Varisela Pada Anak Gejala Klinis, Pencegahan Dan pengobatan

VARISELA PADA ANAK GEJALA KLINIS, PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
CHAIRUDDIN P. LUBIS
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Penyakit varisela ini telah lama dikenal. Ingrassia, seorang dokter Sicilia, telah pemah melaporkannya pada tahun 1553, sedang perbedaan karakteristik klinis antara varisela dengan variola telah ditemukan oleh Heberden pacta tahun 1767 [6].
Sampai pada saat ini penyakit varisela ini tersebar hampir di seluruh dunia. Varisela ini dikenal sebagai penyakit yang tidak ganas, sangat menular, tetapi komplikasi dan kematian yang disebabkannya sangat jarang pada anak yang kondisi tubuhnya baik. Begitupun, komplikasi terutama pada orang dengan gangguan sistem kekebalan dapat menimbulkan gejala yang parah bahkan sampai menimbulkan kematian [1,3,4,6].
Epidemologi
Varisela merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak. Di Amerika ditaksir 3,1 - 3,5 juta kasus pada setiap tahunnya [2], sedang di Singapura dilaporkan bahwa pada 1965 incidence rate melebihi 200 per 100.000 populasi. Sejak tahun 1984 angka ini meningkat, dimana pada tahun 1988 angka ini menjadi 329 per 100.000 populasi dan menjadi 705 per 100.000 populasi di tahun 1990. Dari data 1977- 1990 tercatat tidak ada bulan tertentu di mana penyakit ini meningkat dan semua kelompok umur dapat diserang [5].
1 Makalah disampaikan pada Simposium Update on Varicella and Rationale of Vaccination, Hotel Tiara, Medan, 26 Oktober 1996.
2 Prof. Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H, DSAK adalah Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Di Indonesia data mengenai penyakit varisela ini hanya ada di beberapa rumah sakit, sedangkan data di Indonesia secara menyeluruh belum ada. Tetapi, penyakit ini sampai saat sekarang ini masih sering dijumpai baik pada anak yang berobat ke rumah sakit maupun ke praktek pribadi.
Etiologi dan Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh virus, varicella- zoster (v -z) virus, famili dari Herpesvirus varicellae dari grup DNA virus [1,3,6]. Penyakit ini termasuk kelompok vesicobullous lessions (lihat Skema 1) yang disebabkan oleh virus [2].
Varicella- zoster virus ini sangat menular dan mungkin ditularkan dari penderita varisela atau zoster. Penyebaran dari virus dapat terjadi secara langsung dari orang ke orang me lalui lesi yang ada, melalui udara (airborne droplets) atau melalui plasenta. Penularan ini dapat dimulai pada saat 24-49 jam sebelum timbulnya rash dan sampai terbentuknya vesicle, biasanya 3–7 hari. Penularan yang signifikan dari varisela dan zoster terlihat pada Tabel 1 [4].

©2003 Digitized by USU digital library

1

Patogenese


Masa inkubasi varisela berkisar antara 11 -20 hari, masa ini bisa lebih pendek atau lebih panjang. lnfeksi varisela dimulai dengan masuknya virus ke mukosa saluran pemafasan, yang ditularkan melalui vekresi pemafasan atau melalui kontak langsung. lnokulasi diikuti dengan masa inkubasi, di mana pada saat tersebut penyebaran virus terjadi secara subklinis.
Virus masuk melalui mukosa saluran pemafasan clan diduga berkembang biak pada jaringan kelenjar regional. Empat sampai enam hari setelah infeksi, diduga viremia ringan terjad, diikuti dengan virus menginfeksi dan berkembang biak di
organ seperti hati, limpa dan kemungkinan organ lain. Lebih kurang 10 - 12 hari setelah infeksi terjadi viremia kedua di mana pada saat tersebut virus bisa mencapai kulit. Rash muncul sesudah 14 hari infeksi. Lesi kulit yang terjadi berupa makula, sebagian besar berkembang menjadi papula, vesicula, pustula, dan krusta sesudah beberapa hari. Vesicula biasanya terletak pada epidermis.

©2003 Digitized by USU digital library

2

Gejala Klinis
Setelah masa inkubasi akan muncul gejala prodromal. Gejala prodomal ini sering dijumpai pada anak terutama pada anak yang lebih tua. Panas, lemah, tidak mau makan, sakit kepala, dan kadang- kadang diikuti sakit perut yang ringan muncul 24-48 jam sebelum timbulnya rash.
Peningkatan suhu tubuh biasanya sedang, tetapi terkadang bisa tinggi. Gejala ini biasanya bertahan 2- 4 hari sesudah rash muncul. Lesi pertama varisela muncul di kepala, muka, punggung da n dada.
Exanthem yang pertama berupa erythematous macula yang sangat gatal, jernih, vesicula yang berisi cairan. Kekeruhan dan umbilikasi terbentuk setelah 24- 48 jam.
Krusta yang pertama muncul diikuti penyebaran dari kelainan kulit pada tangan dan kaki dengan berbagai stadium. Beberapa anak lesi bisa mengenai daerah oropharynx dan vagina. Kelainan pada kelopak mata dan conjunctiva bisa dijumpai pada beberapa anak, tetapi gangguan mata yang serius jarang dijumpai.
Komplikasi
Varisela dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi umumnya pada kulit, pada susunan syaraf pusat, atau sistem pemafasan yang dijumpai.
Komplikasi yang paling sering dijumpai pada kulit adalah sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri staphylococcus ataupun streptococcus. Bisa juga dijumpai hemorhagic varicella.
Pada susunan syaraf pusat, komplikasi bisa berupa encephalitis, Reye'ssyndrome asepticmeningitis dan Guillain-Barre Syndrome.
Komplikasi pada saluran pemafasan termasuk infeksi virus dan bakteri pencumoni, infeksi saluran nafas atas terutama otitis media. Kematian yang disebabkan oleh varisela pada anak 1- 14 tahun ditaksir 1,4 per 100.000 kasus

©2003 Digitized by USU digital library


3

varisela, sedang pada orang dewasa berbeda signifikan yaitu 30,9 per 100.000 kasus.
Diagnosa
Varisela biasanya didiagnosa berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan gejala klinis saja. Jarang diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa. Di samping itu, untuk mendapatkan diagnosa pasti dapat dilakukan dengan isolasi virus ataupun dengan metoda serologis.
Pengobatan
v Pengobatan Simptomatik § Menghilangkan rasa gatal § Menurunkan panas (hati- hati pemakaian golongan salicylate dikuatirkan timbul Reye's Syndrome).
v Menjaga kebersihan § Terutama pada daerah kuku yang sering digunakan untuk menggaruk § Kebersihan pakaian
v Pengobatan dengan antivirus Pada saat ini acyclovir telah terbukti bermanfaat untuk pengobatan varisela.
Acyclovir - 9 - [(2- hydroxy thonyl) methyl] guanine merupakan chat pilihan. Obat ini dapat digunakan secara oral maupun intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau dengan gangguan sistem kekebalan, Acyclovir ini dianjurkan untuk diberikan intravena. Sedang pada pemberian oral dapat digunakan pada anak yang tanpa komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri. Oleh karena itu penghitungan biaya dalam penggunaan Acyclovir ini haruslah bijaksana.
Pencegahan
1. Isolasi. 2. Pemberian VZIG (Varicella-zoster Immune Globulin). 3. Pemberian vaksinasi.
Pemberian Vaksinasi
Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu Live, Attenuated Varicella Virus Vaccine. Vaksin ini deberikan pada anak usia di atas 12 bulan. Pada anak usia 12 bulan - 12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 mI. Secara rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 - 18 bulan. Pemberian dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain, seperti vaksinasi MMR (Measles Mumps -Rubella) . Sedangkan pada anak usia = 13 tahun diberikan dosis 0,5 ml, s.c. dengan dua dosis. Jarak pemberian adalah 4- 8 minggu.
Kesimpulan
Varisela masih sering dijumpai. Diagnosa varisela tidaklah sukar, cukup dengan riwayatperjalanan penyakit dan gambaran klinis yang khas. Komplikasi jarang terjadi dan pengobatan dengan acyclovir memberikan hasil yang baik.

©2003 Digitized by USU digital library


4

Vaksinasi merupakan cara pencegahan yang baik, terutama pada anak dengan resiko tinggi.

©2003 Digitized by USU digital library

5

Referensi
1. Arvin, A.M., Varicella-zoster virus in Behnnan R.E., Kliegman R.M. and Arvin, A.M. (ed.): elson Textbook of Pediatrics, W.B. Saunders Company, International Edition, 15th ed., 1996, pp. 892 - 894.
2. Berman S., Vesicobullous Lessions in Bennan S. : Pediatric Decision Making, second edition, McGraw-Hill International Edition, B.C. Decker, Inc., Philadelphia, 1991, p. 221.
3. Gershon A.A. and Philip La Russa, Varicella-zoster virus infections in Krugman, B., Katz, S.L., Gershbn A.A. and Wilfert C.M. (ed): Infectious Diseases of Children, Ninth edition, Mosby- Year Book Inc., 1992, pp. 587 - 591.
4. Laureen, A., Drwall- Klein and O'Donovan, C.A., Varicella in Pediatric Patients, The Journal Pharmaco Therapy, 1993, July/August, Vol. 27.
5. Ooi, P.L., Goh, K. T., Doraisingham, S. and Ling, A.E., Prevalence of Varicella zoster Virus ifection in Singapore, SouthEast Asian Journal of Tropical Medicine Public Helath Vol. 23, No.1, March 1992.
6. Wedgewood, R.J., Davis, S.D., Ray, C.G., and Kelly, V.C. (ed.), Infections in Children, Harper & Row Publishers, Philadelphia, Cambridge, New York, HagerstoWn, San Fransisco, London, Mexico City, sao Paulo and Sidney, 1983, p. 1176.

©2003 Digitized by USU digital library

6