FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
BAB 4. FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
A. Mind Mapping
Host Manusia
Family Orthomyxoviridae Genus Tipe A, B, dan C
Environment Biologis berupa agent yaitu virus H5N1
Tahap Prepatogenesis Interaksi Host & Agent yang dipengaruhi imunitas
dan Environment
Riwayat Alamiah Penyakit
Tahap Patogenesis Masa inkubasi 2-8 bahkan 17 hari, lalu timbul
Flu Burung gejala (Avian Influenza)
Kontak Langsung dengan unggas yang terinfeksi
Penularan
Kontak dengan benda yang terkontaminasi kotoran unggas yang terinfeksi
Primer Promkes dan upaya perlindungan diri
Sekunder
Pencegahan
Screening, pengobatan yng tepat, pemeriksan radiologi paru, dan diagnosis laboraturium.
Tersier Terapi dan Rehabilitasi terhadap penderita
B. Analisa Situasi
Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan Flu Burung merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen virus A (H5N1) atau virus A (H7N9) dan menular melalui unggas. Virus A (H5N1) dan virus A (H7N9) merupakan dua virus influenza dengan potensi pandemi, karena kedua virus tersebut dapat beredar luas dibeberapa populasi unggas. Manusia cenderung tidak Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan Flu Burung merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen virus A (H5N1) atau virus A (H7N9) dan menular melalui unggas. Virus A (H5N1) dan virus A (H7N9) merupakan dua virus influenza dengan potensi pandemi, karena kedua virus tersebut dapat beredar luas dibeberapa populasi unggas. Manusia cenderung tidak
bahkan kematian [1] . Menurut Tamher et al (2008 : 48), flu burung yang menginfeksi manusia pada umumnya lebih berbahaya dibandingkan flu biasa sehingga penderita
harus diberikan perawatan medis segera [2] . Kasus pertama virus H5N1 pada unggas
yang menginfeksi manusia secara langsung
Avian Influenza atau flu
burung merupakan
terjadi pada tahun 1997 di Hong Kong SAR, Cina [1] .
penyakit menular yang disebabkan virus A(H5N1)
Wabah flu burung tersebut menyebabkan 18 orang
atau virus A(H7N9) dan
dirawat di rumah sakit dan enam orang diantaranya
menular melalui unggas.
meninggal . Dalam mengatasi wabah flu burung
Virus ini berpotensi
menjadi pandemi. Kasus
pada saat itu, pemerintah Hong Kong melakukan
pertama terjadi
di
Hongkong tahun 1997
upaya pemusnahan 1,5 juta ekor ayam untuk
dimana terdapat 6 orang
memutus rantai penularan sumber virus H5N1 [4] .
meninggal dan 18 orang dirawat dirumah sakit.
Pada Februari 2003, kasus Flu Burung kembali terjadi di Hong Kong, yakni terdapat dua kasus infeksi Flu Burung dan 1 orang diantaranya meninggal yang dikonfirmasi dalam sebuah anggota keluarga yang telah melakukan perjalanan terakhir ke provinsi
Fujian, China [3] dan sejak itu, Flu Burung yang disebabkan oleh virus H5N1 semakin menyebar luas dari Asia ke Eropa dan Afrika [1] .
Berdasarkan data WHO, jumlah kumulatif kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia dari tahun 2003 sampai 2014 yang tersebar di 16 negara yaitu Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Canada, China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki dan Vietnam adalah sebanyak 676 kasus dan 398 kasus diantaranya meninggal. Pada tahun 2014, hanya terjadi 27 kasus yang terdapat di lima negara yaitu 9 kasus di Kamboja, 2 kasus di China, 12 kasus di Mesir, 2 kasus di Indonesia, dan 2 kasus di Vietnam. Jumlah kumulatif kasus pada tahun 2014 tersebut mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana pada tahun 2013 terjadi 39 kasus. Namun jika dilihat dengan jumlah kumulatif pada tahun 2012, pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus dimana pada tahun 2012 hanya berjumlah 32 kasus. Selain itu, pada tahun 2011 telah terjadi kasus Flu burung sebanyak 62 kasus, di mana jumlah kumulatif tersebut mengalami Berdasarkan data WHO, jumlah kumulatif kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia dari tahun 2003 sampai 2014 yang tersebar di 16 negara yaitu Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, Canada, China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki dan Vietnam adalah sebanyak 676 kasus dan 398 kasus diantaranya meninggal. Pada tahun 2014, hanya terjadi 27 kasus yang terdapat di lima negara yaitu 9 kasus di Kamboja, 2 kasus di China, 12 kasus di Mesir, 2 kasus di Indonesia, dan 2 kasus di Vietnam. Jumlah kumulatif kasus pada tahun 2014 tersebut mengalami penurunan dari tahun 2013 dimana pada tahun 2013 terjadi 39 kasus. Namun jika dilihat dengan jumlah kumulatif pada tahun 2012, pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus dimana pada tahun 2012 hanya berjumlah 32 kasus. Selain itu, pada tahun 2011 telah terjadi kasus Flu burung sebanyak 62 kasus, di mana jumlah kumulatif tersebut mengalami
Salah satu negara dengan kasus Flu Burung (H5N1) tertinggi adalah Indonesia. Virus A (H5N1) telah menyebar pada unggas di 11 provinsi di Indonesia sejak Februari 2004. Saat ini, Flu Burung merupakan penyakit endemis di populasi unggas di beberapa daerah di indonesia sehingga menyebabkan jutaan unggas mati karena penyakit ini dan juga dimusnahkan sebagai upaya pengontrolan kasus
penularan Flu Burung [5] . Berdasarkan data WHO, kasus pertama Flu burung pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 2005 dengan jumlah kumulatif kasus
sebanyak 20 kasus dan 13 diantaranya meninggal. Jumlah kumulatif kasus tersebut mengalami peningkatan di tahun 2008 menjadi 55 kasus dan 45 diantaranya meninggal. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2014 jumlah kasus Flu Burung di Indonesia terus mengalami penururan, meskipun pada tahun 2011 terdapat 12 kasus di mana jumlah tersebut mengalami peningkatan kasus dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 9 kasus. Total jumlah kumulatif kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia di Indonesia yang telah dilaporkan ke WHO dari tahun 2005 sampai tahun 2014
adalah sebanyak 197 kasus dan 165 kasus diantaranya meninggal [6] . Wabah Flu Burung (Avian Influenza) ini dapat meningkatkan masalah
kesehatan masyarakat karena efeknya tidak hanya pada populasi unggas, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian pada manusia. Selain itu, berdampak juga pada ekonomi baik lokal maupun global, serta perdagangan
internasional [1] .
Tabel 9.Jumlah Kumulatif Kasus Flu BurungA(H5N1) Pada Manusia Yang Dilaporkan KeWHO, 2003-2014
Sumber: WHO, 2014 [6]
DAFTAR PUSTAKA