Yogyakarta harus mendekam di memiliki setiap jengkal tanah dan Anda masih ingat berapa lama
Yogyakarta harus mendekam di memiliki setiap jengkal tanah dan Anda masih ingat berapa lama
sel 8 tahun karena menjual setiap cakupan cangkir itu.
anda menjadi tahanan?
buku-buku itu pada tahun 1989.
14 tahun. Itu belum Nyanyi Sunyi Seorang Bisu keadaan kami adalah tentunya termasuk dua tahun di penjara merupakan kumpulan catatan- kelaparan. Di kapal itu saya dan Bukit Duri dan Pulau Edam serta
Yang teramat jelas dari
catatan anda, maksudnya?
teman-teman mendapat pola jatah
10 tahun tahanan rumah.
Nyanyi Sunyi Seorang Bisu makan seperti di Nusa Kambangan. Hampir semua karya anda di disusun dari kumpulan kertas Hari pertama, sama dengan jatah di rampas dan tidak dikembalikan…
ratusan lembar yang Nusa Kambangan. Hari berikutnya, Benar. Banyak naskah terselamatkan, berisi catatan- menyusut dan lauknya pun saya dirampas dari rumah saya catatan berharga yang saya menghindar ke alam arwah. Dan sisa ketika penggeledahan. Buku tulis selama sepuluh tahun pelayaran selanjutnya: makan dua harian serta arsip-arsip juga menjadi penghuni Pulau Buru. kali dengan air cabe. Ini terpaksa di hilang. Siapa yang mencuri Untuk negeri inilah Nyanyi Sunyi lakukan karena jadwal pelayaran kata-kata, berarti mencuri Seorang Bisu itu saya tulis. Sebab tak cocok dengan prakteknya. Dan pikiran. Siapa yang mencuri berapa banyak pun bagian- kami pun mengangguk, lebih dari pikiran berarti mencuri hal bagian menarik di dalamnya: sekedar mengerti tentang mereka yang hakiki dari manusia. daftar panjang nama-nama yang leluasa merakus.
Mencuri pikiran, merendahkan tapol yang meninggal, dengan Apa yang anda lakukan dan hak-hak manusia, berarti
jalan-jalan dan areal pertanian bagaimana keadaan di Pulau Buru?
melenyapkan pembatas yang yang dibuat oleh para tahanan.
Saya bersama teman-teman menjadi pembeda antara Semua itu lebih berarti untuk diharuskan merambah dan manusia dan binatang. orang Indonesia sendiri.
membuka hutan untuk dibuat jalan Baik. Dari kehidupan anda selama Bisa dijelaskan kapan tepatnya dengan peralatan seadanya, ini, apa yang anda inginkan? anda dikirim ke Pulau Buru?
Cuma satu, yaitu saya Berawal dari masa sendiri, menggarap areal pertanian ingin melihat akhir semua ini. empat tahun di RTC (Rumah dan membudidayakan bahan Namun hal itu belum terwujud, Tahanan Chusus) Salemba, 1965 makanan yang kemudian hasilnya bahkan ketika kata berakhir sampai 1969. Kemudian saya pun terlalu sering dirampas. Di sana terjadi dalam kehidupan saya. dipindahkan ke Nusa tak ada perawatan kesehatan, Kambangan. Di tahun itu pula, pengawal pun sering kali berlaku tepatnya 16 Agustus, saya keras terhadap tahanan. Pulau itu dikirim dalam rombongan lebih masih teramat liar, banyak hewan dari 800 orang menuju Pulau
membangun barak-barak kami
( Oscar Ferry)
Nomor 6, Tahun Pertama, Mei 2008 PENDAR PENA PENDAR PENA PENDAR PENA PENDAR PENA PENDAR PENA
Warta
Dua Hari dalam Dua Hari dalam Dua Hari dalam Dua Hari dalam Dua Hari dalam Semangat Semangat Semangat Semangat Semangat Apresiasi Sastra Apresiasi Sastra Apresiasi Sastra Apresiasi Sastra Apresiasi Sastra
S diadakan pukul 13.30 pada 5 dan 6 Mei 2008 di ruang Serba Guna gedung IV.
etelah mengadakan acara apresiasi sastra berupa resital puisi pada 9 April 2008 lalu. Markas sastra sebuah komunitas sastra yang diawaki mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI) kembali hadir dalam acara “Dua Hari Bersama Markas Sastra”. Acara tersebut
Di hari pertama, Senin, 5 Mei 2008 dibuka dengan sambutan dari orang-orang yang berkepentingan di acara ini. Lalu, diisi pembacaan puisi yang eksentrik dari Bimo dan hiburan musik oleh Elsa dan Yuka. Acara inti hari pertama adalah talkshow yang diberi tajuk “Ayo Menulis 1000 Kisah” dengan pembicara Asep Sambodja dan Endang Rukmana. Talkshow hari pertama ini di moderatori Tri Mulyono, seorang Mahasiswa penggiat Markas Sastra. Asep Sambodja dihadirkan dalam talkshow ini dalam kapasitasnya sebagai seorang akademisi yang gemar menulis Kisah (Karya Fiksi-Red). Sementara Endang Rukmana adalah seorang mahasiswa yang sudah terbiasa hidup dengan menulis Kisah. Dari Talkshow ini diharapkan munculnya kegairahan baru dalam penulisan fiksi sebagai salah satu bentuk apresiasi sastra. Sayangnya acara ini kurang bersifat interaktif dengan penonton. Tidak adanya sesi tanya jawab dalam acara ini membuat acara ini sedikit sisi menariknya.
Hari kedua, Selasa, 6 Mei 2008 Inti acaranya adalah diskusi dan pelucuran buku “Pola dan Silangan: Jender Dalam Teks Indonesia”, sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan yang mengkaji bagaimana teks-teks Indonesia selama ini menulis wacana jender sebagai wujud artefak budaya. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi dan peluncuran buku ini Ibu Melanie Budianta (Guru Besar FIB-UI) yang memang seorang pakar dalam analisis teks-teks fiksi. Selain Ibu Melanie Budianta, hadir sebagai pembicara lain yakni, Eka Kurniawan yang mewakili kalangan praktisi. Eka Kurniawan adalah penulis yang dikenal melalui novelnya Cantik itu Luka. Bertindak sebagai moderator dalam diskusi ini adalah Hendra Kaprisma, mahasiswa FIB-UI yang juga penggiat Markas Sastra.
Dalam paparannya pembicara menilai bahwa tulisan-tulisan buku ini masih kurang mencakup keseluruhan teks-teks yang ada di Indonesia sehingga analisa jender di dalam buku tersebut belum begitu menyeluruh. Harapannya akan ada buku kedua mengenai analisa penulisan jender dalam teks yang dapat melengkapi buku “Pola dan Silangan: Jender Dalam Teks Indonesia” mengingat pesatnya kajian jender di Indonsia saat ini. Selain acara inti berupa diskusi dan peluncuran buku hari kedua juga di isi oleh selingan berupa pembacaan puisi yang menarik dari Gema Mawardi dan Nosa Normanda dan hiburan musik dari Payung Teduh.
Rangkaian acara Dua Hari Bersama Markas Sastra di isi dengan ragam acara yang cukup variatif. Meskipun acara intinya hanya berupa talkshow dan diskusi bedah buku tapi selingan-selingan berupa pembacaan puisi dan musik adalah salah satu cara membuat sebuah acara diskusi dan Talkshow tidak tampak terlalu kaku dan dapat menghibur. Kedepan diharapkan apresiasi terhadap sastra yang ada di FIB UI akan makin bergelora. Mengutip sebuah puisi: dari mana asal kata, dari kau. .(red)
19