PR

1. Jenis karet alam dan karet sintetik ?
Jenis – Jenis Karet Alam
Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan
olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang
diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
Jenis – jenis karet alam yang dikenal luas adalah
1. Bahan olah karet (latek kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar)
2. Karet konvensional (ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe, estate brown
crepe, compo crepe thin brown crepe remills, thick blacket ambers, flat bark crepe, pure
smoked blanket crepe, dan off crepe)
3. Lateks pekat
4. Karet bongkah atau block rubber
5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
6. Karet siap olah (tdyre rubber)
7. Karet reklim (rechlaimed rubber)
Bahan olah karet
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang
diperoleh dari pohon karet Haeva brasiliensis. Bahan olahan karet menurut
pengolahannya dibagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Lateks Kebun
Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari sadap pohon karet. Cairan

getah ini belum mengalami penggumpalan baik itu dengan tambahan ataupun
tanpa bahan pemantap (zat antikoagulan).
2. Sheet Angin
Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah
disaring dan digumpalkan dengan asam formiat, berupa sheet yang sudah
digiling tetapi belum jadi.
3. Slab Tipis
Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah
digumpalkan dengan asam formiat dalam bak penampung.
4. Lump Segar
Lump segar adalah bahan olah karet yang berasal dari lateks kebun yang
dikoagulasi dengan asam formiat di dalam mangkok (cup).

Karet alam konvensional
Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional.
Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Menurut
buku Green book yang dikeluarkan oleh International Rubber Quality and Packing
Conferencei (IRQPC), karet alam konvensional dimasukkan kedalam beberapa
golongan mutu.
Jenis – jenis karet alam olahan yang tergolong konvensional menurut Green

Book adalah sebagai berikut :
1. Ribbed smoked sheet
2. White crepe dan pale crepe
3. Estate brown crepe
4. Compo crepe
5. Thin brown crepe remills
6. Thick blanket crepes ambers
7. Flat bark crepe
8. Pure smoked blanket crepe
9. Off crepe
Lateks pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual dipasaran ada yang dibuat
melalui proses pendadihan atau creamed latex dan melalui proses pemusingan atau
cetruged latex. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan –
bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
Karet bongkah atau block rubber
Karet bongkah adalah karet remah yang relah dikeringkan dan dikilang
menjadi bandela – bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada
yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.

Karet spesifikasi teknis atau Crumb Rubber
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga
terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat – sifat teknis.
Persaingan karet alam dengan karet sintetis merupakan penyebab timbulnya karet
spesifikasi teknis. Karet sintesis yang permintaannya cenderung meningkat memiliki

jaminan mutu dalam setiap bandelanya. Keterangan sifat teknis serta keistimewaan
tiap jenis mutu karet sintesis disertakan pula. Hal ini diterapkan juga pada karet
spesifikasi teknis. Karet ini dikemas dalam bongkahan kecil, berat dan ukurannya
seragam, ada sertifikat uji coba laboratorium dan ditutup dengan lembaran plastik
polietilen.
Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang
setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan
ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Tyre rubber
sudah dibuat di Malaysia sejak tahun 1972. Pembuatannya dimaksudkan untuk
meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sintesis. Tyre rubber juga
memiliki kelebihan, yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabung dengan
karet sintesis.
Karet reklim atau Reclaim Rubber

Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang – barang karet
bekas, terutama ban – ban mobil bekas dan bekas ban – ban berjalan. Karenanya,
boleh dibilang karet reklim adalah suatu hasil pengolahan scrab yang sudah
divulkanisir.
Alexander Parkes adalah orang yang pertama kali mengusahakan jenis karet
ini pada tahun 1846. Sampai sekarang ternyata karet reklim tetap dibutuhkan, bahkan
dalam jumlah yang besar. Biasanya karet reklim banyak digunakan sebagai bahan
campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang
dimilikinya juga baik. Produk yang dihasilkan juga lebih kukuh dan tahan lama
dipakai.
Kelemahan karet reklim adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan
sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas pakai. Oleh karena itu karet reklim kurang
baik digunakan untuk membuat ban.
Karet sintetis
Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak
bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar – besaran dilakukan sejak zaman
Perang Dunia II. Negara – negara industri maju merupakan pelopor berkmbangnya
jenis – jenis karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap
jenis memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau


suhu tinggi, minyak, pengaruh udara dan bahkan ada yang kedap gas.
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya, ada 2 macam karet yang dikenal, yaitu
- Karet sintetis yang digunakan secara umum
- Karet sintetis yang digunakan untuk keperluan khusus
Karet sintetis untuk kegunaan umum
Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bahkan, banyak
fungsi karet alam yang dapat digantikannya. Jenis – jenis karet sintetis untuk
kegunaan umum diantaranya sebagai berikut :
1.SBR (Stirena Butadiena Rubber)
Jenis SBR merupakan karet sintetis yang paling banyak diproduksi dan
digunakan. Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas
yang ditimbulkan juga rendah. Namun, SBR yang tidak diberi tambahan bahan
penguat memiliki kekuatan yang lebih rendah dibanding vulkanisat karet alam.
2. BR (Butadiena rubber) atau Polybutadiena Rubber
Dibandingkan dengan SBR, karet jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih
rendah dan pengolahannya juga tergolong sulit. Karet ini jarang digunkan
tersendiri. Untuk membuat suatu barang biasanya BR dicampur dengan karet
alam atau SBR
3. IR (Isoprene Rubber) atau polyisoprene rubber
Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena sama – sama merupakan

polimer isoprene. Dapat dikatakan, banyak sifat IR yang mirip sekali dengan
karet alam, walupun tidak secara keseluruhan. Jenis IR memiliki kelebihan lain
dibanding karet alam, yaitu lebih murni dalam bahan dan viskositasnya lebih
mantap.
Karet sintetis untuk kegunaan khusus
Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus yang
tidak dipunyai karet sintetis untuk kegunaan umum. Sifat yang sekaligus mejadi
kelbihannya ini adalah tahan terhadap minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi serta
kedap terhadap gas. Beberapa jenis karet sintetsi untuk kegunaan khusus yang banyak
dibutuhkan diantaranya sebagai berikut :
1. IIR (Isobutene Isoprene Rubber)
IIR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai sedikit ikatan rangkap
sehingga membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon. IIR juga

terkenal karena kedap gas. Dalam proses vulkanisasinya, jenis IIR lambat
matang sehingga memerlukan bahan pemercepat dan belerang. Akibat
jeleknya, IIR tidak baik dicampur dengan karet alam atau karet sintetis lainnya
bila akan diolah menjadi suatu barang. Sekarang telah dikembangkan IIR jenis
bromtimol biru dan klorobutil yang cepat matang pada proses vulkanisasinya
2. NBR (Nytril Butadiene Rubber) atau acylonytrile butadiene rubber

NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan.
Sifatnya yang sangat baik adalah tahan terhadap minyak. Sekalipun didalam minyak, karet ini
tidak mengembang. Sifat ini disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril didalamnya.
Senakin besar akrilonitril yang dimiliki, maka daya tahan terhadap minyak, lemak dan bensin
semakin tinggi, tetapi elastisitasnya semakin berkurang
3. CR (Chloroprene Rubber)
CR memiliki ketahanan terhadap minyak, tetapi dibanding dengan NBR
ketahanannya masih kurang. CR juga memiliki daya tahan terhadap pengaruh
terhadap panas atau nyala api. Pembuatan karet sintetis CR tidak divulkanisasi
dengan belerang melainkan menggunakan magnesium oksida, seng oksida dan
bahan pemercepat tertentu. Minyak bahan pelunak ditambahkan kedalam CR
untuk proses pengilahan yang baik.
4. EPR (Ethylene Propylene Rubber)
Keunggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya terhadap sinar matahari,
ozon serta pengaruh unsur cuaca lainnya. Sedangkan kelemahannya pada daya
lekat yang rendah.
Tabel Karet Sintetis
Code
ACM
AEM

AU
BIIR
BR
CIIR
CR
CSM
ECO

Nama Teknis
Polyacrylate Rubber
Ethylene-acrylate Rubber
Polyester Urethane
Bromo Isobutylene Isoprene
PolyButadiena
Chloro Isobutylene Isoprene
PolyChlorophene
Chlorosulphonated Polyethylene
EpiChlorohydrene

Nama Umum

Bromobutyl
Buna CB
Chlorobutyl, Butyl
Chlorophrene, Neoprene
Hypalon
ECO, Epichlorohydrin, Epichlore,

EP
EPDM
EU
FFKM

Ethylene Propylene
Ethylene Propylene Diene Monomer
Polyether Urethane
Perfluorocarbon Rubber

Epichloridrine, Herclor, Hydrin
EPDM, Nordel
-


FKM
FMQ
FPM
HNBR
IR
IIR
NBR

Fluoronated Hydrocarbon
Fluoro Silicone
Fluorocarbon Rubber
Hydrogenated Nitrile Butadiene
PolyIsophrene
Isobutylene Isophrene Butyl
Acrylonitrile Butadiene

Viton, Kalrez, Fluorel, Chemraz
FMQ, Sillicone Rubber
HNBR

(Synthetic) Natural Rubber
Butyl
NBR, Nitrile Rubber, Perbunan,

PU
SBR

PolyUrethane
Styrene Buthadiene

Buna-N
PU, Polyurethane
SBR, Buna-S, GRS, Buna VSL,

SEBS

Buna SE
Styrene Ethylene Butylene Styrene SEBS Rubber

SI
VMQ
XNBR

Copolymer
Polysiloxane
Vinyl Methyl Silicone
Acrylonitrile
Butadiene

XSBR
YBPO
YSBR
YXSB

Monomer
Styrene Butadiene Carboxy Monomer
Thermoplastic Polyether-ester
Styrene Butadiene Block Copolymer
Styrene Butadiene Carboxy Block

R

Copolymer

Sillicone Rubber
Sillicone Rubber
Carboxy XNBR, Carboxylated Nitrile
-

2. 5 jenis karbon?
Di alam, karbon ditemukan dalam 3 jenis karbon menurut bentuk alotropik yaitu
grafit, berlian dan amorphous. Diperkirakan ada bentuk yang keempat yang disebut
Ceraphite. Cheraphite atau serafit merupakan bahan yang paling lunak sedangkan bahan yang
paling keras adalah berlian.
Grafit. Grafit ditemukan dalam 2 bentuk yaitu alfa dan beta. Grafit memiliki sifat identik,
kecuali pada unsur kristal mereka. Pada grafit alami, terdapat sekitar 30 % bentuk beta.
Sementara itu bahan sintetis berbentuk alfa.
Bentuk alfa hexagonal bisa dikonversikan ke beta dengan proses mekanikal. Untuk
mengembalikan bentuk beta ke alfa, cara yang dapat dilakukan adalah memanaskannya pada
suhu di atas 10000 Celsius.
Di tahunan 1969, terdapat bentuk alotrpokik baru karbon yang dihasilkan saat sublimasi
grafit pirolotik pada tekanan rendah. Di bawah keadaan vaporasi bebas, karbon terbentuk
sebagai kristal – kristal kecil di tepian grafit.
Berlian. Berlain merupakan salah satu alotrop terbaik dari jenis karbon yang mempunyai
sifat ekonomi yang tinggi. Sifatnya yang keras dan mempunyai optikal optis membuatnya
banyak dipakai dalam berbagai industri dan digunakan sebagai bahan baku perhiasan.

Berlian menjadi mineral alami terkeras di bumi. Tidak ada unsur alam lain yang dapat
memotong berlian maupun meregangkannya. Setiap karbon di dalam berlian saling terikat
secara kovalen pada 4 atom karbon lain dalam bentuk geometri tetarahedarl.
Tetrahedral kadang membentuk 6 cincin karbon misalnya sikloheksana berbentuk konformasi
kursi sehingga ini menyebabkan tidak adanya sudut ikatan yang tegang. Jalinan struktur
kovalen yang stabil menyebabkan diamond menjadi sangat keras.
Amorphous. Karbon Amorfos biasa disebut juga sebagai karbon reaktif. Ini adalah alotop
karbon yang tidak mempunyai struktur kristalin. Biasanya karbon amorfos disingkat menjadi
aC untuk amorfos biasa, ta-C untuk tetrahedral karbon amorfos, dan ac:H untuk amorfos
yang terhidrogenasi. Di bidang meneralogi, karbon amorfos adalah jenis karbon yang tidak
murni selain berlain dan grafit.
Menurut gugus fungsinya senyawa karbon dikategorikan atas:
a. Alkohol. Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus
umumnya R-OH.
Contoh alkohol
Nama IUPAC
CH3CH2OH
CH3CH2CH2-OH

Etanol
1-Propanol

(CH3)2CH-OH

2-Propanol
2-Etil-1-butanol
3-Metil-3-pentanol
2,2-Dimetilsiklopropanol

Nama umum
Etil alkohol
Propil alkohol
Isopropil alkohol
(Catatan: bukan
isopropanol)
2-Etilbutanol

Gugus -OH lebih dari 1
1,2-Etanadiol
Etilen glikol
1,1-Etanadiol
Asetaldehid hidrat
1,4-Sikloheksanadiol
(juga dikenal sebagai lemak tubuh) 1,2,3-Propanatriol
Gliserol
OH dapat dinamai sebagai
substituen gugus hidroksil
(hidroksialkana)
1,2Di(hidroksimetil)sikloheksana
2-(hidroksimetil)-1,3propanadiol

b. Eter. Eter adalah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki gugus fungsi –OR’
(alkoksi). Eter dikenal dengan alkoksi alkana. Eter (alkoksi alkana) dianggap berasal dari

substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus fungsi –OR. Simak beberapa senyawa
alkoksi alkana berikut.
Tabel beberapa senyawa alkoksi alkana
Nama
Metoksimetana (dimetil eter)
Etoksietana (dietil eter)
Metoksietana (etil metil eter)

Struktur
CH3 – O – CH3
C2H5 – O – C2H5
CH3 – O – CH3

Rumus Molekul
C2H6O
C4H10O
C3H8O

Dari rumus molekul senyawa – senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C,maka rumus
umum alkoksi alkana dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O
Struktur alkoksi alkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus
alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda. Oleh karena itu, rumus di atas dapat ditulis
sebagai:
R – O – R’
R dan R’ adalah gugus alkil yang dapat sama atau berbeda
c. Aldehida. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang
terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen. Aldehid berasal dari “ alkohol
dehidrogenatum “ (cara sintesisnya). Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa,
hanya berbeda dalam derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C). Merupakan
senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar. Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang
baunya sangat merangsang. Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam,
sangat reaktif. Formaldehid = Metanal = H-CHO
d. Keton. Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil yang
terikat oleh 2 atom karbon. Contoh

e. Asam Karboksilat. Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus
karboksil (-COOH). Contoh :

f. Ester. Ester atau alkil alkanoat, adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi -COOdan rumus umum CnH2nO2. Ester merupakan salah satu senyawa yang istimewa karena dapat
ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak.
3. Softener ada 2, harmonic oil, spindle oil. Apa yang dimaksud spindle oil?
Spindle oil, cairan kimia khusus mengandung silicone berfungsi sebagai pelumas dan
membantu membersihkan kotoran pada spindle (spindel) mesin rolling benang, dan
sebagainnya. sehingga membantu mencegah timbulnya korosi (karat) pada mesin spindle dan
benang tidak mudah putus.
4. contoh aktivator, akselerator, antioksidant, resin, sulfur?
- contoh aktivator (bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan
pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat) : ZnO yang ditambah dengan asam stearat
(C18H36O2), MgO, FeO
- contoh akselerator (mempercepat waktu pengerasan) : bahan akselerator thiazole (contoh:
dibenzothiazyl disulfida (MBTS), 2-Mercptobenzothiazole (MBT)), bahan akselerator
sulfenamida (Contoh: N-Cyclohexyl-2-benzothiazylsulfenamide (CBS), Benzothiazyl-2sulfen morpholide (MBS), Benzothiazyl-2-dicyclohexyl sulfenamide (DCBS)), bahan
akselerator thiuram (contoh: Tetrmetiltiuram disulfida (TMTD), Tetrametiltiuram
monosulfida (TMTM), Tetraetiltiuram disulfida (TETD)), bahan akselerator dithiokarbamat
(contoh: Zinc diethyldithiocarbamate (ZDC), Zinc dimethyldithiocarbamate (ZDMC), Zinc
dibutyldithiocarbamate (ZDBC)), bahan akselerator guanidine (contoh: Diphenylguanidine
(DPG), Di-o-tolylguanidine (DOTG)).
- contoh antioksidant (melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia
penggunaanya) : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna fenol (ionol).
- contoh resin : resin fenol, resin amino, resin silikon, resin furan, resin epoksida

5. Perbedaan unsur C dengan unsur Si?
- Titik leleh dan titik didih karbon lebih besar dibanding silikon. Perbedaan titik didih dan
titik leleh disebabka karena bentuk padatan antara karbon ddan silikon berbeda , dan
hubungannya dengan kerapatan, dimana kerapatan elektron pada karbon semakin besar
sehingga menyebabkan titik dedih dan titik leleh nya besar.
- Karbon tidak reaktif sedangkan silikon lebih reaktif pada suhu biasa.