F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.
11
Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.
12
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau
permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, perjanjian teoritis, bagi peneliti kajian hukum terhadap Penerapan Asas-asas Keseimbangan Dan Keadilan
Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest di PT. Avrist Assurance.
13
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keseimbangan dan keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles, dimana ia menyatakan bahwa hukum
harus diluruskan penegakannya sehingga memberi keseimbangan yang adil terhadap orang-orang yang mencari keadilan. Dalam teori keseimbangan semua orang
mempunyai kedudukan yang sama dan diperlakukan seimbang dihadapan hukum.
14
Dalam transaksi Hukum Perjanjian , tata hukum memberikan wewenang khusus kepada para pihak untuk mengatur hubungan-hubungan tertentu secara
hukum, ini adalah suatu tindakan pembentukan hukum, karena transaksi hukum melahirkan kewajiban-kewajiban hukum dan hak-hak hukum dari para pihak yang
11
JJJ. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jilid I, Penyunting. M. Hisyam, UI Press, Jakarta, 1996, hlm. 203.
12
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hlm 35.
13
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 80.
14
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 1990, hlm. 15.
Universitas Sumatera Utara
mengadakan transaksi tersebut, sebagai mana yang di maksudkan dalam pasal 1338 KUHPerdata, yaitu semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-
Undang bagi mereka yang membuatnya. Sistem hukum perjanjian dibangun berdasarkan asas-asas hukum yang terpadu
di atas mana dibangun tertib hukum. Pandangan ini menunjukkan arti sistem hukum dari segi substantif, asas hukum perjanjian adalah suatu pikiran mendasar tentang
kebenaran waar heid truth untuk menopang norma hukum dan menjadi elemen yuridis dari suatu sistem hukum perjanjian.
15
Penelitian ini berusaha untuk memahami obyek penelitian hukum sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang tentunya dalam peraturan-peraturan
yang terkait dengan masalah Penerapan Azas Keseimbangan Dan Keadilan Dalam Kontrak Perjanjian Polis Asuransi Prime Invest.
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu jenis perjanjian. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Usaha Perasuransian No. 2 Thn 1992, BAB I
Pasal 1 yang mendefenisikan asuransi sebagai suatu Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan pengantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan suatu pembayaran atas
meninggalnya atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.
16
Asuransi atau pertanggungan menurut KUHD adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa tak tentu .
17
Dalam asuransi terkandung 4 empat Unsur yakni : 1. Pihak tertanggung Insured yang berjanji akan memberikan premi kepada
pihak penanggung, secara sekaligus atau cicilan.
15
Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1990, hlm. 15.
16
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
17
Defenisi Asuransi Menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD.
Universitas Sumatera Utara
2. Pihak Penanggung yang berjanji kan membayarkan sejumlah uang santunan kepada pihak tertanggung apabila terjadi sesuatu mengandung unsur tak
tertentu. 3. Suatu peristiwa Acciden yang tak tertentu tidak di ketahui sebelumnya
4. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu.
Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara mengabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko
yang sama, dalam jumlah yang besar, agar probabilitas kerugiannya dapat di ramalkan dan bila kerugian terjadi akan di bagi secara Proposional oleh semua
pihak yang bergabung
Fungsi asuransi adalah : 1. Transfer Resiko
Dengan membayar premi yang relative kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup atau harta bendanya Resiko ke
perusahaan asuransi.
2. Kumpulan Dana Premi yang diterima kemudian di himpun oleh perusahaan asuransi sebagai
dana untuk membayar risiko yang terjadi Dalam Pasal 308 KUHD, diatur mengenai asuransi jiwa, yang dipertanggungkan
dalam asuransi ini adalah jiwa seseorang, yang dipertanggungkan untuk keperluan seseorang yang berkepentingan, baik untuk suatu waktu yang
diperjanjikan atau untuk seumur hidup penanggung.
18
Asuransi jiwa adalah suatu perlimpahan resiko risk shifting atas kerugian keuangan financial loss oleh tertanggung kepada penanggung.
19
Jadi dalam asuransi jiwa risiko yang dilimpahkan adalah resiko kerugian keuangan sebagai
akibat hilangnya jiwa atau ketidak mampuan seseorang bukan resiko hilangnya jiwa seseorang.
18
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi, Guide Line untuk membeli Polis Asuransi yang Tepat dari Perusahaan Asuransi yang Benar,
Yogyakarta : BPEE, 1995 hlm. 69.
19
Modul Training . ABC Avrist Medan, 2009
Universitas Sumatera Utara
Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko adalah dengan mengalihkan risiko pada pihak lain Perusahaan Asuransi Penanggung. Hal di
maksud untuk memberikan perlindungan akan rasa aman kepada masyarakat yaitu dengan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko dengan pihak lain yang disebut
perjanjian kontrak asuransi.
Perjanjian kontrak asuransi merupakan perjanjian Aletoir . Aletoir adalah bahwa prestasi dari penanggung untuk memberikan ganti rugi atau sejumlah uang kepada
tertanggung diganti kepada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi . Disamping itu juga perjanjian kontrak asuransi merupakan perjanjian sepihak, artinya
bahwa perjanjian dimaksud menunjukkan bahwa hanya satu pihak saja yang member janji yaitu Pihak penanggung. Dimana penanggung memberikan janji
akan menganti kerugian , apabila tertanggung sudah membayar premi dan polis sudah berjalan, sebaliknya tertanggung tidak menjanjikan sesuatu apapun.
Pengertian perjanjian, juga dalam pasal 1313 KUH Perdata yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih. Agar suatu perjanjian dapat dinyatakan sah perjanjian tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata yaitu :
a. Kesepakatan para pihak b.
Kecakapan para pihak c. Adanya suatu hak tertentu
d. Atas dasar sebab yang halal. Sebagai suatu perjanjian , asuransi harus tunduk pada ketentuan buku III KUH
Perdata tentang perikatan. Landasan Hukum dari pernyataan tersebut adalah pasal 1 KUHD dan sesuai dengan pasal 1774 KUH Perdata yang mengatakan bahwa
perihal asuransi akan di atur dalam KUHD, materi dan syarat-syarat perjanjian asuransi di secara khusus dalam Buku I Bab 9 dan 10 mengatur Asuransi
kebakaran, pertanian dan asuransi jiwa dan Buku II Bab 9 dan 10.
Dengan demikian pengaturan perjanjian asuransi dalam KUHD merupakan hukum yang bersifat khusus lex specialis Dalam ilmu hukum dianut suatu asas bahwa
hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum lex specialis deroget lex generalis
. Syarat yang diatur dalam KUHD adalah kewajiban pemberitahuan yang diatur dalam Pasal 251 KUHD.
Pasal 251 KUHD menyatakan bahwa setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si
tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian
itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama mengakibatkan batalnya pertanggungan.
Universitas Sumatera Utara
Kesepakatan konsensus dalam suatu perjanjian asuransi adalah merupakan kesepakatan antara tertanggung dengan penanggung yang mengadakan perjanjian
yang meliputi :
20
1. Benda yang menjadi objek asuransi. 2. Pengalihan resiko dan pembayaran premi.
3. Evenemen dan ganti kerugian. 4. Syarat-syarat khusus asuransi.
5. Dibuat secara tertulis yang disebut polis. Pengadaan perjanjian antara tertanggung dan penanggung dapat dilakukan
secara langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua belah pihak menjadikan perjanjian asuransi tanpa melalui perantara. Dilakukan secara
tidak langsung artinya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi melalui jasa perantara.
21
Penggunaan jasa perantara memang dibolehkan menurut undang- undang. Dalam Pasal 260 KUHD ditentukan apabila asuransi dilakukan dengan
perantaraan seorang makelar, maka polis yang sudah ditandatangani harus diserahkan dalam waktu 8 delapan hari setelah perjanjian dibuat. Dalam Pasal 5 huruf a
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, ditentukan perusahaan pialang asuransi dapat menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili tertanggung dalam rangka
transaksi yang berkaitan dengan perjanjian asuransi. Perantara dalam KUHD disebut
20
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm 49.
21
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,
Prenada Media, Jakarta, 2004, hlm. 36.
Universitas Sumatera Utara
dengan makelar. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 disebut dengan istilah pialang. Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara bebas, artinya
tidak berada dibawah pengaruh, tekanan atau paksaan pihak tertentu. Kedua belah pihak sepakat menentukan syarat-syarat perjanjian asuransi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa penutupan asuransi atas objek
asuransi harus didasarkan kepada kebebasan memilih penanggung kecuali bagi program asuransi sosial. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi hak
tertanggung agar dapat secara bebas memilih perusahaan asuransi sebagai penanggungnya.
22
Hal ini dipandang perlu mengingat tertanggung adalah pihak yang paling berkepentingan atas objek yang diasuransikan.
Menurut Herlien Budiono pegertian Asas keseimbangan dan keadilan adalah suatu asas hukum yang memberikan perlindungan kepada tertanggung dan
penanggung secara seimbang dan adil dalam suatu perjanjian kontrak.
23
Keseimbangan dimaknakan dalam bahasa sehari-hari, kata seimbang evenwicht menunjuk pada pengertian suatu” Keadaan pembagian beban di kedua
sisi berada dalam keadaan seimbang. Dalam Konteks studi Keseimbangan diartikan
22
Syahir M. Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insan, Jakarta, 2004, hlm. 48.
23
Herlina Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum Perjanjian berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia
, Alih Bahasa Tristam P. Moeliono, Citra Bakti Bandung , 2006.
Universitas Sumatera Utara
sebagai “keadaan hening atau keselarasan karena dari perbagai gaya yang bekerja tidak satu pun mendominasi yang lainnya.
24
Keseimbangan juga merupakan salah satu landasan kontrak. Secara umum keseimbangan ini memberikan makna sebagai keseimbangan posisi antara para pihak
yang berkontrak. Oleh karena itu dalam hal tidak terjadinya keseimbangan atau adanya pihak yang di rugikan, pihak yang di rugikan merasakan tidak adanya
keadilan, posisi yang demikian menimbulkan gangguan isi kontrak sehingga diperlukan intevensi otoritas tertentu Pemerintah.
Tiga Aspek dari perjanjian yang berfungsi sebagai penguji dalam rangka menetapkan akibat-akibat yang muncul apabila terjadi ketidak seimbangan yaitu :
25
1. Perbuatan para pihak 2. Isi dari kontak
3. Pelaksanaan kontrak Perjanjian dapat dikatakan juga sebagai pertukaran prestasi, untuk
menentukan apakah pertukaran prestasi terjadi adil atau tidak menurut Nieuwenhuis “Keadilan sebagai kategori formal yang mensyaratkan perlakuaan sama terhadap
kasus serupa harus di lengkapi dengan bantuan kriterium materiil yang pada gilirannya berfungsi sebagai landasan pola atau tata nilai yang berlaku”. Keadilan
24
Herlien Budiono , Asas Keseimbngan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum Perjanjian berlandaskan AsasAsas Wigati Indonesia
, alih bahasa Tristam P. Moeliono , Citra Aditya bakti , bandung 2006. Hlm. 304
25
Herlien Budiono , Op Cit , hlm 335-338
Universitas Sumatera Utara
tidaklah semata-mata bersifat formal. Keadilan berlandaskan pada suatu tata nilai, tertib normative tertentu, yang dipilih oleh dan berlaku di dalam masyarakat tertentu.
Menurut John Rawls, bahwa mengingat tidak adanya kriterium untuk menguji tingkat keadilan dari prestasi yang ditukarkan, satu strategi yang dapat digunakan “ to
set up a fair procedure so that any principles agreed to will be just “ Kreterium mana
dapat di cari dalam prosedur berdasarkan kriterium tersebut ditetapkan.
26
Konsekuensinya ialah bahwa jika prosedur tersebut berbentuk suatu perjanjian, dengan atau melalui cara tersebut prestasi yang ditetapkan dapat dikatakan adil
karena prestasi tersebut telah disepakati oleh para pihak. Hal tersebut menjadi adil bukan hanya karena telah di sepakati, melainkan juga karena asas keseimbangan
yang berlaku dan mengikat semua pihak dalam perjanjian, karena dengan ada jaminan keseimbangan merupakan cara terjadinya perjanjian diantara para pihak.
2. Konsepsi