Konsep Pelaksanaan Diversifikasi Konsumsi Pangan

2 Mencapai Pola Konsumsi Pangan Yang Tepat Ketahanan pangan menitikberatkan pada aspek alokasi sumberdaya ke arah penggunaan yang efisien, fleksibel, dan stabil dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Salah satu prinsip pokok dalam pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan adalah pemanfaatan atau pengoptimalan potensi lokal, baik berupa potensi tanaman lokal maupun sumberdaya manusia. 3 Mewujudkan Pola Pangan Harapan Diversifikasi konsumsi pangan memiliki sasaran untuk memberikan nutrisi atau gizi yang memadai bagi pola konsumsi rumahtangga, sehingga akan mampu untuk memenuhi pola konsumsi sehat dan bergizi di masyarakat. 4 Gizi Yang Terjangkau Oleh Semua Tingkat Pendapatan Pola konsumsi pangan nasional yang selama ini banyak bergantung pada jenis beras menyebabkan harga beras semakin cepat meningkat. Akibatnya, harga beras semakin lama menjadi semakin sulit untuk dijangkau oleh semua kelompok pendapatan rumahtangga. Melalui diversifikasi konsumsi pangan diharapkan akan mampu untuk mengalokasikan pendapatan memilih jenis komoditi pangan yang relatif lebih terjangkau.

2.3. Konsep Pelaksanaan Diversifikasi Konsumsi Pangan

Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan terkait dengan perwujudan ketahanan pangan Suyastiri, 2008. Dengan berpedoman pada Undang-Undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, maka konsep pelaksanaan diversifikasi pangan selaras dengan konsep ketahanan pangan food security yang diadopsi dari definisi ketahanan pangan dari Food and Agricultural Organization FAO. Ada empat pilar utama yang dibutuhkan untuk mewujudkan ketahanan pangan, yaitu: 1 Aspek Ketersediaan Food Availability Aspek ketersediaan yang dimaksudkan oleh FAO merujuk pada pengertian pangan yang diperjualbelikan atau prinsip pasar market. Ketersediaan dapat dipenuhi melalui cara menanam sendiri dan membeli dengan cara impor. Cara impor hanya menjadi cara alternatif yang dilakukan untuk kebutuhan jangka pendek. Di negara-negara seperti Indonesia yang masih memiliki potensi lahan pertanian, maka impor pangan akan menyebabkan semakin berkurangnya potensi tanaman-tanaman lokal. Oleh karenanya, aspek ketersediaan lebih memfokuskan pada upaya di mana salah satunya melalui penganekaragaman atau diversifikasi pangan. 2 Aspek Stabilitas Ketersediaan Stability of Supplies Ketahanan pangan diartikan pula sebagai kemampuan untuk memenuhi kecukupan pangan masyarakat dari waktu ke waktu. Kecukupan diartikan sebagai kecukupan kuantitas maupun kualitas, baik dengan menggunakan prinsip memproduksi sendiri ataupun membeli dengan cara impor. Stabilitas ketersediaan pangan memfokuskan pada aspek kepengelolaan tanaman pangan, baik dari segi produksi tanaman pangan maupun pengaturan konsumsi pangan. 3 Aspek Keterjangkauan Access to Supplies Ketahanan pangan salah satunya diwujudkan pula berdasarkan prinsip bahwa ketersediaan pangan harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan pendapatan masyarakat. Aspek keterjangkauan berarti memfokuskan pada segala sesuatu yang mempengaruhi keseimbangan permintaan dan penawaran komoditi pangan. Ini berarti pula jika keterjangkauan akan memperhatikan aspek kuantitas dan keberagaman pilihan komoditas pangan, sehingga harga komoditas pangan akan lebih terjangkau oleh seluruh lapisan pendapatan. 4 Aspek Konsumsi Pangan Food Utilization Aspek konsumsi pangan memfokuskan pada penyediaan pangan yang bermutu dan bergizi yang dikonsumsi oleh keluargamasyarakat. Di negara-negara tertentu, seperti Indonesia, selain masalah mutu dan gizi, diperhatikan pula aspek halal konsumsi. Mengenai mutu dan gizi pangan yang dikonsumsi akan berdampak pada pembentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Berdasarkan keempat pilar ketahanan pangan di atas, pelaksanaan diversifikasi konsumsi pangan diharapkan akan mampu mendukung keseluruhan aspek di dalam ketahanan pangan. Melalui penganekaragaman konsumsi pangan akan memberikan pilihan konsumsi, sesuai dengan golongan pendapatan maupun pontensi tanaman lokal daerah. Potensi tanaman lokal, selain mampu untuk mencukupi mutu dan gizi makanan, diharapkan pula dapat mengembangkan potensi pendapatan yang dapat mendukung aspek keterjangkauan pangan.

2.4. Pelaksanaan Diversifikasi Konsumsi Pangan