Risalah Temuan dan Pemaknaan Aktor: Mekanisme “Dana Taktis”, sebuah System-Driven (Un)Fraud (sumber : data dan informasi diolah)
Gambar 3 Risalah Temuan dan Pemaknaan Aktor: Mekanisme “Dana Taktis”, sebuah System-Driven (Un)Fraud (sumber : data dan informasi diolah)
98 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 85-100 ti formal terdokumentasi dengan baik sesuai
dari pemahaman bahwa tindakan-tindakan alur proses yang ditetapkan. Setiap aparatur
tersebut (yang berporos pada mekanisme yang diamanahi menjadi pelaksana pengelo-
“Dana Taktis”) adalah dorongan sistem, kul- laan keuangan daerah menjalankan fung-
tur birokrasi turun temurun dan diketahui sinya dalam day to day operation dalam se-
serta dilakukan bersama-sama sebagai satu buah kerjasama yang baik. Terbukti, seluruh
jamaah. Sebuah orkestrasi “sumbang” yang kegiatan yang direncanakan di dalam APBD
dimainkan bersama satu kantor dan pihak dapat terlaksana baik dengan penyerapan
luar yang terkait.
anggaran juga relatif tinggi setiap tahunnya. Temuan induktif dari lapangan ini Namun di balik bentuk form yang su-
pada akhirnya memang menyisakan perde- dah memenuhi kaidah legal formal, secara
batan, apakah penafsiran unfraud ini dapat substansi, pengelolaan keuangan daerah di
diterima secara logika umum di tengah terus SKPD yang menjadi locus penelitian ini me-
gencarnya kampanye pemberantasan ko- nyisakan tafsir yang berada di wilayah abu-
rupsi di Indonesia. Sebuah multitafsir yang abu terkait fraud secara esensialnya. Meru-
perlu diselesaikan, serta dicarikan solusi juk pada definisi tersebut di atas, pengelo-
konkritnya. Atas nama apapun, mari kita laan keuangan daerah di SKPD ini menyem-
kembalikan tatanan berbangsa, khususnya bulkan wilayah penafsiran tentang adanya
dalam rerangka pengelolaan keuangan nega- usaha indikasi fraud disana. Bentuknya
ra/daerah sebagai ladang menyemaikan ka- adalah “penyisihan” dana yang bersumber
sih sayang dan rahmat Allah pada bumi ini. dari berbagai kegiatan SKPD yang dikelola
Multitafsir ini pada akhirnya yang sejati kita menjadi sebuah “dana taktis”. Semua dana
tumpukan atas nama Tuhan saja, Ia Yang kegiatan dipertanggungjawabkan secara
Maha Benar Penafsirannya, sebagaimana form di atas kertas klir pada angka di kisa-
sajak KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) berikut ran anggaran yang tertera di DPA. Padahal,
ini:
secara substansi, sebagian besar (untuk ti- dak mengatakan seluruhnya) dana yang di-
Sajak Atas Nama
belanjakan tidak persis sama dengan yang tertera. Form over substance.
ada yang atas nama Tuhan “Dana taktis” ini dikelola untuk ber-
melecehkan Tuhan bagai kebutuhan yang terkait operasional
ada yang atas nama negara kantor di luar yang sudah teranggarkan
merampok negara (non-budgetair ). Rentang peruntukannya cu-
ada yang atas nama rakyat kup luas, mulai fungsi sebagai tambahan
menindas rakyat kesejahteraan pegawai di lingkungan SKPD
ada yang atas nama kemanusiaan (ada empati terkait minimnya penghasilan),
memangsa manusia pemenuhan permintaan sumbangan sosial
ada yang atas nama keadilan atas nama kantor, hingga hal-hal bersifat
meruntuhkan keadilan “abu-abu” yang masih ada hubungannya
ada yang atas nama persatuan dengan SKPD (pemenuhan kebutuhan sosial
merusak persatuan kantor).
ada yang atas nama perdamaian Berdasarkan pemaknaan para aktor,
mengusik kedamaian walau secara inheren, mekanisme “dana tak-
ada yang atas nama kemerdekaan tis” ini mengandung unsur ketidakjujuran
memasung kemerdekaan penyajian, aktor memaknainya bukanlah sebuah bentuk fraud sepenuhnya. Pelbagai
maka atas nama apa saja atau tindakan yang berporos pada mekanisme
siapa saja “dana taktis” ini adalah sebuah tradisi yang
kirimkanlah laknat kalian diketahui bersama sebagai sebuah bentu-
atau atas nama Ku kan sistem birokrasi kantor. Inilah yag diis-
perangilah mereka dengan kasih tilahkan sytem-driven (un)fraud. Bahwa selu-
sayang ruh tindakan di area “sisi gelap” bergradasi abu-abu ini, dalam pemaknaan aktor, walau
DAFTAR RUJUKAN
seluruhnya tidak mengakui sebagai sebuah Abdullah, S. dan J. A. Asmara. 2006. tindakan yang benar, namun bukanlah ben-
Perilaku Oportunistik Legislatif dalam tuk yang termasuk konsepsi fraud. Pemak-
Penganggaran Daerah :Bukti Empiris naan bukan fraud (un-fraud) ini berangkat
Setiawan, Irianto, Achsin, System-Driven (Un) Fraud: Tafsir Aparatur Terhadap “Sisi Gelap”...99 atas Aplikasi Agency Theory di Sektor
Cresswell, J. W, 2007. Qualitative Inquiry Publik. Prosiding Simposium Nasional
and Research Design: Choosing Among Akuntansi
Five Approaches , USA. Sage Publica- Andrianto, N. dan L. P. Johansyah. 2010.
IX Padang, 23-26 Agustus.
tion,
Korupsi di Daerah: Modus Operandi dan Djamhuri, A. 2010. A Case Study of Gov- Peta Jalan Pencegahannya. Surabaya.
ernmental Accounting and Budgeting Putra Media Nusantara,
Reform A Local Authority in Indonesia: Anonim. 2008. ”Otonomi Tak Ubah Kiner-
An Institutionalist Perspective. L ambert ja Pemerintah Daerah: Jajak Pendapat
Publishing, Jerman. ”Kompas” , Harian ’Kompas”, Senin 28
Djamhuri, A. 2012. Ilmu Pengetahuan Sosial April.
dan Berbagai Paradigma dalam Kajian Anonim. 2012. ”Meningkatkan Pengelolaan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi Multipara- Keuangan Daerah ”. Posting 7 Sepem-
digma Vol. 2 No. 1 April 2011 hal. 147- ber 2011 www. Pajak. Go. Id. diunduh
tanggal 20 Mei 2012 Grabosky, P. N. 2003. Controlling Fraud, Anonim. 2012. Hapsem I/2010: 32 LKPD
Waste, and Abuse in the Public Sector. Mendapat Opini WTP, 4 Oktober 2011.
A ustralian Institute of Criminology. batamonline.Com diunduh tanggal 20
Australia.
Mei 2012. Hasiara, L. O. 2012. “Sikap dan Perilaku Anonim. 2012. Kita Harus Tetap Hidup Bers-
Aparatur sebagai Mediator dalam Pe- ama: Pancasila Fondasi Bangsa, Head-
nyusunan KUA dan PPAS”. Jurnal line Harian ’Kompas”, 1 Juni.
Akuntansi Multiparadigma Vol. 2 No. 3, Association of Certified Fraud Examiner/
Desember 2011 hal. 510-530. ACFE, AICPA dan IIA Team. 2010. Ma-
Jayeng, R. E. 2011. Mencegah Daerah naging the Business Risk of Fraud: A
Bangkrut, Harian Kontan. edisi16 Mei Practical Guide. USA.
Association of Certified Fraud Examiner/ KPK RI - Tim Penyusun. 2006, Memahami ACFE. 2010. Report to The Nation on
untuk Membasmi: Buku Panduan un- Occupational Fraud and Abuse: 2010
tuk Memahami Tindak Pidana Korupsi , Global Fraud Study. USA.
Agustus 2006, Jakarta. Achsin, M. 2010. Visum Akuntansi Forensik
KPK RI - Tim Penyusun Laporan Tahunan. dalam Tindak Pidana Korupsi. Diserta-
2010, Laporan Tahunan 2010, Komi- si, tidak dipublikasikan. Pascasarjana
si Pemberantasan Korupsi , Desember Program Doktor Ilmu Akuntansi, Uni-
2010, Jakarta.
versitas Brawijaya, Malang. Mulawarman, A. D. 2010. “Integrasi Para- Albrecht, W. S, C. C Albrecht, C. O Albrecht
digma Akuntansi: Refleksi atas Pende- dan M. Zimbelman. 2009. Fraud Exami-
katan Sosiologi dalam Ilmu Akuntan- nation, third Edition , South Western, a
si”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, part of Chengange Learning, USA.
Vol.1, No.1 April, hal.155-171. Bayou, M. E dan A. Reinstein. 2001. “A
Muzir, R. M. 2010. Hermeneutika Filosofis Systemic View of Fraud Explaining Its
Hans-Georg Gadamerian. Jogjakarta. Strategies, Anatomy And Process”. Cri-
Ar-Ruzz Media.
tical Perspectives on Accounting Vol. 12, Razak, A., U. Ludigdo, EG. Sukoharsono hal 383–403.
dan A. Thoyib. 2011. “Perilaku Kuasa Brucker, W. G dan J. E Rebelle. 2010. “Fraud
Eksekutif dan Legislatif dalam Proses at A Public Authority”. Journal of Ac-
Penyusunan Anggaran Pemerintah Da- counting Education Vol. 28. Hal 26–37.
erah: Perspektif Interaksionisme Sim- Burrell, G and G. Morgan. 1979. Sociological
bolik”. Jurnal Akuntansi Multiparadig- Paradigms and Organisational Analy-
ma Vol. 2 No. 3, Desember 2011 hal. sis: Elements of the Sociology of Corpo-
492-509.
rate Life. England. reprinted by Arena, Republik Indonesia, Undang-Undang No 30 Ashgate Publishing Limited,
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberan- Chua, W. F. 1986. “Radical Developments
tasan Tindak Pidana Korupsi. in Accounting Thought”. The Account-
Republik Indonesia, Undang-Undang No.32 ing Review, Vol. LXI, No.4, Oktober, hal
tahun 2004 tentang Pemerintahan Da- 601-632.
erah.
100
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 4, Nomor 1, April 2013, Hlm. 85-100 Republik Indonesia, Undang-Undang No.33
rnal Akuntansi Multiparadigma Vol. 2 tahun 2004 tentang Perimbangan Keu-
No. 3, hal. 531-540. angan antara Pemerintah Pusat dan
Silverstone, H. dan M. Sheetz. 2007. Forensic Daerah.
Accounting and Fraud Investigation for Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
Non-Experts, second edition . USA. John No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Wiley & Sons,
Keuangan Daerah. Singleton, T. dan A. Singleton. 2010. Fraud Republik Indonesia, Peraturan Menteri Da-
Auditing and Forensic Accounting, USA. lam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang
John Wiley & Sons, Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
Stalebrink, O. J dan J. F. Sacco. 2007. Ra- Daerah, (sebagaimana telah diubah te-
tionalization Of Financial Statement rakhir dengan Peraturan Menteri Da-
Fraud In Government: An Austrian lam Negeri 59 tahun 2007 dan Permen-
Perspective, Critical Perspectives on Ac- dagri No. 21 tahun 2011).
counting Vol. 18, pp. 489–507. Rifai, M. A. 2007. Manusia Madura: Pemba-
Sudarma, M. 2010, Paradigma Penelitian waan, Perilaku, Etos Kerja, penampi-
Akuntansi dan Keuangan, Jurnal lan dan Pandangan Hidupnya; seperti
Akuntansi Multiparadigma, Vol.1, No.1, Dicitrakan Peribahasanya. Jogjakarta.
April, hal.97-108.
Pilar Media. Wolfe, D. T dan D. R. Hermanson . 2004. The Setiawan, A. R. 2011. “Tinjauan Paradig-
Fraud Diamond: Considering The Four ma Penelitian: Merayakan Keragaman
Element of Fraud. The CPA Journal. De- Pengembangan Ilmu Akuntansi”. Ju-
sember 2004, pp. 38-42.