang lebih tinggi, kecepatan dekomposisi bahan
organik dipengaruhi oleh nisbah C/N. Bahan organik dengan nisbah C/N rendah
lebih cepat terdekomposisi sehingga segera berperan menjadi berbagai macam
unsur hara, dan berperan dalam pembentukan humus dan agregrat tanah.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Soepardi (1983) bahwa pemberian pupuk
kandang dapat meningkatkan C-organik dan N-Total tanah bila dibandingkan
dengan pupuk urea kadar N kotoran lembu ± 160 kali lebih baik mutunya
sedangkan dalam larutan kotoran ayam ± 45 kali. mengenai harga, pupuk
organik,dan pupuk kandang merupakan bahan yang

berharga tergantung

pegolahan dan dapat menjanjikan prospek yang sukses kedepannya baik untuk
lingkungan maupun kegiatan usaha bisnis (Anonim, 2008 c).
Pengolahan kotoran sapi/lembu yang mempunyai kandungan N, P dan K
yang tinggi sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan
tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik (Iwan, 2002). Pada
tanah yang baik/sehat, kelarutan beberapa unsur anorganik akan meningkat, serta
ketersediaan asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas
mikroorganisme efektif dalam tanah akan bertambah, sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi semakin optimal (Rully, 1999) (Anonim, 2008 e).
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Menurut Buckman and Brady, 1982 dijelaskan bahwa bahan organik
merupakan penimbunan yang terdiri sebagian dari sisa dan pembentukan baru dari
sisa tanaman dan hewan. Stevenson (1982) juga menjelaskan bahwa ketersediaan
P di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui
5 aksi seperti tersebut di bawah ini: (1) melalui proses mineralisasi bahan organik
terjadi pelepasan P mineral (PO43-); (2) melalui aksi dari asam organik atau
senyawa pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang
berikatan dengan Al dan Fe yang tidak larut menjadi bentuk terlarut, Al (Fe)
(H2O)3 (OH)2H2PO4 + Khelat ===> PO43- (larut) + Kompleks Al-Fe- Khelat
(3). bahan organik akan mengurangi jerapan Fosfat karena asam humat dan asam
fulvat berfungsi melindungi sesquioksida dengan memblokir situs pertukaran
(4). penambahan bahan organik mampu mengaktifkan proses penguraian bahan
organik asli tanah (5). membentuk kompleks fosfo-humat dan Fosfo-fulvat yang
dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman, sebab Fosfat yang dijerap pada
bahan organik secara lemah.
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan
organik seperti: tanaman, hewan ataupun limbah organik. Bahan-bahan yang
dapat digunakan sebagai pupuk organik misalnya: jerami, tanaman perdu,
tanaman legum, sekam, bekas gergajian kayu. Pupuk organik menjadi bahan
untuk perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami. Pemberian pupuk organik
pada tanah akan memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu
mengikat air lebih banyak (Elisa, 2008).
Pupuk organik yang dipergunakan pada percobaan ini berupa pupuk
kandang yaitu kotoran ayam dan kotoran lembu, masing-masing dengan dosis
14,0 ton/hektar. Pemberian pupuk kandang memungkinkan untuk memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah (Limin, 1992).
Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Prospek Masa Depannya
Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung
maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan
ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak
51, 4 %. Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah,
baik jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6-8.
Temperatur

untuk

pertumbuhan

optimal

jagung

antara

24-30°C

(Anonim, 2008 a).
Hal yang harus diperhatikan tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk
pertanaman jagung antara lain, a.) pH tanah berada antara netral dan sedikit alkali,
b.) tanah dan tempat pertanaman hendaknya memperoleh sinar dan udara yang
cukup, c). drainase yang baik akan membantu usaha pengendalian pencucian
tanah, selanjutnya ada hubungannya dengan kemasaman tanah dan d.) tingkat
kesuburan tanah yang memadai (Aak, 1991).
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung tropis
basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 50o LU-40o LS. Pada
lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan
sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman
jagung membutuhkan sinar matahari. Intensitas sinar matahari sangat penting bagi
tanaman, terutama dalam masa pertumbuhan (Purwono dan Hartono, 2005).
Domestikasi untuk pertama kali di dataran tinggi Mexico sekitar 7000
tahun yang lalu, dan budidayanya kemudian menyebar ke wilayah Utara dan
Selatan Mexico melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa. Sekitar abad ke-16
orang Portugal menyebarluaskanya ke Asia termasuk Indonesia. Nenek moyang
dari jagung modern yang ditanam saat ini masih merupakan perdebatan para
ilmuwan terutama berkaitan dengan kemungkinan salah satu atau keduanya
sebagai induk, yaitu Tripsacum dan teosinte. Satu grup ilmuwan berpendapat
bahwa jagung merupakan turunan langsung dari jagung liar yang saat ini masih
tumbuh di Amerika Selatan. Teosinte, adalah spesies yang dihasilkan dari

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

hibridisasi

antara

Tripsacum

dan

jagung

Amerika

Tengah

(USA)

(Anonim, 2008 d).
Tanaman jagung mengadsorbsi P dalam jumlah relatif sedikit daripada
absorbsi hara N dan K. Pola akumulasi P tanaman jagung hampir sama dengan
akumulasi hara N. Pada fase ini pertumbuhan akumulasi P sangat lambat, namun
setelah 4 minggu meningkat dengan cepat. Konsentrasi P dalam daun terus
menurun dengan waktu, konsentrasi P dalam batang cukup besar dan
hara P terdapat dalam biji (Fathan, dkk, 1988).

BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.
Penelitian ini dimulai dari Bulan Januari 2009 sampai Mei 2009.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan akan digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Ultisol di
Desa Mancang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat sebagai media tumbuh
jagung, benih jagung sebagi tanaman indikator, kompos enceng gondok dan sisa
kotoran lembu sebagai bahan perlakuan, pupuk Urea, SP-36 dan KCl sebagai
pupuk dasar, dan beberapa bahan kimia untuk keperluan analisa serta air untuk
memenuhi kebutuhan tanah dan tanaman.
Adapun alat digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, polybag,
timbangan, ayakan dan beberapa alat laboratorium untuk keperluan analisis.
Metodologi Penelitian
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Penelitian ini menggunakan metoda Rancangan Acak Kelompok Faktorial
dengan faktor perlakuan kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu dengan 4
taraf perlakuan dengan 2 ulangan sehingga didapat 32 unit percobaan :
Perlakuan I : Pemberian Kompos Enceng gondok (E) dengan 4 taraf
E0 = 0 g / 5 kg BTKO (0 ton /ha)
E1 = 25 g / 5 kg BTKO (10 ton/ha)
E2 = 50 g / 5 kg BTKO (20 ton/ha)
E3 = 75 g / 5 kg BTKO (30 ton/ha)
Perlakuan II : Pemberian sisa kotoran lembu dengan 4 taraf
L0 = 0 g / 5 kg BTKO (0 ton /ha)
L1 = 25 g / 5 kg BTKO (10 ton/ha)
L2 = 50 g / 5 kg BTKO (20 ton/ha)
L3 = 75 g / 5 kg BTKO (30 ton/ha)
Jadi, Jumlah perlakuan 4 x 4 x 2 = 32 unit percobaan dengan kombinasi perlakuan
sebagai berikut :
E0L0

EIL0

E2L0

E3L0

E0L1

E1L1

E2L1

E3L1

E0L2

E1L2

E2L2

E3L2

E0L3

E2L3

E2L3

E3L3

Yijk

= µ + i + Cj + Mk + CMij + Eijk

Dimana :
Yijk

= Hasil Pengamatan pada ulangan taraf ke-I, pemberian kompos
eceng gondok

pada taraf ke-j, dan pemberian sisa kotoran lembu

pada taraf ke-k.
µ

= Nilai tengah umum.
i

= Pengaruh ulangan ke-I.

Cj

= Efek pemberian kompos eceng gondok pada taraf ke-j.

Mk

= Efek pemberian sisa kotoran lembu pada taraf ke-k.

CMijk

= Pengaruh intraksi antara kompos enceng gondok pada taraf ke-j dan
pemberian sisa kotoran lembu pada taraf ke-k.

Eijk

= Efek galat (error)

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis uji
beda rataan pada setiap peubah amatan yang diukur dan di uji lanjutan bagi
perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Beda Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5 %.
Pelaksanaan Penelitian
Penyediaan Kompos Eceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu
Enceng gondok agar tersedia untuk tanaman terlebih dahulu dilakukan
pengomposan yaitu dengan menggunakan aktivator yaitu EM4. Setelah terbentuk
kompos maka dilakukan analisa awal kompos meliputi kandungan N, C-organik,
P-tersedia dan pH.

Pengambilan Sampel Tanah dan Persiapan Media tumbuh
Tanah sebagai media tumbuh diambil dari Desa Mancang Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat secara komposit pada kedalaman 0-20 cm dari
permukaan tanah. Tanah dikering udarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh.
Kemudian dilakukan pengukuran kadar air tanah (% KA), kapasitas lapang
(% KL) selanjutnya tanah dicampur merata dengan kompos enceng gondok dan
sisa kotoran lembu sesuai dengan dosis masing-masing, lalu dimasukkan dalam
polybag setara dengan 5 kg tanah kering oven. Kemudian di inkubasi selama 2
minggu dan dianalisa awal tanah yaitu, N-total, P-tersedia, pH tanah, dan
kandungan C-organik.
Penanaman
Benih Jagung ditanam sebanyak 2 biji per polybag sebelumnya diberi
pupuk dasar. Penjarangan dilakukan 1 minggu setelah tanam dengan
meninggalkan 1 tanaman yang baik.
Pemeliharaan
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari dan
membersihkan gulma dengan cara mencabuti rumput liar yang ada disekitar
tanaman indikator.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada akhir fase vegetatif. Dengan memisahkan
tanaman bagian atas dan bawah. Lalu tanaman yang akan dianalisis dimasukan
kedalam amplop lalu dikering ovenkan pada suhu ± 70ºC selama ± 24 jam.
Peubah amatan Diukur
Adapun Peubah yang diukur adalah :
1. pH menggunakan metode elektrometri (pH H2O)
2. % C-organik menggunakan metode Walkley and Black
3. N-total tanah menggunakan metode Kjedhal
4. P-tersedia menggunakan metode Bray II
5. Serapan N-tanaman menggunakan metode pengabuan kering
6. Tinggi tanaman (cm)
7. Berat Kering Tanaman (gr)

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun analisis kimia tanah yang dilakukan adalah

pH, C-organik,

N-total tanah, dan P-tersedia tanah yang dilakukan setelah inkubasi selama 2
minggu, sedangkan pada akhir masa vegetatif dianalisis pH, C-organik, P-tersedia,
N-total tanah dan Serapan N tanaman.
Analisis pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman dan berat kering
tanaman.
pH Tanah
Dari hasil sidik ragam pada (Lampiran 6.1 dan 7.1) memperlihatkan
bahwa aplikasi dan interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu
setelah 2 minggu inkubasi dan akhir masa vegetatif tidak berpengaruh nyata
terhadap pH tanah. Pengaruh aplikasi dan interaksi kompos enceng gondok dan
sisa kotoran lembu terhadap pH tanah disajikan pada Tabel 1dan 2.
Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos
Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays
L.), 2010.

Tabel 1. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap pH Ultisol setelah 2 Minggu Inkubasi
Sisa
Kotoran
Lembu
L0
L1
L2
L3
Ratarata

Kompos Enceng Gondok
E0

E1

E2

E3

Ratarata

4,95
5,23
5,28
5,37

5,36
5,39
5,45
5,52

5,39
5,57
5,44
5,26

5,24
5,30
5,34
5,62

5,23
5,37
5,38
5,44

5,21

5,43

5,41

5,37

5,35

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa pH tanah terendah pada perlakuan
kompos enceng gondok adalah taraf E0 (5,2) dan yang tertinggi pada taraf E1
(5,43) sedangkan pada sisa kotoran lembu yang terendah pada taraf L0 (5,23) dan
tertinggi pada taraf L3 (5,44). Interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran
lembu tidak berbeda dengan taraf perlakuan yang lainnya.
Tabel 2. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan
Sisa Kotoran Lembu terhadap pH Ultisol pada Akhir Masa Vegetatif
Sisa
Kotoran
Lembu
L0
L1
L2
L3
Ratarata

Kompos Enceng Gondok
E0

E1

E2

E3

Ratarata

4,50
4,49
4,58
4,64

4,74
4,84
4,69
4,73

5,01
4,68
4,86
5,13

4,98
5,17
5,26
5,38

4,81
4,79
4,84
4,97

4,55

4,75

4,92

5,20

4,85

Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa pH tanah terendah pada taraf E0 (4,55)
dan perlakuan tertinggi pada tara

Dokumen yang terkait

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk N dan P

0 29 84

Pengaruh Jenis Bahan Organik Terhadap Kualitas Kompos Dan Pengujian Kompos Terhadap Sifat Fisik Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays, L)

1 57 64

Ketersediaan Hara-P dan Respon Tanaman Jagung (Zea maysL)pada Tanah Ultisol Tambunan A Akibat Pemberian Guano dan Mikroorganisme Pelarut Fosfat (MPF)

0 22 50

Tanggap Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Kompos Kulit Kakao Dan Kapur Dolomit terhadap pH, P-Tersedia dan C-Organik pada Ultisol Asal Tanjung Morawa

1 39 65

Uji Banding Bentonit Dan Zeolit Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Ultisol Asal Mancang

0 34 78

Respons Pertumbuhan Dan Produks I Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk

1 42 87

Tanggap Tanaman Jagung ( Zea mays L ) Terhadap Pemupukan P dan Kotoran Ayam Pada Tanah Ultisol Asal Mancang Kabupaten Langkat

7 53 66

Dampak Pemupukan P dan Pemberian Media Tanam Komersial Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) dan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Kabupaten Langkat

1 31 61

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Ultisol Akibat Pemberian Limbah PKS dan Cacing Tanah

2 41 58

Ketersediaan Hara-P Dan Respon Tanaman Jagung (Zea Mays L) Pada Tanah Ultisol Tambunan-A Akibat Pemberian Guano Dan Mikroorganisme Pelarut Fosfat (MPF)

0 25 49