Refleks dan Respon yang Mempengaruhi Tekanan Darah

berkontraksi lebih kuat untuk setiap panjang sedangkan rangsang parasimpatis menimbulkan efek sebaliknya Ganong, 2008. Curah jantung harus dikendalikan agar dapat mengalirkan darah ke seluruh jaringan tubuh sehingga fungsi organ tidak terganggu. Aliran darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi ke jaringan Guyton, 1981. Tahanan perifer total bergantung pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan darah. Faktor utama yang menentukan kekentalan darah adalah jumlah sel darah merah. Namun jari-jari arteriol adalah faktor yang lebih penting dalam menetukan resistensi perifer total. Jari-jari arteriol dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal yang menyamakan aliran darah dengan kebutuhan metabolik dan dipengaruhi juga oleh aktivitas simpatis yaitu suatu mekanisme kontrol ekstrinsik yang menyebabkan vasokontriksi arteriol. Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara ekstrinsik oleh hormon vasopresin dan angiotensin II. Jadi, Tekanan darah = curah jantung × resistensi perifer total. Curah jantung = kecepatan jantung × isi sekuncup Sherwood, 2011. Tekanan darah meningkat seiring dengan pertambahan usia. Tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah pada wanita muda daripada pria muda sampai usia 55-65 tahun, namun setelah usia tersebut tekanan darah wanita menjadi setara dengan tekanan darah pria Ganong, 2008.

2.2.3. Refleks dan Respon yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh refleks maupun respon tubuh, yaitu diantaranya adalah : a. Refleks baroreseptor Refleks baroreseptor merupakan mekanisme jangka pendek yang penting untuk mengatur tekanan darah. Setiap perubahan pada tekanan arteri rerata memicu suatu refleks baroreseptor otomatis yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total dalam upaya untuk memulihkan tekanan darah ke normal. Universitas Sumatera Utara Baroreseptor secara terus-menerus memberi informasi tentang tekanan arteri rerata; dengan kata lain, sensor ini selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri. Ketika tekanan di arteri baik tekanan rerata atau nadi meningkat, potensial baroreseptor ini meningkat sehingga kecepatan lepas muatan di neuron-neuron aferen terkait meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri rerata memperlambat kecepatan lepas muatan yang dibentuk di neuron aferen oleh baroreseptor. b. Reseptor volume atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus terutama penting dalam keseimbangan air dan garam di tubuh; karena itu, keduanya mempengaruhi regulasi jangka panjang tekanan darah dengan mengontrol volume plasma. c. Kemoreseptor yang berada di arteri karotis dan aorta Fungsi utama kemoreseptor ini adalah meningkatkan secara refleks aktivitas pernafasan untuk membawa masuk lebih banyak O2 atau mengeluarkan lebih banyak CO2 pembentuk asam, tetapi kemoreseptor tersebut juga secara refleks meningkatkan tekanan darah dengan mengirim impuls eksitatorik ke pusat kardiovaskular. d. Respon kardiovaskular yang berkaitan dengan perilaku dan emosi tertentu diperantarai melalui jalur korteks serebri-hipotalamus. Respon-respon ini mencakup perubahan luas dalam aktivitas kardiovaskular yang menyertai respon generalisata simpatis, peningkatan kecepatan jantung dan tekanan darah pada orgasme seksual, dan vasodilatasi kulit lokal yang berkaitan dengan blushing rasa malu. e. Perubahan kardiovaskular mencolok yang menyertai olahraga, termasuk peningkatan substansi aliran darah otot rangka, peningkatan signifikan curah jantung, penurunan resistensi perifer total, dan peningkatan sedang tekanan arteri rerata. Bukti menyiratkan bahwa terdapat pusat-pusat olahraga tertentu di otak yang memicu perubahan jantung dan pembuluh darah. Universitas Sumatera Utara f. Kontrol hipotalamus terhadap arteriol kulit untuk tujuan pengaturan suhu lebih didahulukan daripada kontrol pusat kardiovaskular terhadap pembuluh yang sama untuk tujuan pengaturan tekanan darah. Akibatnya, tekanan darah dapat turun ketika pembuluh-pembuluh kulit melebar untuk mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh, meskipun respon baroreseptor menghendaki vasokontriksi kulit untuk membantu mempertahankan resistensi perifer total yang adekuat. g. Bahan-bahan vasoaktif yang dibebaskan dari sel endotel ikut berperan dalam mengatur tekanan darah. Sebagai contoh, NO dalam keadaan normal menimbulkan efek vasodilatasi Sherwood, 2011.

2.2.4. Klasifikasi Tekanan darah