Heuristik Pengumpulan Sumber Pelaksanaan Penelitian

Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1 Heuristik Pengumpulan Sumber

Dalam tahapan heuristik ini, penulis berusaha melakukan pencarian, pengumpulan dan pengklasifikasian berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian, sehingga dapat memberikan informasi untuk menjawab permasalahan yang sedang dikaji. Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung memberitahukan kepada kita tentang sesuatu kenyataan kegiatan manusia pada masa lalu Sjamsuddin, 2007: 95. Kegiatan heuristik ini dimaksudkan sebagai usaha mencari dan menemukan sumber sejarah. Penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah berupa sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber tertulis dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai rujukan, sedangkan sumber lisan digunakan apabila sumber tertulis kurang mengenai permasalahan yang dikaji dirasa masih kurang. Selanjutnya untuk lebih jelas lagi penulis akan paparkan di bawah ini. 1. Pengumpulan Sumber Tertulis Pada tahap pengumpulan sumber tertulis ini penulis berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai macam literatur yang berhubungan dengan tema yang dikaji, yaitu berupa buku, artikel, dokumen-dokumen serta penelitian terdahulu berbentuk skripsi yang mengkaji tema tentang pertanian. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan proses penelitian menggunakan teknik studi literatur sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data. Dalam proses pencarian sumber tertulis tersebut peneliti mengunjungi beberapa tempat yang dianggap mempunyai sumber-sumber yang dibutuhkan, diantaranya: 1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia UPI Bandung secara rutin dan berhasil menemukan beberapa buku yang relevan dengan kajian yang penulis teliti, yaitu buku yang berjudul Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan karya Mubyarto, Moral Ekonomi Petani karya J.C. Scott, Sosiologi Pembangunan karya Pudjiwati Sajogyo dan Petani: Suatu Tinjauan Antropologis karya E.R. Wolf. 2. Perpustakaan Batu Api pada tanggal 30 Desember 2013, di perpustakaan tersebut penulis menemukan buku yang sama dengan yang ada di Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu buku yang berjudul Moral Ekonomi Petani karya J.C. Scott. 3. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bapusipda Jawa Barat pada tanggal 28 Januari 2014 dan 14 April 2014, di perpustakaan tersebut kembali penulis menemukan buku yang sama yang telah ditemukan sebelumnya yaitu buku yang berjudul Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan karya Mubyarto, Moral Ekonomi Petani karya J.C. Scott. 4. Perpustakaan Akatiga pada 6 Mei 2014, di perpustakaan tersebut penulis kembali menemukan beberapa buku yang sama yang telah ditemukan di perpustakaan kampus UPI yakni buku yang berjudul Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan karya Mubyarto, Moral Ekonomi Petani karya J.C. Scott, dan Petani: Suatu Tinjauan Antropologis karya E.R. Wolf 5. Toko-toko buku yang ada di Kota Bandung seperti Gramedia, Toga Mas, toko-toko di pasar buku Palasari, pada 15 April 2014, pada kunjungan kali ini penulis menemukan buku-buku yakni buku yang berjudul Kewirausahaan karya Buchari Alma, Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi karya Tiktik Sartika Partomo dan Abdurachman Soedjono, Kewiraswastaan karya Soemanto, Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Lingkungan hidup karya Nursid Suraatmaja dan buku Sosiologi Skematika Teori dan Terapan karya Abdul Syani, serta buku-buku yang telah ditemukan sebelumnya di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Para pedagang buku lesehan di jalan Dewi Sartika 17 April 2014, tanpa menemukan sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis. Selain mengunjungi perpustakaan-perpustakaan dan toko-toko buku yang ada di Kota Bandung, peneliti juga melakukan pinjaman buku kepada sahabat- sahabat peneliti diantaranya buku yang berjudul Mengerti Sejarah karya Louis Gottschlak, Metode Penelitian Sejarah karya Dudung Abdurahman, Mobilitas Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan Perubahan Sosial karya Didin Saripudin, “ Di Sekitar Penelitian Sejarah Lokal ”, dalam Sejarah Lokal Penulisan dan Pembelajaran di Sekolah karya Taufik Abdullah dan Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi karya Usman Sunyoto. Peneliti juga melakukan browsing internet secara rutin untuk mendapatkan sumber Jurnal maupun skripsi sebagai penelitian terdahulu bagi penulisan skripsi ini. Penulis melakukan bowsing internet pada 6 Mei 2014 dan menemukan 2 jurnal, yang pertama berjudul Pemetaan Faktor Penentu Daya Saing Komoditas Hortikultura Unggulan Di Jawa Barat karya Ima Amaliah dan Aan Julia. Jurnal kedua berjudul Bargaining Position Petani Dalam Menghadapi Tengkulak. Dalam Jurnal Paradigma karya Erni Mahmudah dan Sugeng Harianto, sedangkan skripsi yang ditemukan adalah skripsi yang berjudul POLA HUBUNGAN TENGKULAK DENGAN PETANI Studi Kasus Hubungan Patron Client Pada Masyarakat Petani Di Desa Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu karya Muhammad Romadhan. 2. Pengumpulan Sumber Lisan Pengumpulan sumber lisan dilakukan ole penulis dengan wawancara dengan narasumber yang dianggap relevan dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini. Narasumber sendiri dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka benar-benar mengalami dan mengetahui terjadinya permasalahan pada masa lampau sesuai dengan kajian peneliti. Teknik wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan oral history , seperti yang diungkapkan oleh Widja 1989: 3 bahwa „Sejarah lisan oral history dalam penyusunan ceritera sejarahnya terutama bertumpu pada sumber- sumber lisan informasi lisan ”. Abdullah 2007: 22 memaparkan bahwa “Sejarah lisan adalah kesaksian yang diberikan oleh “aktor sejarah” atau mungkin juga saksi yang mempunyai firsthand knowledge tentang peristiwa yang dikisahkannya ”. Pada umumnya pelaksanaan wawancara ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wawancara yang terstruktur dan wawancara yang tidak terstruktur. Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang berdasarkan pedoman wawancara yang terdapat dalam instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini mencakup daftar pertanyaan penelitian yang telah direncanakan dan telah disusun sebelumnya dengan maksud untuk mengontrol dan mengukur isi wawancara agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari permasalahan pokok yang akan ditanyakan, sedangkan wawancara yang tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak terencana dan wawancara tersebut tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan yang diajukan dalam instrumen wawancara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara gabungan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara dilakukan secara individual, yaitu dilakukan berdua antara pelaku atau saksi dengan penulis. Sebelum wawancara dilaksanakan, penulis menyusun daftar pertanyaan terlebih dahulu. Daftar pertanyaan tersebut dijabarkan secara garis besar. Dalam pelaksanaannya, pertanyaan tersebut diatur dan diarahkan sehingga pembicaraan berjalan sesuai dengan pokok permasalahan. Apabila informasi yang diberikan narasumber kurang jelas, penulis mengajukan kembali pertanyaan yang masih terdapat dalam kerangka pertanyaan besar. Pertanyaan-pertanyaan itu diberikan dengan tujuan untuk membantu narasumber dalam mengingat kembali peristiwa sehingga informasi menjadi lebih lengkap. Dasar penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini dikarenakan sumber tertulis mengenai perkembangan sayuran dan tengkulak sayur khususnya di Desa Nanggerang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat sangat kurang bahkan belum ada sama sekali, dan juga didasarkan atas pertimbangan bahwa pelaku narasumber benar-benar mengalami peristiwa tersebut, terutama yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini yaitu mereka yang terlibat dalam pertanian sayur. Proses wawancaranya pun dilakukan penulis dengan langsung mendatangi tempat tinggal narasumber. Adapun narasumber yang diwawancarai adalah sebagai berikut: 1. Para petani sayur di Desa Nanggerang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, yaitu: Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Bapak Sukmana, petani sayur berumur 44 tahun yang telah melakukan kegiatan bertani sejak tahun 1997.  Bapak Ude, petani sayur berumur 59 tahun yang telah melakukan kegiatan bertani sejak tahun 1990.  Bapak Ure, petani sayur berumur 58 tahun yang telah melakukan kegiatan bertani sejak tahun 1990.  Bapak Utom, petani sayur berumur 48 tahun yang telah melakukan kegiatan bertani sejak tahun 1990. 2. Para tengkulak sayur di Desa Nanggerang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, yaitu:  Bapak Dedi, Tengkulak sayur berumur 37 tahun. Beliau menjadi tengkulakBandar sayur sejak tahun 2004 .  Bapak Enang, Tengkulak sayur berumur 38 tahun. Beliau menjadi tengkulakBandar sayur sejak tahun 2005 .  Bapak H. Mamat, Tengkulak sayur berumur 55 tahun. Beliau menjadi tengkulakBandar sayur sejak tahun 1990. 3. Buruh tani dan buruh pengemaspenyortir sayur di Desa Nanggerang Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat, yaitu:  Bapak Iwan, buruh tani sayur berumur 38 tahun yang menjadi buruh tani sejak tahun 1997.  Bapak Ano, buruh tani sayur berumur 38 tahun yang menjadi buruh tani sejak tahun 1995.  Bapak Tardi, buruh kemas atau sayur berumur 36 tahun yang menjadi buruh kemas atau sayur sejak tahun 2000.  Bapak Sobar, buruh kemas atau sayur berumur 35 tahun yang menjadi buruh kemas atau sayur sejak tahun 1997. 4. Pemerintah Desa Nanggerang  Bapak Atif berumur 54 tahun, beliau menjabat sebagai kepala urusan pemerintahan Kaur Pemerintahan Desa Nanggerang. Sutisna, 2015 TENGKULAK D AN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Kritik Sumber