f. Kontrol hipotalamus terhadap arteriol kulit untuk tujuan pengaturan
suhu lebih didahulukan daripada kontrol pusat kardiovaskular terhadap pembuluh yang sama untuk tujuan pengaturan tekanan darah.
Akibatnya, tekanan darah dapat turun ketika pembuluh-pembuluh kulit melebar untuk mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh, meskipun
respon baroreseptor menghendaki vasokontriksi kulit untuk membantu mempertahankan resistensi perifer total yang adekuat.
g. Bahan-bahan vasoaktif yang dibebaskan dari sel endotel ikut berperan
dalam mengatur tekanan darah. Sebagai contoh, NO dalam keadaan normal menimbulkan efek vasodilatasi Sherwood, 2011.
2.2.4. Klasifikasi Tekanan darah
Joint National Committee JNC VII mengklasifikasikan tekanan darah menjadi empat ketegori yaitu tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi
stadium satu, dan hipertensi stadium dua.
Tabel 2.1 : Klasifikasi Tekanan Darah Kategori Tekanan Darah
Sistolik mmHg Diastolik mmHg
Normal 120
dan 80
Prehipertensi 120-139
atau 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159
atau 90-99
Hipertensi stadium 2 160 atau lebih
atau 100 atau lebih
Sumber : JNC VII
Menurut AHA 2014 ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah yaitu
1. Riwayat Keluarga
Tinggi, rambut dan warna mata diwariskan dalam keluarga. Tidak hanya itu, tekanan darah yang tinggi juga dapat diwariskan. Seseorang akan
lebih mudah mengalami tekanan darah tinggi, jika orang tua maupun saudara kandungnya mengalami tekanan darah tinggi juga.
Universitas Sumatera Utara
2. Usia
Ketika usia seseorang semakin lanjut, risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular juga akan menjadi lebih tinggi. Ini dikarenakan
pembuluh darah kehilangan fleksibilitasnya dengan bertambahnya usia yang mengakibatkan tekanan seluruh sistem meningkat.
3. Jenis kelamin
Persentasi pada pria lebih tinggi dibanding pada wanita untuk mengalami peningkatan tekanan darah hingga usia 45 tahun. Dari usia 45 sampai 54
tahun dan usia 55 sampai 64 tahun, persentase pria dan wanita dengan peningkatan tekanan darah adalah sama. Setelah usia tersebut, persentase
mengalami peningkatan tekanan darah pada wanita lebih tinggi dibanding pria.
4. Aktivitas fisik yang rendah
Aktivitas fisik baik untuk jantung dan sistem sirkulasi. Gaya hidup yang tidak aktif meningkatkan kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, penyakit pembuluh darah dan stroke. Tubuh yang tidak aktif juga membuat risiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
menjadi lebih mudah. 5.
Pola makan yang buruk, makanan yang tinggi garam Semua manusia membutuhkan nutrisi yang baik dari berbagai jenis
sumber makanan. Makanan yang mengandung tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah nutrisi esensial, secara langsung berkontribusi mengakibatkan
kesehatan menjadi buruk, seperti pada obesitas. Ditambah lagi, ada beberapa masalah yang dapat terjadi karena mengkonsumsi terlalu banyak
garam. Pada beberapa orang yang mengkonsumsi makanan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah.
6. Kelebihan berat badan dan obesitas
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Indeks massa tubuh diantara 25 dan 30 dianggap kelebihan berat badan
indeks massa tubuh yang lebih dari 30 dianggap obesitas. Kelebihan berat badan meningkatkan usaha jantung.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Pengukuran Tekanan darah