Diagram Alir Penelitian ANALISIS PENGARUH VARIASI BIAS CUT SAMBUNGAN BELT CONVEYOR 2 PLY TERHADAP KEKUATAN TARIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COLD SPLICING

3.7 Hipotesa

Hipotesa dari penelitian ini adalah variasi bias cut berpengaruh terhadap besarnya kekuatan tarik yang dihasilkan sambungan belt conveyor. Semakin besar bias cut maka semakin besar kekuatan tarik yang dihasilkan oleh sambungan belt conveyor menggunakan system cold splicing. 46

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengujian Spesimen

4.1.1 Pembuatan Spesimen Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan standar pengujian ASTM D 3039 sehingga ukuran spesimen yang digunakan mengikuti standar yang sudah ditentukan. Adapun ukuran spesimen yang dipakai dapat dilihat dalam Gambar 3.1. berdasarkan standar tersebut maka perlu pembuatan spesimen yang guna keperluan penelitian serta pengujian. Langkah-langkah pembuatan spesimen yang sudah digunakan dapat dilihat di bawah: 1. Proses yang pertama adalah pemotongan belt sabuk sesuai dengan standar. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian guna mengetahui kekuatan sambungan belt conveyor maka setiap spesimen terdiri dari 2 bagian. Gambar 4.1 Proses Pemotongan 2. Kemudian proses pengelupasan lapisan ply yang pertama pada 2 bagian sambungan. Pengelupasan harus sesuai dengan variasi bias cut yang sudah ditentukan sehingga diperlukan ketelitian dalam melakukannya. Untuk mempermudah proses pengelupasan maka peneliti menggunakan mal atau cetakan yang sesuai dengan variasi yang sudah ditentukan. Selama proses penyayatan harus dilakukan secara hati-hati, sebab selama proses pembuatan spesimen terjadi kesalahan. Kesalahan yang terjadi adalah pemotongan ply pada lapisan pertama yang sampai tembus ke lapisan ply kedua. Untuk menghindari hal tersebut selama proses pemotongan lapisan ply pertama perlu ada pencahayaan sehingga dapat dilihat bagian ply yang sudah terpotong. Gambar 4.2 Pengelupasan 3. Proses pengelupasan dilakukan dimulai dari bagian dalam belt. Dimulai dari penyayatan terlebih dahulu menggunakan cutter sedalam lapisan ply yang pertama. 4. Setelah itu dilakukan pengangkatan atau pengelupasan. Proses pengelupasan dimulai dari ujung sayatan menggunakan tang. Kemudian bergerak ke bagian tengah sampai di ujung bagian dalam lapisan ply sudah terangkat semua. Kemudian proses pengelupasan dapat dilakukan dengan mudah. Dalam kenyataannya diperlukan tenaga yang lebih besar sehingga diperlukan alat khusus untuk mengelupas setiap ply dikarenakan lebar belt yang lebih besar dari pada spesimen uji. 5. Setelah pengelupasan selesai maka pembuatan bias cut pada bagian ujung spesimen. Proses pemotongan bias cut dilakukan setelah proses pengelupasan