Latihan Rentang Gerak Sendi Kaki dalam Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diabetes Mellitus di Ruang RINDU A2 RSUP Haji Adam Malik Medan

SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS

DISUSUN OLEH
INDAH SARI BEATRIX SIREGAR

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik

: Diabetes Melitus

B. Hari/Tanggal

:


C. Waktu

:

D. Tempat

: RA2

E. Penyaji

: Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara

1. Tujuan
1. 1Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien mampu memahami diet penderita
Diabetes Melitus dengan benar.
1.2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit, pasien dapat menjelaskan

tentang:
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Pengelolaan Diabetes Melitus
5. Diet Penderita Diabetes Melitus

2. Pelaksanaan Kegiatan
TAHAP

KEGIATAN

KEGIATAN

ESTIMASI

PENYULUH

MASYARAKAT


WAKTU

METODE

MEDIA
DAN ALAT

Pendahuluan
Deskriptif

Menjelaskan

Menjawab salam

uraian tentang

Mendengarkan

Diabetes Melitus


Memperhatikan

secara singkat.
Relevansi

Pasien dapat
meng-aplikasikan
diet penderita
Diabetes Melitus

Tujuan

 TIU

Setelah mengikuti
penyuluhan,
pasien mampu
memahami

 TIK


tentang penyakit
diabetes melitus.
Setelah dilakukan
penyuluhan,
pasien dapat
menjelaskan
tentang
pengertian
Diabetes Melitus,
gejala-gejala
Diabetes Melitus,
komplikasi
Diabetes Melitus,

5 menit

Ceramah

Leaflet


pengelolaan
Diabetes Melitus,
dan diet penderita
Diabetes Melitus.
Penyajian
Uraian

Menjelaskan

Mendengarkan

pengertian

Memperhatikan

Diabetes Melitus,

Mencatat


15’

Ceramah

10’

Ceramah

gejala-gejala
Diabetes Melitus ,
komplikasi
Diabetes Melitus,
pengelolaan
Diabetes Melitus,
dan diet penderita
Contoh

Diabetes Melitus.
Menyebutkan
komplikasi yang

timbul jika KGD

Latihan

tidak terkontrol
Meminta pasien
menyebutkan halhal yang dapat
dilakukan untuk
mengontrol KGD.

Penutup
Test

Menanyakan

Memperhatikan

kembali kepada

Bertanya


pasien tentang
pengertian

dan
diskusi

Diabetes Melitus,
gejala-gejala
Diabetes Melitus,
komplikasi
Diabetes Melitus,
pengelolaan
Diabetes Melitus,
dan diet penderita
Umpan Balik

Diabetes Melitus.
Pasien mampu
menjelaskan

kembali tentang
pengertian
Diabetes Melitus,
gejala-gejala
Diabetes Melitus ,
komplikasi
Diabetes Melitus,
pengelolaan
Diabetes Melitus,

Tindak Lanjut

dan diet penderita
Diabetes Melitus.

Pasien mampu
menerapkan diet
penderita
Diabetes Melitus
yang dijelaskan.


3. Strategi Pelaksanaan
1. Metode

: Ceramah, diskusi,demonstrasi

2.Metode

: Leaflet

4. Evaluasi


Evaluasi Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji



tentang Diabetes Melitus
Evaluasi Hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus,
gejala-gejala Diabetes Melitus, komplikasi Diabetes Melitus, pengelolaan
Diabetes Melitus, dan diet penderita Diabetes Melitus.
Materi Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Diabetes
Diabetes Mellitus adalah sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan
hormon insulin.

2. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
















Penglihatan kabur
Gatal-gatal terutama didaerah kemaluan
Cepat lelah dan mengantuk
Luka sulit sembuh
Banyak kencing
Sering merasa haus
Penurunan berat badan
Banyak makan

3. Komplikasi Diabetes Mellitus




Akut  kematian
Kronik  cacat

Kerusakan ginjalgagal ginjalcuci darah


Kaki busuk (ganggren)



Penyakit jantung



Kebutaan

5. Pengelolaan Diabetes Mellitus :

 Perencanaan diet

 Melakukan olahraga

 Minum obat secara teratur

 Pemeriksaan gula darah



Berkonsultasi pada dokter

1. Pengaturan Diet untuk Penderita Diabetes Melitus
a. Tujuan Pengaturan Diet
o Mempertahankan

kadar

gula

darah

mendekati

normal

dengan

menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat, dan olahraga
o Mencapai dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
o Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
o Menghindari komplikasi akut

b. Pengaturan Diet Diabetes Melitus

Jadwal = 25% – 10% – 25% – 10% – 20% -10%
Jumlah = sesuai porsi (ingat makanan penukar)!
Jenis = sesuai kebutuhan

POLA MAKAN DIABETES !!
 07.00-08.00

 10.00

Makan Pagi

 15.00-15.30

Makan Siang

 12.00-13.00

 18.00-18.30

 19.00

Makan Selingan

Makan Selingan
Makan Malam
Makan Selingan

PEDOMAN MAKAN YANG SEHAT
Pilih makanan sehat
Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
Variasikan makanan
Gunakan piring kecil
Kunyah perlahan
Pilih makanan rendah lemak
Tingkatkan konsumsi makanan berserat (IG rendah)
Kurangi garam dan batasi gula

F. Referensi
Depkes.(2005).Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Diambil
tanggal 29 September 2012
Jackson, Marilynn.(2011).Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien.Jakarta:Erlangga
Mansjoer, Arif,dkk.(2007).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner.(2004).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2.Jakarta:EGC

SATUAN ACARA PENYULUHAN
RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF DAN PASIF

DISUSUN OLEH
INDAH SARI BEATRIX SIREGAR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi
Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.
American Diabetes Association (2012). Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus.
Diambil
tanggal
26
Agustus
2015
dari:
www.care.diabetesjournals.org/content/34/Supplement_1/S62.full.
Bethesda. (2007). Stroke dan Diabetes Mellitus Center. Stroke di Yogyakarta.
Diambil
tanggal
5
September
2015
dari
http://www.strokebethesda.com/content/view/233/42/.
Boedisantoso, A., Subekti, I. (2009). Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Dalam :
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., ed. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC.
DepKes. (2013). Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 Di Dunia.
Diambil
tanggal
27
Juni
2015
dari
http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebabkematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melaluiposbindu.html.
J Phys Ther Sci. (2015). Effects of using an unstable inclined board on active and
passive ankle range of motion in patients with ankle stiffness. Diambil
tanggal
23
Agustus
2015
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4540876/.

IDF. (2013). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
2013.http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf
diakses tanggal 4 Januari 2014.
Iqbal M. ( 2008 ). Buku Ajar Kebutuhan Manusia : Teori & Aplikasi Dalam
Praktik.Jakarta : EGC
Irfan, M. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke dan Diabetes Mellitus. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Kwakkel, G. (2004). Effect of Aumented Exercise Therapy Time After
Stroke.Availablefrom:http://stroke.ahajournals.org/cgi/content/full/35/11/5
29. Diakses 27 Februari 2013.

Lancester & Stanhope. (2004). Community and public health nursing. St.Louis:
Mosby.
PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe-2 di Indonesia. Jakarta: Penerbit PERKENI, 4-32.
Potter, P. A & Perry, A.G. (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses dan Praktik, Terjemahan oleh Komalasari, R. et all. Jakarta : EGC.
Rahmi, V, M. (2012). Pengaruh Latihan ROM pasif Terhadap Kekuatan Otot
Ekstremitas Pada Pasien Diabetes Mellitus. Universitas Muhammaddiyah
Ponorogo.
Salsich, dkk. (2000). Passive ankle stiffness in subjects with diabetes and
peripheral neuropathy versus an age-matched comparison group
http://search.proquest.com/docview/223116489/DCE5F4BA81A74C17P
Q/1?accountid=50257
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2007). Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Suari, dkk. (2009). Pengaruh Pemberian Active Lower ROM Terhadap Perubahan
Nilai Ankle Brachial Index Pasien DM Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas II
Denpasar Barat. http://www.e-jurnal.com/2015/05/pengaruh-pemberianactive-lower-rom.html
Suyono, S. (2009). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes
Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Taufiq, Ihsan. (2011). Tesis : Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) Ankle
terhadap Proses Penyembuhan Ulkus Kaki Diabetik di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek dan RSUD Jendral A. Yani Provinsi Lampung. Depok : Jurnal
Universitas Indonesia.
Ulliya, S et al. (2007). Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Fleksibilitas
Sendi
Lutut
Pada
Lansia
Di
Panti
Werda
Wardoyo.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article.
WHO. (2015). What Is Diabetes?. Diambil tanggal 2 Juli 2015 dari
http://www.who.int/diabetes/en/
WHO.

(2015). About Diabetes. Diambil tanggal 2 Juli 2015
http://www.who.int/diabetes/action_online/basics/en/index1.html

dari

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan
I.

Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
a. Identitas Klien
Nama

: Tn. M

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 77 tahun

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Pensiunan TNI

Alamat

: Jl. Patumbak

Tanggal Masuk RS

: 24 Agustus 2015

No.Register

: 00.59.02.36

Ruangan/Kamar

: RA2/ II-2

Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis

: 28 Agustus 2015
: Diabetes Melitus tipe II

b. Identitas Penanggung Jawab
Nama

: Zuraidah

Umur

: 35 Tahun

Hubungan dengan Klien : Anak
Pekerjaan
Alamat
II.

Keluhan Utama

: IRT
: Jl. Patumbak

Klien datang kerumah sakit dengan keluhan kaki disebelah kanan
tidakbisa digerakkan, lemas. Tn. M mengeluh merasa lemah seperti tidak
bertenaga dan terasa berat jika digerakkan. Aktivitas dibantu oleh keluarga
sebelum masuk kerumah sakit. Tn. M mengeluh kaki kanannya tiba-tiba
membengkak dan berisi cairan nanah.
III.

Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Provocative/Palliative
1. Apa penyebabnya : Luka di kaki kanan (pedis dextra).
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan : nyeri terasa tertusuk-tusuk,frekuensi hilang
timbul.
2. Bagaimana dilihat : Adanya ulkus pada kaki kanan (pedis dextra).
C. Region
1. Dimana lokasinya : Kaki kanan
2. Apakah menyebar : tidak ada
D. Severity (menganggu aktivitas) : iya
E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya : Luka mulai
timbul sejak 2 bulan terakhir, mulanya karena ikut terapi uap dan
akhirnya kaki menjadi merah dan gatal, klien menggaruknya hingga
muncul luka berukuran kecil ± 1 x 1 cm.

IV.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu
A. Penyakit yang pernah dialami : klien tidak memiliki penyakit lain
selain DM tipe II.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : klien selama ini berobat ke
RS Bayangkara dimedan.
C. Pernah dirawat/dioperasi : klien pernah sebelumnya dirawat di
rumah sakit bayangkara karena operasi katarak mata.
D. Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan ataupun
makanan

V.

Riwayat Kesehatan Keluarga

A. Orang tua : orang tua Tn. M sudah meninggal dan ibu Tn. M
memiliki riwayat penyakit DM
B. Saudara kandung : Saudara kandung Tn. M tidak menderita
penyakit DM
C. Penyakit keturunan yang ada : Penyakit keturunan yang dimiliki
keluarga Tn. M adalah DM
D. Anggota keluarga yang meninggal : Tidak ada anggota keluarga
inti yang meninggal
E. Genogram

Keterangan

:

: Perempuan

: Laki-laki
: Meninggal

: Tinggal serumah

VI.

Riwayat/Keadaan Psikososial
A. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
B.

Persepsi klien tentang penyakitnya : klien mengatakan bahwa
penyakitnya sudah sewajarnya dengan usia klien yang sudah lanjut
usia.
C. Konsep diri
1. Body image : Baik

2. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan bisa berkumpul bersama
keluarga.
3. Harga diri : Harga diri baik.
4. Peran diri : Klien sebagai suami dan ayah dari 5 orang anak
5. Personal identity : Klien sebagai tulang punggung keluarga
D.

Keadaan emosi : Stabil, klien terbuka saat berbicara dengan

perawat
E. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara : Klien tampak ramah
dengan yang lain dan mudah berbagi dengan kondisinya
F. Hubungan dengan orang lain : Klien tampak ramah dengan pasien dan
keluarga pasien yang berada dalam satu ruangan dengan klien
G. Hubungan dengan saudara : Klien memiliki hubungan yang baik
dengan saudara-saudaranya
H. Kegemaran : Jalan-jalan dan menonton TV
I. Daya Adaptasi : Klien mampu beradaptasi dengan ruangan, pasien dan
keluarga pasien yang lain
J. Mekanisme pertahanan diri : selalu berdoa dan berusaha untuk
kesembuhan
VII.

Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Klien Compos Mentis, tampak lemah dan kesakitan
B. Tanda-Tanda Vital
Suhu tubuh: 37

0

C, Nadi:88x/menit, TD :130/70 mmHg, RR: 20x

/menit, TB:160 cm, BB: 76 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut

Kepala
a. Bentuk : bulat dan simetris
b. Ubun-ubun : keras
c. Kulit kepala : bersih

Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : merata
b. Bau : rambut tidak berbau
c. Warna rambut : hitam putih (beruban)
Wajah
a. Warna kulit : kuning langsat
b. Struktur wajah : oval
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata kanan-kiri lengkap dan
simetris
b. Palpebra : tidak ada peradangan pada palpebra
c. Konjungtiva dan sklera : baik, anemia (-), tidak ada perdarahan
pada konjungtiva
d. Pupil : pupil isokor, respon cahaya (+)
e. Cornea dan iris : tidak ada peradangan, iris berwarnahitam,
respon cahaya (+)
f. Visus : penglihatan kabur pada kedua mata
g. Tekanan bola mata : tidak ada nyeri saat diberi tekanan pada bola
mata, tekanan bola mata sama antara mata kiri dan kanan
3. Hidung
a. Tulang hidung/posisi septum nasi : posisi septum nasi berada di
medial
b. Lubang hidung : lubang hidung kanan-kiri simetris,sekret (-),
peradangan (-), perdarahan (-)
c. Cuping hidung : tidak terlihat pernafasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : normal, simetris kanan-kiri
b. Ukuran telinga : normal
c. Lubang telinga :serumen dalam batas normal, tidak ada
peradangan, perdarahan (-)
d. Ketajaman pendengaran : pendengaran baik

5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering, pucat (+)
b. Keadaan gigi dan gusi : gigi bersih, gusi berdarah (-)
c. Keadaan lidah :bersih, tidak ada lesi, berwarna merah jambu
d. Orofaring : uvula berada di medial
6. Leher
a. Posisi trakea : berada di tengah
b. Thyroid : pembesaran kelenjar tiroid (-)
c. Suara : suara jelas
d. Kelenjar limfe : pembesaran (-)
e. Vena jugularis : tidak ada peningkatan pada vena

jugularis

f. Denyut nadi karotis : teraba
D. Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan : klien tampak bersih
2. Kehangatan : akral hangat 37 0 C
3. Warna : warna kulit kuning langsat
4. Turgor : turgor kulit baik, CRT< 3”
5. Kelembaban : kulit klien kering
6. Kelainan pada kulit : terdapat ulkus diabetikum pada kaki
kanan (pedis dextra)
E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : normal, simetris kanan-kiri
2. Payudara dan areola : sesuai dengan warna kulit, tidak ada
kelainan pada payudara dan putting.
F. Pemeriksaan Thoraks dan Dada
1. Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : normal
b. Pernafasan
Frekuensi : 20x/menit
Irama

: reguler

2. Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : fremitus taktil
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi

 Suara nafas : vesikuler
 Suara ucapan : jelas

 Suara tambahan : tidak ada suara tambahan pada paru

3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : tidak terlihat kardiomegali
b. Palpasi

 Pulsasi : normal

c. Auskultasi

 Bunyi jantung : COR S1 dan S2, gallop (+)
 Frekuensi : 88x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : soepel
b. Benjolan/ Massa : tidak ada benjolan
c. Bayangan pembuluh darah

: (-)

2. Auskultasi
a. Peristaltik usus : 13x/menit
b. Suara tambahan : tidak ada
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
b. Benjolan/massa : tidak teraba massa pada abdomen
c. Hepar : tidak ada hepatomegali
4. Perkusi
a. Suara abdomen : timpani
b. Pemeriksaan ascites : tidak ada tanda ascites
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia
a. Rambut pubis : rambut pubis (+)

2. Anus dan perineum
a. Lubang anus : lubang anus normal
b. Kelainan pada anus : tidak ada
c. Perineum : tidak ada kelainan
I. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstermitas
1. Kesimetrisan otot : simetris kanan-kiri
2. Pemeriksaan edema : ada edema pada tungkai kanan
3. Kekuatan otot : kekuatan otot lemah, nilai skor = 3
4. Kelainan pada ektermitas dan kuku: terdapat tanda-tanda infeksi
pada kaki kanan, terdapat ulkus pada kaki kanan
J. Pemeriksaan neurologi
1. Tingkat kesadaran : GCS= 15, E= 4 M= 6, V=5
2. Meningeal sign : tidak ada kaku kuduk
3. Status mental
a. Kondisi emosi/perasaan : stabil
b. Orientasi :orientasi waktu, tempat, orang baik
c. Proses berpikir : tidak ada masalah
d. Motivasi (kemauan) : ingin cepat sembuh
e. Persepsi : klien akan cepat sembuh
f. Bahasa : Bahasa Indonesia
4. Nervus cranialis
a. Nervus olfaktorius

: tidak ada gangguan

b. Nervus optikus : tidak ada gangguan
c. Nervus okulomotorius, nervus trakialis, nervus abdusen: reaksi
pupil terhadap cahaya tidak baik
d. Nervus trigeminus : tidak ada gangguan
e. Nervus fasialis : tidak ada gangguan
f. Nervus vestibulocochlearis : klien tidak dapat berdiri tegak
g. Nervus glosofaringeus : tidak ada gangguan
h. Nervus assesorius : tidak ada gangguan
i. Nervus hipoglosus : tidak ada gangguan

5. Fungsi Motorik
a. Cara Berjalan : klien tidak dapat berjalan
b. Romberg Test : klien tidak dapat berdiri tegak
6. Fungsi Sensori
a. Identifikasi sentuhan ringan : klien dapat merasakan sentuhan
ringan
b. Test tajam-tumpul : klien masih merasakan tajam-tumpul
VIII.

Pola Kebiasaan
1. Pola tidur dan kebiasaan
a. Waktu tidur : tidak menentu
b. Waktu bangun : tidak menentu
c. Masalah tidur : klien mengatakan sulit tidur dimalam hari selama
dirumah sakit
d. Hal-hal yang mempermudah tidur : keadaan yang tenang
e. Hal-hal yang mempermudah bangun : lingkungan yang tidak
nyaman
dan tidak tenang.
2. Pola eliminasi
a. BAB
Pola BAB : 1x sehari dengan konsistensi padat
Penggunaan laksatif : tidak ada
Karakter feses : normal
BAB terakhir : pagi
Riwayat perdarahan : tidak ada
Diare : tidak ada
b. BAK
Pola BAK : 3-4x sehari
Inkontinensia : tidak ada
Karakter urin : kuning jernih
Retensi : tidak ada
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada

Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
Penggunaan diuretic : tidak ada
Upaya mengatasi masalah : tidak ada
3. Pola makan dan minum
a. Gejala (subjektif) :
Diet : klien mengkonsumsi makanan dari rumah sakit dengan
diet DM.
Jumlah makan per hari : 3 kali/hari
Pola diet : makanan biasa
Kehilangan selera makan : klien mengatakan nafsu makan
berkurang karena terasa pahit di lidah
Alergi/intoleransi makanan : tidak ada alergi makanan dan obatobatan.
b. Tanda (Objektif):
Berat badan biasa : 65 kg

tinggi badan : 170 cm

Bentuk tubuh : kurus
c. Waktu pemberian makan : pagi, siang , malam
d. Jumlah dan jenis makanan : makanan biasa 1 porsi
e. Waktu pemberian cairan : klien minum kurang lebih 5-6
gelas/hari
f. Masalah makan dan minum : tidak ada
Kesulitan mengunyah : tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada
Tidak dapat makan sendiri : klien makan dengan dibantu
g. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah
4. Kebersihan diri/personal hygene:
a. Pemeliharaan badan : 2x sehari

b. Pemeliharaan gigi dan mulut : 2x sehari
c. Pemeliharaan kuku : dipotong kuku apabila sudah panjang
5. Pola kegitan/aktivitas
Klien dianjurkan untuk tidak banyak berdiri dan menggunakan alas
kaki yang lembut untuk membantu sirkulasi pada tungkai kaki klien.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Hematologi
Darah Lengkap
Haemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
PCT
PDW
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil abs
Limfosit abs
Monosit abs
Eosinofil abs
Basofil abs

11,40 g%
4,00x 106/mm6
7,88x 103/mm3
33,10%
322x 103/mm3
82,80 fl
28,50 pg
34,40 g %
15,30 %
9,60fl
0,31 %
10,7 fl
62,70 %
24,70%
10,30 %
1,50 %
0,800%
4,94x 103/ μL
1,95 x 103 / μL
0,81 x 103 / μL
0,12 x103 / μL
0,06 x 103 / μL

13,2-17,3
4,2-4,87
4,5-11,0
43,0-49,0
150-450
85-95
28-32
33-35
11,6-14,8
7,0-10,6

Kimia Klinik
Analisa Gas Darah
pH
pCO2
pO2
HCO3
Total CO2
BE
Saturasi O2

7,339 mmHg
15,3 mmHg
87,0 mmol/L
8,1 mmol/L
8,6 mmol/L
-16,1 mmol/L
99,1 %

7,35-

Hati
Albumin

3,8 g/ dl

37-80
20-40
2-8
1-6
0-1
2,7-6,5
1,5-3,7
0,2-0,4
0-0,10
0-0,1

7,45
38-42
85-100
22-26
19-25
(-2) – (+2)
95-100

3,5-5,0
Metabolisme KH
Gula darah puasa
Gula darah 2 jam
PP

197 mg/dl
225 mg/dl
6,5 %

70-120