4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier berganda
dengan menggunakan uji asumsi klasik. Regresi linier berganda digunakan karena dalam penelitian ini mencakup dari dua variabel termasuk variabel Y, dimana dalam
regresi linier berganda variabel Y merupakan variabel terikat yang tergantung pada dua atau lebih variabel bebas X Supranto, 1995:48.
Analisis regresi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Y. Hasil regresi berganda ini diolah dengan menggunakan
Software Statistik Program For Social Science SPSS. Hasil analisis regresi linier berganda secara`ringkas dapat dijelaskan dalam
tabel berikut: Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
No Independen Koef. Regresi
t hitung Sig. t
Keterangan
1 X
1
-1,232 . 10
-7
-2,346 0,022
Signifikan 2
X
2
-0,031 -1,063
0,291 Tidak Signifikan
3 X
3
-0,077 -2,412
0,018 Signifikan
4 X
4
-0,003 -3,426
0,001 Signifikan
5 X
5
-0,059 -2,147
0,035 Signifikan
6 X
6
-0,003 -0,328
0,744 Tidak Signifikan
Konstanta = 5,648 R = 0,880 F
hitung
= 18,173 R
2
= 0,774 probabilitas F
hitung
= 0,000 Sumber : Lampiran 4 diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 5,648
–1,232.10
-7
X
1
–0,031X
2
–0,077X
3
–0,003X
4
–0,059X
5
–0,003X
6
+e Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. nilai konstanta b = 5,648 menunjukan besarnya fertilitas pada saat pendapatan
keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam
kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
sama dengan nol; 2. variabel bebas pendapatan keluarga X
1
mempunyai koefisien regresi b
1
sebesar – 1,232.10
-7
menunjukkan pengaruh pendapatan keluarga yang bernilai negatif
–. Artinya apabila pendapatan keluarga bertambah sebesar Rp. 1 juta per bulan maka akan menyebabkan penurunan fertilitas sebesar 1,232 dengan asumsi
pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
dianggap konstan;
3. variabel bebas pendidikan responden X
2
mempunyai koefisien regresi b
2
sebesar – 0,031
menunjukkan pengaruh pendidikan responden yang bernilai negatif
–. Artinya apabila pendidikan responden bertambah 1 tahun maka akan menyebabkan penurunan fertilitas sebesar 0,031 dengan asumsi pendapatan
keluarga X
1
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
dianggap konstan; 4. variabel bebas pendidikan suami X
3
mempunyai koefisien regresi b
3
sebesar –
0,077 menunjukkan pengaruh pendidikan suami yang bernilai negatif
–. Artinya apabila pendidikan suami bertambah 1 tahun maka akan menyebabkan penurunan
fertilitas sebesar 0,077 dengan asumsi pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
dianggap konstan; 5. variabel bebas curah jam kerja X
4
mempunyai koefisien regresi b
4
sebesar –
0,003 menunjukkan pengaruh curah jam kerja yang bernilai negatif
–. Artinya apabila curah jam kerja bertambah 1 jam per bulan maka akan menyebabkan
penurunan fertilitas sebesar 0,003 dengan asumsi pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
dianggap konstan; 6. variabel bebas usia kawin pertama X
5
mempunyai koefisien regresi b
5
sebesar – 0,059
menunjukkan pengaruh usia kawin pertama yang bernilai negatif –.
Artinya apabila usia kawin pertama bertambah 1 tahun maka akan menyebabkan penurunan fertilitas sebesar 0,059 dengan asumsi pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
dianggap konstan; 7. variabel bebas lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
mempunyai koefisien regresi b
6
sebesar – 0,003
menunjukkan pengaruh lama penggunaan alat kontrasepsi yang bernilai negatif
–. Artinya apabila lama penggunaan alat kontrasepsi bertambah 1 tahun maka akan menyebabkan penurunan fertilitas
sebesar 0,003 dengan asumsi pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, dan usia kawin pertama X
5
dianggap konstan.
4.2.2 Uji Statistik a Uji F Uji Bersama
Untuk mengetahui adanya pengaruh pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
terhadap fertilitas pekerja wanita Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember secara bersama
– sama digunakan alat analisis yaitu uji F F-test. Kriteria pengambilan keputusan
dalam uji F ini yaitu apabila nilai probabilitas F
hitung
≥ 0,05 maka H diterima dan H
a
ditolak, dengan kata lain bahwa secara bersama –sama variabel pendapatan keluarga
X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
tidak berpengaruh terhadap fertilitas pekerja wanita Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates
Kabupaten Jember Y. Sebaliknya, apabila nilai probabilitas F
hitung
0,05 maka H ditolak dan H
a
diterima, yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
berpengaruh terhadap fertilitas pekerja wanita Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Y.
Dari hasil regresi diperoleh F
hitung
sebesar 18,173 dengan probabilitas F
hitung
sebesar 0,000 artinya bahwa analisis ini signifikan dengan tingkat signifikansi kurang dari 5 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Dengan kata lain secara bersama-sama variabel pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
berpengaruh terhadap fertilitas pekerja wanita Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Y.
b Uji t Uji Parsial Uji t dalam analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh secara parsial antara variabel bebas pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
terhadap fertilitas pekerja wanita Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Y. Kriteria
pengujian untuk uji t antara lain: bila nilai probabilitas t
hitung
0,05 maka H ditolak
dan H
a
diterima berarti ada pengaruh signifikasi antar variabel bebas terhadap variabel terikat; dan bila nilai probabikitas t
hitung
0,05 maka H diterima dan H
a
ditolak sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antar masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh hasil sebagai berikut: 1. variabel pendapatan keluarga X
1
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,022, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas t lebih kecil dari level of significance
α = 0,05, sehingga H
1
diterima. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan keluarga berpengaruh signifikan terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan
Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember terbukti kebenarannya H
1
diterima; 2. variabel pendidikan responden X
2
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,291, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari level of
significance α = 0,05, sehingga H
2
ditolak. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa pendidikan responden tidak berpengaruh signifikan terhadap fertilitas
pekerja wanita di Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember tidak terbukti kebenarannya H
2
ditolak; 3. variabel pendidikan suami X
3
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,018, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari level of significance
α = 0,05, sehingga H
3
diterima. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa pendidikan suami berpengaruh signifikan terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan Tegal
Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember terbukti kebenarannya H
3
diterima; 4. variabel curah jam kerja X
4
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,001, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas t lebih kecil dari level of significance
α = 0,05 sehingga H
4
diterima. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa curah jam kerja berpengaruh signifikan terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan Tegal
Besar kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember terbukti kebenarannya H
4
diterima; 5. variabel usia kawin pertama X
5
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,035, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas t lebih kecil dari level of significance
α = 0,05, sehingga H
5
diterima. Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa usia kawin pertama berpengaruh signifikan terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan
Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember terbukti kebenarannya H
5
diterima; 6. variabel lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,744, nilai ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas t lebih besar dari
level of significance α = 0,05, sehingga H
6
ditolak. Jadi, hipotesis yang menyatakan lama penggunaan alat kontrasepsi tidak berpengaruh signifikan
terhadap fertilitas pekerja wanita di Kelurahan Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember tidak terbukti kebenarannya H
6
ditolak.
c Koefisien Determinasi Berganda R
2
Untuk mengetahui konstribusi koefisien regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi R
2
. Apabila nilai koefisien determinasi mendekati 1 maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
adalah kuat, apabila R
2
adalah 0 maka tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien R
2
sebesar 0,774 sesuai dengan kriteria pengujian R
2
= 0,774 terletak diantara 0 sampai dengan 1, dengan demikian pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap fertilitas. Data tersebut juga menunjukkan bahwa variabel bebas mampu menjelaskan
persentase sumbangan terhadap naik turunnya fertilitas sebesar 77,4, sedangkan sisanya 22,6 perubahan besarnya fertilitas disebabkan oleh faktor lain di luar model
penelitian ini.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik Hasil analisis regresi yang meliputi uji F dan uji t menghasilkan pengaruh
yang signifikan, dari hasil pengujian ini sebenarnya sudah dapat digunakan untuk menentukan bahwa model regresi yang diperoleh telah dapat menjelaskan dan
memperkuat pengaruh dari hasil analisa regresi yang diperoleh maka diperlukan asumsi-asumsi klasik yang ada dalam model regresi agar pengujian bersifat BLUE
Best Linear Unbias Estimator. Pengujian asumsi klasik tersebut menggunakan uji ekonometrika yaitu:
a Uji Multikolinieritas; Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model analisis
regresi, dapat diketahui dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat Aliman, 2000:227. Apabila nilai
VIF dari suatu variabel kurang dari 10 maka variabel tersebut dinyatakan tidak
terdapat indikasi adanya multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas pada lampiran D dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas VIF
Keterangan
X
1
1,454 Tidak Multikolinieritas
X
2
2,329 Tidak Multikolinieritas
X
3
2,285 Tidak Multikolinieritas
X
4
1,198 Tidak Multikolinieritas
X
5
1,514 Tidak Multikolinieritas
X
6
1,145 Tidak Multikolinieritas
Sumber : lampiran D halaman 73 diolah Hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa variabel
bebas pendapatan keluarga X
1
, pendidikan responden X
2
, pendidikan suami X
3
, curah jam kerja X
4
, usia kawin pertama X
5
, dan lama penggunaan alat kontrasepsi X
6
menghasilkan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinieritas.
b Uji Heteroskedastisitas; Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser yaitu dengan
melakukan regresi variabel terikat Y terhadap semua variabel penjelas X dengan memperoleh nilai residual dan melakukan regresi dari nilai absolut residual terhadap
semua variabel X. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai probabilitas t 0,05 maka didalam model tidak terjadi heteroskedastisitas dan apabila nilai probabilitas t
0,05 maka di dalam model terjadi heteroskedastisitas. Hasil analisis uji heteroskedastisitas pada lampiran F dapat dijelaskan dalam tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Nilai t
hitung
Sig. Keterangan
X
1
0,262 0,794
Non Heteroskedastisitas X
2
-1,057 0,294
Non Heteroskedastisitas X
3
-0,864 0,391
Non Heteroskedastisitas X
4
0,388 0,699
Non Heteroskedastisitas X
5
1,779 0,080
Non Heteroskedastisitas X
6
-1,694 0,095
Non Heteroskedastisitas Sumber : lampiran F halaman 77 diolah
Berdasarkan hasil analisis yang ada pada lampiran F dapat diketahui bahwa nilai probabilitas t untuk masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Nilai ini
sesuai dengan kriteria pengujian heteroskedastisitas maka di dalam model ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
c Uji Autokorelasi; Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji asumsi bahwa data haruslah
bersifat bebas dalam pengertian bahwa data pada periode sebelumnya ataupun pada periode sesudahnya. Menurut Santoso 2002:219 pengujian autokorelasi dilakukan
untuk mendeteksi apakah terjadi korelasi diantara anggota serangkaian data penelitian yang diruntut waktu time series atau menurut ruang cross section.
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan pengujian uji statistik Durbin Watson, dimana besarnya nilai statistik Durbin Watson dilambangkan dengan d atau
DW. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson test dengan tabel uji Durbin-Watson. Adapun nilai Durbin-Watson tabel untuk n = 77 dan k = 6
pada level of significant 5 didapatkan nilai
L
d sebesar 1,458 dan nilai
U
d
sebesar 1,801. Adapun hasil pengujian yang dapat dilihat pada lampiran D didapat nilai DW
sebesar 1,982 yang berarti terletak diantara d
U
d 4 – d
U
1,801 1,982 2,199. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.
d Uji Normalitas; Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residualnya memiliki distribusi normal Ghozali, 2007:115. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal dapat menggunakan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Sig. Keterangan
Residual 0,530
0,942 Berdistribusi Normal
Sumber: Lampiran E halaman 75 diolah
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,942. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
model regresi yang diperoleh berdistribusi normal.
4.3 Pembahasan