Perilaku Pengguna insulin pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik RSUP Haji Adam Malik Medan
PERILAKU PENGGUNA INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRINOLOGI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH Oleh :
MINDA HADIYANTI LUBIS 080100093
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
PERILAKU PENGGUNA INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRINOLOGI RSUP HAJI
ADAM MALIK MEDAN
Karya Tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Sarjana Kedokteran
OLEH :
MINDA HADIYANTI LUBIS 080100093
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Perilaku Pengguna insulin pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Minda Hadiyanti Lubis NIM : 080100093
Pembimbing Penguji 1
(dr. Datten Bangun sp.FK) (dr.Arlinda Sari Wahyuni,M.Kes)
Penguji II
(dr. Almaycano Ginting)
Medan, 15 Desember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 195402201980111001
(4)
ABSTRAK
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah.Keadaan ini akan meningkatkan kadar gula darah sehingga merusak sistem tubuh.Penyakit dengan prevalensi yang tinggi ini tidak dapat diobati secara tuntas,tetapi dapat dikontrol supaya tidak menjadi kronik.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku pengguna insulin pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di poliklinik endokrinologi RSUP Haji Adam Malik Medan,yaitu terdiri dari pengetahuan,sikap,dan tindakan mengenai perilaku pengguna insulin pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang.Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling .Pengumpulan data dengan metode kuesioner.Analisis data dengan menggunakan SPSS 17,0.
Berdasarkan hasil penelitian,didapatkan bahwa pengetahuan pengguna insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe2 berada dalam kategori baik yaitu sebesar 63.3%, sedangkan sikap pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam kategori sedang yaitu 83.3% dan tindakan penguna insulin pada kategori baik yaitu sebesar 71.7% .Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan pengguna insulin baik dengan sikap yang sedang dan tindakan baik. Diaharapkan kepada para dokter untuk memberikan penyuluhan mengenai DM sehinngga penderita cepat mendapatkan pengobatan.
(5)
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a chronic disease caused by decreases insulin production by pancrease or ineffectiveness of insulin in reducing blood sugar level.This condition will increase the blood glucose level until it effects majority of body system.These highgly prevalenced disease cant’t be fully cured but can be controlled.
The aim of this study was to apprehend insulin users in patient of Diabetes Mellitsu type 2 which is composed of knowledge,attitude,and action insulin users in patient type 2 of Diabetes Mellitus .
This study was conducted in descriptive observational manner with cross sectional approach.The sampling technique was consecutive sampling.Data were collected by utilizing questionnaire and analyzed by using SPSS 17.0.
As the result,63.3% achieved in this study was found that insulin users in patient type 2 of Diabetes Mellitus.While 83.3% insulin user’s attitudes category had medium attitudes about insulin used.and insulin user action is mostly good with 71.7%.The result of this study indicated that insulin user’s knowladge was in good category,with medium category attitude an mostly good category of actions.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Perilaku Pengguna insulin Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik Medan”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD. KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Datten Bangun, MSc, SpFK selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.
3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes selaku dosen penguji I dan dr.Almaycano Ginting selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.
4. Dr.Noni Novisari Soeroso,Sp.P selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Staf-staf pengajar departemen IKK/IKM/IKP yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penulisan karya tulis ini.
6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.
7. Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah memberi kesempatan serta sarana untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.
8. Seluruh dokter, PPDS dan pasien DM di Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Maik Medan yang bersedia membantu selama penelitian
(7)
9. Muhammad Yamin Lubis dan Khalida Jalil selaku orang tua penulis yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ini.
10. Dr. Musda Hidayati yang telah banyak memberi dukungan dan membantu selama penelitian.
11. Sahabat-sahabat saya Fitri Annisa, Rini Yunika, Rahma Dona,Dania Rahmi, Irene Sri Malem, dan Mangasa yang telah memberikan banyak motivasi, semangat, dan meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang KTI.
Demikian ucapan terima kasih ini saya sampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Medan, 15 Desember 2011 Penulis,
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR LAMPIRAN ...vii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1.Latar Belakang ...1
1.2.Rumusan Masalah ...2
1.3.Tujuan Penelitian ...2
1.4.Manfaat Penelitian ...3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...4
2.1. Diabetes Melitus ...4
2.1.1. Pengertian Diabetes Melitus ...4
2.1.2. Klasifikasi Diabetes Melitus ...4
2.1.3. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2 ...5
2.1.4 Diagnosa ………... 6
2.1.5 Penatalaksanaan ………. 7
(9)
2.2. Perilaku ...19
2.2.1. Pengetahuan ...20
2.2.2. Indikator Pengetahuan ...21
2.2.3. Sikap ...22
2.2.4 Tindakan ...23
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL...24
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ...24
3.2. Variabel dan Defenisi Operasional ...24
BAB 4 METODE PENELITIAN ...27
4.1. Jenis Penelitian ...27
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...27
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...27
4.4. Metode Pengumpulan Data ...30
4.5. Metode Analisa Data ...30
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ...30
4.7.Pengolahan dan Analisa Data ...32
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...33
5.1.Hasil Pembahasan...36
(10)
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...45
6.1 Kesimpulan ...45
6.2.Saran ...45
DAFTAR PUSTAKA ...46 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Kadar Glukosa darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM
7
2.2 Golongan obat baru untuk mengobati Diabetes Melitus 13
2.3 Kriteria Pengendalian DM 18
5.1 Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia 35 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 35 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir 36 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan 36 5.5 Karakteristik responden berdasarkan Lama Menderita Diabetes 37 5.6 Distribusi frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan
pengetahuan
37
5.7 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan
37
5.8 Distribusi frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan sikap 39 5.9 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Sikap 39 5.10 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel tindakan 40
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup Lampiran 2 Informed Consent Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Health Reseach Ethical Committee Lampiran 6 Data Induk
Lampiran 7 Hasil Uji Variabel
(13)
ABSTRAK
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang disebabkan berkurangnya produksi insulin dari pankrease maupun insulin yang dihasilkan tidak efektif dalam mengurangi kadar gula darah.Keadaan ini akan meningkatkan kadar gula darah sehingga merusak sistem tubuh.Penyakit dengan prevalensi yang tinggi ini tidak dapat diobati secara tuntas,tetapi dapat dikontrol supaya tidak menjadi kronik.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku pengguna insulin pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di poliklinik endokrinologi RSUP Haji Adam Malik Medan,yaitu terdiri dari pengetahuan,sikap,dan tindakan mengenai perilaku pengguna insulin pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2.
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang.Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling .Pengumpulan data dengan metode kuesioner.Analisis data dengan menggunakan SPSS 17,0.
Berdasarkan hasil penelitian,didapatkan bahwa pengetahuan pengguna insulin pada pasien Diabetes Melitus tipe2 berada dalam kategori baik yaitu sebesar 63.3%, sedangkan sikap pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam kategori sedang yaitu 83.3% dan tindakan penguna insulin pada kategori baik yaitu sebesar 71.7% .Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan pengguna insulin baik dengan sikap yang sedang dan tindakan baik. Diaharapkan kepada para dokter untuk memberikan penyuluhan mengenai DM sehinngga penderita cepat mendapatkan pengobatan.
(14)
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a chronic disease caused by decreases insulin production by pancrease or ineffectiveness of insulin in reducing blood sugar level.This condition will increase the blood glucose level until it effects majority of body system.These highgly prevalenced disease cant’t be fully cured but can be controlled.
The aim of this study was to apprehend insulin users in patient of Diabetes Mellitsu type 2 which is composed of knowledge,attitude,and action insulin users in patient type 2 of Diabetes Mellitus .
This study was conducted in descriptive observational manner with cross sectional approach.The sampling technique was consecutive sampling.Data were collected by utilizing questionnaire and analyzed by using SPSS 17.0.
As the result,63.3% achieved in this study was found that insulin users in patient type 2 of Diabetes Mellitus.While 83.3% insulin user’s attitudes category had medium attitudes about insulin used.and insulin user action is mostly good with 71.7%.The result of this study indicated that insulin user’s knowladge was in good category,with medium category attitude an mostly good category of actions.
(15)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDiabetes Melitus(DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Suyono, 2006)
Angka kejadian DM telah meningkat dua dekade belakangan ini dari perkiraan 30 juta kasus di 1985 menjadi 177 juta di tahun 2000, berdasarkan perkiraan yang akurat angka ini akan meningkat menjadi >360juta di tahun 2030. Enam negara yang menduduki angka kejadian tertinggi di dunia adalah India, Cina, USA, Indonesia, Jepang, dan Pakistan, dan diperkirakan sekitar 1,5 juta orang (>20 tahun ) baru didiagnosa menderita DM. (WHO, 2004)
DM tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor.Kelainan ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah reseptor pada membran sel yang selnya responsive terhadap insulin atau akibat ketidaknormalan reseptor insulin intrinsic.Akibatnya,terjadi penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan system transport glukosa.Pada akhirnya,timbul kegagalan sel beta dengan menurunnya jumlah insulin yang beredar dan tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia.(Scheteingart,2005)
Keuntungan yang mendasar dari penggunaan insulin dibandingkan obat antidiabetik oral dalam pengobatan diabetes melitus adalah insulin terdapat didalam tubuh secara alamiah.Selain itu,pengobatan dengan insulin dapat diberikan sesuai dengan pola sekresi insulin endogen.Sementara itu,kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik dan harganya yang relatif mahal.Sebagian besar orang tidak menyukai cara penyuntikan,tetapi para ahli dan
(16)
peneliti terus mengusahakan penemuan sediaan insulin dalam bentuk bukan suntikan,seperti inhalan sampai bentuk oral agar penggunaanya dapat lebih sederhana dan menghilangkan ketakutan terhadap suntikan yang konvensional. ( Fox,2010)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana gambaran perilaku pengguna insulin pada penderita DM tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik”.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran perilaku pengguna insulin pada penderita DM tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan DM tipe 2 yang menggunakan terapi insulin terhadap pemakaian insulin.
b. Mengetahui gambaran sikap pasien DM tipe 2 yang menggunakan terapi insulin terhadap pemakaian insulin.
c. Mengetahui gambaran tindakan pasien DM tipe 2 yang menggunakan terapi insulin terhadap pemakaian insulin.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk :
1. Para dokter agar dapat memberikan info yang sejelas-jelasnya pada pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin khususnya tentang teknik penyuntikan insulin.
(17)
2. Diharapkan pada pasien DM tipe 2 untuk dapat seteliti mungkin dalam hal pengendalian DM yang baik.
3. Diharapkan menambah pengetahuan masyarakat tentang DM tipe 2.
4. Menambah wawasan penulis khususnya tentang pemakaian insulin pada pasien-pasien DM tipe 2.
5. Menambah referensi perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, memberi masukan, saran kepada fakultas mengenai target-target dan kurikulum apa saja yang dikembangkan di fakultas untuk menghasilkan lulusan dokter yang siap terjun di masyarakat.
(18)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Melitus2.1.1 Defenisi
DM adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Suyono, 2006)
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Etiologis Diabetes Melitus Menurut American Diabetes
Association (ADA) 2005 :
1. Diabetes Melitus tipe 1. (destruksi sel β).
a. Melalui proses imunologik. b. Idiopatik.
2. Diabetes Melitus tipe 2.
(bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resitansi insulin).
3. Diabetes Melitus tipe lain. a. Defek genetik fungsi sel β
b. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, sindrom Rabsom Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya.
c. Penyakit Eksokrin Pankreas : pankreatitis, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya.
(19)
d. Endokrinopati : akromegali, hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, sindrom cushing, lainnya.
e. Karena obat atau zat kimia : asam nikotinat, diazoxid, agonis β adrenergik, tiazid, dilantin, interferon α, lainnya.
f. Infeksi : rubella kongenital, CMV, lainnya.
g. Imunologi (jarang) : sindrom “Stiff-man”, antibodi antireseptor insulin, lainnya.
4. Diabetes pada kehamilan. 2.1.3 Patofisiologi DM tipe 2
Resistensi insulin dan sekresi insulin yang abnormal merupakan sebab utama terjadinya DM tipe 2 sehingga diabetes tipe 2 didefenisikan sebagai gangguan sekresi insulin, resistensi insulin, peningkatan produksi glukosa hati, dan gangguan metabolisme lemak. Obesitas baik sentral dan viseral sangat sering sebagai predisposisi DM tipe 2. (Alvin C,2008)
Resistensi insulin menyebabakan penurunan kemampuan insulin untuk bekerja pada target organ (khususnya otot, hati dan lemak), yang disebabkan oleh gangguan genetik, dan obesitas hal ini menyebabkan tidak masuknya glukosa kedalam organ dan peningkatan produksi glukosa hati yang menyebabkan peninggian glukosa dalam darah. (Alvin C, 2008)
Obesitas memberikan kontribusi dalam terjadinya DM tipe 2, peningkatan adipose menyebabkan peningkatan asam lemak bebas dan produk asam lemak lainnya, menyababkan peningkatan produk biologis (asam lemak bebas yang tak tersesterifikasi, retinol binding reseptor 4,TNF-alfa,adiponectin) yang memodulasi sensitivitas insulin, yang menyebabkan gangguan masuknya glukosa kedalam otot dan peningkatan penghasilan glukosa hati dan menganggu fungsi sel beta. (Alvin C, 2008)
(20)
2.1.4 Diagnosa
Diabetes didiagnosa jika memenuhi kriteria berikut yaitu gejala diabetes dengan gula darah sewaktu >200mg/dl, dan gula darah puasa >126mg/dl, serta gula darah pos prandial (setelah pemberian oral glukosa 75mg) >200mg/dl perhitungan kadar gula diatas harus disertai dengan gejala-gejala hiperglikemi yaitu poliuria, polidipsi, dan penurunan berat badan.
Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan kadar HbA1c , meskipun hubungan antara HbA1C dengan kenaikan kadar gula darah belum dipahami secara tuntas.( American Diabetic Assosiation, 2007)
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa.
Tabel 2.1 Kadar Glukosa darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah Plasma vena < 110 110-199 ≥ 200 Sewaktu (mg/dl) Darah kapiler <90 90-199 ≥ 200 Kadar glukosa darah Plasma vena <110 110-125 ≥ 126 Puasa (mg/dl) Darah kapiler <90 90-109 ≥ 110 (Reno gustaviani , 2006)
2.1.5 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya kualitas hidup penyandang diabetes, sedangkan tujuan penatalaksanaannya secara khusus adalah :
(21)
1. Tujuan jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Tujuan jangka panjang : tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya angka morbiditas dan mortalitas DM.
3. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian kadar glukosa darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan dan perubahan perilaku.
4. Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan pertama meliputi : a. Riwayat penyakit :
1. Gejala yang timbul, hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu termasuk A1C, hasil pemeriksaan khusus yang telah ada terkait DM.
2. Pola makan, status nutrisi, riwayat perubahan berat badan. 3. Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak atau dewasa muda. 4. Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap,
termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan DM secara mandiri, serta kepercayaan yang diikuti dalam bidang terapi kesehatan.
5. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan, perencanaan makan dan program latihan jasmani.
6. Riwayat komplikasi akut (KAD, hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia).
7. Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi dan traktus urogenitalis.
8. Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada ginjal, mata, saluran pencernaan, dll).
(22)
9. Pengobatan lainnya yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah.
10.Faktor resiko : merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain).
11.Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan dan status ekonomi. b. Pemeriksaan fisik
1. Pengukuran tinggi dan berat badan.
2. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya hipotensi orostatik.
3. Pemeriksaan fundoskopi.
4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid. 5. Pemeriksaan jantung.
6. Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan steteskop. 7. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah.
8. Pemeriksaan kulit dan pemeriksaan neurologis.
9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe lain. c. Evaluasi laboratoris/penunjang lain
1. Glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial. 2. A1C
3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida).
4. Kreatinin serum 5. Albuminurea 6. Elektrokardiografi 7. Foto sinar-x dada
(23)
d. Tindakan rujukan
1. Ke bagian mata bila diperlukan pemeriksaan mata lebih lanjut 2. Konsultasi keluarga berencana untuk wanita usia produktif 3. Konsultasi terapi gizi medis sesuai indikasi
4. Konsultasi dengan edukator diabetes
Kerangka utama penatalaksanaan DM, yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, obat hipoglikemia dan penyuluhan.
1. Perencanaan makanan
Prinsip pengaturan makanan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makanan masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makanan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurunan glukosa darah atau insulin. Komposisi makanan dan kebutuhan kalori yang dianjurkan terdiri dari:
Komposisi makan : a. Karbohidrat :
1. Dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi
2. Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan 3. Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang
berserat tinggi
4. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi 5. Pemanis alternatif digunakan sebagai pengganti gula
6. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
(24)
b. Lemak :
1. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, tidak diperkenankan > 30% total asupan energi
2. Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori
3. Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari.
c. Protein :
1. Distribusikan 10-20% total asupan energi
2. Sumber protein yang baik adalah makan laut (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpak lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
d. Natrium :
1. Asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 300 mg atau sama dengan 6-7g garam dapur.
2. Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg gram garam dapur.
e. Serat :
Anjuran konsumsi serat adalah ±25 g/1000 kkal/perhari Kebutahan kalori :
Ada beberapa cara untuk menuntukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu :
a. Jenis kelamin : kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kgBB dan untuk pria 30 kal/kgBB.
(25)
b. Umur : umur pasien usia diatas 40 tahun kalori dikurangi 5% untuk dekade antara 40-59 tahun, usia 60-69 tahun dikurangi 10%, dan untuk usia diatas 70 tahun dikurangi 20%.
c. Aktivitas : kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.
d. Berat badan : bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% bergantung pada tingkat BB. Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB.
Perhitungan berat badan ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi adalah :
a. Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm-100)x 1 kg.
b. Bagi pria dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita dibawah 150, rumus dimodifikasi menjadi :
1. Berat badan ideal (BBI)=(TB dalam cm-100)x 1 kg. 2. BB : Normal: BB ideal±10%
Kurus : < BBI – 10% Gemuk : > BBI + 10% (PERKENI, 2006).
2. Latihan jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ±30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical,
Interval, Progressive, Endurance training). Latihan yang dapat
dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda dan mendayung.
Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani adalah memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus
(26)
didampingi oleh orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemi, harus selalu membawa permanen dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga.
3. Obat berkhasiat hipoglikemi
Jika pasien telah melakukan kegiatan pengaturan makan dan latihan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa darahnya sebelum naik, dipertimbangkan memakai obat berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan).
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) : a. Sulfonilurea
Bekerja dengan cara :
1. Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan. 2. Menurunkan ambang sekresi insulin.
3. Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan normal.
b. Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk (IMT > 30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan IMT 27-30 dapat dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea.
(27)
c. Inhibitor α Glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α glukosidase di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia pascaprandial. d. Insulin Sensitizing Agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai
efek farmakologi meningkatkan sensivitas insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini belum beredar di Indonesia.
Golongan obat baru untuk mengobati Diabetes Melitus
Nama obat Dosis komentar
Pramlintine 1.DM type 1
Dimulai dengan dosis 15mg dengan dosis maksimal 30-60mg. 2.DM type 2
Dimulai dengan dosis 60mg sampai 120 mg
Diindikasikan pada pasien yang memakai insulin prandial yang belum mencapai kadar glukosa yang diinginkan.
(28)
Exenatide (Byetta)(40)
Diindikasikan sebagai pengobatan tambahan untuk
meningkatkan glukosa control pada pasien DM tipe 2 yang menggunakan
metformin,sulfonylurea atau keduanya yang belum mencapai glukosa control
Dimulai pada 5mg perdosis diberikan dua kali sehari pada pagi hari dan makan malam
Dosis dapat ditingkatkan sampai 10 mg duakalisehari setelah satu bulan terapi.
Tidak boleh digunakan pada pasien DM tipe 1,atau untuk mengobati diabetes ketoasidosis
Tidak dianjurkan pada pasien stadium akhir penyakit ginjal(creatinin clerence <30 ml/min)
Sitagliptin (januvia)
Dosis awal 100mg sekali sehari pada pagi hari
Jika kadar creatinin 30-50 ml/min kurangi dosis sampai 50 mg/hari. Jika kadar cretinin <30ml/min kurangi dosis sampai 25mg Sitagliptin plus
metformin(janumet)
Dosis awal 50mg/500mg dua kali sehari
Dosis maksimum 50mg/100mg dua kali sehari
Digunakan dengan makanan
Tidak dianjurkan untuk pasien dengan penyakit ginjal berat
(29)
4.Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi. Indikasi terapi dengan insulin :
a. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
b. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
c. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
d. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
e. Ketoasidosis diabetik.
f. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
g. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
(30)
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
i. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu: 1. Insulin kerja singkat
Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat bertahan sampai 8 jam.
2. Insulin kerja menengah
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ).Jenis ini awal kerjanya 1.5-2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin kerja panjang
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard 4. Insulin campuran
Merupakan kombinasi insulin kerja cepat dengaan kerja sedang. Insulin jenis ini yang beredar di Indoneia adalah Mixtard 30/70 dan Humulin 30/70. Teknik penyuntikan insulin
Sebelum menyuntikan insulin,kedua tangan dan daerah yang akan disuntik harus bersih.Penyuntikan dapat dilakukan di daerah perut, lengan dan bokong.Tutup vial insulin dibersihkan dengan isopropil alkhol 70%.Untuk semua macam jenis insulin kecuali kerja cepat,harus digulung-gulung secara perlahan dengan kedua telapak tangan untuk melarutkan suspense.Ambilah udara sejumlah insulin yang akan diberikan dan suntik ke dalam vial untuk mencegah terjadi ruang vakum dalam
(31)
vial.Setelah insulin masuk ke alat suntik,periksalah apakah mengandung gelembung udara.Satu atau dua ketukan pada alat suntikdalam posisi tegak akan dapat mengurangi gelembung tersebut.
Penyuntikan dilakukan pada jaringan subkutan.Pada umumnya disuntikkan dengan sudut 90 derajat.Aspirasi tidak perlu dilakukansecra rutin.Bila suntikan tersa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses penyuntikan maka daerah tersebut sebaiknaya ditekan selama 5-8 detik.(Soegondo,2006)
2.1.6 Penilaian Hasil Terapi
Hasil pengobatan DM tipe 2 harus dipantau secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan jasmani. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan kadar glukosa darah Tujuan pemeriksaan glukosa darah :
1. Untuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai
2. Untuk melakukan penyesuaian dosis obat, bila belum tercapai sasaran terapi.
b. Pemeriksaan A1C
Tes hemoglobin terglikosilasi, yang disebut juga sebagai glikohemoglobin, atau hemoglobin glikosilasi disingkat sebagai A1C, merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan A1C dianjurkan dilakukan minimal 2 kali dalam setahun.
c. Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM)
PGDM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin. Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi, tergantung pada
(32)
terapi. Waktu yang dianjurkan adalah, pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan, menjelang tidur dan diantara siklus tidur, atau ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic spells.
d. Kriteria pengendalian DM
Untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi kronik, diperlukan pengendalian DM yang baik merupakan sasaran terapi. Diabetes terkendali baik, apabila glukosa darah mencapai kadar yang diharapkan serta kadar lipid dan A1C juga mencapai kadar yang diharap. Demikian dengan tekanan darah (PERKENI, 2006).
Tabel 2.2 Kriteria Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (md/dl) 80-<100 100-125 ≥126 Glukosa darah 2 jam pp (mg/dl) 80-144 145-179 ≥180
A1C (%) <6,5 6,5-8 >8
Kolesterol Total (mg/dl) <200 200-239 ≥240
Kolesterol LDL (mg/dl) <100 100-129 ≥130
(33)
Wanita : >50
Trigliserida (mg/dl) <150 ≥200
Tekanan darah (mmHg) ≤130/80 >130-140/ >140/90 >80-90
Keterangan :Angka diatas adalah hasil pemeriksaan plasma vena. (PERKENI, 2006)
2.2 Perilaku
Perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Ada 2 hal yang dapat mempengaruhi perilaku yaitu faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.
Menurut Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia membedakan ada dua respon yakni:
a. Respondent respons ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan
tertentu. Respon-respon yang timbul umumnya relatif tetap.
b. Operant respon ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut reinforcing stimuli karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan organisme.
(34)
Perilaku kesehatan adalah suatu proses seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan dan makanan serta lingkungan. Menurut Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:
a. Perilaku kesehatan yaitu hal-hal yang berhubungan ddengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
b. Perilaku sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. c. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.
Bloom (1908) membagi perilaku ke dalam 3 domain namun tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan.
2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:
a. Tahu (know)
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu
(35)
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Indikator Pengetahuan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, ada beberapa indikator yang dapat digunakan dan dikelompokkan menjadi:
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan dan kemana mencari pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan suatu penyakit. b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
meliputi jenis-jenis makanan bergizi, manfaat makanan bergizi bagi
kesehatan, pentingnya olahraga bagi kesehatan, bahaya merokok, minuman keras, narkoba dsb,pentingnya istirahat cukup , relaksasi dsb.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih, cara pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat, dan akibat yang ditimbulkan polusi bagi kesehatan
(36)
2.2.3 Sikap
Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving)
Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlakdapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.
(37)
2.2.4 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan : a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator raktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.(Notoadmojo,2003)
(38)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai DM di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan.
1.Tingkat Pengetahuan perilaku pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 mencakup pengetahuan umum mengenai DM,penyebab,komplikasi dan penanganannya.
Alat ukur : Kuesioner,dengan pertanyaan sebanyak 6 pertanyaan.Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan menggunakan skala menurut Arikunto(2007) adalah sebagai berikut :
o Jawaban yang benar diberi nilai 1
o Jawaban yang salah diberi nilai 0
Hasil ukur apabila :
a. Pengetahuan baik (>75%) : skor >5 b. Pengetahuan sedang (40-75%) : skor 3-4 c. Pengetahuan kurang (<75%) : skor <2 Pengetahuan
Sikap Tindakan
Diabetes Melitus Tipe2 yang memakai insulin
(39)
Skala Ukur : Ordinal
2. Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden mengenai DM.
Alat ukur : Dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner Cara Ukur : Dengan pertanyaan yang diajukan sebanyak 4 pertanyaan
dengan 2 pilihan jawaban Setuju atau Tidak setuju.Pengukuran dilakukan dengan sistem skoring dengan menggunakan skala menurut Arikunto (2007) adalah sebagai berikut :
o Jawaban yang benar diberi nilai 1
o Jawaban yang salah diberi nilai 0 Hasil ukur apabila :
a. Pengetahuan baik (>75%) : skor 4 b. Pengetahuan sedang (40-75%) : skor 2-3 c. Pengetahuan kurang (<75%) : skor 1 Skala Ukur : Ordinal
3.Tindakan adalah segala sesuatu yang telah dilakukan responden sehubungan dengan penggunaan insulin.
Alat ukur : Dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner Cara Ukur : Dengan pertanyaan yang diajukan sebanyak 19 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban tidak pernah,kadang-kadang,selalu dan sering.
o Selalu : skor 3
o Sering : skor 2
o Kadang-kadang : skor 1
o Tidak pernah : skor 0
Pengukuran dilakukan dengan sistem skoring dengan menggunakan skala menurut Arikunto (2007) adalah sebagai berikut :
Hasil ukur apabila :
a.Tindakan baik : >75%dari nilai tertinggi yaitu > 30- 35 b.Tindakan sedang : 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 25 - 29
(40)
c.Tindakan kurang :<40% dari nilai tertinggi yaitu < 20 - 24 Skala Ukur : Ordinal
(41)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis PenelitianPenelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dimana pengumpulan data atau hasil variabel yang diteliti didapatkan secara bersamaan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada pasien DM.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2011 4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Endokrinologi Rumah Sakit Pemerintah Haji Adam Malik (RSUPHAM).
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poliklinik Endokrinologi RSUPHAM yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling,dimana sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
(42)
4.3.2.1 Kriteria Inklusi
- Pasien DM tipe2 yang menyuntikkan insulin sendiri
- Pasien DM tipe2 yang menyuntikkan insulin dengan orang lain - Pasien DM tipe 2 yang berumur ≥40 tahun
4.3.2.2 Kriteria Eksklusi
- Pasien DM tipe 2 yang berumur <40 tahun - Pasien Diabetik Ketoasidoasis
- Pasien Diabetes Gestasional 4.3.2.3 Besar Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengambil sampel nonprobabilitas (non-probability sampling) dengan teknik
consecutive sampling, yaitu responden yang telah memiliki kriteria sampel yang
diinginkan peneliti berkesempatan menjadi sampel penelitian hingga terpenuhinya jumlah sampel yang telah ditentukan peneliti. Menurut Wahyuni (2008), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus :
n = N. Z2 1- α/2 p. (1-p) (N-1) d2 + Z2 1- α/2 p.(1-p)
(43)
dengan:
n : besar sampel minimum
Z 1- α/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P : harga proporsi di populasi
d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N : jumlah di populasi
Berdasarkan hasil peninjauan awal peneliti, jumlah penderita DM tipe 2 adalah 1368. Sehingga:
n = N. Z2 1- α/2 p. (1-p) (N-1) d2 + Z2 1- α/2 p.(1-p)
dengan N = 1368 P = 0,50; Z 1- α/2 = 1,96; d = 0,10
n = 150 . 1,962 . 0,5 . (1-0,5)
(44)
n = 144 1.49+0.96 n = 59,7 n = 60
Jadi besar sampel minimum yang diperlukan adalah 60 subyek.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data adalah peneliti menjelaskan kepada responden dan meminta kesediaan responden(informed consent).Peneliti melakukan metode wawancara dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang diberikan kepada subyek penelitian.Kuesioner yang digunakan terdiri dari tingkat pengetahuan,sikap,dan tindakan pasien DM tipe2 yang menggunakan insulin terhadap pemakaian insulin.
Kuesioner yang akan diberikan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas yang akan diuji kepada pasien DM tipe2 yang memakai insulin.Data primer yakni data diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah disebarkan kepada responden dan telah disiapkan saat penelitian berlangsung.
4.4.1 Uji Validitas dan Realibilitas
Dilakukan uji validitas dan realibilitas pada kuesioner yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17. Sampel untuk uji validitas dan reliabilitas adalah 10 orang responden yang berusia > 40 tahun.
Uji validitas dilakukan dengan korelasi pearson,skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk setiap variabel.Setelah semua
(45)
korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh,nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel.Nilai r tabel untuk jumlah responden 10 orang dengan taraf signifikansi 0.05 adalah 0.514.Jika nilai koefisien korelasi pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel,maka pertanyaan tersebut valid.
Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien Reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS 17.Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel,maka pertanyaan tersebut reliabel.Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuesioner ditunjukkan oleh tabel berikut:
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Variabel Pertanyaan Total Pearson
Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan P1 0.988 Valid 0.970 Reliabel
P2 0.988 Valid Reliabel
P3 0.988 Valid Reliabel
P4 0.648 Valid Reliabel
P5 0.988 Valid Reliabel
P6 0.988 Valid Reliabel
Sikap P26 0.873 Valid 0.896 Reliabel
P27 0.873 Valid Reliabel
P28 0.873 Valid Reliabel
(46)
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil jawaban kuesioner dari responen lalu,diubah dalam skor nilai.Kemudian pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan,
- Editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.Tingkat pengtahuan dan sikap akan ditentukan berdasarkan nilai yang didapat dengan menggunakan skor nilai sesuai pada kelompok kuesioner.
- Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk
mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.
- Entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program computer
dengan menggunakan program SPSS versi 17.0(statistical product and
service solution).
- Cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui
ada kesalahan atau tidak.Untuk mendeskripsikan gambaran dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase.Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Data yang dikumpulkan terlebih dahulu diolah secara deskriptif lalu dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
(47)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang terletak di Jalan Bungalow No.17 Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan tuntungan. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VIII/1990. Disamping itu, RSUP H.Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
RSUP H.Adam Malik ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H.Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. RSUP H.Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk pelayanan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. Selain itu, Rumah sakit ini memiliki departemen Ilmu Penyakit Dalam dan poliklinik khusus penyakit endokrin . Poliklinik ini merupakan lokasi pengambilan data untuk penelitian saya. Keadaan lingkungan rumah sakit bersih dan terawat. Dengan jumlah pasien yang cukup banyak.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik individu ataupun responden dalam penelitian ini menggunakan semua pasien DM tipe 2 yang menyuntikkan insulinnya sendiri maupun dengan orang lain. Dari Keseluruhan responden gambaran
(48)
karakteristik responden yang diamati adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama menderita DM, dan kadar gula darah terakhir.
Ditinjau dari segi usia, kelompok terbesar terdapat pada usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 29 orang dan yang terkecil pada kelompok usia 71-80 tahun sebanyak 3 orang.
Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan kelompok usia
Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Dari seluruh responden, 50% (30 orang) penderita DM tipe 2 adalah perempuan dan 50% (30 orang) adalah laki-laki.
Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Usia Frekuensi %
40-50 11 18.3
51-60 29 48.3
61-70 17 28.3
71-80 3 5
Total 60 100,0
Jenis kelamin
Frekuensi %
laki-laki 30 50
Perempuan 30 50
Total 60 100
Pendidikan
Frekuensi %
SD 8 13.3
SMP 9 15
SMA 18 30
DIPLOMA 3 5.0
S1 21 35
S2 1 1.7
(49)
Berdasarkan karekteristik pendidikan terakhir, pendidikan yang terbanyak adalah S1 sebesar 35% yaitu sebanyak 21 orang. Sedangkan kelompok yang paling sedikit pada tingkat S2 sebesar 1.7 % sebanyak 1 orang.
Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Kelompok pekerjaan yang terbanyak adalah PNS sebesar 21.17% yaitu sebanyak 13 orang dan ibu rumah tangga sebesar 21.7% sebanyak 13 orang. Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan Lama Menderita Diabetes
Pekerjaan Frekuensi %
Bidan 2 3.3
Dosen 1 1.7
Guru 12 20
Ibu Rumah
Tangga 13 21.7
Karyawan 2 3.3
Nazir 1 1.7
Pensiun 1 1.7
Petani 1 1.7
PNS 13 21.7
Sales 1 1.7
Supir 2 3.3
TNI AD 1 1.7
Wiraswasta 10 16.3
Total 60 100
Lama DM Frekuensi %
1-10 tahun 42 70
11-20 tahun 14 23.3
21-30 tahun 3 5
31-40 tahun 1 1.7
(50)
Berdasarkan Karakteristik Lama Menderita DM kelompok yang terbesar adalah kelompok umur 1-10 tahun yaitu sebesar 70% sebanyak 42 orang dan kelompok umur yang terkecil 31-40 tahun sebesar 1.7% sebanyak 1 orang.
5.1.3 Hasil Analisa Data 5.1.3.1 Pengetahuan
Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan pengguna insulin di RSUP. Haji Adam Malik Medan sebagian besar berada dalam kategori baik yaitu sebesar 63.3% sebanyak 38 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah dalam katagori kurang yaitu 1.7% sebanyak 1 orang. Data dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan pengetahuan
NO Pengetahuan Frekuensi %
1. Baik 38 63.3
2. Sedang 21 35
3. Kurang 1 1.7
Total 60 100
Berdasarkan dari hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 60 orang responden tentang pengetahuan yaitu dari 1 sampai 6,sebagian besar responden menjawab dengan benar pada pertanyaan nomor 4 yaitu penanganan penyakit DM sebanyak 60 orang sebesar 100%.
(51)
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan
No Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah
f % F %
1. Pengertian Diabetes Melitus 58 96.7 2 3.3
2. Penyebab penyakit DM 33 55 27 45
3. Komplikasi penyakit DM 44 73.3 16 26.7
4. Penanganan penyakit DM 60 100 0 0
5. Manfaat insulin bagi penderita DM 56 93.3 4 6.7
6. Metode terbaik untuk menguji kadar
gula darah
39 65 21 35
5.1.3.2 Sikap
Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan sebagian besar memiliki sikap sedang yaitu sebanyak 50 orang sebesar 83.3%,dan sebagian yang memiliki sikap kurang sebesar 8.3 % yaitu sebanyak 5 orang.Data lengkap distribusi jawaban kuesioner pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi Karekteristik Responden Berdasarkan sikap
NO Sikap Frekuensi %
1. Baik 5 8.3
2. Sedang 50 83.3
3. Kurang 5 8.3
(52)
Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada 60 orang responden,responden yang paling banyak menjawab benar adalah pertanyaan nomor 4 yaitu sebesar 91.7 atau 55 orang sedangkan yang paling sedikit menjawab benar adalah pertanyaan nomor 2 sebesar 26.7 % atau 16 orang.
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Sikap
No Pertanyaan Jawaban Responden
Benar Salah
f % f %
1. Penyakit DM sudah pasti bisa disembuhkan
43 71.7 17 28.3
2. Makan terlalu banyak gula
merupakan faktor yang menyebabkan DM
16 26.7 44 73.3
3. Terapi insulin adalah terapi yang membutuhkan biaya yang relatif mahal
38 63.3 22 36.7
4. Berolahraga secara teratur akan meningkatkan kebutuhan insulin sehari-hari
55 91.7 5 8.3
5.1.3.3Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan sebagian besar dalam kategori tindakan baik yaitu 42 orang sebesar 70% sedangkan yang paling sedikit dalam kategori kurang yaitu 2 orang sebesar 3.3% .
(53)
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan tindakan
NO Tindakan Frekuensi %
1. Baik 42 70
2. Sedang 16 26.7
3. Kurang 2 3.3
Total 60 100
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan kepada 60 orang tentang tindakan yang paling banyak menjawab benar yaitu pada soal nomor 7 sebesar 60% yaitu 60 orang.Pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 70% menerima insulin ketika dokter menganjurkan insulin sedangkan yang menolak insulin sebanyak 26.7%.
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel tindakan
No Pertanyaan Jawaban Responden
Baik Sedang Kurang
F % f % F %
1. Mulai memakai insulin 1 60 0 0 0 0
2. Lama menggunakan insulin 37 61.7 14 23.3 9 15
3. Sebelumnya Anda mengkonsumsi obat
anti diabetik oral
54 90 5 8.3 1 1.7
4. Lama menggunakan obat antidiabetik
oral
11 18.3 10 16.7 34 56.7
5. Perasaan awal saat dokter menganjurkan
insulin
16 26.7 42 70 2 3.3
6. Alasan diganti dengan insulin 54 90 4 6.7 1 1.7
(54)
8. Alasan setuju menggunakan insulin 1 60 0 0 0 0
9. Jenis insulin yang dipakai 5 8.3 7 11.7 48 80
10. Dalam sehari menyuntikkan insulin 13 21.7 34 56.7 13 21.7
11. Lokasi penyuntikan insulin 36 60 10 16.7 14 23.3
12. Waktu menggunakan insulin 32 53.3 6 10 22 36.7
13. Yang menyuntikkan insulin 37 61.7 14 23.3 9 15
14. Alasan memilih jawaban diatas 42 70 15 25 3 5
15. Pernah mendengar tentang reaksi insulin 31 51.7 0 0 0 0
16. Perasaan setelah menggunakan insulin 20 33.3 7 11.7 33 55
17. Setelah menggunakan insulin,masih
berolah raga
33 55 20 33.3 7 11.7
18. Dalam seminggu Anda berolahraga 17 28.3 16 26.7 9 15
19. Jika mengkonsumsi makanan yang lebih 14 23.3 1 1.7 45 75
5.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian pada pasien DM tipe2 tentang pengguna insulin di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 60 orang dengan rentang umur berbeda yaitu dari umur 40 tahun sampai 80 tahun.Dari hasil penelitian dari karakteristik usia responden didapati usia keseluruhan responden mencapai 51-60 tahun.Jumlah responden paling banyak berada pada kelompok usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 29 orang sebesar 48.3%.Sedangkan jumlah yang paling sedikit terdapat pada kelompok usia 71-80 tahun yaitu sebanyak 3 orang sebesar 5 %.
Berdasarkan karakteristik pendidikan pada pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin di RSUP Haji Adam Malik Medan,dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa proporsi terbesar yang mempunyai pendidikan S1 yaitu sebesar
(55)
35 % yaitu sebanyak 21 orang dan yang paling sedikit berada pada pendidikan S2 dan militer yaitu sebesar 1.7 % yaitu sebanyak 1 orang.Hal ini memperlihatkan pendidikan yang dominan di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah pendidikan S1. .
5.2.1 Gambaran Pengetahuan pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan
Berdasarkan karakteristik gambaran pengetahuan yang diteliti dari 60 pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin diperoleh bahwa proporsi terbesar yang mempunyai pengetahuan baik dari 60 orang adalah sebesar 63.3 % yaitu sebanyak 38 orang.
Menurut penelitian William Kiberenge Maina (2010) di Kenya yang sama,sebesar 27.7% responden laki-laki dan 26.9% perempuan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Sebaliknya sebanyak 50% laki-laki dan perempuan di Medan memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai pengetahuan DM meliputi penanganan serta komplikasinya. Nilai yang diperoleh tidak jauh berbeda dari penelitian Maina 478 orang.
5.2.2 Sikap pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan
Hasil penelitian mengenai sikap pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 sebagian besar pasien DM tipe 2 yang menggunakan insulin memiliki sikap sedang sebanyak 83.3% yaitu sebesar 50 orang.
Sebanyak 28.3% setuju dengan pernyataan bahwa penyakit DM sudah pasti bisa diobati.Ironiknya,masih terdapat sekelompok besar masyarakat masih berpendapat DM bisa disembuhkan secara tuntas.Penyakit DM bersifat irriversible dimana pasien hanya bisa mengontrol kadar gula darah agar diambang normal. Diabetes Melitus bila tidak ditangani baik akan menyebabkan komplikasi pada
(56)
berbagai organ tubuh seperti mata,ginjal,jantung,pembuluh darah kaki,saraf,dan lain-lain (Iwan S,2010).
Sebanyak 44 orang responden dengan presentase 73.3% masih berpendapat memakan terlalu banyak gula merupakan faktor utama DM dan hanya 26.7% sebanyak 16 orang dari responden tidak menyetujui pernyataan tersebut. Sebenarnya, faktor utama pada diabetes adalah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok sel beta pada pankreas.Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin, bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon,juga menegndalikan jumlah glukosa dalam darah.Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat maka terjadilah diabetes.(Setiabudi,2008)
Sebanyak 63.3% yaitu sebanyak 38 orang setuju terapi insulin membutuhkan biaya yang relatif mahal. Kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaian insulin dengan cara menyuntik dan harganya yang relatif mahal.(Fox,2010)
Lebih dari separuh dari jumlah responden yaitu 91.7% berpendapat bahwa olahraga secara teratur akan meningkatkan kebutuhan insulin. Sebesar 8.3% berpendapat sebaliknya. Menurut pendapat responden bila mereka berolahraga,maka badan mereka akan terasa sangat lemah sehingga mereka menggunakan insulin dalam jumlah yang lebih.Sebenarnya berolahraga secara teratur akan meningkatkan konsentrasi protein GLUT-4 yaitu reseptor insulin pada tingkat selular. Maka dengan hanya sedikit obat-obatan, mampu memberikan efek yang secukupnya kepada pasien.(Yaspelkis, Ben B.,2006)
5.2.3 Tindakan pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan
Hasil penelitian mengenai tindakan pada pasien DM tipe 2 di RSUP.Haji Adam Malik Medan menunjukkan bahwa sebesar 70% memiliki tindakan baik yaitu
(57)
sebanyak 42 orang dan 2 % yaitu sebesar 3.3% memiliki tindakan kurang.Sebesar 70 % yaitu sebanyak 42 orang menerima saja ketika dokter menganjurkan kepada pasiennya untuk menggunakan insulin. Dan sebesar 26.7% yaitu sebanyak 16 orang menolak untuk menggunakan insulin.
Sebanyak 26.7 % yaitu sebanyak 16 orang memilih jawaban menolak menggunakaan insulin karena cara penggunaan yang disuntik.Kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik dan harganya yang relatif mahal, sebahagian besar dari mereka tidak menyukai cara penyuntikan.tetapi para ahli dan peneliti terus mengusahakan sediaan insulin dalam bentuk bukan suntikan,seperti inhalan sampai bentuk oral agar penggunaanya dapat lebih sederhana dan menghilangkan ketakutan mereka terhadap suntikan.(Fox,2010)
Kebanyakan pasien menggunakan insulin kerja campuran sebanyak 80% yaitu sebanyak 48 orang. Hal ini mungkin dikarenakan insulin ini memiliki jangka kerja yaitu sekitar 14 sampai 15 jam sehingga tidak memerlukan waktu lama dalam memulai makan sebelum penyuntikan.Selain itu, dapat menurunkan kadar gula darah dengan cepat.(Fox,2010).
Sebesar 60 % yaitu 36 orang memilih menyuntikkan insulin mereka didaerah perut sebesar 16.7% yaitu sebanyak 10 orang menyuntikkan di daerah paha dan sebesar 23.3% sebanyak 14 orang mnyuntikkan didaerah lengan dikarenakan daerah ini merupakan daerah yang penyerapannya paling cepat kemudiaan diikuti oleh daerah lengan,paha bagian atas dan bokong. (Fox,2010).
Sebanyak 61.7 % yaitu 37 orang memilih menyuntikkan insulin mereka sendiri dari pada menyuntiikkanya dengan orang lain ini dikarenakan lebih mudah dan percaya untuk menyuntikkannya sendiri.
Kebanyakan dari pengguna insulin masih berolah raga kurang dari 2 kali seminggu yaitu sebesar 28.3% atau 17 orang. Ini menunjukkan bahwa olahraga yang
(58)
dilakukan masih kurang frekuensinya. Olahraga sebaiknya dilakukan selama 150 menit perminggu atau 30 menit perhari dengan 2 hari libur.Jenis latihan tersebut adalah berjalan cepat,renang,bersepeda.Selain itu olahraga dapat menurunkan kadar gula darah sehingga dapt mengurangi pemakaian insulin.(Fox,2010).
Lebih dari separuh jumlah responden yaitu 75 % menggunakan insulin dalam jumlah yang sama saja ketika mereka mengkonsumsi makanan yang banyak.Sebesar 23.3% atau 14 orang menggunakan insulin dalam jumlah yang lebih banyak Sebenarnya ketika mengkonsumsi makanan yang banyak maka insulin yang disuntikkan harus dalam jumlah yang banyak pula.(Fox,2010).
(59)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.Sebanyak 38 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang penanganan DM serta komplikasinya. Kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari jumlah sampel dengan persentase sebanyak 63.3%
2.Sikap pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP H.Adam Malik Medan sebagian bersikap sedang yaitu 50 orang atau 83.3%.
3.Tindakan pengguna insulin pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP H.Adam Malik Medan memiliki tindakan baik yaitu 40 orang sebesar 70%. 6.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini,maka disarankan sebagai berikut :
1. Pengetahuan mayoritas masyarakat sudah dalam kategori baik,sebaiknya program-program penyuluhan agar lebih ditingkatkan lagi agar semakin sangat baik khususnya kepada pasien yang mengunjungi Poli-Endokrinologi untuk tujuan kontrol.
2. Pasien perlu mendapatkan keterangan mengenai pemakaian insulin dari sumber yang dipercayai.Maka dokter merupakan pilihan yang tepat karena tidak semua fakta yang diperoleh dari teman atau tetangga benar.Maka,sebaiknya informasi didapatkan dari petugas kesehatan yang lebih mengetahui penyakit DM
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Alvin .C, 2008. Diabetes Melitus, Harrison internal Medicine 17th Edition, 2052- 2063
Alvin .C, 2005. Diabetes Melitus, Harrison internal Medicine 16th Edition, 2016- 2023
American Diabetes Assosiation ,2007, Nutrition
Ari kunto , 2007. Penelitian deskriptif, Prosedur Penelitian Kesehatan, 54-56
Departemen Kesehatan Republik Indonesia , 2005 Diabetes Melitus Masalah
Kesehatan Serius, Jakarta.
rd Maret 2011)
Fox,C .,2010.Bersahabat dengan Diabetes Melitus Tipe 2.Jakarta :Penebar Plus 65-94
Iwan S, 2010. Askep Klien dengan gangguan Sistem Endokrin:Diabetes Mellitus, Available from: http://ahmadyozi.blogspot.com/2010/01/askep-klien-dengan-gangguan-sistem.html. (Acessed 15 April 2010)
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.118-127.
(61)
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.114-131.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.116-133
Perkeni, 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Semarang. Available from:
http://penyakitdalam.files.wordpress.com/2009/11/konsensus- pengelolaaln-dan-pencegahan-diabets-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdf. [Acessed 10th March 2011].
Reno gustaviani, 2006, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III,Edisi IV;Jakarta 1857-1859
Schteingart,D.S.,2006 Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Melitus.Dalam:Price,S.A.,ed.Patofisiologi,Konsep Klinis,Dan Proses
Penyakit.Edisi ke-5.Jakarta:EGC,1259-1267
Soegondo, S.,2006.Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe2.Dalam:Sudoyo, A.W., ed Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi ke 4.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1860-1863.
Suyono, K., 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam : Sudoyo, A.W., ed. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1852-1856.
Wahyuni,A.S.,2008.Statistika Kedokteran(disertai aplikasi dengan
(62)
Yespelkis,Ben B.,2006. Resistance Training Improves Insulin Signaling and Action
in Skeletal Muscle.Available from
:http://journals.lww.com/acsmessr/Abstract/2006/01000/Resistance Training Improves InsulinSignaling_and.9.aspx (Accessed 16 juli 2011)
WHO and International Diabetes Federation, 2009. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia. Atlas Diabetes.
Available from: http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and
(63)
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Minda Hadiyanti lubis Tempat/Tanggal Lahir : P.Siantar,12 Mei 1991
Pekerjaan :Mahasiswi FK USU
Agama : Islam
Alamat : Jalan. Tombak No.26 A Medan Nomor Telepon :6624475/085261670274
Orang Tua :-Ayah : Muhammad Yamin lubis -Ibu : Khalida Jalil
Riwayat Pendidikan : 1.MIN Medan 2.MTSN 2 Medan 3.MAN 1 Medan
Riwayat Organisasi : Anggota BSMI cab.Medan
Riwayat Pelatihan :1.Diklat dan Workshop Hewan Coba PIM 2009 2.DIKLATSAR BSMI cabang Medan 2011
(64)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
Kode (diisi peneliti) : ………..
Tanggal Mengisi Formulir : ……… Nama : ………....
Jenis Kelamin : ……….
Umur : …………tahun
Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma e. S1
f. ………..
Pekerjaan : ………...
Lama Menderita Diabetes : ……….
(65)
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar dari setiap pertanyaan di bawah ini dan mohon dijawab sejujur-jujurnya.
Jawaban dan identitas Anda akan kami rahasiakan. Terima kasih atas waktu dan kerjasama Anda.
1. Pengertian Diabetes Melitus (kencing manis) adalah
a. penyakit tidak menular bersifat yang memerlukan pengobatan seumur hidup b. penyakit menular yang memerlukan pengobatan
c. penyakit tidak menular dan dapat disembuhkan dengan cepat
2. Penyakit Diabetes Melitus (kencing manis) dapat disebabkan karena a. faktor keturunan saja
b. faktor makanan c. gaya hidup yang salah d. gabungan antara kesemuanya
3. Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit Diabetes Melitus (kencing manis) adalah kecuali
a. penyakit mata b.gangguan paru-paru c.gangguan hati d.gangguan visi
4. Dalam penanganan penyakit Diabetes Mellitus (kencing manis), penggunaan obat-obatan pengontrol kadar gula darah harus diikuti oleh perubahan gaya hidup
(aktivitas fisik atau pengaturan makanan). a. Benar
b. Salah c. Tidak tahu
5. Manfaat insulin untuk penderita Diabetes mellitus(kencing manis) adalah a.menurukan kadar gula darah
b.meningkatkan nafsu makan c.menyembuhkan penyakit
6.Metode terbaik untuk menguji kadar gula darah adalah a.uji urin
b.uji darah
c.keduanya sama baik
7.Kapan Anda mulai memakai insulin a.Setelah mendapat anjuran dari dokter
(66)
b.Setelah mengkonsumsi obat antidiabetik oral c.Setelah mendapat informasi dari teman
8.Sudah berapa lama Anda menggunakan insulin a.≤1 tahun
b.2-4 Tahun c.≥5 tahun
9.Apakah sebelumnya Anda mengkonsumsi obat antidiabetik oral a.Ya
b.tidak
c.kadang-kadang
10..Bila “Ya” ,sudah berapa lama Anda menggunakannya a.≤1 tahun
b.2-4 tahun c.≥5 tahun
11.Bagaimana perasaan awal Anda saat dokter menganjurkan untuk menggunakan insulin
a.Menolak b.Menerima c.ragu-ragu
12.Mengapa diganti dengan insulin a.dianjurkan dokter
b.kadar gula darah tetap tinggi
c.mengikut teman yang sudah menggunakan insulin
13.Mengapa Anda menolak untuk menggunakan insulin karena a.cara penggunaanya yang disuntik
b.biaya yang relatif mahal
c.dapat menyebabkan kegemukan
14.Mengapa akhirnya Anda setuju untuk menggunakan insulin
a.Karena setelah mendapat anjuran dari dokter insulin sangat baik untuk digunakan b.Karena anjuran dari pihak keluarga
c.Karena mengikut teman
15.Insulin jenis apa yang Anda pakai
a.insulin kerja singkat ex:Actrapid,Humulin-R
(67)
c.insulin kerja panjang ex:Lantus,Levemir
d.insulin campuran ex:Mixtard 30,Humulin-30/70,Novomix,Humalog
16.Berapa kali dalam sehari anda menyuntikkan insulin a.1 kali
b.2 kali c.≥3 kali
17.Dimana Anda biasanya menyuntikkan insulin a.daerah perut
b.daerah paha c.daerah lengan
18.Kapan Anda menggunakan insulin a.sebelum makan
b.sesudah makan c.keduanya
19.Siapa yang menyuntikkan insulin a.sendiri
b.suami/istri c.anak
20.Alasan Anda memilih jawaban no.19
a.lebih mudah dan percaya untuk menyuntikkan b.takut untuk melakukannya sendiri
c.tidak dapat menjangkau tempat suntikan
21.Apakah Anda pernah mendengar tentang reaksi insulin a.pernah
b.tidak pernah c.sering
22.Setelah Anda menggunakan insulin,bagaimana perasaan Anda? a.Rileks(tenang)
b.cemas c.biasa saja
23.Setelah Anda menggunakan insulin,Apakah Anda masih berolahraga? a.Ya
(68)
b.Tidak
c.Kadang-kadang
24.Berapa kali Anda berolahraga dalam seminggu a.≤2 kali
b.≥4 kali c.≥6 kali
25.Jika Anda mengkonsumsi makanan yang lebih banyak maka Anda akan a.menggunakan insulin dalam jumlah yang lebih banyak
b.menggunakan insulin dalam jumalah yang sedikit c.menggunakan insulin dalam jumlah yang sama saja
26.Penyakit DM(kencing manis) sudah pasti bisa disembuhkan a.setuju b.tidak setuju
27.Makan terlalu banyak glukosa(gula) merupakan faktor yang menyebabkan DM(kencing manis)
a.setuju b.tidak setuju
28.Terapi insulin adalah terapi yang membutuhkan biaya yang relatif mahal a.setuju b.tidak setuju
29.Berolahraga secara teratur akan meningkatkan kebutuhan insulin sehari-hari a.setuju b.tidak setuju
(69)
Lampiran 7
Hasil Uji Variabel Pengetahuan
P1Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 3.3 3.3 3.3
1 58 96.7 96.7 100.0
(70)
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 27 45.0 45.0 45.0
1 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 26.7 26.7 26.7
1 44 73.3 73.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(71)
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 6.7 6.7 6.7
1 56 93.3 93.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 21 35.0 35.0 35.0
1 39 65.0 65.0 100.0
(1)
b.Setelah mengkonsumsi obat antidiabetik oral c.Setelah mendapat informasi dari teman
8.Sudah berapa lama Anda menggunakan insulin a.≤1 tahun
b.2-4 Tahun c.≥5 tahun
9.Apakah sebelumnya Anda mengkonsumsi obat antidiabetik oral a.Ya
b.tidak
c.kadang-kadang
10..Bila “Ya” ,sudah berapa lama Anda menggunakannya a.≤1 tahun
b.2-4 tahun c.≥5 tahun
11.Bagaimana perasaan awal Anda saat dokter menganjurkan untuk menggunakan insulin
a.Menolak b.Menerima c.ragu-ragu
12.Mengapa diganti dengan insulin a.dianjurkan dokter
b.kadar gula darah tetap tinggi
c.mengikut teman yang sudah menggunakan insulin
13.Mengapa Anda menolak untuk menggunakan insulin karena a.cara penggunaanya yang disuntik
b.biaya yang relatif mahal
c.dapat menyebabkan kegemukan
14.Mengapa akhirnya Anda setuju untuk menggunakan insulin
a.Karena setelah mendapat anjuran dari dokter insulin sangat baik untuk digunakan b.Karena anjuran dari pihak keluarga
c.Karena mengikut teman
15.Insulin jenis apa yang Anda pakai
a.insulin kerja singkat ex:Actrapid,Humulin-R
(2)
c.insulin kerja panjang ex:Lantus,Levemir
d.insulin campuran ex:Mixtard 30,Humulin-30/70,Novomix,Humalog
16.Berapa kali dalam sehari anda menyuntikkan insulin a.1 kali
b.2 kali c.≥3 kali
17.Dimana Anda biasanya menyuntikkan insulin a.daerah perut
b.daerah paha c.daerah lengan
18.Kapan Anda menggunakan insulin a.sebelum makan
b.sesudah makan c.keduanya
19.Siapa yang menyuntikkan insulin a.sendiri
b.suami/istri c.anak
20.Alasan Anda memilih jawaban no.19
a.lebih mudah dan percaya untuk menyuntikkan b.takut untuk melakukannya sendiri
c.tidak dapat menjangkau tempat suntikan
21.Apakah Anda pernah mendengar tentang reaksi insulin a.pernah
b.tidak pernah c.sering
22.Setelah Anda menggunakan insulin,bagaimana perasaan Anda? a.Rileks(tenang)
b.cemas c.biasa saja
(3)
b.Tidak
c.Kadang-kadang
24.Berapa kali Anda berolahraga dalam seminggu a.≤2 kali
b.≥4 kali c.≥6 kali
25.Jika Anda mengkonsumsi makanan yang lebih banyak maka Anda akan a.menggunakan insulin dalam jumlah yang lebih banyak
b.menggunakan insulin dalam jumalah yang sedikit c.menggunakan insulin dalam jumlah yang sama saja
26.Penyakit DM(kencing manis) sudah pasti bisa disembuhkan a.setuju b.tidak setuju
27.Makan terlalu banyak glukosa(gula) merupakan faktor yang menyebabkan DM(kencing manis)
a.setuju b.tidak setuju
28.Terapi insulin adalah terapi yang membutuhkan biaya yang relatif mahal a.setuju b.tidak setuju
29.Berolahraga secara teratur akan meningkatkan kebutuhan insulin sehari-hari a.setuju b.tidak setuju
(4)
Lampiran 7
Hasil Uji Variabel Pengetahuan
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 2 3.3 3.3 3.3
1 58 96.7 96.7 100.0
(5)
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 27 45.0 45.0 45.0
1 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 16 26.7 26.7 26.7
1 44 73.3 73.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(6)
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 4 6.7 6.7 6.7
1 56 93.3 93.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 21 35.0 35.0 35.0
1 39 65.0 65.0 100.0