Perbandingan Sifat Fisis Mekanis dan Kehalusan Permukaan Kayu Hasil Penyerutan dan Kayu Hasil Pengempaan pada Kayu Sengon (Paraseriantlzes ,falcataria L. Nielsen), Afrika (Maesopsis enzinii Engll) dan Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg

G/ ~ t t k \
'LOO 7 ,
02-Y

PERBANDINGAN SWAT FISIS MEKANIS DAN KEEALUSAN
PERMUKAAN KAYU HASIL PENYERUTAN DENGAN K A W HASIL
PENGEMPAAN PADA K A W SENGON (Paraseriatrthesfalcataria L. Nielsen),
AFRlKA (Maesopsis eminii Engll) DAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg).

Oleh :
EKA DHARMA KHANA
E02497034

JURUSAN TEKNOLOGI R A S E HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANWV BOGOR
2002

RINGKASAN
Eka Dharma JXhana E02497034, PERBANDINGAN SWAT FISIS, MEKANIS
DAN KEHALUSAN PERMUKAAN K A W EASIL PENYERUTAN DENGAN

KAYU ELASIL PENGEMPAAN PADA KAYU SENGON (Paraserianthes
falcataria L. Nielsen), AFRIKA (Maesopsis eminii Engll) DAN KARET (Hevea
brasiliensis Muell. Arg). Dibawah bimbingan : Prof. Dr. Ir. H. Zahrial Coto,
MSc dan Dr. Ir. I. Wayan Darmawan, MSc.

Suatu industri perkayuan dalam menghasilkan produk biasanya melakukan
proses pengerjaan setelah kayu digergaji. Proses penyerutan merupakan salah satu
proses yang terpenting dari rangkaian proses pengerjaan tersebut, yang bertujuan
untuk mendapatkan ukuran atau dimensi yang tepat, seragam dan kualitas permukaan
yang tinggi. Penyerutan mengakibatkan ada sebagian volume kayu yang terbuang
sehingga dapat menimbulkan limbah. Peralatan yang digunakan dalam proses
penyewtan tergolong mahal, maka pada saat sekarang ini perlu dicari altematif lain
untuk menghasilkan kualitas permukaan yang baik dan ukuran yang seragam serta
meningkatkan sifat fisis mekanis kayu tanpa melakukan proses penyerutan yaitu
dengan pengempaan kayu. Produk pemadatan kayu utuh dikenal dengan nama

Staypak. Kayu yang dihasilkan dari proses pengempaan panas dimensinya relatif
tidak stabil dan mengembang l a g ketika berada dibawah kelembaban tinggi atau
direndam lagi kedalam air. Salah satu cara untuk mengatasi agar kayu tersebut tidak
kembali ke bentuk semula adalah pengempaan panas dengan menggunakan perekat

atau yang disebut impreg.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisis mekanis dan
kehalusan permukaan kayu baik kayu yarlg dikempa panas dimana kayu sebelum
proses pengempaan dicelupkan kedalam perekat maupun kayu yang dikempa panas
saja dengan kayu yang di serut.

Contoh uji berukuran 30 cm (panjang) x 15 cm (lebar) x 2,5 cm (tebal). Papan
yang telah dipotong sebagian ada yang dserut untuk kontrol dan ada yang dikempa
panas baik dengan menggunakan perekat maupun dikempa panas saja. Perekat yang
digunakan adalah Phenol Formaldehida dan Melamin Formaldehida dengan Resin
Solid Content (RSC) 25% dan 50% dari RSC awal. Proses pengempaan dilakukan
selama 15 menit, pada suhu 5 135°C untuk perekat Phenol Formaldehida dan k
120°C untuk perekat Melamin Formaldehlda. Contoh uji ditekan sampai tebal contoh
uji berkurang 3 mm. Papan tersebut di uji sifat fisis yang meliputi kerapatan, kadar
air, dan susut volume, sifat mekanis yang meliputi MOE, MOR, tekan sejajar serat,
dan kekerasan, dan pengujian kehalusan permukaan kayu.
Pengempaan panas baik dengan menggunakan perekat ataupun tidak
menggunakan perekat mampu meningkatkan sifat fisis dan mekanis serta kehalusan
permukaan kayu dibandingkan dengan kayu hasil proses penyerutan. Sifat fisis ini
meliputi nilai kerapatan, kadar air, dan susut volume. Sifat mekanis meliputi nilai

MOE, MOR, tekan sejajar serat, dan kekerasan. Tetapi berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa ada satu perlakuan yaitu kempa panas pada kayu Sengon yang
mengakibatkan penurunan nilai MOE.
Perlakuan kempa panas menyebabkan serat kayu melipat sehingga kualitas
permukaan kayu semakin menurun. Perekat yang paling memberikan pengaruh
terhadap peningkatan sifat fisis dan mekanis serta kehalusan permukaan kayu adalah
perekat Melamin Formaldehida. Pengempaan panas dengan menggunakan perekat
Phenol Formaldehida akan menyebabkan wama kayu menjadi coklat kehitaman
sehingga tekstur atau corak kayu akan menjadi kurang menarik bila dibandingkan
dengan penggunaan perekat Melamin Formaldehida. Penggunaan perekat pada proses
pengempaan panas menyebabkan jamur Blue Slain yang biasa menyerang kayu Karet
tidak bisa menyerang bagian kayu yang terkena perekat.

.

~.*

PERBANDINGAN SWAT FISIS MEKANIS DAN KEHALUSAN
PERMUKAAN K A W HASIL PENYERUTAN DENGAN K A W HAS=
PENGEMPAAN PADA K A W SENGON (Paraserianthesfalcataria L. Nielsen),

AFRIKA (MResopsisenrinii Engtl) DAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg).

Oleh:
EkA DhlRMA KHANA
E02497034

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Penelitian

: Perbandingan Sifat Fisis Mekanis dan Kehalusan Permukaan

Kayu Hasil Penyerutan dan Kayu Hasil Pengempaan pada
Kayu Sengon (Paraseriantlzes ,falcataria L. Nielsen), Afrika
(Maesopsis enzinii Engll) dan Karet (Hevea brasiliensis Muell.
Arg).


i

Nama Mahasiswa

: Eka Dharma Khana

Nomor Pokok

: E02497034

n

-

Menyetujui :

v r ~
/

L


(Pro . Dr. Ir. H. Zahrial Coto, MSG)
NIP :

Tanggal Lulus : 24 Juni 2002

(Dr. I

NIP:

,

W

*

n Darmawan MSG)