Anallsis Penentuan Daur Finansial Kelas Perusahaan Acacia mangium di KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat

ANALISIS PENENTUAN DAUR FINANSIAL
KELAS PERUSAHAAN Acacia mangium
DI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN BOGOR
PT. P E M U T A N I UNIT I11 JAWA BARAT

OLEH :

HENRY GUNAWAN

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
]HENRY GUNAWAN. Analisis Penentuan Daur Finansial Kelas Perusahaan Acacia
mangium di K P H Bogor PT. Perhutani Unit 111 Jawa Barat. Dibimbing oleh
DUDUNG DARUSMAN dan Z A W COTO.
Pengeloaan hutan akan selalu memperhatikan lamanya waktu pemanenan.
Penentuan waktu atau lainanya pohon untuk ditebang biasa disebut dengan daur
(rotasi tebang). Penetapan daur yang tepat sangat menentukan kelangsungan
pengusahaan hutan sehingga penelitian mengenai daur perlu dilakukan sesuai dengan

kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Dengan prinsip-prinsip kelestarian hasil dan
kelestarian ekonomis, rnaka penentuan daur yang secara ekonomis menguntungkan
dan memperhatikan kondisi biologis hams diperhatikan bagi suatu pemsahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daur secara finansial yang paling
menguniungkan bagi perusahaan dengan menggunakan pendekatan pada potensi
tegakan Acaclu manglum yang ada di KPH Bogor dan analisa proyek atau dengan
kata lain dengan kelayakan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penaksiran produksi kayu terhadap
daur-daur yang diuji, yaitu daur 6, 7 ,8, 9 dan 10 tahun diperoleh hasil bahwa pada
daur 9 tahun diperoleh produksi kayu yang tertinggi 73,695 m3/Ha. Dengan
mernperhatikan etat untuk menjamin kelestarian hasil maka pada daur 9 tahun total
produksi bempa kayu perkakas sebesar 17.873,87 m3 dan kayu bakar I 1.192,42 sm.
Dengan menggunakan harga jual rata-rata tahun 2000, maka pendapatan yang dapat
diperoleh dari penjualan kayu Acucia mangium terbesar pada daur 9 tahun dengan
total pendapatan Rp.2.714.644.667,- yang diperoleh dari pendapatan tebang habis
sebesar Rp.2.503.962.926 ditambah dengan pendapatan dari tebang penjarangan
sebesar Rp.210.681.74 I,-. Adapun biaya yang terbesar dikeluarkan dari kegiatan
biaya tahunan dan eksploitasi kayu, ha1 ini karena pelaksanaan masih dilakukan
dengan cara sederhana sehingga produktivitas k e j a rnasih sangat rendah dan
nlenyedot biaya yang cukup besar. PerIiiturigan daur finansial dengan menggunakan

analisa proyek menunjukkan bahwa pada daur 9 tahun adalah Iayak Cfeasih!e) bagi
kelangsungan usaha pada tingkat suku bunga OOA, 6%, 12%, 18% dan 24%.
(ditunjukam oleh NPV dan BCR terbesar) serta IRR sebesar 24,407;. Demikian pula
dengan menggunakan nilai harapan tanah, pada daur 9 tahun mendapatkan nilai
tertinggi bagi perusahaan pada tingkat suku bunga 6%, 12% dan 18%.
Dengan demikian penetapan daur 9 tahun untuk jenis Acacia mangium di
KPH Bogor disarankan untuk dapat dilaksanakan, karena selama ini nienggunakan
daur 10 t a b . Penggudaur 9 tahun akan memberikan nilai keuntungan yang
paling tinggi dengan mempertimbmgkan waktu dan biaya, selain mengurangi rcsiko
kemsakan tegakan dari pengaruh alam maupun manusia. Perlu juga diperhatikan
faktor-faktor yang mempengamhi penentuan daur antara lain; intensitas pengelolaan,
luas areal pengelolaan, produk yang dihasilkan dan tingkat suku bunga

ABSTRACT

HENRY GUNAWAN. Financial Rotation Age Analysis Of Acuc~urnangiurn in
Bogor Forest District, PT. Perhutani Unit ILI, West Java. Under the direction of
DUDUNG DARUSMAN and ZAHRIAL COTO.
This study describes the determination of the financially rotation age of
Acuciu rncmgfum plantation b ~ o w nin Parung Panjang S u b Forest District, Bogor and

impact of change that rotation age. Data is colfected *om survey and data fiom
secondary sources such as Forest District Bogor, I T . Perfiutar~iUnit I11 -West Java
and literatures.
The research used in rotation age varies from 6 to I 0 years and a profit
maximizing model (which is modified to take into account the cost of time) to
determine the financially optimum rotation age under various interest rate, price and
cost regime. A~laIysisdata is used invesration criteria I>iscounted ( 'ash F h w ( N P V ,
BCR and IRR) and Soil Expected Value from Faustman Theory.
TIie study indicated that the best rotation age ofAcuclu rnungiurn for this fkst
growing species is 9 years depending primarily on the cost of capita1 (or interest
rates). The rotation age of .4cucia manglum influented of large area, intensity forest
management, tbrest product and interest rate.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan b a h w ~tesis yang berjudul :

ANALISIS PENENTUAN DAUR FINANSIAL KELAS PERUSAHAAN
Acacia mangiunz DI KPH BOGOR PT. PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri d m belum pernah dipublikasikan.
Semua surnber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

&
IPK 9 69908

ANALISIS PENENTUAN DAUR FINANSIAL
KELAS PERUSAHAAN Acacia mangium
D I KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN BOGOR
PT. PERHUTANI UNIT I11 JAWA BARAT

HENRY GUNAWAN

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Umu Pengetahuan Kehutanan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


Jndul T e s ~ s

: Anallsis Penentuan Daur Finansid Kelas P e ~ s a h a a nA c a c i a

mun,qium di KPH Bogor PT. Perhutani Unit I11 Jawa Barat

Nama

: Henry Gunawan

NRP

: 9969908

Program Studi

: Ilmu Pengetahuan Kehutanan

Menyetujui

I . Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dudunr~Darusman. MA
Ketua

Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Kehutanan

I

Prof Dr. Ir. Dodl N a n d ~ k a M S

TanggaI Lulus : 1 Februari 2002

Prof Dr. Ir. Zahrial Coto. MSG
Anggota

Penulis dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat, pada tanggal 29 Oktober I967
sebzgai anak pertama dan empat bersaudara, pasangan Bapak H. Sutani Y u ~ u BSc.

s
dan Ibu Hj. Emi Fatimah.
Pengalaman pendidikan penulis diawali di Taman Kanak-Kanak Nira lndria
PG. Gempol, Palimanan-Cirebon (lulus tahun I973), dilanjutkan dengan pendidikan
sekoIah dasar di SDN Kadipaten 6 Majalengka (lulus tahun 1980), sekolah
menengah tingkat pertama di SMPN 1 Jatiwangi, Majalengka Oulus tahun 1983), d m
sekolah menengah tingkat atas di SMAN I Cirebon (lulus tahun 1986).
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Teknobgi HasiI Huian, Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), lulus pada tahun 199 1 . Pada tahun 1999
penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke progam S2 pada Program Studi
Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Program Pasacasarjana IPB. Beasiswa pendidikan
pascasajana diperoleh dari PT. Perhutani.
Saat ini penulis bekerja pada PT. Perhutani (Persero), salah satu B U M N
bidang Kehutanan sejak tahun 1992 dan ditempatkan di Unit I Jawa Tengah.
Penulis rnenikah dengan istri tercinta Trts Wachjuni, SE. Pada tahun 1995,
dan saat ini masih menantikan kelahiran anak tercinta.

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telab memberikan
nikmat dan karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Judul karya ilmiah yang dipilih oleh
penulis adalah Analisis Finansial Penentuan Daur Kelas Perusahaan Acuc~umunglzlm
di KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di Kelas
Perusahaan Acacia mangium BKPH Parung Panjang, KPH Bogor PT. Perhutani Unit
I11 Jawa Barat.

Pada kesempatan ini penulis rnenyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang teIah membantu, baik selama
penulis mengikuti kuliah, melaksanakan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini;
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Program S2 di Program Studi Ilmu
Pengetahuan Kehutanan, Program Pascasarjana IPB, terutama kepada :
I.

Prof Dr. Ir. Dudung Darusrnan, MA sebagai Ketua Komisi Pembimbing, dan
Prof: Dr. Ir. Zahrial Coto, MSc sebagai anggota Komisi Pembimbing, atas
ketersediaan waktu, kesungguhan, dan kesabaran yang telah diberikan selama
membimbing penulis.

2.


PT. Perhutani (Persero) Unit 1 dan Direksi PT. Perhutani, atas ijin yang telah

diberikan kepada penulis untuk mengikuti progam S2 di Program Pascasarjana

PB.
3 . Kepala PT. Perhutani Unit III Jawa Barat dan Administratur KPH Bogor yang
telah memberikan ijin untuk rnengadakan penelitian lapangan dalam wilayah

kejanya,

AsperKBKPH Parung Panjang beserta seluruh staf, atas segaIa

bantuan dan pelayanannya selama penuIis mengadakan penelitian di lapangan.
4.

Rekan-rekan di Bagian TKU dan Keuangan KPH Bogor yang telah meluangkan

waktu mengumpulkan data yang dibutuhkan dan untuk berdikusi dan berbagi
pengalaman dengan penulis selama penyelesaian karya ilmiah ini.
5. Istri tercinta penulis Tris Wachjuni, SE. Atas ketulusan, kesabaran dan perannya


yang selalu mendorong penulis untuk terus belajar dan bekerja dengan tekun:
serta Bapak, Mamah; Bapak, Ibu mertua, saudara-saudara dan seluruh keluarga
atas segala doa dan kasih sayangnya.
6 . Ternan-teman di Program Studi llmu Pengetahuan Kehutanan Angkatan 1999

atas segala kekornpakan dan kerjasamanya, khususnya rekan-rekan dan
Perhutani.
Akhirnya saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempumaan karya
ilmiah ini. Semoga karya ilmiah in; bermanfat.

Bogor, Februari 2002
Henry Gunawan

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xii


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................
Rumusan Masalah ..............................................................................
...........................................................................
Kerangka Pemikiran
. .
Tujuan Penellt~an................................................................................
Kegunaan ............................................................................................
Hipotesis .............................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Daur ....................................................................................................
Pengaturan Hasil ................................................................................
. .
Anahs~sProyek ..................................................................................
Mangium ( A c a c ~ rnungfum)
u
.............................................................
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi
Penelitiiui ..............................................................
. .
Metode Penelltlan ..............................................................................
Asumsi-asumsi ...................................................................................
KEADAAN Uh4UM LOKASI PENELITIAN
Sejarah Pembentukan KPH Bogor ......................................................
Letak dan Luas ....................................................................................
Keadaan Hutan ....................................................................................
Tanah dan Iklirn ................................................................................
Sosial Ekonomi Penduduk ...................................................................
Pengelolaan Hutan Mangium ...............................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penaksiran Produksi Kayu ........................ .
.
.......................................
Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran ............................................
Penentuan Daur Finansial ....................................................................

xv
1

.
3
3
5
5
5

6
10
12

15
18
18
24

26
26
28
30
31
32
33

39
42

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..........................................................................................
Saran .....................................................................................................
DAFTAR P U STAKA ............................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................

DAFTAR TABEL

1 . Ikhtisar Penyebaran Kelas Perusahaan Acacia mangium di BKPH
Parung Panjang, KPH Bogor ........................................ ......................
2. Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Kabupaten Bogor .................. ...
3. HasiI Perhitungan Pendugaan Potensi Rata-rata per Hektar ..... .. .........

4. Penaksiran Produksi Tebang Habis Pada Tiap Daur Alternatif .

...... .

5. Taksiran Produksi Tebang Habis Kayu Mangium Menurut Sortimen
pada Setiap Daur Altematif ............. ... ... . ......... . . . .. .................. ...........
6. Penaksiran Hasil Penjarangan Tiap-tiap Daur Alternatif

...

.................

7. Taksiran Produksi Penjarangan Kayu Mangium Menurut Sortimen
Pada Setiap Daur Altematif ......................................... ... .. ..............

8. Rekapitulasi Produksi Hasil IIutan Mangium pada Setiap Daur
Alternatif . . . . ...... . ........ . ..... .................. . .. . ... ..... . . . ... . .. . ......... . .... . . . . .
9 . Realisasi Harga Rala-rata Penjualan Hasil Hutan KPH Bogor Tahun

2000

10. Rekapitulasi Pendapatan Hasil Hutan Mangium pada Setiap Daur
Altematif .. . . . ............ ... . . . . . . ............ ................. . .. . . . . . . . .. ............. .. . .. ....

1 1. Rekapitulasi Biaya Pengelolaan Hutan Mangium di KPH Bogor
12. Rekapitulasi Biaya yang Dikeiuarkan pada Setiap Daur Altematif
13. Rekapitulasi Perhitungan NPV, BCR dan IRR pada Setiap Daur

Alternatif .......................... ... .. ... ... ..................................................

14. Rekapitulasi Perhitungan Nilai Harapan Tanah pada Setiap Daur

Alternatif ....... ................. . . ... ..................................... . ................. . . . . . . ..

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 . Kerangka Pemikiran Pemecahan Masalah drtlam Penentuan daur
Mangium ...........................................................................................
2 . Skema Metode Penelitian ...................................................................

3 . N P V Pengusahaan Hutan Mangium pada Berbagai Daur ..................

4 . BCR Pengusahaan Hutan Mangium pada Berbagai Daur ..................
5 . IRR Pengusahaan Hutan Mangium pada Berbagai Daur ....................

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
I . EZegister Inventarisasi Hutan Kelas Perusahaan Acacia nzangiurn
KPH Bogor ..........................................................................................

55

2 . Hasil Perhitungan Pendugaan Potensi Rata-rata per Hektar ..................

58

3. Tabel Tegakan Jenis Acucia mungiurn ...................................................

59

4 . Perhitungan Faktor Koreksi Kayu Perkakas (KP) dan Angka Kayu

Bakar (KB) Acacra mungzurn di KPH Bogor .......................................

60

5. Persentase Pembagian Sortimen AI. AII. A111 dan Kayu Bakar

Marlgium Terhadap Kayu Perkakas Produksi Tebang Habis pada
Setiap Kelas Umur di KPH Bogor ........................................................

61

6 . Produksi Kayu Perkakas dan Kayu Bakar Hasil Penjarangan pada

Setiap Daur AItematif ...........................................................................

62

7. Pendapatan dari Kayu Perkakas dan Kayu Bakar Hasil Penjarangan
pada Setiap Daur Altematif ..................................................................

63

8. Rincian Biaya Tahunan ..........................................................................

64

9 . Rincian Biaya Persemaian .....................................................................

65

10. Rincian Biaya Penanaman ....................................................................

66

1 1 . Rincian Biaya Penyulaman Tanaman ....................................................

67

12. Rincian Biaya Pemeliharaan 4-5 ............................................................

68

13. Rincian Biaya Penjarangan .....................................................................

69

14. Rincian Biaya Eksploitasi Kayu .............................................................

70

15. Rincian Biaya Pemasaran Kayu ..............................................................

71

16. Proyeksi Cash Flow Pengusahaan Hutan Acacia mangium di KPH Bogor
Pada Daur 6 Tahun ................................ .
..................................................

72

17. Proyeksi Cash Flow Pengusahaan Hutan Acacia mangium di KPH Bogor
Pada Daur 7 Tahun .....................................................................................
18. Proyeksi Cash Flow Pengusahaan Hutan Acacia mangium di K P H Bogor
Pada Daur 8 Tahun ............................ .
.
.....................................................

19. Proyeksi Cash FIow Pengusahaan Hutan Acacia mungium di KPH Bogor
Pada Daur 9 Tahun ................................ .
...................................................
20. Proyeksi Cash Flow Pengusahaan Hutan Acaciu mangiurn di K P H Bogor
Pada Daur I 0 Tahun ...................................................................................

2 1 . Perhitungan Nilai Harapan Tanah (Se) pada Daur 6 Tahun .........
22. Perhitungan Nilai Harapan Tanah (Se) pada Daur 7 Tahun ..................
23. Perhitungan Nilai Harapan Tanah (Se) pada Daur 8 Tahun .......................
24. Perhitungan Nilai Harapan Tanah (Se) pada Daur 9 Tahun .......................
25. Perhitungan Nilai Harapan Tanah (Se) pada Daur 10 Tahun .....................

26. Realisasi Volume dan Pendapatan Hasil Hutan KPH Bogor Tahun 2000
27. Daftar harga Jual Dasar (HJD) Kayu Acacia mangrum .............................
..
28. Peta Lokasi Penel~t~an
.................................................................................

PENDAHULUAN
Latar Bela kang
Hutan sebagai sumber kekayaan

alam merupakan

suatu modal dasar

pembangunan nasionaI yang perju dimanfaatkan secara maksimal dan lestan untuk
kesejahteraan rakyat, baik materia1 maupun spiritual.

Pemanfaatan hutan secara

maksimd dan lestari adalah untuk memperoleh berbagai manfaat, baik langsung
maupun tidak langsung, yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pengelolaan hutan secara akhf dengan
cara melakukan kegiatan produksi di bidang pengusahaan hutan berupa perencanaan,
penanaman, pemeliharaan, eksploitasi, pengolahan dan pemasaran hasil hutan.
Dalam pengelolaan hutan ini hams diciptakan suatu keseimbangan agar dapat dicapai

prinsip kelestarian hasil dan prinsip ekonomis (perusahaan).
Pengusahaan hutan di Pulau Jawa dilakukan oleh PT. Perhutani dengan areal
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) sebagai unit kelestarian hasil, yang d a l a i
pengelolaannya dibedakan dalarn bentuk kelas-kelas pemsahaan hutan menurut jenis
tanaman yang diusahakan.

Sistem pengelolaan ini lebih menekankan distribusi

kelas-kelas umur yang bertujuan untuk membentuk h11-n

normal dalam rangka

mencapai kelestarian hasil dan kelestarian perusahaan.
Salah satu ciri dari pengusahaan hutan yakni adanya wak-tu yang panjang untuk
dapat memungut hasilnya. Aspek waktu ini akan tetap sebagai pertimbangan dan
mempakan persoalan yang mendasar dalarn ekonomi produksi kayu.

Namun demikian suatu usaha tentunya ingin memperoleh rentabilitas yang
tinggi, yakni tingkat kemampuan menghasilkan keuntungan dan investasi atau modal
yang ditanam dalarn melaksanakan kegiatan pengusahaannya.

Rentabilitas akan

sangat ditentukan oleh upaya menekan biaya yang dikeluarkan seoptimal rnungkin
dengan tetap mempertahankan jumlah dan mutu produksinya.
Berkaitan dengan masalah di atas, hutan Acuciu mungium, seianjumya disebut
Mangium, sebagai salah satu bentuk terobosan untuk menjadi kelas perusahaan oleh
KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat, harus memberikan keuntungan yang
lebih besar dari investasi yang dikeluarkan dalam melakukan pengusahaannya. Oleh
karena itu daur atau umur tebang perlu ditetapkan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan. Dalam hal ini keuntungan tertinggi merupakan sasaran yang
ingin dicapai oleh setiap pengelola hutan. Daur ini disebut daur finansi J.
Dengan data yang lengkap daur finansial dapat ditentukan untuk jenis tegakan
yallg sedang diusahakan, sehingga berdasarkan hat ini dapat disusun suatu rumusan
kebijaksanaan yang pada gilirannya akan dapat ditentukan suatu rencana manajemen
yang mantap. Harapan tentunya keadaan ini akan membawa pada suatu pengelolaan
hutan yang rasional.

Rumusan Masalah
Kayu mangium me~upakanjenis yang memiliki prospek untuk menjadi pilihan
dalam menentukan jenis kayu yang ditanam, maka upaya pengembangan telah
dilakukan baik oleh Pemerintah, BUMN (khususnya PT. Perhutani) maupun pihak

swasta. Namun pemanfaatan yang didasarkan kepada nilai keuntungan dan waktu
yang diusahakan belum ditelaah lebih lanjut.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan penghasilan dan kemandirian usaha,
KPH Bogor telah menanam jenis mangium dan telah dilakukan pemungutan

kayunya.

Pemanfaatan kayu mangium hams tetap berlandaskan prinsip-prinsip

keuntungan dan kelestarian.

Mengingat faktor waktu sangat menentukan dalam

pemanfaatan kayu, maka daur kayu mangium yang paling menguntungkan untuk
ditebang harus diketahui secara pasti guna memperoleh hasil yang paling
menguntungkan dari sudut pembiayaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pokok pernasalahan :
1. Pada umur tebang atau daur herapa kayu mangium dapat dipanen yang paling

menguntungkan bagi perusahaan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pemilihan daur yang paling

rnenguntungkan tersebut ?
Kerangka Pemikiran

Hutan mangium mempunyai potensi menghasilkan kayu yang serbaguna. PT.
Perhutani

membangun hutan mangium dengan tujuan

untuk memperoleh

pendapatan. Dalam pemanfaatan kayu mangium perlu memperhmbangkan berbagai
faktor terutama aspek finansial yang merupakan salah satu faktor pent~ngberkaitan
dengan keuntungan ekonomi.

Namun dari segi biologis perlu dikaji pula secara

mendalarn terutama berkaitan dengan waktu pemanenan yang tepat sehingga biaya-

biaya yang dikeluarkan sesuai dengan peruntukannya.

Rangkaian alur kerangka

pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1

Faktor gendukung :
- potensi cukup besm
- mem beri manfaat /
pendapatan bagi
perusahanan
- daur pendek

Kondisi dan darnpak
- Pemanfaatai hutan
Acacia rnaneiurn

-

Kendala :
- Analisis daur
belum optinla1
- Informas1 pasar
terbatas
- Data finansial
terbatas

v
Perlu analisis daur finansial
untuk memperoleh suatu
pengelolaan yang tepat

9
Aspek Finansial

Daur ACUC~Umuwgi~im

kayu Acacia mangium
Gambar I . Kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam penentuan daur

Mangium.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adaiah untuk menentukan daur finansial kelas perusahaan
Acacia nrangittm di KPH Bogor, sehingga pada daur atau urnur tebang tersebut akan

didapat keuntungan atau nilai finansial maksirnum.
Kegunaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mewujudkan
kebijaksanaan penentuan keputusan pengelolaan/pengusahaan hutan yang rasional
dan menguntungkan dari sisi ekologis dan ekonomis
Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
PoIa penentuan daur tanaman mangium belum diterapkan secara optimal sehingga
keuntungan perusahaan secara finansial belum maksimal.

TINJAUAN P U S T A K A
Daur

Daur adalah suatu jangka. waktu antara penanaman dan penebangan atau
antara penanaman dan penanaman berikutnya di tempat yang sama, yang ditentukan
oleh jenis. 11asil yang diinginkan, nilai tanah dan suku bunga lisaha yang tersedia.
Konsep daur dipakai untuk pengelolaan hutan seumur, sedangkan untuk hutan tidak
seumur istilah yang memiiki arti yang sama adalah sikIus tebang (cutting cycle).
lstilah daur berkaitan erat dengan adanya konsep hutan normal. Secara ideal,
hutan normal akan terdiri atas kelompok tegakan dan semua umur yang mempunyai
potensi sama, mulai dari umur satu tahun sampai akhir daur.

Oleh karena itu,

menentukan panjang daur merupakan salah satu faktor kunci dalam pengelolaan
hutan seumur sesuai dengan definisiriya. Masalah penentuan panjang daur sangat
berkaitan erat dengan cara menentukan waktu, yang diperiukan oleh suatu jenis
tegakan untuk mencapai kondisi masak tebang, atau siap dipanen. Lamanya waktu
tersebut tergantung pada

sifat pertumbuhan jenis yang diusahakan, tujuan

pengelolaan dan pertimbangan ekonomi. Dari sinilah lahir beberapa macarn atau
cara d d a m menentukan panjang daur (Departemen Kehutanan, 1992).
Osmaton ( 1 968) menjelaskan bahwa daur merupakan suatu faktor pengatur
dalam pengusahaan Iiutan seumur.

Daur akan dipakai pada waktu rnembuat

rancangan perusahaan tersebut, d m akan tcrdapat perbedaan yang besar dalanl
penataan hutan apabila tegakan ditebang pada batas bawah dari umur tebang atau
dibiarkan tumbuh sarnpai tegakan berada di atas miskin nap. Lama daur tidak selaiu

sama dengan tahun sebenamya tegakan hams ditebang. Karena keadaan silvikultur
danlatau pertimbangan lain dapat menyebabkan tegakan hams ditebang lebih cepat
atau lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan.
Dari segi pasar, daur ditentukan oIeh macam p ~ o d u ktegakan, tipe tegakan,
tempat tumbuh dan jenis tanaman. Dengan demikian daur dari jenis yang sama
sed~kitbanyak dipengaruhi oleh tempat tumbuh (Chapman, I 9 3 1).
Menurut Osmaston ( 1 968), lamanya daur tergantung pada interaksi beberapa
faktor, yaitu :
a. Tingkat kecepatan pertumbuhan tegakan, yang tergantung pada jenis pohon,
lokasi tempat tumbuh serta intensitas penjarangan.
b. Karakteristik jenis atau spesies tanaman, dimana hams dipcrhatikan umur
maksimal secara alami, umur menghasilkan benih, umur kecepatan turnbuh
terbaik dan umur kualitas terbaik.
c. Pertirnbangan ekonomi, dimana hams memperhitungkan ukuran yang dapat
dipasarkan dan harga terbaik yang dapat diperoleh.
d. Respon

tanah

terhadap

penggunaan

yang berulang-ulang,

ha1 ini

erat

hubungannya dengan batuan induk, pelapukan tanah dan alelopathy.
Hiley (1956) menyatakan bahwa ada beberapa macanl daur yang ditetapkan
berdasarkan keadaan sifat tegakan sesuai dengan tujuan pengelolaan hutan yang
bersangkutax, yaitu :
I.

Daur Silvikultur, yaitu daur yang ditetapkan berdasarkan keadaan saat tegakan
dapat tumbuh mempertahankan kualitasnya atau mengadakan permudaan dan
reproduksi.

2 . Daur Teknis, yaitu daur yang ditetapkan berdasarkan keadaan dimana tegakan

telah mencapai ukuran yang sudah ditetapkan untuk keperIuan produk yang akan
dihasilkan.
3. Daur Pendapatan Tertinggi (daur produksi maksimal), yaitu daur yang ditetapkan

berdasarkan keadaan dimana tegakan dapat menghasilkan pendapatan atau
volume tertinggi per satuan luas per tahun tanpa memperhitungkan jumlah modak
untuk mendapatkannya. Daur ini dapat ditentukan dengan memotongkan kurva
riap CAI dan kurva riap M A 1 dari jenis yang bersangkutan.
4.

Daur Finansial, yaitu daur yang ditetapkan berdasarkan keadan dimana tegakan
dapat menghasilkan keuntungan atau nilai finansial terbesar. Penentuan daur ini
dapat didekati dengan dua cara, yaitu :

a. Nilai Harapan Tanah
Pendekatan yang terkenal dikemukakan oleh Martin Fustman, guna
menyelesaikan rnasalah evduasi lahan hutan untuk kepentingan pajak.
Rumus yang dikemukakannya adalah :

dimana :

Se

=

NiIai harapan tanah

Yr

=

Hasil bersih panenlpenebanyan akhir daur

Ti

=

Hasil bersih penjarangan pada tahun ke-a sampai tahun

C

=

Biaya pengelolaan

p

=

tingkat suku bunga

E

=

biaya administrasi dan manajemen (biaya tahunan)

b. Hasil Finansial

Pendekatan in1 menggunakan kritena-kritena investasi, yaitu Net
Present Value ( N P V ) , Internal Rate ofRelui-n (IRR) dan Benefit (:ost I