PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING
KARYA TULIS ILMIAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : LIA NURUL LATIFAH
20120320001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
i
KARYA TULIS ILMIAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : LIA NURUL LATIFAH
20120320001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
(4)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Lia Nurul Latifah
NIM : 20120320001
Prodi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis benar-benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, khususnya kepada:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Sri Sumaryani, S.kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC selaku Kepala Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Erfin Firmawati, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing saya hingga saya menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Nur Chayati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah
membantu dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
5. Keluarga besar, teman seperjuangan, dan sahabat yang selalu memberikan
dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik, dan saran demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
(6)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
1. Orang tuaku, ibuku tercinta Siti Wafiryatun, S.Pd., I dan bapakku yang luar
biasa drs. Suwardi yang selalu mendoakanku dalam setiap sujudnya, yang tak pernah lelah mendukung dan menjadi pahlawanku.
2. Saudara laki-lakiku satu-satunya, Fauzan Aziz Rifa’I yang selam ini menjadi
pendukung dan motivasiku. Semoga kita selalu dilimpahkan kasih saying dan selalu berbakti kepada orang tua.
3. Ibu Erfin Firmawati, S.Kep., Ns., MNS, terima kasih atas waktu dan
kesabarannya dalam membimbing hingga terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gamping, terima kasih telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian disini.
5. Semua dosen PSIK FKIK UMY yang selama ini telah memberikan ilmu dan
dukungan selama saya berada di PSIK FKIK UMY.
6. Teman-teman dekat saya, yang tidak bisa saya sebutkan nama-nama kalian
satu persatu, teman-teman bimbingan, skill lab 1A, Keluarga IMM FKIK,
dan staff Mensesneg BEM KM UMY 2014 – 2015 terima kasih banyak atas
dukungan dan bantuan kalian.
7. Seluruh teman-teman PSIK FKIK UMY angkatan 2012, terima kasih atas
(7)
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
LEMBAR PENGESAHAN ………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ……… iii
KATA PENGANTAR ………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ……….... ix
INTISARI ………. x
ABSTRAK ……… xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Rumusan Masalah ………. 5
C. Tujuan Penelitian ……….. 6
D. Manfaat Penelitian ……… 6
E. Keaslian Penelitian ………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Stroke a. Definisi Stroke ……… 10
b. Penyebab Stroke ………. 11
c. Faktor Resiko Stroke ……….. 12
d. Patofisiologi ………... 14
e. Tanda dan Gejala ……… 15
f. Penatalaksanaan Stroke ……….. 16
g. Kemampuan ADL pasien stroke ……… 16
2. Perawat a. Definisi Perawat ………. 18
b. Fungsi proses keperawatan ………. 18
c. Tindakan keperawatan oleh perawat ……….. 19
d. Peran perawat ………. 20
e. Peran perawat terhadap pasien stroke ……….... 20
3. Aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living [ADL]) a. Definisi ADL ……….. 21
b. Jenis-jenis ADL ………. 22
c. Faktor yang mempengaruhi ADL pasien stroke ……….... 22
B. Kerangka Konsep ……….. 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……….. 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 28
D. Variabel dan Definisi Operasional ………... 28
(8)
vii
F. Etika Penelitian ……… 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ……… 37
B. Hasil Penelitian ………. 39
C. Pembahasan ………... 44
D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ………. 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 55
B. Saran ……….. 55
DAFTAR PUSTAKA ………... 57
(9)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional……… 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Implementasi perawat dalam ADL
pasien stroke ………... 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin,
Usia, Pendidikan, Jenis Stroke, Tingkat Ketergantungan, dan Kelemahan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping ………... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perawat di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan
Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja ……….. 41
Tabel 4.3 Peran perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping ………….. 42
Tabel 4.4 Peran perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berdasarkan
tingkat pendidikan dan lama kerja perawat ……… 42
Tabel 4.5 Peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping……... 43
Tabel 4.6 Peran perawat dalam membantu ADL pasien stroke di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping ……….. 43
Tabel 4.7 Peran perawat dalam mengajarkan ADL pada keluarga dan
pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
(11)
x
INTISARI
Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL) Pasien Stroke oleh Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping
Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu dampak stroke yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam melakukan ADL sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk meningkatkan kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL keluarga dan pasien stroke sehingga pemenuhan kebutuhan tidak terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner implementasi perawat dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan dengan
skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk kategori kurang (88,10%), dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%), membantu aktvitas sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) berada dalam kategori kurang.
Kesimpulan dan Saran: Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke. Bagi perawat diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk melakukan observasi secara langsung.
(12)
xi
ABSTRACT
Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living (ADL) Fulfillment In PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping
Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2
1
Student of Nursing Program, FKIK, UMY
2
Lecturer of Nursing Program, FKIK, UMY
Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect of stroke was impaired of motor function that cause stroke patients required assistance in ADL and need long term care. The important role of nurses to improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught stroke patient and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of patients need. This study aims to describe of nursing role in stroke patients ADL fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping
Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique used accidental sampling with number of sample 42 respondents. The research instrument used a questionnaire of nursing role in stroke patients ADL fulfillment that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data were analyzed using descriptive statistics.
Results: Nursing role in ADL fulfillment, showed 88,10% including poor category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%), and teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor category.
Conclusions and recommendations: Nursing role in stroke patients ADL fulfillment is poor category, either on assessing, assisting, or teaching stroke patient and their families. Researchers suggest in future studies to do observation and for nurse must improve their performance.
(13)
(14)
INTISARI
Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL) Pasien Stroke oleh Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping
Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu dampak stroke yang dapat terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam melakukan ADL sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk meningkatkan kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL keluarga dan pasien stroke sehingga pemenuhan kebutuhan tidak terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Pengambilan sampel menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner implementasi perawat dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan dengan
skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk kategori kurang (88,10%), dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%), membantu aktvitas sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) berada dalam kategori kurang.
Kesimpulan dan Saran: Implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke. Bagi perawat diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk melakukan observasi secara langsung.
Kata Kunci:Activies Daily Living (ADL), Perawat, Stoke
(15)
Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living (ADL) Fulfillment In PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping
Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2
1
Student of Nursing Program, FKIK, UMY
2
Lecturer of Nursing Program, FKIK, UMY
Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect of stroke was impaired of motor function that cause stroke patients required assistance in ADL and need long term care. The important role of nurses to improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught stroke patient and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of patients need. This study aims to describe of nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta and Gamping
Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique used accidental sampling with number of sample 42 respondents. The research instrument used a questionnaire of nursing role in stroke patients ADL fulfillment that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data were analyzed using descriptive statistics.
Results: Nursing implementation in ADL fulfillment, showed 88,10% including poor category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%), and teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor category.
Conclusions and recommendations: Nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment is poor category, either on assessing, assisting, or teaching stroke patient and their families. Researchers suggest in future studies to do observation and for nurse must improve their performance.
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi
otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
[WHO], 2014). Hal ini dikarenakan oleh perdarahan spontan pada area otak tertentu (stroke hemoragik) atau disebabkan oleh suplai darah ke otak yang tidak
adekuat (stroke iskemik)(Warlow et al., 2008).
Stroke merupakan masalah neurologi primer di dunia yang angka kejadiannya setiap tahun meningkat sebesar 13% dan dapat menyebabkan kematian (Stein, 2009). Pada tahun 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), menyebutkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 57,9%. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam riset tersebut menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan jumlah penderita stroke terbanyak (16,9%) di Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarka (Dinkes DIY) menyebutkan bahwa penyebab kematian terbanyak kedua di rumah sakit di Yogyakarta adalah stroke (Dinkes DIY, 2013). Kota Yogyakarta sendiri memiliki prevalensi stroke sebesar 26,3% dan menempati peringkat kedua di Provinsi D.I.Y (Dinkes DIY, 2014). Hal tersebut menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Yogyakarta sangat tinggi.
(17)
Tingginya angka kejadian stroke dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko stroke antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, merokok, kolesterol tinggi, dan konsumsi alkohol (Resnick, 2009 & Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Faktor risiko tersebut dapat meningkatkan angka kejadian stroke dengan cara membuat plak yang akan menyumbat pembuluh darah bahkan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak sehingga oksigenasi dan pasokan nutrisi ke otak terhambat (WHO, 2015). Terganggunya proses oksigenasi dan terhambatnya nutrisi ke otak menyebabkan hilangnya fungsi otak sehingga menimbulkan gangguan atau kecacatan fisik (Muttaqin, 2008).
Kecacatan fisik yang dialami oleh pasien stroke meliputi kehilangan fungsi
motorik (hemiplegia dan hemiparesis), gangguan menelan (disfagia), gangguan
bicara (disartria), maupun gangguan eliminasi (Yeyen, 2013). Pasien stroke yang
mengalami kecacatan fisik di Indonesia berjumlah 80 – 90% (Riskesdas, 2013).
Hemiplegiadan hemiparesis merupakan kecacatan fisik yang paling sering terjadi
pada 80% pasien stroke (Irish Heart Foundation, 2015).
Hemiplegia merupakan kelumpuhan otot secara total sehingga anggota gerak
tidak dapat digerakkan, sedangkan kelumpuhan dalam bentuk hemiparesis lebih
ringan sehingga anggota gerak masih bisa digerakkan, sehingga dalam
perawatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Indonesia sendiri penderita
stroke yang mengalami disabilitas sebanyak 71,5% dan hanya ada 15% yang sembuh dari serangan stroke dan disabilitas (Khairunnisa, 2014). Disabilitas (kecacatan fisik) tersebut mengakibatkan penderita mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari sehingga pasien memerlukan bantuan dalam
(18)
melakukan aktivitas sehari-hari (Bogousslavsky, 2005; NIH, 2014). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne dan Josie (2015) yang menyebutkan bahwa stroke merupakan penyebab paling umum disabilitas yang mengakibatkan banyak penderita bergantung pada orang lain untuk membantu aktivitas sehari-hari.
Dampak dari gejala sisa pada pasien stroke dapat berupa penurunan kualitas hidup yang dikarenakan pasien stroke tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari atau activity daily living (ADL) yang meliputi makan, berpakaian, mandi,
toileting, berhias, pengontrolan eliminasi, berpindah, dan mobilisasi secara
mandiri (Center of International Rehabilitation Research Information and
Exchange [CIRRIE], 2010). Keadaan ini menyebabkan pasien stroke membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Pasien stroke dengan disabilitas memerlukan bantuan keluarga maupun perawat di rumah sakit untuk membantu ADL pasien stroke dalam jangka waktu yang cukup lama (Bogousslavsky, 2005). Didalam perawatan tersebut perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan (Smeltzer & Bare, 2012). Perawat memiliki peran penting dalam membantu ADL pasien
stroke, tindakan perawat tersebut menurut Doctherman (2008) dan Irish Heart
Fundation (2015) adalah mengkaji kebutuhan pasien baik secara langsung atau
dengan berkomunikasi dengan keluarga maupun dengan caregiver, hal ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan merupakan salah satu poin penting untuk menentukan intervensi dan implementasi keperawatan yang tepat (National Stroke Foundation [NFS], 2010). Selain itu perawat memiliki peran
(19)
membantu pasien dalam beraktivitas sehari-hari dan membantu mengatur aktivitas sehari-hari pasien, serta yang ketiga memberikan dukungan dan edukasi kepada pasien maupun orang lain yang membentu merawat pasien. Apabila perawat tidak melakukan asuhan keperawatan terkait ADL kepada pasien stroke, maka dapat menghambat pemenuhan kebutuhan pasien, kemunduran kemandirian pasien, dan dapat menyebabkan depresi pada pasien stroke karena merasa tidak bisa melakukan apapun dan depresi pada orang yang membantu merawat pasien
(Indriyati, 2009 ; Aadal et al, 2013).
Bentuk-bentuk activity daily living (ADL) yang dapat di ajarkan oleh
perawat pada pasien stroke atau keluarga adalah mandi, memakai baju, makan,
eliminasi, hygene, dan mobilisasi (Wesley, 2004 dalam Syairi, 2013). Sebelum
membantu dan mengajarkan ADL pada pasien, perawat perlu mengkaji ADL
pasien salah satunya menggunakan Barthel Indeks untuk melihat kemandirian
pasien stroke dalam melakukan ADL, kemudian perawat dapat mengevaluasi ADL pasien serta dapat menentukan intervensi keperawatan mandiri yang dapat diberikan pada klien (Bogousslavsky, 2005). Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program rehabilitasi efektif dalam meningkatkan status fungsional pasien stroke, namun masih tetap diperlukan latihan lain seperti melatih ADL agar dapat mengurangi ketergantungan pasien, jika hanya melakukan rehabilitasi medis tanpa di ikuti latihan yang lain maka pasien stroke
dalam melakukan ADL akan bergantung pada caregiver, dan juga bisa
memperparah disabilitasnya (Syairi, 2013). Berdasarkan Al-Qur’an surat
(20)
berbuat kebaikan dan saling tolong menolong. Hal ini sesuai dengan peran perawat dalam membantu dan menolong pasien stroke yang mengalami disabilitas untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengajarkan dan membantu ADL pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping dengan melakukan wawancara dengan beberapa perawat di rumah sakit menyatakan bahwa peran perawat di rumah sakit terkait ADL masih kurang maksimal, 10 perawat yang di wawancara, 7 perawat mengatakan jarang melakukan pengkajian spesifik terkait ADL pasin stroke dan penelitian yang membahas peran perawat terkait ADL juga masih sedikit. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan activites daily
living (ADL) pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping sebagai rumah sakit penyedia layanan kesehatan di Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah “Bagaimana
pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien stroke oleh perawat di
(21)
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pemenuhan kebutuhan activites daily living (ADL) pasien
stroke oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik demografi responden
b. Mengetahui karakteristik demografi perawat
c. Mengetahui peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke.
d. Mengetahui peran perawat dalam membantu memandirikan ADL pasien
stroke
e. Mengetahui peran perawat dalam mengajarkan ADL pada pasien maupun
pada keluarga
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkandan meningkatkan peran perawat dalam mengkaji, mebantu, dan mengajarkan ADL pasien stroke. Serta sebagai bahan evaluasi perawat dalam menjalankan peran
implementasi perawat untuk memenuhi kebutuhan activites daily living
(ADL) pasien stroke.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat mengetahui tentang peran perawat yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien stroke. Sehingga diharapkan pasien
(22)
dapat bekerjasama dengan perawat dalam proses pemulihan kesehatan pasien sendiri.
3. Bagi Keluarga Pasien
Sebagai informasi untuk membantu membatasi keluarga untuk membantu pasien dalam melakukan ADL. Bagi keluarga pasien, keluarga dapat membantu perawat untuk memonitor pasien stroke terkait pemenuhan kebutuhan ADL pasien.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini memberikan data atau informasi tentang implementasi perawat terkait pemenuhan ADL pasien stroke. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang keperawatan khususnya mengenai peran perawat dalam penatalaksanaan pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang gambaran peran perawat dalam pemenuhan activites daily
living pasien stroke di rumah sakit belum pernah diteliti. Terdapat penelitian yang berhubungan yaitu :
1. Indriyati (2009), melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Activites Of
Daily Living (ADL) Berdasarkan Indeks Barthel dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Stroke Di Bangsal Anggrek 1 Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta”
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan
(23)
Analisis dan pengujian data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tinggat Activities Daily Living
(ADL) berdasarkan Indeks Barthel dengan tingkat depresi pada pasien stroke di bangsal Anggrek I Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang
activites daily living. Perbedaannya terdapat pada variabel penelitian dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Indriyati menggunakan dua variabel sedangkan penelitan ini menggunakan variabel tunggal.
2. Nursanti (2007) melakukan penelitian dengan judul “Gambaran tingkat
ketergantungan Activites Of Daily Living (ADL) pada pasien stroke Hemoragik dan non Hemoragik di unit stroke RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta”.
Metode penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan
pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian diambil dengan Purposive
Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Raeni adalah sebanyak 7 pasien stroke Haemoragik dengan
tingkat ketergantungan Activities Daily Living memerlukan bantuan
maksimal, sedangkan 23 pasien stroke non Haemoragik memerlukan bantuan
minimal dalam melakukan Activities Daily Living. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah pada waktu penelitian, tempat penelitian dan variabel
yang diteliti. Persamaanya penelitian ini adalah pada pengukuran tingkat
(24)
3. Mei Dewi dan Mulyaningsih (2016) melakukan penelitian dengan judul
“Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mempengaruhi
Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke Di RSUD dr. Moewardi
Surakarta”.
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel
adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang diteliti
sebanyak 78 subjek. Hasil penelitiannya adalah 73,1% responden mempersepsikan peran perawat baik dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan terdapat hubungan antara peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar
dengan tingkat kepuasan keluarga pasien stroke dengan nilai ň = 0.000 dan
signifikan 0,05.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Mei Dewi dan Mulyaningsih dengan penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan analisis univariat terkait variabel implementasi perawat dalam ADL pasien stroke.
Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Tempat penelitian ini
(25)
10
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Stroke
a. Definisi Stroke
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Stroke adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan atau kematian karena terjadinya gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan kematian jaringan otak (Batticaca, 2009). Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang membawa darah dan oksigen ke otak
mengalami penyumbatan dan ruptur, kekurangan oksigen
menyebabkan fungsi control gerakan tubuh yang dikendalikan oleh
otak tidak berfungsi (American Heart Association [AHA], 2015)
Stroke di bagi menjadi 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1) Stroke hemoragi
Merupakan stroke yang disebabkan oleh perdarahan intra
serebral atau perdarahan subarakhniod karena pecahnya
pembuluh darah otak pada area tertentu sehingga darah memenuhi jaringan otak (AHA, 2015). Perdarahan yang terjadi dapat menimbulkan gejala neurologik dengan cepat karena tekanan pada saraf di dalam tengkorang yang ditandai dengan penurunan
(26)
kesadaran, nadi cepat, pernapasan cepat, pupil mengecil, kaku kuduk, dan hemiplegia (Sylvia, 2005 ; Yeyen, 2013).
2) Stroke Iskemik
Merupakan stroke yang disebabkan oleh suatu gangguan peredaran darah otak berupa obstruksi atau sumbatan yang menyebabkan hipoksia pada otak dan tidak terjadi perdarahan (AHA, 2015). Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh trombus (bekuan) yang terbentuk di dalam pembuluh otak atau pembuluh organ selain otak (Sylvia, 2005). Stroke ini ditandai dengan kelemahan atau hemiparesis, nyeri kepala, mual muntah, pendangan kabur, dan disfagia (Wanhari, 2008 dalam Yeyen, 2013).
b. Penyebab Stroke
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian dibawah ini, yaitu :
1) Trombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau
leher. Arteriosklerosis serebral adalah penyebab utama trombosis, yang adalah penyebab paling umum dari stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada setengah tubuh dapat mendahului paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
2) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang
(27)
menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya yang
merusak sirkulasi serebral (Valante et al, 2015).
3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia
terutama karena konstriksi atheroma pada arteri yang menyuplai
darah ke otak (Valante et al, 2015).
4) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral
dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak. Pasien dengan perdarahan dan hemoragi mengalami penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak responsif.
Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen fungsi otak dalam gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi.
c. Faktor Risiko Stroke
Faktor risiko terjadinya stroke secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu, faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi (AHA, 2015).
1) Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor genetik dan ras, usia, jenis kelamin, dan riwayat stroke sebelumnya (AHA, 2015). Faktor genetik seseorang berpengaruh karena individu yang memiliki riwayat keluarga dengan stroke akan memiliki risiko
(28)
tinggi mengalami stroke, ras kulit hitam lebih sering mengalami hipertensi dari pada ras kulit putih sehingga ras kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke (AHA,2015). Stroke dapat terjadi pada semua rentang usia namun semakin bertambahnya usia semakin tinggi pula resiko terkena stroke, hal ini sejalan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) tahun 2013 yang menyatakan bahwa usia diatas 50 tahun risiko stroke menjadi berlipat ganda pada setiap pertambahan usia. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko stroke, menurut Wardhana (2011) laki-laki memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan perempuan, hal ini
terkait kebiasaan merokok, risiko terhadap hipertensi,
hiperurisemia, dan hipertrigliserida lebih tinggi pada laki-laki. Seseorang yang pernah mengalami serangan stroke yang dikenal
dengan Transient Ischemic Attack (TIA) juga berisiko tinggi
mengalami stroke, AHA (2015) menyebutkan bahwa 15% kejadian stroke ditandai oleh serangan TIA terlebih dahulu.
2) Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko yang dapat diubah adalah obesitas
(kegemukan), hipertensi, hiperlipidemia, kebiasaan merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, dan pola hidup tidak sehat (AHA, 2015). Secara tidak langsung obesitas memicu terjadinya stroke yang diperantarai oleh sekelompok penyakit yang
(29)
ditimbulkan akibat obesitas, selain itu obesitas juga salah satu pemicu utama dalam peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler (AHA, 2015). Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, beberapa studi menunjukkan bahwa manajemen penurunan tekanan darah dapat menurunkan resiko stroke sebesar 41% (AHA, 2015 ; WHO, 2014). Hiperlipidemia atau kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar lemak di dalam darah dapat memicu terjadinya sumbatan pada aliran darah (AHA, 2015).
Menurut Stroke Association (2012) dan AHA (2015) individu
yang merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke karena dapat memicu terbentuknya plak dalam pembuluh darah. Faktor-faktor diatas dapat diubah untuk menurunkan resiko stroke dengan menerapkan pola hidup sehat.
d. Patofisiologi
Oksigen sangat penting untuk otak, jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi pada stroke, di otak akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (AHA, 2015). Pembuluh darah yang paling sering terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di leher (Guyton & Hall, 2012).
Adanya gangguan pada peredaran darah otak dapat
(30)
1) penebalan dinding pembuluh darah (arteri serebral) yang menimbulkan penyembitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya akan terjadi iskemik. 2) Pecahnya dinding pembulh darah yang menyebabkan hemoragi. 3) Pembesaran satu atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak. 4) Edema serebral yang merupakan pengumpulan cairan pada ruang interstitial jaringan otak (Smeltzer dan Bare, 2012).
Penyempitan pembuluh darah otak mula-mula menyebabkan perubahan pada aliran darah dan setelah terjadi stenosis cukup hebat dan melampaui batas krisis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Obtruksi suatu pembuluh darah arteri di otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya masih mempunyai peredaran darah yang baik berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan yang terjadi pada kortek akibat oklusi pembuluh darah awalnya adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan dilatasi arteri dan arteriola (AHA, 2015).
e. Tanda dan gejala
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) dan Misbach (2007) tanda dan gejala dari stroke adalah hipertensi, gangguan motorik yang berupa hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan salah satu sisi tubuh), gangguan sensorik, gangguan visual, gangguan keseimbangan, nyeri kepala (migran atau vertigo), mual muntah,
(31)
disatria (kesulitan berbicara), perubahan mendadak status mental, dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
f. Penatalaksanaan stroke
1) Fase akut
Fase akut stroke berakhir 48 sampai 72 jam. Pasien yng koma pada saat masuk dipertimbangkan memiliki prognosis buruk. Sebaliknya pasien sadar penuh mempunyai prognosis yang lebih dapat diharapkan. Prioritas dalam fase akut ini adalah mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang baik (Smeltzer dan Bare, 2012).
2) Fase rehabiliasi
Fase rehabilitasi stroke adalah fase pemulihan pada kondisi sebelum stroke. Program pada fase ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fungsional pasien stroke, sehingga mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari adekuat (Smeltzer dan Bare, 2012).
g. Kemampuan activity daily living (ADL) pasien stroke
Gangguan akibat stroke sering menimbulkan gejala sisa yang berupa hemiplegia (kelumpuhan pada setengah anggota tubuh) dan hemparesis (kelemahan otot) yang dapat menjadi kecacatan menetap yang selajutnya membatasi fungsi seseorang dalam melakukan ADL. Mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(32)
setelah stroke merupakan fokus utama rehabilitasi stroke fase relabilitasi (Rosiana, 2009).
Pada saat rehabilitasi pasien dapat dirawat di rumah sakit, pusat rehabilitasi, maupun rumahnya sendiri bergantung pada beberapa faktor, termasuk status ketergantungan pasien stroke. Salah satu alat
ukur tingkat ketergantungan pasien stroke adalah Barthel Indeks (BI)
yang dirumuskan oleh Mahoney, F.I. dan Barthel D.W. untuk mengukur ketergantungan ADL, yang hasil ukurnya yaitu
ketergantungan total (skor 0 – 20), ketergantungan berat (25 – 40),
ketergantungan sedang (skor 45 – 55), ketergantungan ringan (skor 60
– 95), dan mandiri (skor 100) (Syairi, 2013).
Pasien stroke yang akan kembali ke rumah seharusnya di motivasi untuk mengerjakan aktivitas perawatan dirinya sendiri semampunya, setidaknya klien bisa melakukan ADL dasar yaitu, makan, berpakaian, mandi, berdandan, toileting, kontrol kontinensia, transfer (berpindah), dan mobilisasi (Bogousslavsky, 2005). Pasien juga di sarankan menggunakan kedua sisi tubuh dalam melakukan ADL tersebut, contohnya apabila sisi kanan yang terkena, pasien dapat diajarkan untuk menggunakan tangan kirinya untuk semua aktivitas namun, pastikan juga tangan yang sakit diikutsertakan dalam semua kegiatan. Semakin cepat dibiarkan melakukannya sendiri, semakin cepat pula pasien menjadi mandiri. Hanya aktivitas yang
(33)
dapat menimbulkan risiko jatuh atau membahayakan pasien sendiri yang perlu ditolong oleh keluarga (Rosiana, 2009).
2. Perawat
a. Definisi Perawat
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (UU No. 38 Tahun 2014), perawat didefinisikan sebagai seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, sedangkan keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Menurut Standar Kompetensi Perawat Indonesia
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (SKPI PPNI) perawat adalah
seseorang yang lulus pendidikan tinggi keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi (SKPI PPNI, 2012).
b. Fungsi Proses Keperawatan
Menurut SKPI PPNI (2012) fungsi proses keperawatan yaitu :
1) Memberikan pedoman dan arahan secara sistematis dan ilmiah
untuk tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
(34)
2) Memberi ciri professional asuhan keperawatan melalui
pendekatan problem solving dan pendekatan komunikasi yang
efektif dan efisien.
3) Memberikan kebebasan pada klien dalam mendapatkan pelayanan
yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dan kemendiriannya di bidang kesehatan.
c. Tindakan Keperawatan oleh perawat
Alfaro dan Carpenito (2000) dalam Yeyen (2013) menyatakan bahwa tindakan keperawatan dalam proses perawatan meliputi penerapan keterampilan yang perlu pengaplikasian dari intervensi keperawatan. Keterampilan dan pengetahuan yang perlu untuk diaplikasikan difokuskan pada :
1) Membantu klien atau melakukan aktivitas untuk klien.
2) Mengidentifiksi masalah baru atau memantau status atau masalah
yang ada dengan pengkajian keperawatan.
3) Melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk
membantu klien.
4) Membantu dalam membuat keputusan tentang perawatan
kesehatan klien.
5) Konsultasi dan rujuk pada professional perawatan kesehatan lain
untuk memperoleh arahan yang tepat.
6) Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk mengurangi,
(35)
7) Membantu klien untuk melakukan aktivitas mereka sendiri.
8) Mengidentifikasi resiko atau masalah pada klien dan menggali
pilhan yang tersedia.
d. Peran Perawat
Peran perawat menurut SKPI PPNI (2012) secara umum adalah memberi :
1) Care provider: Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan
keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan
keperawatan yang dimulai dari proses pengkajian sampai evaluasi secara komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal. 2) Community leader: Menjalankan kepemimpinan di berbagai
komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial.
3) Educator: Mendidik Klien dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Manager: Mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien.
5) Researcher: Melakukan penelitian sederhana keperawatan dengan cara menumbuhkan kuriositas, mencari jawaban terhadap fenomena klien, menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu
mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP).
e. Peran perawat pada pasien stroke
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dalam
(36)
aspek etik dan legal. Asuhan keperawatan pada pasien stroke tidak hanya berfokus pada gangguan fisik semata, namun juga perlu melihat pada
proses pemenuhan kebutuhan dasar pasien (SKPI PPNI, 2012). Menurut
Doctherman (2008) dan Irish Heart Fundation (2015) peran perawat
pada pasien stroke terutama dalam pemenuhan ADL pasien antara lain mengkaji kebutuhan ADL pasien stroke yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien sehingga dapat untuk menentukan rencana tindak lanjut yang sesuai dengan keadaan pasien, membantu ADL pasien stroke sehingga pasien dapat lebih mudah dalam melakukan ADL, serta mengajarkan kepada keluarga cara merawat dan membantu ADL pasien stroke sehingga keluarga dapat membantu ADL pasien stroke dan dapat melatih kemandirian pasien stroke.
3. Activites of Daily Living (ADL)
a. Definisi ADL
ADL merupakan aktivitas pokok berupa perawatan diri yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Smeltzer & Bare, 2012). Istilah ADL mengacu kepada aktivitas harian yang dibutuhkan dalam kehidupan secara mandiri dan juga berhubungan dengan manajemen perawatan diri seperti berpakaian, mandi, makan, menggunakan toilet, manajemen kontinensia,
berpindah, dan mobilitas dasar (Whitehead et al., 2013) Menurut
(37)
berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias, kontinensis buang air besar dan buang air kecil, dan kemampuan mobilitas.
b. Jenis – jenis ADL
ADL dapat diklasifikasikan menjadi Basic Activites Daily
Living (BADL) dan Instrumental Activites Daily Living (IADL). 1) Basic Activites Daily Living (BADL)
BADL terdiri dari kebutuhan dasar seperti perilaku slef-care yang meliputi mobilisasi, berpakaian, berhias, mandi, makan, dan toileting. Sugiarto (2005) juga memasukkan kontinensia buang air besar dan buang air kecil dalam BADL. 2) Instrumental Activites Daily Living (IADL)
IADL merupakan aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan alat penunjang dalam melakukan ADL yang terdiri dari transfer, menggunakan telepon, persiapan makan,
manajemen medikasi, manajemen finansial, melakukan
pekerjaan rumah tangga, mencuci, dan belanja (Sugiarto, 2005).
c. Faktor yang mempengaruhi ADL Pasien Stroke
Menurut Junaidi (2011) dan Parekh (2013) Faktor yang mempengaruhi ADL pada pasien stroke adalah :
1) Jenis Stroke dan Tingkat Keparahan Stroke
Junaidi (2011) menyebutkan bahwa pasien dengan stroke Infark memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan pasien yang mengalami stroke Hemoragik. Selain itu, tingkat keparahan
(38)
stroke yang dialami pasien menjadi faktor penting dalam menentukan kemampuan pasien melakukan ADL. Hal tersebut dikarenakan kondisi stroke yang semakin parah akan menghambat proses rehabilitasi dalam mengembalikan kemampuan ADL pasien (Parekh, 2013).
2) Komplikasi Penyakit
Sebagian besar pasien yang angka ketergantungan ADL tinggi merupakan pasien yang memiliki komplikasi penyakit di bandingkan dengan yang tingkat ketergantungan ADL sedang sampai ringan (Junaidi, 2011). Komplikasi penyakit yang terjadi pada pasien adalah hipertensi, diabetes militus dan juga penyakit jantung coroner yang dikarenakan hipertensi. Hipertensi dapat menipiskan dinding pembuluh darah dan merusak bagian dalam
pembuluh darah yang mendorong terbentuknya plak
arterosklerosis sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan atau perdarahan otak (Junaidi, 2011).
3) Usia
Semakin tua usia pasien maka semakin berat tingkat ketergantungannya dalam melakukan aktivitas. Hal ini terjadi karena penurunan fungsi tubuh yang terjadi pada pasien karena umurnya sudah lansia dan mereka lebih cenderung pasrah dengan keadaannya karena mereka merasa sudah tua, sehingga dalam melakukan pengobatan mereka cenderung tidak begitu aktif
(39)
sehingga penyembuhan pun semakin lama dan tidak optimal (Parekh, 2013). Usia tua mengakibatkan daya tahan jasmani maupun rohani pria ataupun wanita menjadi sangat berkurang (Junaidi, 2011)
4) Dukungan Keluarga
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lutz dan Young (2010) menyatakan bahwa pasien stroke yang mendapatkan
sistem dukungan sosial dan fungsi caregiving dari keluarga yang
baik untuk membantu kebutuhan pemulihan fungsi kemampuan
ADL pasien stroke. Berdasarkan data dari Family Caregiver
Alliance (FCA) (2012) sebanyak 51% family caregiver yang merawat pasien dengan disabilitas berada pada rentang usia 18
sampai 49 tahun. Selain itu, tingkat pendidikan family caregiver
juga mempengaruhi pengetahuan dan perilaku dalam merawat pasien stroke (Hartati, 2012).
(40)
B. Kerangka Konsep
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Keterangan :
Diteliti Tidak Diteliti
Implementasi Perawat : a. Mengkaji ADL b. Membantu ADL c. Mengajarkan keluarga
cara membantu ADL pasien
Stroke
Angka Ketergantungan ADL menggunakan : 1. ketergantungan total 2. ketergantungan berat 3. ketergantungan
sedang
4. ketergantungan ringan
5. Mandiri
Pemenuhan ADL
(41)
26
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat
dalam pemenuhan kebutuhan activities daily living (ADL) pasien stroke di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 47 pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping pada tanggal 30 Mei 2016 sampai 20 Juli 2016 berdasarkan rekam medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping. Dari 47 pasien stroke yang ada 2 pasien dieksklusi dikarenakan mengalami perburukan kondisi umum, 1 pasien dieksklusi karena berpindah ruang rawat inap ke kelas VIP, dan 2 pasien dieksklusi dikarenakan meninggal dunia.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 responden yang diambil seluruhnya dari total populasi yang ada. Responden diambil dengan
teknik acidental sampling dengan cara memilih sampel berdasarkan
(42)
di tempat penelitian pada hari penelitian berlangsung sehingga seluruh pasien yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang berada ditempat penelitian mendapatkan kesempatan yang sama. Adapun kliteria inklusi pada sampel adalah :
a. Pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik
b. Pasien yang mengalami hemiplegia / hemiparesis yang dirawat inap
di rumah sakit sesuai dengan rekam medis rumah sakit
c. Pasien stroke yang tidak mengalami aphasia / disfasia
d. Lama pasien stroke yang rawat inap di rumah sakit > 3 hari dengan
kondisi stabil
e. Pasien stroke yang telah melewati fase akut stroke
f. Tingkat pendidikan minimal SD
g. Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi pada sampel :
a. Pasien yang mengundurkan diri dari responden
b. Pasien yang mengalami perburukan kondisi stroke
Perhitungan perkiraan jumlah sempel : � = �2 � −�. �2. .+ �2. .
� = , 2 −,9 + ,92. , . , 2. , . ,
(43)
Keterangan :
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan besar populasi dalam waktu 3 bulan
z = nilai standar normal untuk = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1 – p (100% - p)
d = tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian yang dipilih adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan dari 30 Mei – 20 Juli 2016.
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu peran perawat dalam pemenuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
2. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(44)
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
Peran perawat dalam pemenuhan ADL
Peran perawat dalam pemenuhan ADL adalah persepsi pasien dengan stroke terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh perawat yang meliputi mengkaji angka ketergantungan , membantu, dan mengajarkan pada pasien dan keluarga, dalam pemenuhan ADL pasien stroke yang meliputi makan, berpakaian, mandi, berdandan, toileting, continence, transfer (berpindah), dan mobilisasi.
Kuisioner Peran perawat dalam ADL pasien stroke 1.Baik, jika bernilai 76-100% 2.Cukup, jika bernilai 56-75% 3.Kurang, jika bernilai <56% Ordinal
E. Pengumpulan dan Analisis Data
1. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu kuesioner data demografi dan kuesoner peran perawat dalam ADL pasien stroke.
a. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang digunakan untuk mendeskripsikan data demografi pasien. Bentuk pertanyaan dalam
kuisioner ini adalah isian dan cek list dengan jumlah pertanyaan 10,
meliputi identitas responden (nama, umur, jenis kelamin, alamat, tingkat pendidikan, tingkat kemandiran pasien), pertanyaan seputar stroke (jenis stroke dan lama rawat inap pasien stroke) dan identitas perawat (tingkat pendidikan dan lama kerja).
(45)
a. Kuesioner Peran Perawat dalam ADL pasien stroke
Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti yang digunakan untuk melihat gambaran peran perawat terhadap pemenuhan ADL pasien stroke. Bentuk pertanyaannya adalah pertanyaan tertutup dengan
pilihan jawaban sesuai skala Likert dengan jumlah 10 pertanyaan.
Table 3.2. Kisi-kisi Kuesioner Peran perawat dalam ADL pasien stroke.
No. Kisi-kisi Kuesioner Jumlah pertanyaan
1. Mengkaji aktivitas sehari-hari
pasien
3
2. Membantu aktivitas sehari-hari
pasien
3
3. Mengajarkan cara membantu
aktivitas sehari-hari pasien kepada akeluarga pasien
4
Total Pertanyaan 10
Nilai maksimal kuesioner ini adalah 40 dengan nilai minimal 10. Hasil kuesioner ini dikategorikan menjadi skala ordinal. Hasil akhir dari kuesioner ini akan di kategorikan menjadi : baik jika memiliki nilai persentase sebesar 76% - 100%, cukup jika memiliki nilai persentase sebesar 56% - 75%, dan kurang jika memiliki nilai persentase sebesar <56% (Nursalam, 2014).
2. Prosedur
a. Tahap Persiapan
1) Menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan ke
(46)
2) Melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
3) Mengurus surat perizinan dari pihak pengajaran PSIK untuk
melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
4) Meminta izin kepada pihak Dinas Kesehatan Provinsi D. I.
Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping untuk melakukan studi pendahuluan.
5) Melakukan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Provinsi D. I.
Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping.
6) Melaksanakan ujian proposal penelitian
7) Melaksanakan Uji Etik untuk penelitian yang bertempat di FKIK
UMY, dengan surat keterangan layak etik nomor 185/EP-FKIK-UMY/V/2016.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan tentang
implementasi perawat pada pemenuhan ADL pasien stroke. Data primer yaitu data yang diambil oleh peneliti meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, dan tingkat pendidikan sedangkan data sekunder yaitu data yang diambil bukan oleh peneliti meliputi
(47)
tingkat ketergantungan pasien, jenis stroke, dan lama dirawat di rumah sakit.
2) Pengambilan data jenis stroke dan lama rawat inap di rumah sakit
menggunakan data dari rekam medis dan catatan perkembangan pasien.
3) Memperkenalkan diri dan melakukan wawancara dengan pasien
dan keluarga pasien yang memiliki kriteria untuk menjadi responden penelitian.
4) Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini serta meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian jika bersedia menjadi responden.
5) Setelah responden penelitian menandatangani lembar persetujuan,
peneliti melakukan wawancara kepada pasien dan keluarga pasien. Responden mengisi lembar kuesioner yang diberikan peneliti dan di bantu oleh peneliti atau keluarga pasien.
6) Ketika responden mengisi kuesioner penelitian akan didampingi
oleh peneliti
7) Setelah pengumpulan data selesai dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan software statistik komputer yang kemudian
dianalisis oleh peneliti untuk ditampilkan dalam bentuk frekuensi dan persentase.
(48)
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas Kuesioner
Dalam penelitian yang menggunakan instrumen kuesioner yang digunakan harus valid, sehingga instrumen tersebut dapat mengukur data yang akan diukur, untuk mengetahui validitas instrument dalam
penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment yang akan di
proses melalui komputerisasi. Instrumen dikatakan valid jika nilai r
>0.6 (Arikunto, 2010). Hasil uji valid pada kuesioner peran perawat dalam pemenuhan ADL pasien stroke yang bertempat di RSUD Panembahan Senopati bantul, berisi 15 pertanyaan, 12 pertanyaan dinyatakan valid dan 3 pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid yang berjumlah 3 dan 2 pertanyaan yang valid namun tidak relevan dihapus. Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan yang valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan yang diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2014). Uji reliabilitas kuesioner peran perawat
menggunakan Cronbach Alfa yang hasilnya dinyatakan reliabel
dengan r hasil adalah 0,737. Cara uji reliabilitas dengan
membandingkan r table dan r hasil. Jika r hasil adalah alpha yang
terletak diawal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka dianggap reliabel (Arikunto, 2010).
(49)
4. Cara Analisis Data
a. Pengolahan data
1) Editing, peneliti memeriksa kelengkapan, kesesuaian, dan kejelasan data yang telah terkumpul.
2) Coding, setelah data diperiksa kemudian peneliti merubah data dengan memberikan kode untuk memudahkan proses pengolahan data.
3) Processsing atau entry data, peneliti memasukkan data yang didapat ke dalam computer dengan menggunakan salah satu program computer. Pada penelitian ini menggunakan salah satu program statistik (SPSS).
4) Cleaning, mengecek kembali untuk mendeteksi kesalahan kode, lengkap atau tidaknya data yang sudah dimasukkan, dan lain sebagainya. Setelah itu dilakukan pengoreksian dan pembetulan.
5) Tabulating, peneliti menyusun dan mengelompokkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam tabel-tabel.
b. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data dengan perhitungan statistik dalam bentuk metode analisis univariat. Data demogafi dalam analisis ini ditampilkan dalam bentuk frekuensi dan prosentase. Data peran perawat dalam analisis ini ditampilkan hasil yang berupa distribusi frekuensi dan persentase dari setiap sub-variabel yang meliputi mengkaji ADL pasien, membantu ADL pasien,
(50)
dan mengajarkan keluarga cara membantu ADL pasien (Nursalam, 2014).
Cara penilaian prosentase :
� = �� � %
P = Prosentase (%)
x = Jumlah responden yang memilih n = Jumlah total responden
F. Etika penelitian
Menurut Nursalam (2014) prinsip etika dalam penelitian / pengumpulan data dapat di bedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan.
1. Prinsip manfaat
a. Penelitian ini bebas dari penderitaan, karena penelitian ini tidak
mengakibatkan penderitaan kepada responden, karena dalam penelitian ini tidak menggunakan pemberian tindakan.
b. Responden dalam penelitan ini dihindarkan dari keadaan – keadaan
yang tidak menguntungkan responden.
c. Peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan keuntungan
yang berakibat kepada responden pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect humans dignity)
a. Subjek mempunyai hak untuk bersedia atau menolak menjadi
responden tanpa adanya sangsi apapun atau berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
(51)
b. Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu terjadi pada subjek.
c. Peneliti memberikan Informed consent sebelum dilakukan penelitian,
objek mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.
d. Peneliti menjamin kerahasiaan data yang telah diambil dari subjek,
subjek juga mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality)
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Subjek diperlakukan secara adil, baik sebelum, selama, dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
(52)
37
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terletak di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta 55122. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai visi yaitu menjadi rumah sakit Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan kualitas pelayanan yang Islami, bermutu dan terjangkau. Misinya yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi semua lapisan masyarakat sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan, menyelenggarakan upaya peningkatan mutu sumber daya insani melalui pendidikan dan pelatihan
secara profesional yang sesuai ajaran Islam, dan melaksanakan da’wah
Islam, amar ma’ruf nahi munkar melalui pelayanan kesehatan, yang
peduli pada kaum dhuafa’.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rumah sakit yang mempunyai berbagai pelayanan pokok, salah satunya yaitu rawat inap. Pelayanan rawat inap dibagi menjadi beberapa ruang rawat inap sesuai dengan kelas, kebutuhan dan biaya yang dimiliki pasien. Jenis kelas yang ditawarkan antara lain kelas VIP, ruang perawatan kelas I, ruang perawatan kelas II dan ruang perawatan kelas III.
(53)
Peneliti melakukan penelitian di beberapa bangsal kelas I , kelas II, dan kelas III di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, antara lain bangsal Musdhalifah, bangsal Arafah, bangsal, Marwah, bangsal Multazam dan bangsal Raudhah. Rata-rata perbulan dalam satu tahun pasien stroke yang di rawat inap berjumlah 26 pasien, dan jumlah keseluruhan dalam satu tahun 312 pasien tahun 2015. Jumlah perawat pada kelima bangsal tersebut adalah 69 perawat yang bekerja. Dari 69 perawat tersebut, 11 diantaranya merupakan perawat lulusan S1, 54 perawat lulusan D3 dan 4 perawat lulusan Sekolah pendidikan keperawatan. Perawat yang memiliki masa kerja < 3 tahun berjumlah 10 perawat dan masa kerja > 3 tahun 59 perawat.
2. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates Km 5,5, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping memiliki visi yaitu mewujudkan rumah sakit pendidikan utama dengan keunggulan dalam pelayanan kesehatan, pendidikan dan riset dengan sistem jejaring dan kemitraan yang kuat pada tahun 2018. Visi tersebut akan dituangkan pada misi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping yaitu, misi pelayanan publik/sosial, misi pendidikan, misi penelitian dan pengambangan, serta misi dakwah. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping menyediakan berbagai macam jenis pelayanan. Salah satu pelayanan yang ditawarkan adalah pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap dibagi kedalam beberapa
(54)
bangsal sesuai dengan jenis kelasnya. Jenis kelas yang ditawarkan antara lain kelas VIP, kelas Utama, ruang perawatan kelas I, ruang perawatan kelas II dan ruang perawatan kelas III.
Peneliti melakukan penelitian di beberapa bangsal kelas I , kelas II dan kelas III di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, antara lain bangsal Ar-Royan, bangsal Al-Kausar, bangsal Zaitun dan bangsal Wardah. Bangsal-bangsal tersebut adalah bangsal untuk pasien dewasa, penderita stroke termasuk salah satu yang dirawat di bangsal tersebut, Rata-rata perbulan dalam satu tahun pasien stroke yang di rawat inap berjumlah 21 pasien, dan jumlah keseluruhan dalam satu tahun 252 pasien tahun 2015. Keempat bangsal tersebut mempunyai 73 perawat yang bekerja. Dari perawat tersebut, 26 diantaranya merupakan perawat lulusan S1, 46 perawat lulusan D3 dan 1 perawat lulusan D4. Perawat yang memiliki masa kerja < 3 tahun berjumlah 21 perawat dan masa kerja > 3 tahun berjumlah 53 perawat.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik subjek penelitian yaitu pasien dengan diagnosa medis stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammdiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping selama >3 hari yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
(55)
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, Pendidikan, Jenis Stroke, Tingkat Ketergantungan, dan Kelemahan
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping tahun 2016
No Karakteristik Subyek penelitian Frekuensi
(n)
Persentai (%) 1. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 27 15 64,29 35,71 Total 42 100,00
2. Usia
35 – 44 45 – 54 55 – 64 > 64 1 9 16 16 2,38 21,42 38,10 38,10
Total 42 100,00
3. Pendidikan
SD SMP SMA Sarjana 13 14 12 3 30,95 33,33 28,57 7,14
Total 42 100,00
4. Jenis Stroke
Iskemik Non-Iskemik 36 6 85,71 14, 29
Total 42 100,00
5. Tingkat Ketergantungan
Mandiri Ketergantungan Ringan Ketergantungan Sedang Ketergantungan Berat Ketergantungan Total 2 7 18 14 1 4,76 16,67 42,86 33,33 2,38
Total 42 100,00
6. Kelemahan
Hemiparesis Hemiplegi 40 2 95,24 4,76
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui sebagian besar responden (64,29%) berjenis kelamin laki-laki. Sebagian responden berusia
antara rentang 55 – 64 dan > 64 tahun (23,81%). Sebagian responden
memiliki pendidikan terakhir SMP (33,33%). Sebagian besar responden (85,71%) menderita stroke iskemik dan 14,29% menderita
(56)
stroke hemoragik. Karakteristik responden sebagian besar (42,86%) memiliki tingkat ketergantungan sedang. Sebagian besar responden (95,24%) mengalami hemiparesis dan 4,76% mengalami hemiplegia.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Lama Kerja Tahun 2016
No Karakteristik Subyek Penelitian Frekuensi
(n)
Persentase (%) 1. Tingkat Pendidikan
S1 D3
27 15
64,29 35,71
Total 42 100,00
2. Lama Kerja
< 3 tahun > 3 tahun
4 38
9,52 90,48
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat penanggung jawab pasien berpendidikan terakhir SI (64,29%) dan sebanyak 35,71% memiliki pendidikan terakhir D3. Ditinjau dari lama kerja perawat penanggung jawab pasien sebagian besar mempunyai masa kerja dari > 3 tahun (90,48%).
2. Peran Perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Gambaran peran perawat dalam ADL pasien stroke dapat dilihat pada tabel 4.3. peran perawat dalam ADL pasien stroke terbagi menjadi beberapa implementasi yaitu mengkaji ADL pasien stroke yang dapat dilihat pada tabel 4.4, membantu ADL pasien stroke yang dapat di lihat pada tabel 4.5, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke yang dapat di lihat pada tabel 4.6.
(57)
Tabel 4.3. Peran perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Tahun 2016
Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi(%)
Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan ADL Pasien Stroke
Baik Cukup Kurang 0 4 38 0 9,52 90,48
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer
Berdasarkan table 4.3, dapat diketahui bahwa peran perawat yang terdiri dari tindakan mengkaji ADL, membantu ADL, dan mengajarkan pasien serta keluarga terkait ADL pasien stroke masih kurang (90,48%). Didalam penelitian ini tidak ada responden yang menilai peran perawat kedalam kategori baik.
Tabel 4.4. Peran Perawat dalam ADL Pasien Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berdasarkan tingkat pendidikan
dan lama kerja perawat tahun 2016
Karakteristik
Peran perawat
Jumlah (%)
Baik (%) Cukup
(%) Kurang (%)
Tingkat Pendidikan S1 D3 0 0 4,76% 4,76% 59,53% 30,95% 64,29 35,71
Total 100,00
Lama kerja
< 3 tahun > 3 tahun
0 0 2,38% 7,14% 7,14% 83,34% 9,52 90,48
Total 100,00
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.4, dari kategori peran perawat yang kurang, sebagian besar adalah perawat S1 (59,53%) dan mayoritas memiliki masa kerja > 3 tahun (83,34%). Data tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menilai peran perawat yang tergolong dalam kategori baik.
(58)
Table 4.5. Peran perawat dalam mengkaji ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
Peran perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengkaji ADL pasien stroke
Baik Cukup Kurang 1 16 25 2,38 38,10 59,52
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa peran perawat dalam bentuk mengkaji ADL pasien stroke (59,52%) masih tergolong kurang. Tabel diatas juga menunjukkan responden yang menilai peran perawat baik hanya 1 responden (2,38%).
Tabel 4.6. Peran perawat dalam membantu ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Membantu ADL pasien stroke
Baik Cukup Kurang 0 7 35 0 16,67 83,33
Total 42 100,00
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa Implementasi perawat terkait membantu ADL pasien stroke (83,33%) masih kurang. Responden yang menilai baik terhadap perawat tidak ada.
Tabel 4.7. Peran perawat dalam mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2016
Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengajarkan ADL pada
keluarga dan pasien stroke
Baik Cukup Kurang 0 4 38 0 9,52 90,48
Total 42 100,00
(59)
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa peran perawat dalam mengajarkan ADL pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) tergolong kurang. Responden yang menilai peran perawat baik belum ada.
C. Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping terlihat bahwa usia responden sebagian besar berusia antara
55 – 64 dan lebih dari 64 tahun masing-masing sebanyak 16
responden (38,10%). Data tersebut sebanding dengan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menyatakan bahwa angka kejadian stroke paling banyak terjadi pada rata-rata berusia > 55 tahun (Riskesdas, 2013). Hasil tersebut di perkuat oleh Ratnasari (2011), Sofyan (2013) dan Ghani (2016) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa usia > 55 tahun memiliki risiko 5 kali lebih besar terjadi stroke dibanding kelompok usia <55. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh proses degenerasi tubuh, oleh karena itu perawat perlu mengkaji kebutuhan pasien sehingga mampu dilakukan perawatan secara optimal.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
(60)
Gamping dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden mayoritas adalah laki-laki, sebanyak 27 responden (64,29%). Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian dari Wardhana (2011) dan Wardhani (2015) yang menyebutkan bahwa stroke paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki. Hasil ini diperkuat oleh hasil penelitian Ghani (2016) yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibanding dengan perempuan. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, sebagian besar dipengaruhi oleh gaya hidup laki-laki yang kurang baik seperti merokok, minum alcohol dan kurangnya aktivitas fisik (Ghani, 2016).
Hal ini berbeda dengan data yang ditunjukkan oleh AHA (2010) yang menyatakan bahwa prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak terjadi pada perempuan, namun perbedaan yang terjadi hanya sebesar 0,6%. Data tersebut selaras dengan hasil Riskesdas tahun 2013 yang menunjukkan perbedaan 0,1% stroke lebih banyak terjadi pada perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013), Fandri (2014), dan Senaen (2015) pasien stroke perempuan lebih besar dibandingkan dengan pasien laki-laki. Perbedaan ini terjadi karena pada perempuan pasca menopause ( > 55 tahun) kadar hormon estrogen menurun sehingga meningkakan resiko terjadinya stroke.
c. Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat di katahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan terakhir SMP (33,33%). Semakin rendah jenjang
(61)
pendidikan maka semakin sedikit informasi yang dapat di tangkap, dan semakin tinggi pendidikan yang peroleh maka semakin luas pengetahuan yang diperoleh (Saputera, 2015). Dengan demikian tingkat pendidikan pasien akan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien dengan apa yang telah di ajarkan perawat terkait ADL ketika menjalani perawatan di rumah.
d. Jenis Stroke
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar (85,71%) pasien memiliki jenis stroke iskemik. Hal ini sejalan dengan penelitian Yulinda (2009), Dinata (2013), dan Nasution (2013) yang menyebutkan bahwa angka kejadian stroke iskemik lebih besar (85%) dari pada stroke hemoragik. Stroke merupakan salah satu risiko yang dapat terjadi pada orang yang memiliki hipertensi dan keterbatasan pasien stroke tergantung pada area otak yang rusak (WHO, 2015). Pasien dengan stroke iskemik memiliki tingkat ketergantungan yang lebih rendah dan dapat di tingkatkan seiring berjalannya waktu dengan melakukan rehabilitasi (Nasution, 2013). Oleh karena itu perawat perlu melakukan implementasi terkait pemenuhan ADL pada pasien stroke agar bisa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien stroke.
e. Tingkat Ketergantungan
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa sebagian tingkat ketergantungan pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU Muhammdiyah Gamping
(1)
19
Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen Keperawatan Volume 1, No. 2, November 2013; 107-114
36. Abidin. (2014). Peran Perawat Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pasien Kemoterapi Di Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh Tahun 2014. Universitas Syiah Kuala
37. Alfaro-LeFevre, R. (2014) Applying Nursing Process: The Foundation for Clinical Reasoning.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 38. The Royal Marsden NHS Foundation Trust. (2015. )
The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures: Student Edition, Ninth Edition. 39. Pausther, Agus Pahrianto. (2013). Gambaran
Pelaksanaan Mobilisasi Pada Pasien Stroke Oleh Perawat di RSUD.Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo 2013. Universitas Negeri Gorontalo. 40. Suryadi, Riza Firman, Dodi Wijaya, Anisah
Ardiana. (2013). Hubungan Peran Educator Perawat dalam Discharge Planning dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember.Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 Universitas Jember.
41. Himam, Iqonul. (2015). Hubungan Peran Educator Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge Planning Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol Di Poli Interna RSUD dr.h. Moh. Anwar Sumenep. Universitas Muhammadiyah Surabaya.
42. Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Pelaksanaan Discharge Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II. Jurnal Ilmu Keperawatan Volume III No. 1 April 2015.
43. Damawiyah, Siti. (2015). Pengaruh Penerapan Discharge Planning dengan Pendekatan Family Centered Nursing Terhadap Motivasi dan Kesiapan Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut di RS. Islam Surabaya. Universitas Diponegoro Semarang.
(2)
Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.
Seluruh Calon Responden
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan :
Nama : Lia Nurul Latifah NIM : 20120320001
akan mengadakan penelitian dengan judul “Pemenuhan Kebutuhan Activities Daily Living (ADL) oleh Perawat Pada Pasien Stroke di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implemantasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pasien stroke yang menjalani rawai inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit Yogyakarta dan Gamping.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugkan bagi siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan menjadi responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya mohon Bapak/Ibu menandatangani lember persetujuan dan menjawab pertanyaan pada lembar identitas responden yang telah disediakan, serta menjawab pertanyaan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(3)
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah mendapat penjelasan dan saya memehami bahwa penelitian yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Activities Daily Living (ADL) oleh Perawat Pada Pasien Stroke di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping” ini tidak merugikan saya dan telah dijelaskan secara jelas tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian, cara pengisisn kuesioner dan kerahasiaan data. Oleh karena itu, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Lia Nurul Latifah, Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, ………..
Responden
(4)
Lampiran 3. Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) OLEH PERAWAT PADA PASIEN STROKE DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA DAN GAMPING A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
Isilah dengan benar dan jujur biodata berikut ini dan berikan tanda centang
(√ ) pada kolom yang telah disediakan.
Nama Responden :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia :
Alamat :
Pendidikan : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) Perguruan Tinggi
Tingkat Kemandirian* : ( ) Tergantung total ( ) Tergantung berat ( ) Tergantung sedang ( ) Tergantung ringan ( ) Mandiri
Jenis Stroke* : ( ) Stroke Iskemik ( ) Stroke Hemoragik Kelemahan* : ( ) hemiparesis ( ) hemiplegia
Hari pengambilan data* : Identitas Perawat*
a. Pendidikan : b. Lama bekerja :
(5)
B. KUISIONER PERAN PERAWAT Petunjuk pengisian:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda centang (√ ) pada
kolom yang telah disediakan. Gunakan pilihan dbawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1 - 8
Selalu, jika perawat melakukan 3 kali dalam 1 hari Sering, jika perawat melakukan 2 kali dalam 1 hari
Jarang, jika perawat melakukan 1 kali dalam 1 hari
Tidak Pernah, jika perawat tidak melakukan dalam 1 hari
No. PERTANYAAN Selalu Sering Jarang
Tidak Pernah
4 3 2 1
Mengkaji Aktivitas sehari-hari Pasien 1 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien BAK / BAB, mengontrol BAK sendiri 2 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien berpindah dan menggerakkan anggota tubuh sendiri 3 Apakah Perawat menanyakan
tentang kemampuan pasien dalam toileting
Membantu Aktivitas sehari-hari Pasien 4 Apakah Perawat membantu
pasien makan
5 Apakah Perawat membantu pasien dalam kebutuhan berpindah dan menggerakkan anggota tubuh
6 Apakah Perawat membantu pasien dalam kebutuhan toileting pasien
(6)
Gunakan pilihan dibawah ini untuk menjawab pertanyaan noor 9 – 12 Selalu, jika perawat melakukan 4 -5 kali selama menjalani rawat inap Sering, jika perawat melakukan 2 -3 kali selama menjalani rawat inap
Jarang, jika perawat melakukan 1 kali selama menjalani rawat inap
Tidak Pernah, jika perawat tidak melakukan selama menjalani rawat inap
No. PERTANYAAN Selalu Sering Jarang
Tidak Pernah
4 3 2 1
Mengajarkan Aktivitas sehari-hari pada Keluarga Pasien 7 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu aktivitas sehari-hari: mandi, berdandan, dan berpakaian 8 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu aktivitas sehari-hari: BAK / BAB dan mengontrol BAK 9 Apakah Perawat mengajarkan
keluarga pasien cara membantu aktivitas sehari-hari: berpindah dan menggerakkan anggota tubuh
10 Apakah Perawat mengajarkan keluarga pasien cara membantu aktivitas sehari-hari: toliteting