PSI : Rancang Bangun Sistem Informasi Kejemaatan Gereja pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
KEJEMAATAN GEREJA PADA GSJPDI
“KRISTUS GEMBALA BAIK”
KERTOSONO
PROYEK SISTEM INFORMASI
Nama
: BERTHA NOVA CHRISTIYANA
NIM
: 08.39010.0015
Program : DIII (Diploma Tiga)
Jurusan : Manajemen Informatika
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(2)
KEJEMAATAN GEREJA PADA GSJPDI
“KRISTUS GEMBALA BAIK”
KERTOSONO
PROYEK SISTEM INFORMASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Ahli Madya Komputer
Oleh:
Nama
: BERTHA NOVA CHRISTIYANA
NIM
: 08.39010.0015
Program : DIII (Diploma Tiga)
Jurusan : Manajemen Informatika
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
(3)
♦
The power of love can lost everything, so we must
believe it.
♦
Science without religion is blind and religion without
science is empty.
♦
Tidak ada yang tidak mungkin apabila kita mencoba
dan berusaha dengan sungguh-sungguh.
♦
Walau tidak mampu menggapai matahari namun
(4)
Ku persembahkan kepada
Papa dan Mama tercinta
Beserta semua orang yang selalu mendukung dan mendoakanku
menjadi yang terbaik
(5)
KEJEMAATAN GEREJA PADA GSJPDI
“KRISTUS GEMBALA BAIK”
KERTOSONO
Telah diperiksa dan diuji
Surabaya, Januari 2012
Mengetahui: Disetujui:
Kaprodi DIII Manajemen Informatika Pembimbing
Titik Lusiani, M.Kom., OCA Dra. Sylvia Widarto NIDN. 0714077401 NIDN. 0726065001
(6)
ABSTRAK
Pertumbuhan suatu gereja dapat dilihat melalui banyaknya jemaat dalam suatu gereja. Semakin banyak jemaat yang berkumpul di suatu gereja maka semakin maju pula gereja tersebut. Faktor utama yang membuat jemaat tertarik untuk datang ke gereja adalah pendetanya, karena khotbah yang menarik dapat membuat jemaat merasa nyaman dalam mengikuti ibadah. Bagaimanapun juga, selain hal tersebut, masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi yaitu gedung yang nyaman, pelayanan yang baik dan juga sosialisasi yang baik antar jemaat, petugas administrasi gereja dan pendeta. Salah satu upaya dari petugas administrasi gereja pada Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia (GSJPDI) “Kristus Gembala Baik” Kertosono dalam meningkatkan pelayanan adalah dengan lebih mengenal jemaat yang ada, oleh karena itu segala informasi yang berhubungan dengan jemaat harus up to date. Sementara itu di sisi lain, selama ini pengolahan data jemaat dilakukan secara manual, dimana hal tersebut mengakibatkan terjadinya banyak sekali kelemahan. Oleh karena itu sistem baru yang terkomputerisasi sangat perlu untuk diterapkan, dimana hal ini lebih relevan untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono. Penggunaan komputer sebagai sarana sangat membantu dalam melakukan pekerjaan rutin terutama dalam pengolahan data.
Kata Kunci : Kejemaatan gereja,desktop.
(7)
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 4
1.6 Sistematika Penulisan... 4
BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum GSJPDI “Kristus Gembala Baik” ... 6
2.2 Struktur Organisasi GSJPDI “Kristus Gembala Baik” ... 7
2.3 Deskripsi Tugas ... 7
2.4 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 8
2.5 Dokumen I/O ... 9
2.5.1 Document Flow Penerimaan Jemaat ... 9
2.5.2 Document Flow Penyerahan Anak... 10
2.5.3 Document Flow Pembaptisan Jemaat ... 11
(8)
2.5.6 Document Flow Mutasi Jemaat ... 14
2.5.7 Document Flow Absensi Jemaat ... 15
2.5.8 Document Flow Penjadwalan ... 16
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem ... 18
3.2 Sistem Informasi ... 18
3.3 Analisa dan Perancangan Sistem ... 19
3.4 Visual Basic. Net 2005 ... 21
3.5 Microsoft SQL Server 2005 Express ... 24
3.6 Entity Relationship Diagram ... 25
3.7 Data Flow Diagram ... 26
3.8 System Flow ... 29
BAB IV ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisis Sistem ... 33
4.2 Desain Sistem ... 34
4.2.1 System Flow Penerimaan Jemaat ... 34
4.2.2 System Flow Penyerahan Anak ... 35
4.2.3 System Flow Pembaptisan Jemaat ... 36
4.2.4 System Flow Pernikahan Jemaat ... 37
4.2.5 System Flow Kematian Jemaat ... 38
4.2.6 System Flow Mutasi Jemaat... 39
4.2.7 System Flow Absensi Jemaat ... 40
(9)
4.2.10 HIPO Diagram ... 44
4.2.11 DFD Level 0 ... 45
4.2.12 DFD Level 1 Pemeliharaan Master ... 46
4.2.13 DFD Level 1 Transaksi ... 47
4.2.14 DFD Level 1 Laporan ... 48
4.2.15 Conceptual Data Model... 49
4.2.16 Physical Data Model ... 50
4.2.17 Struktur File ... 51
4.2.18 Desain I/O ... 59
BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan... 80
5.2 Cara Setup Program ... 81
5.3 Penjelasan Pemakaian Program ... 81
5.3.1 Form Master ... 84
5.3.2 Form Transaksi... 90
5.3.3 Form Laporan ... 98
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 103
6.2 Saran ... 103
Daftar Pustaka ... 104
Lampiran ... 105
(10)
Tabel 4.1 Tabel Struktur Keluarga ... 51
Tabel 4.2 Tabel Struktur Jemaat ... 51
Tabel 4.3 Tabel Struktur Petugas Pelayanan ... 52
Tabel 4.4 Tabel Struktur Pendeta ... 53
Tabel 4.5 Tabel Struktur Jadwal ... 53
Tabel 4.6 Tabel Struktur Petugas Pelayanan ... 54
Tabel 4.7 Tabel Struktur Penerimaan Jemaat Baru ... 55
Tabel 4.8 Tabel Struktur Penyerahan Anak ... 55
Tabel 4.9 Tabel Struktur Pembaptisan Jemaat ... 56
Tabel 4.10 Tabel Struktur Pernikahan Jemaat ... 56
Tabel 4.11 Tabel Struktur Kematian Jemaat ... 57
Tabel 4.12 Tabel Struktur Mutasi Jemaat ... 57
Tabel 4.13 Tabel Struktur Absensi Jemaat... 58
Tabel 4.14 Tabel Struktur Absensi Jemaat... 59
Tabel 4.15 Tabel Struktur Detail Jadwal (Penjadwalan)... 59
(11)
Gambar 2.1 Struktur Organisasi GSJPDI “Kristus Gembala Baik” ... 7
Gambar 2.2 Document Flow Penerimaan Jemaat ... 9
Gambar 2.3 Document Flow Penyerahan Anak ... 10
Gambar 2.4 Document Flow Pembatisan Jemaat... 11
Gambar 2.5 Document Flow Pernikahan Jemaat ... 12
Gambar 2.6 Document Flow Kematian Jemaat ... 13
Gambar 2.7 Document Flow Mutasi Jemaat ... 14
Gambar 2.8 Document Flow Absensi Jemaat ... 15
Gambar 2.9 Document Flow Penjadwalan ... 16
Gambar 3.1 Entity atau Entitas ... 26
Gambar 3.2 Relation of Entity ... 26
Gambar 3.3 Process... 27
Gambar 3.4 External Entity ... 28
Gambar 3.5 Data Store ... 29
Gambar 3.6 Data Flow ... 29
Gambar 3.7 Terminator ... 30
Gambar 3.8 Manual Operation... 30
Gambar 3.9 Document ... 30
Gambar 3.10 Process... 30
Gambar 3.11 Database ... 31
Gambar 3.12 Decision... 31
Gambar 3.13 Manual Input ... 31
(12)
Gambar 3.16 Off-Page Reference ... 32
Gambar 3.17 Paper Tape ... 32
Gambar 4.1 System Flow Penerimaan Jemaat ... 34
Gambar 4.2 System Flow Penyerahan Anak ... 35
Gambar 4.3 System Flow Pembaptisan Jemaat ... 36
Gambar 4.4 System Flow Pernikahan Jemaat ... 337
Gambar 4.5 System Flow Kematian Jemaat ... 38
Gambar 4.6 System Flow Mutasi Jemaat ... 39
Gambar 4.7 System Flow Absensi Jemaat ... 40
Gambar 4.8 System Flow Penjadwalan ... 42
Gambar 4.9 Contex Diagram ... 43
Gambar 4.10 HIPO Diagram ... 44
Gambar 4.11 DFD Level 0 ... 45
Gambar 4.12 DFD Level 1 Pemeliharaan Master ... 46
Gambar 4.13 DFD Level 1 Transaksi ... 47
Gambar 4.14 Laporan ... 48
Gambar 4.15 Conceptual Data Model ... 49
Gambar 4.16 Physical Data Model ... 50
Gambar 4.17 Desain Tampilan Utama ... 60
Gambar 4.18 Desain Form Master Jemaat ... 61
Gambar 4.19 View Cari Jemaat ... 64
Gambar 4.20 Desain Form Master Petugas Pelayanan ... 64
(13)
Gambar 4.23 Desain Form Transaksi Penerimaan Jemaat ... 67
Gambar 4.24 Desain Form Penyerahan Anak ... 69
Gambar 4.25 Desain Form Transaksi Pembaptisan Jemaat ... 70
Gambar 4.26 Desain Form Transaksi Pernikahan Jemaat ... 71
Gambar 4.27 Desain Form Transaksi Kematian Jemaat ... 72
Gambar 4.28 Desain Form Transaksi Mutasi Jemaat ... 73
Gambar 4.29 Desain Form Transaksi Absensi Jemaat ... 74
Gambar 4.30 Desain Form Transaksi Penjadwalan ... 75
Gambar 4.31 Desain Output Laporan Penerimaan Jemaat Baru ... 76
Gambar 4.32 Desain Output Laporan Penyerahan Anak ... 76
Gambar 4.33 Desain Output Laporan Pembaptisan Jeamaat ... 77
Gambar 4.34 Desain Output Laporan Pernikahan Jeamaat ... 77
Gambar 4.35 Desain Output Laporan Kematian Jeamaat ... 78
Gambar 4.36 Desain Output Laporan Mutasi Jeamaat ... 78
Gambar 4.37 Desain Output Laporan Absensi Jeamaat ... 79
Gambar 4.38 Desain Output Laporan Penjadwalan ... 79
Gambar 5.1 Tampilan Form Menu Utama ... 81
Gambar 5.2 Tampilan Form Login ... 82
Gambar 5.3 Tampilan Pesan Error Form Login ... 83
Gambar 5.4 Tampilan Pesan Form Login Berhasil... 83
Gambar 5.5 Tampilan Form Jemaat ... 84
Gambar 5.6 Tampilan Form Cari Jemaat ... 87
(14)
Gambar 5.9 Tampilan Form Master Jadwal... 89
Gambar 5.10 Tampilan Form Transaksi Penerimaan Jemaat ... 90
Gambar 5.11 Tampilan Form Transaksi Penyerahan Anak ... 92
Gambar 5.12 Tampilam Form Transaksi Pembaptisan Jemaat... 93
Gambar 5.13 Tampilan Form Transaksi Pernikahan Jemaat ... 94
Gambar 5.14 Tampilan Form Transaksi Kematian Jemaat... 95
Gambar 5.15 Tampilan Form Transaksi Mutasi Jemaat ... 96
Gambar 5.16 Tampilan Form Transaksi Absensi Jemaat ... 97
Gambar 5.17 Tampilan Form Transaksi Penjadwalan ... 98
Gambar 5.18 Tampilan Form Laporan Penerimaan Jemaat Baru ... 99
Gambar 5.19 Tampilan Form Laporan Penyerahan Anak ... 99
Gambar 5.20 Tampilan Form Laporan Pembaptisan Jemaat ... 100
Gambar 5.21 Tampilan Form Laporan Pernikahan Jemaat ... 100
Gambar 5.22 Tampilan Form Laporan Kematian Jemaat ... 101
Gambar 5.23 Tampilan Form Laporan Mutasi Jemaat ... 101
Gambar 5.24 Tampilan Form Laporan Absensi Jemaat ... 102
Gambar 5.25 Tampilan Form Laporan Penjadwalan ... 102
(15)
Lampiran 1. Hasil Wawancara ... 105
Lampiran 2. Surat Keterangan Survei ... 106
Lampiran 3. Akta Penyerahan Anak ... 107
Lampiran 4. Akta Baptisan Air ... 108
Lampiran 5. Akta Pernikahan ... 109
Lampiran 6. Kartu Anggota Jemaat ... 110
Lampiran 7. Laporan Penerimaan Jemaat Baru ... 111
Lampiran 8. Laporan Penyerahan Anak ... 112
Lampiran 9. Laporan Pembaptisan Jemaat ... 113
Lampiran 10. Laporan Pernikahan Jemaat ... 114
Lampiran 11. Laporan Kematian Jemaat ... 115
Lampiran 12. Laporan Mutasi Jemaat ... 116
Lampiran 13. Laporan Absensi Jemaat ... 117
Lampiran 14. Laporan Penjadwalan ... 118
Lampiran 15. Listing Program Class Gereja ... 119
Lampiran 16. Listing Program Tampilan Menu Utama ... 121
Lampiran 17. Listing Program Login ... 126
Lampiran 18. Listing Program Master Jemaat ... 127
Lampiran 19. Listing Program Master Jemaat ... 129
Lampiran 20. Listing Program Master Petugas ... 135
Lampiran 21. Listing Program Master Pendeta ... 137
Lampiran 22. Listing Program Jadwal... 140
(16)
Lampiran 25. Listing Program Transaksi Pernikahan Jemaat ... 150
Lampiran 26. Listing Program Transaksi Kematian Jemaat ... 154
Lampiran 27. Listing Program Transaksi Mutasi Jemaat ... 157
Lampiran 28. Listing Program Transaksi Absensi Jemaat ... 161
Lampiran 29. Listing Program Transaksi Penjadwalan ... 163
Lampiran 30. Listing Program Transaksi Penjadwalan ... 166
(17)
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di bidang komputer dewasa ini telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi ini telah menuntun manusia ke dalam era informasi, dimana kebutuhan manusia akan informasi sangat besar. Pada saat ini, manusia tidak lagi berpikir bagaimana dan dimana untuk mendapat suatu informasi. Melainkan, bagaimana memperoleh suatu informasi dengan efisien dan tanpa banyak menghadapi kendala untuk mendapatkannya. Komputer mampu menjawab tantangan tersebut, karena komputer merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi informasi. Dengan menggunakan komputer diharapkan mempermudah dan mempercepat kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan rohani. Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia (GSJPDI) “Kristus Gembala Baik” yang berlokasi di Jl. Bengawan-Kertosono mempunyai berbagai macam kegiatan. Selain itu gereja juga memiliki anggota, yang pada umumnya disebut sebagai jemaat. Pendataan yang ada di GSJPDI “Kristus Gembala Baik” selama ini meliputi data pribadi jemaat, data penerimaan jemaat, data keluarga jemaat, data anggota gereja, data penyerahan anak, data baptis, data pernikahan jemaat, data kematian, data mutasi jemaat, data absensi jemaat, serta data agenda gereja (jadwal kegiatan gereja, jadwal petugas pelayanan serta jadwal pendeta). Data-data tersebut disimpan dan selama ini pengelolaannya dilakukan secara manual.
(18)
Di lain sisi kebutuhan informasi mengenai jemaat sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah dan program kerja di waktu yang mendatang, akibatnya banyak kesulitan yang dihadapi oleh pengurus dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Berkaitan dengan hal tersebut, tentu sangat berguna jika ada suatu sistem informasi yang dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh perumusan masalah adalah bagaimana merancang bangun sistem informasi kejemaatan pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” secara terkomputerisasi ?
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam rancang bangun sistem informasi kejemaatan pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” ini adalah sebagai berikut:
a) Sub Sistem Master
1. Pemeliharaan Keluarga Jemaat 2. Pemeliharaan Data Pribadi Jemaat 3. Pemeliharaan Petugas Pelayanan 4. Pemeliharaan Pendeta
5. Pemeliharaan Jadwal Ibadah b) Sub Sistem Transaksi
1. Transaksi Penerimaan Jemaat 2. Transaksi Penyerahan Anak 3. Transaksi Pembaptisan Jemaat
(19)
4. Transaksi Pernikahan Jemaat 5. Transaksi Kematian Jemaat 6. Transaksi Mutasi Jemaat 7. Transaksi Absensi Jemaat
8. Transaksi Penjadwalan (Petugas Pelayanan, Pendeta, Jadwal Kegiatan Gereja)
c) Sub Sistem Laporan Manajerial
1. Laporan Jemaat Baru (Anggota Gereja) 2. Laporan Penyerahan Anak
3. Laporan Pembaptisan Jemaat 4. Laporan Pernikahan Jemaat 5. Laporan Kematian Jemaat 6. Laporan Mutasi Jemaat 7. Laporan Kehadiran Jemaat 8. Laporan Penjadwalan
d) Sub Sistem Laporan Transaksional 1. Kartu Anggota Jemaat
2. Surat Penyerahan Anak 3. Surat Baptis
4. Surat Keterangan Nikah 5. Surat Kematian
(20)
1.4 Tujuan
Sistem yang dibuat memiliki tujuan untuk merancang bangun sebuah sistem informasi kejemaatan gereja pada GSJPDI ”Kristus Gembala Baik” secara terkomputerisasi sehingga mampu menyimpan data jemaat dengan baik serta memudahkan untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan secara akurat.
1.5 Manfaat
Pada sistem informasi yang akan dikembangkan ini memiliki manfaat bagi pengguna yaitu dengan adanya data-data yang terintegrasi dengan baik maka pengguna (user) dapat mengetahui pertumbuhan gereja sehingga pada saatnya ada pengambilan keputusan yang dihasilkan ketika muncul suatu permasalahan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulis dalam mengangkat judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Kejemaatan Gereja Pada GSJPDI Kristus Gembala Baik Kertosono”
BAB II : HASIL SURVEY
Bab ini membahas tentang gambaran umum GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono.
BAB III : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam perancangan dan pembuatan Sistem Informasi Kejemaatan Gereja
(21)
pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono. Landasan teori yang digunakan adalah: Sistem, Sistem Informasi, Analisa dan Perancangan Sistem, Visual Basic. Net 2005, Microsoft SQL Server 2005 Express, Entity Relationship Diagram
(ERD), Data Flow Diagram (DFD), System Flow. BAB IV : ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa terhadap sistem yang lama dan perencanaan pembuatan sistem aplikasi yang baru.
BAB V : IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tampilan sederhana dari sistem yang dibuat. BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan dan pengembangan dari kegiatan perancangan dan pembuatan aplikasi ini.
(22)
2.1 Gambaran Umum GSJPDI “Kristus Gembala Baik”
Gereja “Kristus Gembala Baik” adalah salah satu gereja yang berada di bawah naungan organisasi Gereja Sidang Jemaat Pentakosta Di Indonesia (GSJPDI). GSJPDI “Kristus Gembala Baik” berlokasi pada area Kertosono di Jl. Bengawan-Patianrowo, kec. Patianrowo, kab. Nganjuk. Gereja ini merupakan satu-satunya gereja otonom pada wilayah setempat.
Sampai saat ini GSJPDI “Kristus Gembala Baik” masih terus berkembang dan kompeten dalam bidangnya yaitu dalam bidang melayani kehidupan rohani jemaat setempat. Pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” ini memiliki pendeta, petugas administrasi, serta jemaat yang hingga pada saat ini masih beraktivitas di dalamnya yang selalu siap untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pertumbuhan gereja.
Hal tersebut menjadi motto GSJPDI “Kristus Gembala Baik” sampai saat ini. GSJPDI “Kristus Gembala Baik” selalu ingin memberikan pelayanan yang tebaik terhadap jemaat. Berupa pelayanan rohani maupun pelayanan untuk kepentingan jemaat yang harus dipenuhi oleh gereja setempat sesuai prosedur. Visi dan Misi
Visi: Menjadi jemaat sempurna yang mengenal dan dikenal oleh Tuhan Yesus Kristus.
(23)
Misi: Bertumbuh dalam segala hal ke arah Yesus Kristus, menggunakan semua talenta, Pengetahuan, dan Kemampuan untuk kemuliaan Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama.
2.2 Struktur Organisasi GSJPDI “Kristus Gembala Baik”
Pendeta Tetap
Petugas Administrasi
Jemaat Pengerja Pinitua Gereja
Koordinator Bidang Pelayanan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi GSJPDI “Kristus Gembala Baik”
2.3 Deskripsi Tugas
Dari struktur organisasi yang telah dijelaskan diatas, adapun diskripsi tugas masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Pendeta Tetap
Seseorang yang merupakan pemimpin tertinggi dari suatu gereja yang telah mendapatkan kepercayaan oleh organisasi gereja yan menaungi gereja setempat. Pendeta tetap mampu memberikan persetujuan terhadap kegiatan gereja secara global.
(24)
Seseorang yang dipercaya untuk mengelola sistem yang ada pada gereja setempat.
3. Pinitua Gereja
Para sesepuh gereja yang beranggotakan sembilan orang yang bertugas untuk memberikan saran ketika terselenggaranya rapat.
4. Koordinator Bidang Pelayanan
Kumpulan seksi dari berbagai bidang pelayanan (musik, paduan suara, kaum muda-remaja, wanita, anak-anak) yang mempunyai satu orang koordinator pada setiap bidang pelayanan.
5. Pengerja
Merupakan pembantu umum dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam gereja serta menjaga kebersihan dan kerapian gereja.
6. Jemaat
Kumpulan orang yang bergereja yang membutuhkan penyegaran rohani dan perlu untuk dilayani. Jemaat dapat turut ambil bagian pelayanan untuk mendukung acara ibadah gereja yang diselenggarakan, misalnya: sebagai song
leader, singer, tamborin atau music player.
2.4 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Sistem kejemaatan pada GSJPDI ”Kristus Gembala Baik” yang berjalan saat ini masih menggunakan sistem manual dalam pengelolaan data jemaat. Sehingga untuk pencarian data dan informasi jemaat akan mengalami banyak kendala-kendala yang dihadapi baik dari pihak pendeta, pengurus administrasi maupun jemaat.
(25)
2.5 Dokumen I/O
2.5.1 Document Flow Penerimaan Jemaat
Gambar 2.2 Document Flow Penerimaan Jemaat
Gambar 2.2 merupakan Document flow penerimaan jemaat. Document flow
penerimaan jemaat ini memberikan gambaran alur proses penerimaan jemaat sampai dengan pencatatan jemaat baru ke dalam buku induk. Pertama calon jemaat memberikan data pribadi kepada petugas administrasi kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan (konfirmasi) kepada calon jemaat apakah
(26)
calon jemaat merupakan jemaat baru atau pindahan dari gereja lain. Setelah dilakukakn pengecekan apabila diketahui calon jemaat tersebut merupakan jemaat baru maka petugas administrasi membuatkan form jemaat baru yang telah diisi berdasarkan data pribadi. Kemudian form jemaat baru tersebut dilaporkan kepada pendeta untuk ditandatangani. Selanjutnya petugas administrasi melakukan pencatatan ke dalam buku induk jemaat. Apabila calon jemaat merupakan jemaat pindahan maka calon jemaat selain harus menyerahkan data pribadi juga harus menyerahkan copy surat baptis dan surat mutasi dari gereja asal dan proses selanjutnya mengikuti proses calon jemaat yang bukan pindahan.
2.5.2 Document Flow Penyerahan Anak
Gambar 2.3 Document Flow Penyerahan Anak
Gambar 2.3 merupakan Document Flow Penyerahan Anak. Document flow
(27)
menyerahkan data keterangan anak, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan kesesuaian data apabila tidak sesuai maka data keterangan anak akan dikembalikan, apabila sesuai maka petugas administrasi akan membuatkan surat penyerahan anak sebanyak dua rangkap kemudian surat penyerahan anak tersebut diserahkan kepada pendeta untuk dilaporkan serta ditandatangani. Selanjutnya surat penyerahan yang telah ditandatangani diberikan kepada jemaat dan petugas administrasi sebagai arsip.
2.5.3 Document Flow Pembaptisan Jemaat
Gambar 2.4 Document Flow Pembatisan Jemaat
Gambar 2.4 merupakan document flow pembaptisan jemaat, document flow
pembaptisan jemaat ini, jemaat mengisi form baptis yang telah disediakan, kemudian form tersebut diserahkan kepada petugas administrasi untuk dilakukan pengecekan apakah jemaat tersebut disetujui untuk dibaptis atau tidak. Apabila
(28)
tidak disetujui maka proses akan selesai, namun apabila disetujui maka akan dibuatkan surat baptis sebanyak dua rangkap oleh petugas administrasi yang berdasarkan atas pengisian form tersebut. Selanjutnya surat baptis diserahkan kepada pendeta untuk diketahui dan ditandatangani. Kemudian surat baptis yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada jemaat dan petugas administrasi sebagai arsip kemudian dicatat ke dalam buku induk bahwa jemaat tersebut telah baptis.
2.5.4 Document Flow Pernikahan Jemaat
Gambar 2.5 Document Flow Pernikahan Jemaat
Gambar 2.5 merupakan document Flow Pernikahan jemaat. Pada document flow pernikahan jemaat ini, jemaat menyerahkan data pribadi dan copy surat baptis kepada petugas administrasi, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan kesesuaian dan kelengkapan. Apabila tidak lengkap maka proses akan selesai, namun apabila sesuai maka akan dibuatkan surat keterangan nikah
(29)
sebanyak dua rangkap oleh petugas administrasi yang berdasarkan atas data yang telah diserahkan. Selanjutnya surat keterangan nikah diserahkan kepada pendeta untuk diketahui dan ditandatangani. Kemudian surat keterangan nikah yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada jemaat dan petugas administrasi sebagai arsip kemudian dicatat ke dalam buku induk bahwa jemaat tersebut telah menikah. 2.5.5 Document Flow Kematian Jemaat
Gambar 2.6 Document Flow Kematian Jemaat
Gambar 2.6 merupakan document flow kematian jemaat. Pada document flow kematian jemaat ini, keluarga jemaat menyerahkan data pribadi jemaat yang meninggal kepada petugas administrasi, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan apakah jemaat yang meninggal merupakan jemaat setempat. Apabila bukan jemaat setempat maka proses selesai, namun apabila
(30)
jemaat yang meninggal diketahui merupakan jemaat setempat maka akan dibuatkan surat kematian sebanyak dua rangkap oleh petugas administrasi yang berdasarkan atas data yang telah diserahkan. Selanjutnya surat kematian diserahkan kepada pendeta untuk diketahui dan ditandatangani. Kemudian surat kematian yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada keluarga jemaat dan petugas administrasi sebagai arsip kemudian dicatat ke dalam buku induk bahwa jemaat tersebut telah meninggal.
2.5.6 Document Flow Mutasi Jemaat
Gambar 2.7 Document Flow Mutasi Jemaat
Gambar 2.7 merupakan document flow mutasi jemaat. Pada document flow
mutasi jemaat ini, jemaat menyerahkan data pribadi jemaat dan surat permohonan mutasi kepada petugas administrasi, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan permohonan mutasi. Apabila alasan tidak tepat maka tidak akan disetujui dan proses selesai, namun apabila permohonan mutasi disetujui maka
(31)
petugas administrasi akan membuatkan surat mutasi sebanyak dua rangkap berdasarkan data keterangan pribadi jemaat. Selanjutnya surat mutasi diserahkan kepada pendeta untuk diketahui dan ditandatangani. Kemudian surat mutasi yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada jemaat dan petugas administrasi sebagai arsip kemudian dicatat ke dalam buku induk bahwa jemaat tersebut telah mutasi.
2.5.7 Document Flow Absensi Jemaat
Gambar 2.8 Document Flow Absensi Jemaat
Gambar 2.8 merupakan document flow absensi jemaat. Pada document flow
absensi jemaat ini, jemaat mengisi form absensi yang telah disediakan oleh petugas administrasi setiap pertemuan ibadah. Kemudian form abseni diserahkan kepada petugas administrasi untuk dilakukan cek absensi. Apabila sesuai maka petugas administrasi merekap absensi jemaat ke dalam buku absensi. Selanjutnya
(32)
buku absensi diserahkan kepada pendeta untuk ditandatangani. Setelah ditandatangani buku absensi akan kembali kepada petugas administrasi.
2.5.8 Document Flow Penjadwalan
Gambar 2.9 Document Flow Penjadwalan
Gambar 2.9 merupakan document flow penjadwalan. Pada document flow
penjadwalan ini meliputi penjadwalan petugas pelayanan, pendeta, dan penjadwalan kegiatan gereja. Pertama pendeta tetap merancang jadwal, kemudian rancangan tersebut diberikan kepada petugas administrasi. Selanjutnya petugas administrasi menyusun jadwal acara menghasilkan output berupa pengumuman
(33)
yang dibuat sebanyak lima rangkap. Pengumuman tersebut diserahkan kepada pendeta tetap untuk ditandatangani. Selanjutnya pengumuman tersebut diberikan kepada petugas administrasi untuk disalurkan kepada petugas pelayanan, pendeta tamu serta jemaat, namun sebelumnya pendeta dan petugas administrasi juga mengarsipkan pengumuman. Apabila pendeta tamu ingin mengganti jadwal, maka pendeta tamu harus konfirmasi terlebih dahulu dengan pendeta tetap. Setelah disetujui oleh pendeta tetap maka pendeta tetap akan memberitahukan kepada petugas administrasi untuk mengubah jadwal. Demikan pula dengan jemaat, apabila jemaat meminta diadakan ibadah tidak rutin di rumah jemaat, maka jemaat harus mengajukan jadwal, pengajuan jadwal dari jemaat berdasarkan pada jadwal ibadah yang rutin, sehingga jemaat tidak bisa meminta ibadah tidak rutin yang diselenggarakan oleh jemaat di hari yang sama ketika ibadah rutin diselenggarakan
(34)
Landasan teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun guna menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang membahas tentang ilmu dan landasan pemikiran yang terkait dan mendukung dalam proyek sistem informasi ini.
3.1 Sistem
Menurut Jogiyanto (1989 : 23), sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan berjalan tidaknya suatu lembaga atau perusahaan. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan akan selalu berdasarkan pada suatu sistem dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya.
Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas himpunan yang terdiri dari bagian-bagian yang mana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi dan bersama-sama beroperasi guna mencapai suatu tujuan tertentu didalam suatu lingkungan. Bagian-bagian atau subsistem tersebut merupakan suatu kompleksitas tersendiri, tapi dalam kebersamaan mencapai suatu tujuan berlangsung secara harmonis dalam keteraturan yang pasti.
3.2 Sistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (1983:86), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
(35)
mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi atau informasi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut Leman (1998:3-4) komponen sistem informasi terdiri dari
hardware, software, data, manusia, dan prosedur. Kegiatan dalam sistem informasi mencakup :
1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses. 2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan
suatu informasi yang bernilai tambah.
3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut. 4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
5. Control, suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
3.3 Analisa dan Perancangan Sistem
Analisa sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu pemrograman, karena merupakan tahap awal untuk melakukan evaluasi permasalahan yang terjadi serta kendala-kendala yang dihadapi dari sebuah sistem yang telah berjalan.
Analisa yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana yang baik di tahap berikutnya. Sebaliknya, kesalahan yang terjadi pada tahap analisa ini akan menyebabkan kesulitan yang lebih besar, bahkan dapat menyebabkan gagalnya penyusunan sebuah sistem (Kendall,2003).
(36)
Untuk itu, diperlukan ketelitian dalam mengerjakan, sehingga tidak terdapat kesalahan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan sistem. Langkah-langkah yang diperlukan di dalam menganalisa sistem adalah:
1. Tahap perencanaan sistem 2. Tahap analisis sistem 3. Tahap perancangan sistem 4. Tahap penerapan sistem
5. Membuat laporan dari hasil analisa
Pada tahap perencanaan, dilakukan identifikasi masalah serta diperlukan adanya analisa yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam sistem yang telah ada atau digunakan.
Data-data yang baik yang berasal dari sumber-sumber internal seperti misalnya laporan-laporan, dokumen, observasi, maupun dari sumber-sumber di luar lingkungan sistem seperti pemakai sistem, dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan analisa. Jika semua permasalahan telah di identifikasi, dilanjutkan dengan mempelajari dan memahami alur kerja dari sistem yang digunakan.
Kemudian diteruskan dengan menganalisa dan membandingkan sistem yang terbentuk dengan sistem sebelumnya. Dengan adanya perubahan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan-laporan hasil analisa sebelumnya dan sistem yang akan diterapkan. Perancangan sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini, harus dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan informasi dapat terpenuhi.
(37)
Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai, karena rancangan tersebut meliputi perancangan mulai dari sistem yang umum hingga diperoleh sistem yang lebih spesifik. Dari hasil rancangan sistem tersebut, dibentuk pula rancangan database disertai dengan struktur file antara sistem yang satu dengan yang lain. Selain itu, dibentuk pula rancangan input dan output sistem, misalnya menentukan berbagai bentuk input data dan isi laporan.
Apabila di dalam perancangan sistem terdapat kesalahan, maka kita perlu melihat kembali analisa dari sistem yang telah dibuat. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa analisa sistem mempunyai hubungan erat dengan perancangan sebuah sistem.
3.4 Visual Basic. Net 2005
Visual Basic. Net 2005 merupakan bahasa pemrograman yang bersifat event driven dan menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program aplikasi berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman Common Object Model (COM). Visual Basic merupakan turunan bahasa BASIC dan menawarkan pengembangan aplikasi komputer berbasis grafik dengan cepat, akses ke basis data menggunakan Data Access Objects (DAO), Remote Data Objects (RDO), atau ActiveX Data Objects (ADO), serta menawarkan pembuatan konsol ActiveX dan objek ActiveX. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for Applications (VBA) dan Visual Basic Scripting Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Visual Basic.Net (VB.Net) merupakan pengembangan dari bahasa pemrograman Visual Basic sebelumnya yaitu Visual Basic 6. Beberapa keunggulan Visual Basic.Net dengan Visual Basic sebelumnya, yaitu:
(38)
1. Menyederhanakan Deployment
Visual Basic.Net mengatasi masalah seputar deployment dari aplikasi berbasis Windows, yaitu “DLL HELL” dan registrasi COM (Component Object Model), sehingga dapat mempermudah deployment aplikasi yang berbasis Windows.
2. Menyederhanakan Pengembangan Perangkat Lunak
Visual Basic.Net memiliki fitur compiler yang bekerja secara real time dan daftar task untuk penanganan kesalahan atau bug program sehingga pengembang dapat menangani secara langsung kesalahan program yang terjadi. 3. Mendukung Object Oriented Programming (OOP)
Dalam Visual Basic.Net, dapat dibuat kode dalam class yang menggunakan secara penuh konstruksi berbasis objek. Class tersebut memiliki sifat re-usable
atau dapat digunakan kembali. Visual Basic.Net memiliki fitur bahasa pemrograman berbasis objek termasuk implementasinya secara penuh, diantaranya sebagai contoh adalah konsep inheritance atau pewarisan,
encapsulation atau pembungkusan, dan polymorphism atau banyak bentuk. 4. Mempermudah Migrasi dari Visual Basic 6 ke Visual Basic.Net 2005
Interopability Common Object Model menyediakan komunikasi dua arah antara aplikasi Visual Basic 6 dengan Visual Basic.Net 2005. Wizard upgrade pada Visual Basic.Net 2005 memungkinkan pengembang dapat melakukan migrasi lebih dari 95% kode Visual Basic 6 menjadi kode Visual Basic.Net 2005.
Budiharto (2006:1) menyebutkan, “Visual Basic.Net 2005 adalah bahasa pemrograman terbaru yang memudahkan programmer Visual Basic 6 beralih ke
(39)
Visual Basic.Net 2005”. Budiharto (2006:3-4) juga menyebutkan alasan penting lainnya untuk melakukan migrasi ke Visual Basic.Net 2005, yaitu:
1. Visual Basic.Net 2005 mengatasi semua masalah yang sulit di sekitar pengembangan aplikasi berbasis Windows dan mengurangi penggunaan aplikasi lainnya serta versi komponen, bahkan mewarisi sifat C++ dan berbau Java.
2. Windows form designer memungkinkan developer memperoleh aplikasi
desktop dalam waktu yang singkat.
3. Bagi developer, Visual Basic.Net 2005 menyediakan model pemrograman data akses ActiveX Data Object (ADO) yang sudah dikenal dan diminati, ditambah dengan XML (Extensible Markup Language) baru yang berbasis Microsoft ADO.Net. Dengan ADO.Net, developer akan memperoleh komponen yang lebih baik, seperti control DataSet.
4. Visual Basic.Net 2005 menghasilkan Visual Basic.Net 2005 untuk web. Menggunakan form web yang baru memudahkan untuk membangun thin-client
aplikasi berbasis web yang secara cerdas berjalan di browser dan platform
manapun.
5. Mendukung pembangunan aplikasi client-server, terdistribusi, serta berupa aplikasi yang berbasis Windows serta web.
6. .Net Framework secara mendasar dibuat untuk dipasangkan pada Windows 2003 dengan keunggulan untuk memonitor kelalaian dari aplikasi yang sedang berjalan dan mengisolasi setiap aplikasi.
(40)
7. Developer dengan berbagai latar belakang bahasa pemrograman dapat dengan segera menguasai Visual Basic.Net 2005 karena kemudahan dan kemiripan kode yang ditawarkannya.
8. Integrasi dengan sistem yang telah ada sangat mudah, .Net Framework COM memungkinkan untuk dapat berinteraksi dan dengan dengan sistem yang sudah ada menggunakan XML Web Service. Visual Studio Upgrade Tool yang tersedia pada Visual Basic.Net 2005 dan Java Language Convention Assistant membantu menkonversi Visual Basic 6 dan Visual J++ agar berjalan pada .Net Framework.
9. Mendukung lebih dari 20 bahasa pemrograman, .Net Framework mendukung integrasi lebih dari 20 bahasa pemrograman yang tidak terbayang sebelumnya. Memungkinkan pengembang memilih bahasa pemrograman yang tepat sesuai latar belakang pemrogramnya.
3.5 Microsoft SQL Server 2005 Express
Microsoft SQL Server merupakan produk RDBMS (Relational Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft. Microsoft SQL Server juga mendukung SQL (Structured Query Language) sebagai bahasa untuk memproses baris perintah ke dalam basis data. SQL ini telah digunakan secara umum pada semua produk database server yang ada di pasaran saat ini. Microsoft SQL Server banyak digunakan pada dunia bisnis, pendidikan, dan juga pemerintahan sebagai solusi database atau media penyimpanan data. Berbagai macam skala bisnis, dari bentuk bisnis kecil sampai bisnis skala enterprise dapat menggunakan Microsoft SQL Server sebagai pusat basis datanya. Microsoft SQL Server merupakan sebuah database relational yang dirancang untuk mendukung aplikasi dengan
(41)
arsitektur client-server, dimana database terdapat pada komputer pusat yang disebut dengan server, dan informasi digunakan bersama-sama oleh beberapa user
yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut dengan
client. Arsitektur semacam ini memberikan integritas data yang cukup tinggi, karena semua user bekerja dengan informasi yang sama. Arsitektur client-server
dapat mengurangi lalu lintas jaringan karena prosesnya hanya berjalan dengan permintaan data yang diperlukan oleh user.
Microsoft SQL Server 2005 Express dibagi kedalam beberapa komponen logis, seperti misalnya table, view, dan elemen-elemen lain yang dapat dilihat oleh
user dengan menambahkan add-on dari aplikasi dengan nama database management system. Elemen-elemen ini secara fisik disimpan di dalam dua atau lebih file di dalam disk. Format file atau lokasi dimana elemen logic ini ditulis, tidak diketahui oleh user system. Apabila suatu database telah dibuat, user bisa memiliki akses yang telah diberikan kepadanya. Hal ini membuat Microsoft SQL Server 2005 Express dapat menyimpan beberapa database dan membatasi akses ke masing-masing database kepada user tertentu.
3.6 Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram, atau yang lebih dikenal dengan nama ERD, digunakan untuk mengimplementasikan, menentukan, dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Adapun elemen-elemen yang terdapat pada ERD, adalah sebagai berikut:
1. Entity atau entitas, digambarkan dalam bentuk persegi seperti pada gambar berikut:
(42)
Ent_1
Gambar 3.1 Entity atau Entitas
2. Relation atau relasi merupakan penghubung antara entitas dengan entitas. Terdapat beberapa jenis relasi yang dapat digunakan, seperti one-to-one, one-to-many, many-to-one, dan many-to-many. Bentuk alur relasi secara detil dapat dilihat pada gambar berikut:
Relation_12 Relation_11 Relation_10
Relation_9
Ent_1 Ent_2
Ent_3 Ent_4
Ent_5 Ent_6
Ent_7 Ent_8
Gambar 3.2 Relation of Entity
3.7 Data Flow Diagram
Menurut Andri Kristanto (2004), Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sisem, dimana data tersebut disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
Data Flow Diagram merupakan suatu metode pengembangan sistem yang terstruktur (structure analysis and design). Penggunaan notasi dalam data flow diagram sangat membantu untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat
(43)
kompleksitas. Pada tahap analisi, penggunaan notasi ini dapat membantu dalam berkomunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Di dalam data flow diagram, terdapat empat simbol yang digunakan yaitu process,
external entity, data store, dan data flow. Simbol process digunakan untuk melakukan suatu perubahan berdasarkan data yang diinputkan dan menghasilkan data dari perubahan tersebut. Simbol process dapat digambarkan sebagai bentuk berikut:
0
Prcs_1
Gambar 3.3 Process
Pada bentuk gambar process, bagian atas berisi nomor untuk identitas proses. Suatu proses dengan nomor 0 (nol atau kosong) menandakan bahwa proses tersebut adalah sebuah context diagram. Diagram ini merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Pembuatan context diagram dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan nama sistemnya, menentukan batasan dari sistem, dan menentukan terminator yang diterima atau diberikan daripada sistem untuk kemudian dilakukan penggambaran.
Nomor 1, 2, 3, dan seterusnya menandakan bahwa proses tersebut diartikan sebagai proses level-0 (nol) yang merupakan hasil turunan atau decompose dari proses context diagram. Proses level-0 membahas sistem secara lebih mendetil, baik dipandang dari segi kegiatan dari sebuah bagian, alur data yang ada, maupun
database yang digunakan didalamnya. Pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menentukan proses utama yang ada dalam sistem, menentukan alur data yang
(44)
diterima dan diberikan masing-masing proses daripada sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang masuk atau keluar dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk dan keluar pada level berikutnya), memunculkan data store sebagai sumber maupun tujuan data (optional), menggambarkan diagram level-0, menghindari perpotongan arus data, dan melakukan pemberian nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).
Nomor 1.1, 1.2, 2.1, 2.2, dan seterusnya merupakan sebuah proses turunan atau decompose dari proses level-0 yang disebut sebagai proses level-1 (satu). Proses level-1 menggambarkan detil kerja dari sebuah bagian dalam sebuah sistem. Penggambarannya dilakukan dengan cara menentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level-0, menentukan apa yang diterima atau diberikan masing-masing sub-proses daripada sistem dan tetap memperhatikan konsep keseimbangan, memunculkan data store sebagai sumber maupun tujuan alur data (optional), menggambar DFD level-1, dan berusaha untuk menghindari perpotongan arus data. Hasil turunan akhir disebut sebagai the
lowest level, dimana hasil akhir ini tergantung dari kompleksitas sistem yang ada.
External entity disimbolkan dengan bentuk persegi yang digunakan untuk menggambarkan pelaku-pelaku sistem yang terkait, dapat berupa orang-orang, organisasi maupun instansi. External entity dapat memberikan masukan kepada
process dan mendapatkan keluaran dari process. External entity digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
Entt_2
(45)
Data store digunakan sebagai media penyimpanan suatu data yang dapat berupa file atau database, arsip atau catatan manual, lemari file, dan tabel-tabel dalam database. Penamaan data store harus sesuai dengan betuk data yang tersimpan pada data store tersebut, misalnya tabel pelanggan, tabel detil penjualan, tabel detil pembelian, dan lain-lain. Data store digambarkan dalam bentuk simbol sebagai berikut:
1 Stor_3
Gambar 3.5 Data Store
Data flow merupakan penghubung antara external entity dengan process dan
process dengan data store. Data flow menunjukkan aliran data dari satu titik ke titik lainnya dengan tanda anak panah mengarah ke tujuan data. Penamaan data
flow harus menggunakan kata benda, karena di dalam data flow mengandung sekumpulan data. Data flow digambarkan dengan bentuk simbol sebagai berikut:
Flow_6
Gambar 3.6 Data Flow
3.8 System Flow
System flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem dan biasanya dalam membuat system flow
sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sistem yang ada (Jogiyanto, 1998).
Terdapat berbagai macam bentuk simbol yang digunakan untuk merancang sebuah desain dari sistem, diantaranya adalah terminator, manual operation,
(46)
document, process, database, manual input, decision, off-line storage, on-page reference, dan off-page reference.
Terminator merupakan bentuk simbol yang digunakan sebagai tanda dimulainya jalan proses sistem ataupun tanda akhir dari sebuah pengerjaan suatu sistem. Bentuk dari terminator adalah sebagai berikut:
Gambar 3.7 Terminator
Manual operation digunakan untuk menggambarkan sebuah proses kerja yang dilakukan tanpa menggunakan komputer sebagai medianya (menggunakan proses manual). Bentuk simbolnya adalah:
Gambar 3.8 Manual Operation
Document merupakan simbol dari dokumen yang berupa kertas laporan, surat-surat, memo, maupun arsip-arsip secara fisik. Bentuk dari document di gambarkan dalam simbol berikut:
Gambar 3.9 Document
Process adalah sebuah bentuk kerja sistem yang dilakukan secara terkomputerisasi. Process disimbolkan dengan gambar:
(47)
Database digunakan sebagai media penyimpanan data yang bersifat terkomputerisasi. Simbol dari database adalah sebagai berikut:
Gambar 3.11 Database
Decision merupakan operator logika yang digunakan sebagai penentu keputusan dari suatu permintaan atau proses dengan dua nilai, benar dan salah. Operator logika ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.12 Decision
Manual input digunakan untuk melakukan proses input ke dalam database
melalui keyboard. Manual input digambarkan dengan simbol:
Gambar 3.13 Manual Input
Off-line storage merupakan bentuk media penyimpanan yang berbeda dengan database, dimana media penyimpanan ini menyimpan dokumen secara manual atau lebih dikenal dengan nama arsip. Off-line storage digambarkan dengan simbol:
(48)
On-page reference digunakan sebagai simbol untuk menghubungkan bagan desain sebuah sistem apabila hubungan arus data yang ada terlalu jauh dalam permasalah letaknya. Bentuk simbol On-page reference adalah sebagai berikut:
Gambar 3.15 On-Page Reference
Off-page reference memiliki sifat yang sedikit berbeda dengan On-page reference, karena simbol ini hanya digunakan apabila arus data yang ada dilanjutkan ke halaman yang berbeda. Bentuk simbolnya adalah:
Gambar 3.16 Off-Page Reference
Paper tape merupakan sebuah simbol yang umumnya menggantikan bentuk penggambaran jenis pembayaran yang digunakan (misal: uang) dalam transaksi yang ada pada sistem yang dirancang. Bentuk dari paper tape adalah dengan simbol:
(49)
4.1 Analisis Sistem
Ketika penulis mulai melakukan survey pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono, penulis melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan informasi permasalahan apa saja yang dihadapi. Salah satunya dengan melakukan wawancara. Dari sana penulis mendapatkan berbagai informasi permasalahan yang dihadapi oleh GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono diantaranya gereja setempat menginginkan supaya terdapat sistem yang lebih terkomputerisasi agar manajemen kejemaatan gereja berlangsung dengan baik dan data serta informasi yang menjadi kebutuhan dapat tersusun rapi, tepat, dan akurat sehingga dapat lebih memberikan kemudahan bagi pihak-pihak yang terkait.
Melihat fakta tersebut di atas, penulis tidak mempunyai pilihan lain selain merancang dan membangun aplikasi dari awal. Mengacu sistem yang sudah ada, penulis melakukan beberapa perbaikan untuk membuat aplikasi yang lebih efektif dan efisien. Sistem ini dibuat dengan melalui berbagai proses diantaranya adalah: a. Menganalisis Sistem
b. Mendesain Sistem
c. Mengimplementasi Sistem
d. Melakukan Pembahasan Terhadap Hasil Implementasi
(50)
Dengan proses tersebut di atas, penulis berharap sistem yang baru mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono. Karena sistem yang baru dirancang khusus untuk permasalahan yang ada dengan berdasarkan sistem yang lama yang selama ini berjalan. Kelemahan sistem lama harus dibenahi dan keunggulan sistem lama akan tetap dipertahankan.
4.2 Desain Sistem
Perancangan Sistem ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah pada Sistem yang sedang berjalan dan merupakan suatu Sistem yang baik dan sesuai dengan kebutuhan semua pihak. Rancangan yang baik harus melalui beberapa tahap-tahap perancangan, mulai System Flow, Context Diagram, HIPO Diagram, Data Flow Diagram, Conceptual Data Model, Phisical Data Model, DBMS, serta desain I/O.
4.2.1 System Flow Penerimaan Jemaat
(51)
Gambar 4.1 merupakan systemflow penerimaan jemaat, menjelaskan tentang proses penerimaan jemaat dimana jemaat memberikan data yang dibutuhkan oleh petugas administrasi, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan berdasarkan file jemaat. Selanjutnya petugas administrasi mengisi form jemaat kemudian data jemaat baru disimpan pada file jemaat. Setelah itu dilakukan pembuatan kartu jemaat dengan catatan penerima kartu jemaat sudah dibaptis sehingga perlu proses pemeriksaan apakah jemaat tersebut sudah dibaptis dengan membaca file jemaat dan file baptis. Selanjutnya kartu jemaat diberikan kepada jemaat. Proses selanjutnya yang dilakukan petugas administrasi adalah membuat laporan jemaat baru untuk pendeta (tetap) per periode.
4.2.2 System Flow Penyerahan Anak
(52)
Gambar 4.2 merupakan system flow penyerahan anak. Pada system flow
penyerahan anak ini menjelaskan tentang proses penyerahan anak ketika jemaat memiliki anak yang baru dilahirkan. Jemaat menyerahkan data keterangan anak serta kartu jemaat, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian data dengan membaca file jemaat. Apabila sesuai maka petugas administrasi akan menambahkan data anak dalam file jemaat. Selanjutnya petugas administrasi akan membuatkan surat penyerahan anak dengan membaca file jemaat yang sudah ter-update kemudian menghasilkan surat penyerahan anak yang akan diserahkan terlebih dahulu untuk ditandatangani oleh pendeta dan ketika sudah selesai ditandatangani dan proses penyerahan anak di gereja telah berlangsung maka surat penyerahan anak tersebut diserahkan kepada orang tua (jemaat) anak tersebut. Selain itu petugas administrasi juga harus melakukan pembuatan laporan penyerahan anak per periode untuk pendeta (tetap). 4.2.3 System Flow Pembaptisan Jemaat
(53)
Gambar 4.3 merupakan system flow pembaptisan jemaat. Pada system flow
pembaptisan jemaat ini menjelaskan tentang proses pembaptisan jemaat, pembaptisan jemaat boleh dilakukan apabila jemaat berumur >= 12 tahun. Dimulai dari jemaat yang telah mengisi form baptis yang telah disediakan oleh petugas administrasi, kemudian form tersebut diserahkan kepada petugas administrasi. Selanjutnya petugas administrasi melakukan pengecekan kesesuaian form yang telah diisi dengan mebaca file jemaat. Apabila sesuai dan disetujui maka petugas administrasi akan membuatkan surat baptis yang nantinya akan dicetak dan menghasilkan surat baptis namun sebelumnya disimpan terlebih dahulu di file baptis. Ketika surat baptis sudah dihasilkan maka diserahkan kepada pendeta untuk dilakukan penandatanganan, kemudian setelah proses baptis di gereja telah terlaksana, surat baptis yang sudah ditandatangani oleh pendeta diserahkan kepada jemaat. Selain itu Petugas administrasi harus membuat laporan baptis jemaat per periode dengan membaca file baptis.
4.2.4 System Flow Pernikahan Jemaat
(54)
Gambar 4.4 merupakan system flow pernikahan jemaat. Pada system flow
pernikahan jemaat ini menjelaskan tentang proses pernikahan jemaat, pernikahan jemaat boleh dilakukan apabila kedua jemaat yang hendak menjadi pasangan suami istri telah dibaptis. Dimulai dari jemaat yang menyerahkan copy data pribadi, kartu jemaat, dan copy surat baptis kepada petugas administrasi. Kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan kelengkapan serta kesesuaian data dengan membaca file baptis dan file jemaat. Apabila sesuai maka petugas administrasi membuatkan surat keterangan nikah yang nantinya akan dicetak dan dihasilkan, namun sebelum dicetak petugas harus mengupdate file
jemaat. Setelah surat keterangan nikah dihasilkan maka diserahkan terlebih dahulu kepada pendeta untuk ditandatangani. Setelah proses pernikahan berlangsung, surat keterangan nikah yang telah ditandatangani akan diserahkan kepada jemaat yang telah menjadi pasangan suami istri tersebut. Selain itu petugas administrasi harus membuat laporan pernikahan jemaat per periode berdasarkan file jemaat untuk dilaporkan kepada pendeta (tetap) per periode.
4.2.5 System Flow Kematian Jemaat
(55)
Gambar 4.5 merupakan system flow kematian jemaat system flow kematian jemaat ini menjelaskan tentang proses kematian jemaat. Dimulai dari keluarga jemaat yang meninggal menyerahkan kartu anggota jemaat yang meninggal kepada petugas administrasi, kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan apakah jemaat yang meninggal tersebut merupakan jemaat gereja setempat dengan membaca file jemaat berdasarkan id_jemaat pada kartu anggota jemaat. Apabila sesuai maka petugas administrasi membuatkan surat kematian, namun sebelumnya perlu di-update pada file jemaat bahwa jemaat tersebut telah meninggal, kemudian cetak surat kematian. Selanjutnya surat kematian diserahkan terlebih dahulu kepada pendeta untuk ditandatangani. Setelah ditandatangani, surat kematian tersebut diserahkan kepada keluarga jemaat yang anggota keluarganya meninggal. Selain itu petugas administrasi perlu membuat laporan kematian jemaat per periode untuk dilaporkan kepada pendeta (tetap) per periode. 4.2.6 System Flow Mutasi Jemaat
(56)
Gambar 4.6 merupakan system flow mutasi jemaat. Pada systemflow mutasi jemaat ini menjelaskan tentang proses mutasi jemaat, mutasi jemaat. Dimulai dari jemaat yang menyerahkan permohonan mutasi dan kartu jemaat kepada petugas administrasi. Kemudian petugas administrasi melakukan pengecekan kelengkapan serta kesesuaian data dengan membaca file jemaat. Apabila sesuai dan alasan perpindahan gereja dapat diterima maka petugas administrasi tidak mengembalikan kartu anggota jemaat dan akan membuatkan surat mutasi yang nantinya akan dicetak dan dihasilkan, namun sebelum dicetak petugas harus mengupdate file jemaat sebagai tanda bahwa jemaat tersebut telah mutasi ke gereja lain. Setelah surat mutasi dihasilkan maka diserahkan terlebih dahulu kepada pendeta untuk ditandatangani. Kemudian surat mutasi yang telah ditandatangani akan diserahkan kepada jemaat yang hendak bermutasi. Selain itu petugas administrasi harus membuat laporan mutasi per periode berdasarkan file
jemaat untuk dilaporkan kepada pendeta (tetap) per periode. 4.2.7 System Flow Absensi Jemaat
(57)
Gambar 4.7 merupakan system flow absensi jemaat. Pada system flow
absensi jemaat ini dimulai dari jemaat yang pada saat hadir dalam pertemuan ibadah menyerahkan kartu anggota jemaat kepada petugas administrasi. Selanjutnya petugas administrasi memasukkan nomor induk jemaat, kemudian dilakukan proses cek kartu jemaat dimana akan membaca file jemaat. Apabila sesuai maka akan menyimpan data absensi dengan pembacaan file jadwal kemudian disimpan ke file absensi setelah proses selesai maka kartu anggota jemaat dikembalikan kepada jemaat. Petugas administrasi harus membuat laporan kehadiran jemaat untuk dilaporkan kepada pendeta (tetap) per periode yang akan, untuk membuatnya perlu membaca file absensi.
4.2.8 System Flow Penjadwalan
Pada system flow penjadwalan ini meliputi penjadwalan petugas pelayanan, pendeta, dan penjadwalan kegiatan gereja. Pertama pendeta tetap menyerahkan rancangan jadwal kepada petugas administrasi. Selanjutnya petugas administrasi merancang jadwal dengan membaca file petugas pelayanan dan file pendeta tamu, kemudian disimpan ke dalam file jadwal dan file detail jadwal. Selanjutnya dilakukan proses cetak jadwal dengan membaca file jadwal dan detail jadwal.
Output yang berupa pengumuman sebanyak empat rangkap diserahkan kepada pendeta tepat untuk ditandatangani. Setelah selesai menandatangani maka pengumuman tersebut diberikan kepada petugas pelayanan, pendeta tamu dan jemaat. Apabila pendeta tamu ingin mengganti jadwal, maka pendeta tamu harus konfirmasi terlebih dahulu dengan pendeta tetap. Setelah disetujui oleh pendeta tetap maka pendeta tetap akan memberitahukan kepada petugas administrasi untuk mengubah jadwal. Demikan pula dengan jemaat, apabila jemaat meminta
(58)
diadakan ibadah tidak rutin di rumah jemaat, maka jemaat harus mengajukan jadwal, pengajuan jadwal dari jemaat berdasarkan pada jadwal ibadah yang rutin, sehingga jemaat tidak bisa meminta ibadah tidak rutin yang diselenggarakan oleh jemaat di hari yang sama ketika ibadah rutin diselenggarakan. Adapun gambar
system flow penjadwalan dapat dilihat pada Gambar 4.8.
(59)
4.2.9 Contex Diagram
Kartu jemaat
Data Jemaat
Laporan Pembaptisan Jemaat Data petugas pelayanan
Data Jadwal Data Pendeta Data Periode Memilih Laporan Pengumuman pengumuman Pengumuman
Data Transaksi Penjadwalan
Laporan Keaktifan Jemaat Data Transaksi Presensi Kehadiran
Laporan Mutasi Jemaat Surat Mutasi
Data Transaksi Mutasi
Laporan Kematian Jemaat Surat Kematian
Data Transaksi Kematian
Laporan Pemberkatan Nikah Surat Keterangan Nikah
Data Transaksi Pemberkatan Nikah
Surat Baptis
Data Transaksi Pembaptisan Jemaat
Laporan Penerimaan Jemaat Laporan Penyerahan Anak Surat penyerahan Anak
Data Transaksi Penyerahan Anak Data Penerimaan Jemaat
0
Rancang Bangun SI Kejemaatan Pada GSJPDI " Kristus Gembala Baik" Kertosono
+ Jemaat Petugas Administrasi Pendeta Pendeta Tamu Petugas Pelayanan
Gambar 4.9 Contex Diagram
Gambar 4.9 merupakan gambar context diagram. Dalam context diagram di atas terdapat 5 entity yaitu: jemaat, petugas administrasi, petugas pelayanan, pendeta tamu, dan pendeta. Setiap entity ada yang memberikan input pada sistem dan sistem akan mengahasilkan output yang diinginkan.
(60)
4.2.10 HIPO Diagram
0
Rancang Bangun Sistem Informasi Kejemaatan Gereja Pada GSJPDI “Kristus Gembala Baik” Kertosono
1
Mengelola File Master
2 Melakukan Transaksi 3 Membuat Laporan 1.1 Pendeta 1.2 Petugas Pelayanan 1.3 Master Jadwal Ibadah 1.4 Jemaat 2.1 Penerimaan Jemaat Baru 2.2 Penyerahan Anak 2.3 Pembaptisan Jemaat 2.4 Pernikahan Jemaat 3.1 Memilih Laporan 3.2 Menentukan Periode Laporan 3.2 Mencetak Laporan 2.1 Laporan Penerimaan Jemaat Baru 2.2 Laporan Penyerahan Anak 2.3 Laporan Pembaptisan Jemaat 2.4 Laporan Pernikahan Jemaat 2.5 Laporan Kematian Jemaat 2.6 Laporan Mutasi Jemaat 2.7 Laporan Kehadiran jemaat 2.8 Laporan Penjadwalan 2.5 Kematian Jemaat 2.6 Mutasi Jemaat 2.7 Absensi Jemaat 2.8 Penjadwalan
(61)
4.2.11 DFD Level 0
data j emaat
data detai l j adwal data absensi data j emaat
data petugas pel ayanan data pendeta
data j adwal data j emaat
Data Jemaat Baru
[Kartu j emaat]
data detai l j adwal Data absensi
[Data Jemaat]
[Pengumuman]
[Laporan Pembapti san Jemaat] [Laporan Pemberkatan Ni kah]
[Laporan Kemati an Jemaat] [Laporan Penyerahan Anak]
[Memi l i h Laporan]
[Laporan Keakti fan Jemaat] [Laporan Mutasi Jemaat] [Data Peri ode]
[Laporan Peneri maan Jemaat]
[pengumuman]
[Pengumuman] [Data T ransaksi Penj adwal an]
[Data T ransaksi Presensi Kehadi ran]
[Surat Mutasi ] [Data T ransaksi Mutasi ]
[Surat Kemati an] [Data T ransaksi Kemati an]
[Surat Keterangan Ni kah] [Data T ransaksi Pemberkatan Ni kah]
[Surat Bapti s] [Data T ransaksi Pembapti san Jemaat]
[Surat penyerahan Anak] [Data T ransaksi Penyerahan Anak]
[Data Peneri maan Jemaat]
Data pendeta [Data Pendeta]
Data j adwal [Data Jadwal ]
Data petugas pel ayanan [Data petugas pel ayanan]
Petugas Admi ni strasi
Petugas Admi ni strasi
Jemaat
Pendeta Pendeta
Petugas Admi ni strasi
Jemaat Petugas
Admi ni strasi
Jemaat
Pendeta Petugas Admi ni strasi
Jemaat
Pendeta Petugas Admi ni strasi
Jemaat
Pendeta Petugas Admi ni strasi
Pendeta Petugas Admi ni strasi
Jemaat Pendeta T amu Petugas Pel ayanan Pendeta Pendeta Petugas Admi ni strasi
Petugas Admi ni strasi
1 Pemel i haraan
Master
+
Petugas Admi ni strasi
2 T ransaksi + 3 l aporan + 1 Pendeta 2 Petugas_Pel ayanan 3 j adwal
Pendeta Petugas Admi ni strasi
5 Absensi
6 Detai l Jadwal 4 Jemaat
Jemaat 3 j adwal
1 Pendeta 2 Petugas_Pel ayanan
4 Jemaat
5 Absensi
6 Detai l Jadwal 4 Jemaat
Gambar 4.11 DFD Level 0
Gambar 4.11 merupakan gambar DFD level 0. Dalam DFD level 0 ini terdapat 3 proses yaitu: pemeliharaan master, proses melakukan transaksi, dan proses laporan. Selain itu terdapat enam eksternal entity yaitu: jemaat, petugas administrasi, petugas pelayanan, pendeta tamu, dan pendeta. Terdapat enam tabel yaitu: pendeta, petugas pelayanan, jadwal, jemaat, absensi, dan detail jadwal.
(62)
4.2.12 DFD Level 1 Pemeliharaan Master
[Data Jemaat]
[data jemaat] [Data jadwal] [Data Jadwal]
[Data petugas pelayanan] [Data petugas pelayanan]
[Data pendeta] [Data Pendeta] Petugas Administrasi 2 Petugas_Pelayanan Petugas Administrasi 3 jadwal Petugas Administrasi 1 Pendeta Petugas Administrasi 1.1 Mengelola data pendeta 1.2 Mengelola data petugas pelayanan 1.3 Mengelola Jadwal Ibadah 1.4 Mengelola data jemaat 4 Jemaat
Gambar 4.12 DFD Level 1 Pemeliharaan Master
Gambar 4.12 merupakan gambar DFD level 1. DFD level 1 ini merupakan turunan dari DFD 0 sebagai pemeliharaan master. Dalam DFD level 1 ini terdapat 4 proses yaitu: mengelola master pendeta, mengelola petugas pelayanan, mengelola jadwal ibadah dan mengelola data jemaat. Terdapat empat tabel yaitu: tabel pendeta, tabel petugas pelayanan, tabel jadwal ibadah dan tabel jemaat.
(63)
4.2.13 DFD Level 1 Transaksi
[data j em aat]
data j em aat terupdate
data j em aat terupdate
data j em aat terupdate
data j em aat terupdate
data j em aat terupdate
data j em aat terupdate
data j em aat data j em aat data j em aat data j em aat data j em aat
data j em aat data j em aat data j em aat [Data Jem aat Baru]
[data petugas pel ayanan] [data pendeta]
[data detai l j adwal ]
[pengum um an] [Pengum um an]
[Pengum um an] [Data T ransaksi Penj adwal an]
[data j adwal ]
[Data absensi ] [Data T ransaksi Presensi Kehadi ran]
[Surat M utasi ] [Data T ransaksi M utasi ]
[Surat Kem ati an] [Data T ransaksi Kem ati an]
[Surat Keterangan Ni kah] [Data T ransaksi Pem berkatan Ni kah]
[Surat Bapti s] [Data T ransaksi Pem bapti san Jem aat]
[Surat penyerahan Anak] [Data T ransaksi Penyerahan Anak]
[Kartu j em aat] [Data Peneri m aan Jem aat]
Petugas Adm i ni strasi
Petugas
Adm i ni strasiPetugas Jem aat
Adm i ni strasi Jem aat
Petugas
Adm i ni strasi Jem aat
Petugas
Adm i ni strasi Jem aat
Petugas Adm i ni stra
si
Jem aat Petugas
Adm i ni stras i Petugas
Adm i ni strasi Jem aat
Pendeta T am u Petugas Pel ayanan 5 Absensi
6 Detai l Jadwal
Jem aat 4 Jem aat
4 Jem aat
3 j adwal
1 Pendeta
2 Petugas_Pel ayanan
2.1 Peneri m aan
Jem aat
2.2 Penyerahan
Anak
2.3 Pem bapti san
Jem aat
2.4 Pem berkatan
Ni kah
2.5 Kem ati an
2.6 M utasi
2.7 Absensi
2.8 Penj adwal an
Gambar 4.13 DFD Level 1 Transaksi
Gambar 4.13 merupakan gambar DFD level 1 Transaksi. DFD level ini terdiri dari transaksi-transaksi dalam sistem informasi kejemaatan gereja yaitu transaksi penerimaan jemaat baru, transaksi penyerahan anak, transaksi pembaptisan, transaksi pernikahan, transaksi kematian, transaksi mutasi, transaksi absensi, dan transaksi penjadwalan.
(64)
4.2.14 DFD Level 1 Laporan
Periode Laporan
[Laporan Penyerahan Anak] [Laporan Penerimaan Jemaat]
[Laporan Pemberkatan Nikah] [Laporan Kematian Jemaat]
[Laporan Mutasi Jemaat] Laporan pembaptisan jemaat
Laporan keaktifan jemaat Laporan yang dipilih
[Data Periode]
Data Jemaat
[data absensi]
[data detail jadwal] [pilih Laporan]
Pendeta PendetaPendetaPendetaPendetaPendeta Pendeta
Pendeta
Pendeta
4 Jemaat
5 Absensi
6 Detail Jadwal 3.1 Memilih Laporan 3.2 Menentukan Periode Laporan 3.3 Mencetak Laporan
Gambar 4.14 Laporan
Gambar 4.14 merupakan gambar DFD level 1 Membuat Laporan. DFD level 1 ini merupakan turunan dari DFD 0 Membuat Laporan. Dalam DFD ini terdapat tiga proses yaitu: memilih laporan, menentukan periode, dan mencetak laporan. Selain itu juga terdapat eksternal entity pendeta.
(65)
4.2.15 Conceptual Data Model
Setelah mengidentifikasi beberapa proses yang akan terintegrasi dengan sistem yang akan dibuat, maka akan dibuat terlebih dahulu data store beserta
relationship-nya seperti dalam Gambar 4.15.
punya punya punya punya telah Melakukan melakukan melakukan terdiri dari
terdiri dari Diterima
mempunyai Jemaatq i No_Induk_Jemaat Nama_Leng kap Nama_Kecil Tempat_Lahir Tang g al_Lahir Jenis_Kelamin Umur Pindahan Asal_Gereja Gol_Darah Status_Nikah Status_Keluarg a Alamat Kota Pekerjaan Telpon Keluarg a Kd_Keluarga Kepala_Keluar ga Petug as Kd_Petug as_Pelayanan Jenis_Pelayanan Jadwal Kode_jadwal Jenis_jadwal Nama_jadwal Hari Ming g u Jam_mulai jam_selesai tempat Pendeta No_Induk_Pendeta Nama_Pendeta Alamat Telpon Asal_Gereja Status Tempat_Lahir Tang g al_Lahir Jenis_Kelamin
Penyerahan_Anak No_Akta_Penyerahan_Anak Tang g al
Nama_Anak Jenis_Kelamin Nama_Ayah Nama_Ibu tempat Nama_Pendeta Pembaptisan No_Surat_Baptis Nama_jemaat Nama_Baptis Nama_Pendeta Nama_g ereja Tang g al_Baptis
Pernikahan No_Surat_Nikah Nama_Ayah_1 Nama_Ibu_1 Nama_1 Nama_Ayah_2 Nama_Ibu_2 Nama_2 Tgl_nikah Nama_Pendeta Kematian No_Akta_Kematian Nama_jemaat Tang g al_Kematian
Mutasi No_Surat_Mutasi Nama_jemaat Gereja_Asal Alamat_Gereja_Asal Gereja_Tujuan Alamat_Tujuan Absensi Id_Absen Nama_jadwal Nama_jemaat Jadwal_Pendeta Id_jadwal_pendeta Nama_Pendeta Nama_Jadwal Hari Tang g al Ming g u Jam_mulai jam_selesai
Penerimaan_Jemaat_Baru No_Penerimaan_Jemaat tgl_penerimaan_jemaat
(66)
4.2.16 Physical Data Model
NO_INDUK_PENDETA = NO_INDUK_PENDETA
ID_JADWAL_PENDETA = ID_JADWAL_PENDETA KODE_JADWAL = KODE_JADWAL NO_INDUK_PENDETA = NO_INDUK_PENDETA KODE_JADWAL = KODE_JADWAL
KD_PETUGAS_PELAYANAN = KD_PETUGAS_PELAYANAN NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
NO_AKTA_KEMATIAN = NO_AKTA_KEMATIAN NO_INDUK_JEMAAT = KD_KELUARGA NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
NO_SURAT_MUTASI = NO_SURAT_MUTASI NO_INDUK_JEMAAT = KD_KELUARGA NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
NO_SURAT_NIKAH = NO_SURAT_NIKAH NO_INDUK_JEMAAT = KD_KELUARGA NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
KD_KELUARGA = KD_KELUARGA NO_PENERIMAAN_JEMAAT = NO_PENERIMAAN_JEMAATNO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAATNO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT NO_INDUK_JEMAAT = NO_INDUK_JEMAAT
JEMAATQI NO_PENERIMAAN_JEMAAT varchar(50) NO_SURAT_BAPTIS varchar(50) NO_AKTA_KEMATIAN varchar(50) NO_SURAT_NIKAH varchar(50) NO_SURAT_MUTASI varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) KD_KELUARGA varchar(50) NAMA_LENGKAP varchar(50) NAMA_KECIL varchar(50) TEMPAT_LAHIR varchar(50) TANGGAL_LAHIR date JENIS_KELAMIN varchar(50) UMUR numeric PINDAHAN varchar(50) ASAL_GEREJA varchar(50) GOL_DARAH varchar(2) STATUS_NIKAH varchar(50) STATUS_KELUARGA varchar(50) ALAMAT varchar(50) KOTA varchar(50) PEKERJAAN varchar(50) TELPON varchar(50) KELUARGA KD_KELUARGA varchar(50) KEPALA_KELUARGA varchar(50) PETUGAS KD_PETUGAS_PELAYANAN varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) JENIS_PELAYANAN varchar(50) JADWAL KODE_JADWAL varchar(50) ID_JADWAL_PENDETA varchar(50) NO_INDUK_PENDETA varchar(50) JENIS_JADWAL varchar(50) NAMA_JADWAL varchar(50) MINGGU varchar(50) HARI varchar(50) JAM_MULAI time JAM_SELESAI time TEMPAT varchar(50) PENDETA NO_INDUK_PENDETA varchar(50) NAMA_PENDETA varchar(50) ALAMAT varchar(50) TELPON varchar(50) ASAL_GEREJA varchar(50) STATUS varchar(50) TEMPAT_LAHIR varchar(50) TANGGAL_LAHIR date JENIS_KELAMIN varchar(50) PENYERAHAN_ANAK NO_AKTA_PENYERAHAN_ANAK varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) TANGGAL date NAMA_ANAK varchar(50) JENIS_KELAMIN varchar(50) NAMA_AYAH varchar(50) NAMA_IBU varchar(50) TEMPAT varchar(50) NAMA_PENDETA varchar(50) PEMBAPTISAN NO_SURAT_BAPTIS varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) NAMA_JEMAAT varchar(50) NAMA_BAPTIS varchar(50) NAMA_PENDETA varchar(50) NAMA_GEREJA varchar(50) TANGGAL_BAPTIS date PERNIKAHAN NO_SURAT_NIKAH varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) NAMA_AYAH_1 varchar(50) NAMA_IBU_1 varchar(50) NAMA_1 varchar(50) NAMA_AYAH_2 varchar(50) NAMA_IBU_2 varchar(50) NAMA_2 varchar(50) TGL_NIKAH date NAMA_PENDETA varchar(50) KEMATIAN NO_AKTA_KEMATIAN varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) NAMA varchar(50) TANGGAL_KEMATIAN date MUTASI NO_SURAT_MUTASI varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) NAMA varchar(50) GEREJA_ASAL varchar(50) ALAMAT_GEREJA_ASAL varchar(50) GEREJA_TUJUAN varchar(50) ALAMAT_TUJUAN varchar(50) ABSENSI ID_ABSEN varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) NAMA_JADWAL varchar(50) NAMA varchar(50) JADWAL_PENDETA ID_JADWAL_PENDETA varchar(50) KODE_JADWAL varchar(50) NO_INDUK_PENDETA varchar(50) NAMA_PENDETA varchar(50) NAMA_JADWAL varchar(50) HARI varchar(50) TANGGAL date MINGGU varchar(50) JAM_MULAI time JAM_SELESAI time PENERIMAAN_JEMAAT_BARU NO_PENERIMAAN_JEMAAT varchar(50) NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) TGL_PENERIMAAN_JEMAAT date DETAIL_JADWAL1 NO_INDUK_JEMAAT varchar(50) KD_PETUGAS_PELAYANAN varchar(50) KODE_JADWAL varchar(50)
(67)
4.2.17 Struktur File 1. Tabel Keluarga
Nama Tabel : Keluarga Primary Key : Kd_Keluarga Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data keluarga
Tabel 4.1 Tabel Struktur Keluarga
No Field Type Length Key
1. Kd_Keluarga Varchar 50 Primary Key
2. Kepala_Keluarga Varchar 50
2. Tabel Jemaat
Nama Tabel : Jemaat
Primary Key : No_Induk_Jemaat
Foreign Key : No_Penerimaan_Jemaat, No_Surat_Baptis,
No_Akta_Kematian, No_Surat_Nikah, No_SuratMutasi Fungsi : Menyimpan data jemaat
Tabel 4.2 Tabel Struktur Jemaat
No Field Type Length Key
1. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Primary Key
2. Kd_Keluarga Varchar 50
3. Nama_Lengkap Varchar 50
4. Nama_Kecil Varchar 50
5. Tempat_Lahir Varchar 50
6. Tanggal_Lahir Date
(68)
8 Umur Numeric 18
9. Pindahan Varchar 50
10. Asal_Gereja Varchar 50
11. Gol_Darah Varchar 2
12. Status_Nikah Varchar 50
13. Status_Keluarga Varchar 50
14. Alamat Varchar 50
15. Kota Varchar 50
16. Pekerjaan Varchar 50
17. Telpon Varchar 50
18. No_Penerimaan_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
19. No_Surat_Baptis Varchar 50 Foreign Key
20. No_Akta_Kematian Varchar 50 Foreign Key
21. No_Surat_Nikah Varchar 50 Foreign Key
22. No_SuratMutasi Varchar 50 Foreign Key
3. Tabel Petugas Pelayanan
Nama Tabel : Petugas Pelayanan Primary Key : Kd_Petugas_Pelayanan Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data petugas pelayanan
Tabel 4.3 Tabel Struktur Petugas Pelayanan
No Field Type Length Key
1. Kd_Petugas_Pelayanan Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Keluarga Varchar 50 Foreign Key
(69)
4. Tabel Pendeta
Nama Tabel : Pendeta
Primary Key : No_Induk_Pendeta Foreign Key : -
Fungsi : Menyimpan data pendeta
Tabel 4.4 Tabel Struktur Pendeta
No Field Type Length Key
1. No_Induk_Pendeta Varchar 50 Primary Key
2. Nama_Pendeta Varchar 50
3. Alamat Varchar 50
4. Telpon Varchar 50
5. Asal_Gereja Varchar 50
6. Status Varchar 50
7. Tempat_Lahir Varchar 50
8. Tanggal_Lahir Date
9. Jenis_Kelamin Varchar 50
5. Tabel Jadwal_Ibadah
Nama Tabel : Jadwal Primary Key : Kd_Jadwal
Foreign Key : Id_Jadwal_Pendeta, No_Induk_Pendeta Fungsi : Menyimpan data jadwal ibadah
Tabel 4.5 Tabel Struktur Jadwal
No Field Type Length Key
1. Kd_Jadwal Varchar 50 Primary Key
(70)
3. No_Induk_Pendeta Varchar 50 Foreign Key
4. Jenis_Jadwal Varchar 50
5. Nama_Jadwal Varchar 50
6. Minggu Ke- Numeric 18
7. Hari Varchar 50
8. Jam_Mulai Time
9. Jam_Selesai Time
10. Tempat Varchar 50
6. Tabel Petugas Pelayanan
Nama Tabel : Petugas Pelayanan Primary Key : Kd_Keluarga Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data petugas pelayanan
Tabel 4.6 Tabel Struktur Petugas Pelayanan
No Field Type Length Key
1. Kd_Petugas_Pelayanan Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Jenis_Pelayanan Varchar 50
7. Tabel Penerimaan Jemaat Baru
Nama Tabel : Penerimaan Jemaat Baru Primary Key : No_Penerimaan_Jemaat Foreign Key : No_Induk_Jemaat
(71)
Tabel 4.7 Tabel Struktur Penerimaan Jemaat Baru
No Field Type Length Key
1. No_Penerimaan_Jemaat Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Tgl_Penerimaan_Jemaat Date
8. Tabel Penyerahan Anak
Nama Tabel : Penyerahan Anak
Primary Key : No_Akta Penyerahan_Anak Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data penyerahan anak
Tabel 4.8 Tabel Struktur Penyerahan Anak
No Field Type Length Key
1. No_Akta_Penyerahan_Anak Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Tanggal Date
4. Nama_Anak Varchar 50
5. Jenis_Kelamin Varchar 50
6. Nama_Ayah Varchar 50
7. Nama_Ibu Varchar 50
8. Tempat Varchar 50
9. Nama_Pendeta Varchar 50
9. Tabel Pembaptisan Jemaat
Nama Tabel : Pembaptisan Jemaat Primary Key : No_Surat_Baptis
(72)
Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data pembaptisan jemaat
Tabel 4.9 Tabel Struktur Pembaptisan Jemaat
No Field Type Length Key
1. No_Surat_Baptis Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Nama_Jemaat Varchar 50
4. Nama_Baptis Varchar 50
5. Nama_Pendeta Varchar 50
6. Nama_Gereja Varchar 50
7. Tanggal_Baptis Date
10.Tabel Pernikahan Jemaat
Nama Tabel : Pernikahan Jemaat Primary Key : No_Surat_Nikah Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data pernikahan jemaat
Tabel 4.10 Tabel Struktur Pernikahan Jemaat
No Field Type Length Key
1. No_Surat_Nikah Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Nama_Ayah_Lelaki Varchar 50
4. Nama_Ibu_Lelaki Varchar 50
5. Nama_Lelaki Varchar 50
6. Nama_Ayah_Perempuan Varchar 50 7. Nama_Ibu_Perempan Varchar 50
(73)
8. Nama_Perempuan Varchar 50
9. Tgl_Nikah Varchar 50
10. Nama_Pendeta Varchar 50
11.Tabel Kematian Jemaat
Nama Tabel : Kematian Jemaat Primary Key : No_Akta_Kematian Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data kematian jemaat
Tabel 4.11 Tabel Struktur Kematian Jemaat
No Field Type Length Key
1. No_Akta_Kematian Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Nama Varchar 50
4. Tanggal_Kematian Date
12.Tabel Mutasi Jemaat
Nama Tabel : Mutasi Jemaat Primary Key : No_Surat_Mutasi Foreign Key : No_Induk_Jemaat
Fungsi : Menyimpan data mutasi jemaat
Tabel 4.12 Tabel Struktur Mutasi Jemaat
No Field Type Length Key
1. No_Surat_Mutasi Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
(74)
4. Gereja_Asal Varchar 50 5. Alamat_Gereja_Asal Varchar 50
6. Gereja_Tujuan Varchar 50
7. Alamat_Tujuan Varchar 50
13.Tabel Jadwal Pendeta
Nama Tabel : Jadwal Pendeta Primary Key : Id_Jadwal_Pendeta
Foreign Key : Kode_Jadwal, No_Induk_Pendeta Fungsi : Menyimpan data jadwal pendeta
Tabel 4.13 Tabel Struktur Absensi Jemaat
No Field Type Length Key
1. Id_Jadwal_Pendeta Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Pendeta Varchar 50 Foreign Key
3. Kode_Jadwal Varchar 50 Foreign Key
4. Nama_Pendeta Varchar 50
5. Nama_Jadwal Varchar 50
6. Hari Varchar 50
7. Tanggal Date
8. Minggu Ke Numeric 18
9. Jam_Mulai Time
10. Jam_Selesai Time
14.Tabel Absensi Jemaat
Nama Tabel : Absensi Jemaat Primary Key : Id_Absen
(75)
Fungsi : Menyimpan data absensi jemaat
Tabel 4.14 Tabel Struktur Absensi Jemaat
No Field Type Length Key
1. Id_Absen Varchar 50 Primary Key
2. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Foreign Key
3. Nama_Jadwal Varchar 50
4. Nama Varchar 50
15.Tabel Detail_Jadwal (Penjadwalan)
Nama Tabel : Detail_Jadwal (Penjadwalan) Fungsi : Menyimpan data penjadwalan
Tabel 4.15 Tabel Struktur Detail Jadwal (Penjadwalan)
No Field Type Length Key
1. No_Induk_Jemaat Varchar 50 Primary Key,
Foreign Key 2. Kd_Petugas_Pelayanan Varchar 50 Primary Key,
Foreign Key
3. Kode_Jadwal Varchar 50 Primary Key,
Foreign Key
4.2.18 Desain I/O
Desain I/O merupakan perencanaan dari desain interface yang akan dibuat pada program agar pengguna dapat membayangkan apakah sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama antara pengguna sistem dengan pemakai sistem sehingga sistem baru yang dibuat ini dapat memenuhi kebutuhan pihak-pihak terkait.
(76)
A. Form Tampilan Menu Utama
Pada desain form tampilan menu utama seperti pada Gambar 4.17, terdapat menu file untuk login dan exit, menu master untuk mengelola data master (jemaat, petugas pelayanan, pendeta, jadwal ibadah), menu transaksi untuk mengelola data transaksi (penerimaan jemaat baru, penyerahan anak, pembaptisan anak, pernikahan jemaat, kematian jemaat, mutasi jemaat, absensi jemaat, dan penjadwalan), menu laporan untuk melihat laporan dari transaksi yang telah terjadi (penerimaan jemaat baru, penyerahan anak, pembaptisan anak, pernikahan jemaat, kematian jemaat, mutasi jemaat, absensi jemaat, dan penjadwalan).
Gambar 4.17 Desain Tampilan Utama B. Form Master Jemaat
Form master jemaat digunakan untuk mengelola data master jemaat. Pada master jemaat terdapat dua form yaitu form keluarga dan form data pribadi anggota keluarga. Setelah mengisi form keluarga admin juga harus mengisi form
(1)
99
Gambar 5.18 Tampilan Form Laporan Penerimaan Jemaat Baru B. Form Laporan Penyerahan Anak
Seperti Gambar 5.19, Form ini digunakan untuk menampilkan laporan penyerahan anak
Gambar 5.19 Tampilan Form Laporan Penyerahan Anak C. Form Laporan Pembaptisan Jemaat
Gambar 5.20, form ini digunakan untuk menampilkan laporan pembaptisan jemaat.
(2)
100
Gambar 5.20 Tampilan Form Laporan Pembaptisan Jemaat D. Form Laporan Pernikahan Jemaat
Form ini digunakan untuk menampilkan laporan pernikahan jemaat. Lihat Gambar 5.21.
Gambar 5.21 Tampilan Form Laporan Pernikahan Jemaat E. Form Laporan Kematian Jemaat
Gambar 5.22 merupakan form yang digunakan untuk menampilkan laporan kematian jemaat.
(3)
101
Gambar 5.22 Tampilan Form Laporan Kematian Jemaat F. Form Laporan Mutasi Jemaat
Gambar 5.23 merupakan form yang digunakan untuk menampilkan laporan mutasi jemaat.
Gambar 5.23 Tampilan Form Laporan Mutasi Jemaat G. Form Laporan Absensi Jemaat
Gambar 5.24 merupakan form yang digunakan untuk menampilkan laporan absensi jemaat.
(4)
102
Gambar 5.24 Tampilan Form Laporan Absensi Jemaat H. Form Laporan Penjadwalan
Gambar 5.25 merupakan form laporan penjadwalan, form ini digunakan untuk menampilkan laporan penjadwalan.
(5)
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari uraian laporan ini dapat disimpulkan bahwa dengan Aplikasi Sistem Informasi Kejemaatan Gereja yang telah dibua,t maka semua proses transaksi kejemaatan gereja dapat berjalan lancar sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Proses pembuatan laporan ini juga dapat dilakukan dengan cepat dan akurat tanpa melalui proses yang panjang. Hal tersebut tentu sangat memudahkan kinerja dari pendeta tetap sebagai seorang pemimpin gereja dalam pengambilan keputusan. Bagaimanapun dengan bantuan komputer dan sistem yang baik berbagai pekerjaan akan terasa lebih cepat dan mudah. Semua bergantung pada pemakai dalam memaksimalkan sistem dan sumber daya yang ada.
6.2 Saran
Dari pengguna sistem ini, masih terdapat banyak kekurangan yang ada. Demi pengembangan dan kemajuan yang lebih baik, maka hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Apabila aplikasi sistem informasi kejemaatan gereja ini digunakan oleh pihak gereja, maka untuk keamanan data yang ada agar sistem informasi dilengkapi dengan fasilitas security, agar user digunakan lebih aman
2. Perlu maintenance data yang lebih baik dan teratur agar pengolahan data dapat digunakan secara maksimal.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. 2007. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hartono, Jogiyanto. 1990. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur. , Yogyakarta : Andi Offset.
Kendall, K.E dan Kendall J.E.. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta : Prehallindo.
Leithch, Robert A. dan Davis, K. Roscoe. 1983. Accounting Information Systems. Prentice-Hall. New Jersey.
Leman. 1998. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data . Yogyakarta: Andi Offset.
McLedod Jr.. Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa
Indonesia. Jilid I. Jakarta : PT. Penhallindo.
McLedod Jr.. Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa
Indonesia. Jilid II. Jakarta : PT. Penhallindo.
Winarko,Edi. 2006. Perancangan Database dengan Power Designer 6.32. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Yuswanto.2005. Pemrograman Dasar Visual Basic.Net. Jakarta : Prestasi Pustaka.