Definisi Operasional Definisi Variabel Metode Analisis Data

77 pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah Kota Tomohon pada bulan maret 2015 hingga selesai. Adapun Jenis dan Sumber data dalam penelitian ini : a. Data Primer yaitu data yang diperoleh peneliti melalui observasi langsung pada objek pajak hotel di kota Tomohon dan wawancara kepada Kepala bidang pajak di Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan barang milik daerah kota Tomohon. b. Data Sekunder yaitu data target dan realisasi penerimaan pajak, peraturan daerah tentang pajak hotel di Kota Tomohon .

3.2. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dengan pembaca, maka dirasa perlu untuk memberikan pengertian mengenai kosa kata yang dipakai sebagai judultopik skripsi ini : 1 Pajak Hotel yang dimaksud adalah Sejumlah uang yang harus dibayar oleh wajib pajak hotel kepada Dinas Pendapatan Daerah atas pendapatan hotel. 2 Potensi adalah target jumlah pajak hotel yang akan dipungut oleh pemerintah daerah dari pengusaha hotel, cottage, losmen, rumah kost dan sejenisnya. 3 Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah yang dimaksud oleh peneliti adalah pendapatan asli daerah Kota Tomohon. Variabel ini diukur dari jumlah pendapatan asli daerah dalam satuan rupiah. 4 Efektivitas yang dimaksud adalah hubungan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai. Semakin besar realisasi, maka semakin besar efektif proses pemungutannya. 5 Kontribusi yang dimaksud adalah seberapa besar partisipasi dari Pajak hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon.

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, analisis deskriptif kuantitatif adalah analisis yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka kemudian dijelaskan variable-variabel yang diteliti secara deskriptif atau dalam bentuk uraian kalimat. Kristaung 2013. Menurut Mahmudi2007 Rasio Efektivitas Pajak Daerah dihitung dengan rumus sebagai berikut : Efektivitas = R a a P aa a a Ta aa a a × 100 Adapun kriteria efektivitas sebagai berikut Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Nilai Efektivitas Persentase Kriteria 100 Sangat Efektif 90 – 100 Efektif 80 – 90 Cukup Efektif 60 – 80 Kurang Efektif 60 Tidak Efektif Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327Halim, dalam Ricart, 2013 78 Analisis Kontribusi Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel terhadap total Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon dalam kurun waktu 3 tahun yaitu dari 2011-2014, yang presentasenya dihitung dari realisasi Pajak hotel dibandingkan dengan total realisasi pendapatan asli daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam rumus Novia, dalam Sambuaga, 2011. Kontribusi = R a a P aa Pa a H P a a a A Da a × 100 Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Kriteria 0,00 - 10 Sangat Kurang 10,10 - 20 Kurang 20,10 - 30 Sedang 30,10 - 40 Cukup Baik 40,10 - 50 Baik Di atas 50 Sangat Baik Sumber : Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM 1991 Halim, dalam Ricart, 2013 Analisi Potensi Pajak Hotel Mahmudi 2007:135 Analisis Potensi bermanfaat bagi Manajemen pemerintah daerah maupun calon investor untuk memberikan pertimbangan tentang potensi penerimaan yang masih dapat digali dan potensi keuntungan berinvestasi. Rumus untuk mencari Potensi Pajak Hotel adalah sebagai berikut : PPH = Y x Tarif Pajak Hotel Y = R x D x T x Pr Keterangan : R : Jumlah Kamar D : Jumlah Hari T : Tingkat Hunian Pr : Harga rata-rata kamar

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil analisis

Tugas Pokok, fungsi dan struktur organisasi DPPKBMD Kota Tomohon sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 4 Tahun 2009 tentang perubahan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah Kota Tomohon yang penjabarannya melalui peraturan Walikota Tomohon Nomor 26 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas pokok dan Fungsi susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah Kota Tomohon. 79 Perkembangan Pendapatan Asli Daera kota Tomohon tahun 2011-2014 Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon Tahun 2011-2014 Tahun Anggaran Target Rupiah Realisasi Rupiah Prosentase 2011 8.137.372.100 8.095.029.622 99,48 2012 11.051.454.725 11.241.635.125 101,72 2013 12.700.975.000 13.945.339.275 109,80 2014 21.206.931.368 20.100.568.636 94,78 Sumber: DPPKBMD Kota Tomohon, data olahan 2015 Dari tabel 4.1 Pada Tahun 2011 PAD Kota Tomohon pencapaian 99,48 dari target Rp. 8.137.372.100 hampir memenuhi 100 dari target yang ditetapkan. Pada Tahun 2012 prosentase pencapaiannya 101,72 dan tahun 2013 prosentase pencapaiannya 109,80 pencapaiannya melebihi target yang ditetapkan dan pada Tahun 2014 pencapaiannya kembali menurun yaitu hanya 94,78 dari target Rp. 21.206.931.368. Gambar 4.1 Target dan Realisasi Penerimaan PAD kota Tomohon tahun 2011-2014 Sumber : Hasil pengolahan data Dari gambar 4.1 dapat kita ketahui bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2013 penerimaan PAD mencapai target yang ditetapkan sedangkan pada tahun 2014 penerimaan PAD tidak mencapai target yang telah ditetapkan. 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 2011 2012 2013 2014 Target Realisasi 80 Tabel 4.2 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Tomohon Tahun 2011-2014 Tahun Anggaran Target Realisasi Selisih Keterangan 2011 285.000.000 130.183.421,00 154.816.579 Turun 2012 175.302.351 123.981.762,00 51.320.589 Turun 2013 150.975.000 85.216.000,00 65.759.000 Turun 2014 324.365.000 88.875.750,00 235.489.250 Turun Sumber : DPPKBMD Kota Tomohon, data olahan 2015 Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa realisasi Pajak Hotel dari Tahun 2011-2014 belum memenuhi target yang ditetapkan. Pada Tahun 2011 dan 2014 realisasi pajak hotel realisasi pajak hotel tidak sampai stengah dari target yang ditetapkan. Selisih dari target dan realisasi Pajak Hotel pun bervariasi. Tahun 2011 dengan selisih Rp. 154.816.579, pada tahun 2012 dengan selisih Rp. 51.320.589, pada tahun 2013 dengan selisih Rp. 65.759.000, dan pada tahun 2014 dengan selisih Rp. 235.489.250. Gambar 4.2 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Tomohon Tahun 2011-2014 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari gambar 4.2 dapat dilihat melalui diagram batang bahwa realisasi pada Tahun 2012 dan 2013 realisasi dan target hampir sama, yang berarti realisasi hampir mencapai 100 dari target yang ditetapkan sedangkan tahun 2011 dan 2014 tidak mencapai 50 dari target yang ditetapkan. 4.2. Pembahasan 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 2011 2012 2013 2014 Target Realisasi 81 Efektivitas Penerimaan pajak Hotel di Kota Tomohon Tabel 4.3 Tingkat Efektivitas Pajak Hotel kota Tomohon Tahun 2011-2014 No Tahun Target Pajak Hotel Rp Realisasi Pajak Hotel Rp Tingkat Efektivitas 1 2011 285.000.000 130.183.421,00 46,7 2 2012 175.302.351 123.981.762,00 70,7 3 2013 150.975.000 85.216.000,00 56,4 4 2014 324.365.000 88.875.750,00 27,3 Sumber : DPPKAD Kota Tomohon data olahan 2015 Dari tabel diatas diperoleh bahwa tingkat efektivitas penerimaan pajak hotel pada Tahun 2011 adalah 46,7, untuk Tahun 2012 adalah 70,7, Tahun 2013 adalah 56,4 dan untuk Tahun 2014 adalah 27,3. Gambar 4.3 Efektivitas Penerimaan Pajak Hotel Kota Tomohon tahun 2011-2014 Sumber : Data olahan, 2015 46,7 70,7 56,4 27,3 10 20 30 40 50 60 70 80 2011 2012 2013 2014 Efektivitas 82 Tabel 4.4 Hasil Analisis Efektivitas penerimaan Pajak Hotel Kota Tomohon Tahun 2011- 2014 Tahun Anggaran Prosentase Efektivitas Kriteria Efektivitas 2011 46,7 Tidak Efektif 2012 70,7 Kurang Efektif 2013 56,4 Tidak Efektif 2014 27,3 Tidak Efektif Sumber: Data olahan, 2015 Dillihat pada tabel diatas bahwa pada Tahun 2011-2014 realisasi penerimaan pajak belum mencapai target. Pada Tahun 2011 realisasi penerimaan pajak dengan kriteria “Tidak Efektif” yakni dengan prosentase sebesar 46,7 Pada tahun 2013 realisasi penerimaan Pajak Hotel juga belum mencapai target dengan kriteria “Tidak Efektif” yakni 56,4 dan pada Tahun 2014 realisasi penerimaan pajak hotel juga belum mencapai target dengan kriteria “Tidak Efektif” yakni 27,3 dan Pada Tahun 2012 realisasi penerimaan Pajak Hotel naik mencapai target dengan kriteria “Kurang Efektif” yakni 70,7. Berdasarkan hasil analisis efektivitas diatas dari tahun 2011 sampai Tahun 2014 target yang ditetapkan belum mencapai target. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih lanjut dan menjadi bahan untuk evaluasi dari pemerintah Kota Tomohon, agar supaya target yang ditetapkan untuk setiap tahunnya bisa mencapai 100 bahkan lebih. Kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber pendapatan asli daerah kota Tomohon Tabel 4.5 Kontribusi Pajak Hotel Sebagai Sumber PAD KotaTomohon Tahun 2011-2014 Tahun Anggaran Realisasi PAD Realisasi Pajak Hotel Kontribusi 2011 8.095.029.622 130.183.421 1,60 2012 11.241.635.125 123.981.762 1,10 2013 13.945.339.275 85.216.000 0,61 2014 20.100.568.636 88.875.750 0,44 Sumber : Data olahan, 2015 Dari tabel 4.6 Tingkat prosentase kontribusi untuk Tahun 2011 sebesar 1,60, Tahun 2012 sebesar 1,10, Tahun 2013 sebesar 0,61, dan Tahun 2014 sebesar 0,44 83 Gambar 4.4 Kontribusi Pajak Hotel Sebagai Sumber PAD Kota Tomohon Tahun 2011- 2014 Sumber : Data olahan, 2015 Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber PAD Kota Tomohon, dari Tahun ke Tahun cenderung menurun. Dan prosentasenya tidak mencapai 5. Dari hasil perhitungan prosentase kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, hasil analisis kontribusinya adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Analisis Kontribusi Pajak Hotel Kota Tomohon Tahun 2011-2014 Tahun Anggaran Prosentase Kontribusi Kriteria Kontribusi 2011 1,60 Sangat Kurang 2012 1,10 Sangat Kurang 2013 0,6 Sangat Kurang 2014 0,44 Sangat Kurang Sumber : Data Olahan, 2015 Dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2012 sebesar 1,10, tahun 2013 0,61. Kontribusi terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu 1,60, sedangkan terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu 0,44. Berdasarkan kriteria penilaian kontribusi, Pajak Hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah masuk kriteria “Sangat Kurang”. Peningkatan efektivitas dan kontribusi Pajak Hotel perlu menjadi perhatian, Pemerintah Daerah yang dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah DPPKBMD Kota Tomohon harus lebih tegas lagi terhadap wajib pajak dalam pemberian sanksi bagi setiap wajib pajak yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Analisis Potensi Pajak Hotel Kota Tomohon berdasarkan hasil Uji Petik 1,6 1,1 0,61 0,44 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2011 2012 2013 2014 Kontribusi 84 Tabel 4.7 Perhitungan Potensi Pajak Hotel Kota Tomohon Klasifikasi Hotel Jumlah Kamar Tarif Rata- Rata Rp Jumlah HariBulan Tingkat Hunian Kamar Tarif Pajak Potensi Pajak Rp Melati 198 125.000 365 0,24 10 216.810.000 Hotel 14 312.000 365 0,28 10 44.640.960 Rumah Kost 179 375.000 12 0,89 10 71.689.500 Total 391 333.140.460 Sumber : Data Olahan, 2015 Berdasarkan hasil uji petik yang dilakukan peneliti, Potensi Pajak Hotel yang dimiliki oleh Kota Tomohon sebesar Rp. 333.140.460. Hambatan-Hambatan Penerimaan Pajak Hotel Kota Tomohon tidak capai target a. Sarana Penunjang atau Tempat-tempat hiburan yang ada di Kota Tomohon belum sebanyak dengan kota-kota besar yang lain. b. Penetapan Target yang tidak akurat dimana tingginya target yang ditetapkan dalam APDB hal itu disebabkan adanya penilaian banyaknya hotel baru yang dibangun. c. Bencana longsor yang terjadi pada tahun 2014 membuat para wisatawan yang berkunjung ke Kota Tomohon lebih memilik untuk tidak menginap di Kota Tomohon. d. Ancaman Gunung merapi Gunung Lokon dengan tiba-tiba, membuat para wisatawan takut untuk menginap di Kota Tomohon. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan, Tingkat Efektifitas penerimaan Pajak Hotel di Kota Tomohon dinilai tidak efektif. Dimana Tahun 2012 dengan kriteria “kurang efektif sedangkan pada tahun 2011, 2013 dan 2014 dengan kriteria “Tidak Efektif”. Kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah setiap Tahun masing-masing adalah Tahun 2011 1,60, Tahun 2012 1,10, Tahun 2013 0,61, dan Tahun 2014 0,44. Kontribusi terbesar terjadi pada Tahun 2011 yaitu 1,60, sedangkan terendah terjadi pada Tahun 2014 yaitu sebesar 0,44. Kontribusi Pajak Hotel sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah selama Empat Tahun terakhir dinilai tidak maksimal dan masuk dalam kriteria kon tribusi “Sangat Kurang”. Berdasarkan Hasil Uji Petik yang dilakukan peneliti, Potensi Pajak Hotel yang dimiliki oleh Kota Tomohon adalah Rp. 333.140.460. Beberapa Faktor Internal seperti penetapan target yang tidak akurat dan faktor eksternal seperti Sarana penunjang dan ancaman dari Bencana alam gunung merapi, membuat para pengunjung enggan untuk menginap di Kota Tomohon sehingga membuat penerimaan Pajak Hotel di Kota Tomohon tidak capai target. Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis memberikan saran, Kontrol Pemerintah terhadap instansi terkait lebih ditingkatkan lagi agar tercipta kinerja yang baik sehingga tahun-tahun selanjutnya dapat memberikan hasil yang memuaskan, melakukan penyuluhan yang lebih intensif lagi kepada Wajib pajak khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan memberikan sanksi tegas kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya. Dalam penentuan target hendaknya lebih akurat dan disesuaikan dengan potensi jumlah hotel yang ada. 85 DAFTAR PUSTAKA Augustine, Yvonne, Kristaung. R, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta Hery, 2012. Cara Mudah Memahami Akuntansi Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi. Penebit Prenda. Jakarta. Hery, 2013. Akuntansi Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ilyas, B W, Burton, Richard. 2013. Hukum Pajak. Selemba Empat. Jakarta Indrawan Rully, Yuniawati Poppy. 2014. Metodologi Penelitian. Refika Aditama. Bandung Mahmudi, 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit YKPN. Yogyakarta Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta Noor, Juliansyah, 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi dan Manajemen. PT Gramedia Widiasurana Indonesia. Jakarta Pemerintah Kota Tomohon, 2012. Peraturan Daerah Kota Tomohon Nomor 7 Tahun 2012. Tomohon Rahayu, Betty, 2011. Analisis Potensi Pajak Hotel Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Gunung Kidul. Semarang Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Jakarta Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang- Undang No. 28 Tahun 2009. Jakarta Resmi, Siti. 2012. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta Ricart, Hendrik, 2013. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Vol. 8 No. 3, September 2013 ISSN. 1907 – 9737. Universitas Sam Ratulangi. Manado Sambuaga, Dewi, 2011. Analisa Efektivitas Pemungutan Pajak Bahan Galian Golongan C Melalui Sistem Ketetapan Pajak Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado Santoso, 2010. Akuntansi Keuangan Menengah Inrtermediate Accounting. Relika Aditama. Bandung. Siahaan, P Marihot. 2013. Pajak Daerah Retribusi Daerah edisi 2. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. ALFABETA. Banndung Supramono, dan Damayanti. T.W. 2010. Perpajakan Indonesia Mekanisme Perhitungan. Andi. Yogyakarta Syah, Irwan. 2014. Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah Studi di Pemerintahan Daerah Kota Semarang. Semarang Tangkilisan, S N H, 2005. Manajemen Publik. PT Grasindo. Jakarta Waluyo, 2013. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta Zuraida, Ida. 2013. Teknik Penyusunan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sinar Grafika. Jakarta Waren, Reevefess. 2009. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. 86 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Manfaat Pajak Restoran Terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Studi Kasus Pada Usaha Restoran di Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon Oleh : Pingkan Elni Wowor¹ Jullie J. Sondakh² Sherly Pinatik³ Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado Email : 1 pingkan.woworymail.com ABSTRACT Tax is one of the sources of government revenue that can be relied upon, in this case, especially in the financing of local government. But in the collection muidah it would not, because in addition demanded the active role of taxation officers are also required the willingness of the taxpayer itself in paying taxes. Lack of willingness of taxpayers to pay their taxes can not be separated from the lack of knowledge on taxation, as well as the lack of such benefits in the eyes of society. Many still regard as a tax expenditure in vain. this is one of the factors that hinder the taxpayer in carrying out their tax obligations. Purpose of this study was to determine the understanding of taxpayers and tax benefits restaurant on the willingness of taxpayers to pay taxes in Minahasa district and in the town of Tomohon. Methods of analysis used in this study is the method of multiple linear regression analysis. Testing hypotheses used in this study is the F test and T test F test is to determine the effect of independent variables on the dependent variable simultaneously, whether significant effect or not, and T test to determine the effect of independent variables on the dependent variable partially, whether the effect significant or not. Based on the results of research conducted shows that in Mina hasa, simultaneously understanding of the taxpayer and the tax benefit Restaurant significant effect on the willingness of taxpayers to pay taxes, and partial understanding of the taxpayer does not affect the willingness of taxpayers taxpayer, while the effect on the restaurant tax benefits the willingness of taxpayers taxpayer. In Tomohon, simultaneously understanding of the taxpayer and the tax benefit Restaurant significant effect on the willingness of taxpayers to pay taxes, and partial understanding of the taxpayer and the tax benefits of the restaurant affect the willingness of taxpayers taxpayer. This is evidenced by testing of the data obtained in this study. Keywords: Understanding the taxpayer, Tax benefits, The willingness of taxpayers

1.PENDAHULUAN

Pembiayaan pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini termasuk juga untuk pembiayaan pemerintah daerah. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari 2001. Dengan adanya otonomi, daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah, dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah tersebut. Undang-undang tentang Pemerintahan daerah menetapkan 87 pajak daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ini, salah satu pajak daerah yang memberikan kontribusi yang cukup besar di kabupatenkota adalah pajak restoran. Berbicara soal restoran atau fasilitas penyedia makanan dan atau minuman ini, tentulah sangat banyak terdapat di berbagai tempat karena merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat dibutuhkan setiap hari. Namum sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan. Sejak saat itu Indonesia menganut sistem self assessment . Sangat berbeda dari masa sebelumnya, mulai saat itu wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung pajaknya sendiri. Keberhasilan sistem ini sangat ditentukan oleh kepatuhan sukarela wajib pajak dan pengawasan yang optimal dari aparat pajak. Mereka menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Pajak yang disetor wajib pajak tersebut dianggap benar, sampai pemerintah dapat membuktikannya salah. Tetapi fakta menunjukan sebagian besar wajib pajak masih enggan membayar pajak dengan benar atau, masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak yang aktual. Pemungutan pajak memang bukanlah hal yang mudah, selain dibutuhkan peran aktiv petugas perpajakan dibutuhkan juga kemauan membayar pajak dari wajib pajak itu sendiri. Oleh karena itu dalam pembayaran pajak, dalam hal ini termasuk juga pembayaran pajak restoran, sangatlah dibutuhkan kemauan secara pribadi oleh wajib pajak tersebut dalam melaporkan dan membayar pajaknya. Menurut peneliti kurangnya pemahaman serta kemauan wajib pajak di kabupaten Minahasa dan kota Tomohon tentang peraturan perpajakan dan manfaatnya dapat mempengaruhi tingkat kemauan bahkan jumlah wajib pajak dalam pembayaran pajak. Wajib pajak yang memahami peraturan perpajakan bahkan memiliki kesadaran mengenai manfaat pajak tersebut secara otomatis akan merespon dengan baik dan melaksanakan tanggung jawabnya tersebut dalam membayar pajak. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka dapat dirumuskan masalah, Apakah pemahaman wajib pajak dan manfaat pajak restoran berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak membayar pajak di Kabupaten Minahasa dan di Kota Tomohon secara simultan dan parsial. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman wajib pajak dan manfaat pajak restoran terhadap kemauan wajib pajak membayar pajak di Kabupaten Minahasa dan di Kota Tomohon ecara simultan dan parsial.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Libby, Libby, Short 2008:4, Akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan dan memproses menganalisis, menghitung, dan mencatatat informasi keuangan mengenai sebuah organisasi dan melaporkan informasi tersebut kepada pengambil keputusan. Menurut Siahaan 2010:7, Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara pemerintah berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali kontra prestasibalas jasa secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara dalam penyelenggaraan pemerintahaan dan pembangunan. Siahaan 2010:9, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. 88 Siahaan 2010:44, Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 memberikan peluang kepada daerah kabupatenkota untuk memungut jenis pajak daerah lain yang dipandang memenuhi syarat, selain ketujuh jenis pajak kabupatenkota yang telah ditetapkan. Menurut Widyaningsih 2013:217, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau miniman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa bogakatering. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, faktor adalah hal keadaan atau peristiwa yang ikut menyebabkan terjadinya sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut, keadaan atau peristiwa yang dapat melatarbelakangi wajib pajak restoran dalam membayar pajaknya adalah : Pemahaman tentang perpajakan sangat penting karena dapat membantu wajib pajak dalam memenuhi aturan perpajakan. Menurut Ramadiansyah 2014:3, pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Dalam hal ini tentang peraturan pajak restoran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manfaat adalah guna atau faedah. Jadi dapat disimpulkan, manfaat yang diasakan wajib pajak adalah guna atau faedah yang diterima atau dirasakan wajib pajak atas pembayaran pajaknya, dalam hal ini pembayaran pajak restoran. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kemauan adalah apa yang dimaui, keinginan atau kehendak. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan, kemauan wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mau, ingin dan berkehendak untuk melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar. Dalam hal ini ketentuan pajak restoran. 3.METODE PENELITIAN 3.1 Data Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asosiatif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon dengan objek penelitian Pengusaha Restoran di Kabupaten Minahasa dan Pengusaha Restoran di Kota Tomohon. Periode waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret 2015. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan dan nantinya akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Tempat Penelitian 2. Mengajukan Permohonan Penelitian 3. Pengumpulan Data 4. Analisa Data Penelitian 5. Analisa Penerapan 6. Kesimpulan dan Saran Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak restoran yang yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa yaitu 77 wajib pajak dan wajib pajak restoran yang yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tomohon, yaitu 101 wajib pajak yang masih aktif menjalankan usahanya sampai pada akhir tahun 2014. Sampel untuk Kabupaten Minahasa adalah 43 wajib pajak restoran dan sampel untuk Kota Tomohon adalah 50 wajib pajak restoran. Menurut Priadana 2009:3, jenis data terbagi menjadi : 1. Kuantitatif, menekankan pada pengujan teori-teori melalui pengukuran variabel- variabel penelitian dengan angka dan melalui analisis data dengan prosedur statistik. 2. Kualitatif, merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistik, komplek dan rinci. 89 Menurut Soeratno dan Arsyad 2008:70, sumber data terbagi menjadi : 1. Data Primer Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau menggunakannya. 2. Data Sekunder Data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengelolahnya.

3.2. Definisi Variabel

Menurut Siahaan 2013:2 Variabel merupakan konsep yang nilainya bervariasi atau berubah-ubah. Ada beberapa macam variabel sebagai berikut : a. Variabel Dependen variabel terkait adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. b. Variabel Independen variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. c. Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan, atau nilainya dibuat tetap, hal ini agar tidak dipengaruhi oleh variabel lain. d. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen.

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F, dan Uji t. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Minahasa berasal dari kata Minaesa yang berarti persatuan, yang mana zaman dahulu Minahasa dikenal dengan nama Malesung. Menurut penyelidikan dari Wilken dan Graafland bahwa pemukiman nenek moyang orang Minahasa dahulunya di sekitar pegunungan Wulur Mahatus, kemudian berkembang dan berpindah ke Mieutakan daerah sekitar Tompaso baru saat ini. Nama Tomohon berasal dari kata Tou Mu’ung, yang berarti orang Mu’ung.Tidak begitu jelas mengapa dinamakan orang Mu’ung.Tapi dengan adanya sebuah mata air besar bernama Mu’ung yang kini terdapat di kelurahan Matani II, diduga inilah asal mula penamaan tempat ini.Tou Mu’ung yang karena gubahan lidah berubah menjadi Tomohon.Orang Tomohon sering juga disebut orang Toumbulu, yaitu penduduk pengguna bahasa sub etis Toumbulu.Toumbulu artinya orang wuluh, atau orang gunung.Hingga kini pengguna bahasa Tombulu terdapad di kurang lebih 120 negeri baik yang berstatus desa maupun kelurahan. Uji Validitas dan Reliabilitas Berdasarkan hasil uji yang dilakukan di kabupaten Minahasa dan kota Tomohon, nilai signifikan untuk setiap pernyataan adalah alpha yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan pada variabel Pemahaman Wajib Pajak X1, Manfaat Pajak Restoran X2 dan Kemauan Membayar Pajak Y dikatakan valid. Nilai alpha cronbach untuk setiap pernyataan 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dikatakan reliabel. 90 Uji Asumsi Klasik Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Kab. Minahasa Berdasarkan gambar hasil uji normalitas diatas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukan pola distribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi di Kabupaten Minahasa memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Kota Tomohon Berdasarkan gambar hasil uji normalitas diatas dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukan pola distribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi di Kota Tomohon memenuhi asumsi normalitas. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Kab. Minahasa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant Pemahaman Wajib Pajak .262 3.812 Manfaat Pajak Restoran .262 3.812 Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil olahan data, diperoleh nilai tolerance 0,1 yaitu 0,262 dan nilai VIF 10 yaitu 3,812 untuk variabel X 1 , X 2 dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen pada model regresi ini. 91 Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas di Kota Tomohon Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant Pemahaman Wajib Pajak .879 1.138 Manfaat Pajak Restoran .879 1.138 Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil olahan data, diperoleh nilai tolerance 0,1 yaitu 0,879 dan nilai VIF 10 yaitu 1,138 untuk variabel X 1 , X 2 dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen pada model regresi ini. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Kab. Minahasa Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji Heteroskedastisitas ini, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Kota Tomohon Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji Heteroskedastisitas ini, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 92 Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Kab. Minahasa Durbin Watson 1.999 Hasil Pengolahan Data, 2015 Berdasarkan hasil pada kolom Durbin-Waston tersebut menunjukan nilai 1,999. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam persamaan regresi dalam penelitian ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Kota Tomohon Durbin Watson 1.760 Hasil Pengolahan Data, 2015 Berdasarkan hasil pada kolom Durbin-Waston tersebut menunjukan nilai 1,760. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam persamaan regresi dalam penelitian ini. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda di Kab. Minahasa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 Constant 9.289 1.726 Pemahaman Wajib Pajak -.100 .145 Manfaat Pajak Restoran .654 .163 Hasil Pengolahan Data, 2015 Persamaan regresi Y = 9,289 – 0,100X 1 + 0,564X 2 menggambarkan bahwa variabel bebas independen Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 dalam model regresi tersebut dapat dinyatakan jika satu variabel independen berubah sebesar 1 satu dan lainnya konstan, maka perubahan variabel terikat dependen Kemauan Membayar Pajak Y adalah sebesar nilai koefisien b dari nilai variabel independen tersebut. Konstanta  sebesar 9,289 memberikan pengertian bahwa jika Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 secara serempak atau bersama-sama tidak mengalami perubahan atau sama dengan nol0 maka besarnya Keputusan Pembelian Y sebesar 9,289 satuan. Jika nilai b 1 yang merupakan koefisien regresi dari Pemahaman Wajib Pajak X 1 sebesar - 0,100 yang artinya mempunyai pengaruh negatif terhadap variabel dependen Y mempunyai arti bahwa jika variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 bertambah 1 satuan, maka Kemauan Membayar Pajak Y juga akan mengalami penuruanan sebesar 0,100 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan. Jika nilai b 2 yang merupakan koefisien regresi dari Manfaat Pajak Restoran X 2 sebesar 0.564 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen Y mempunyai arti bahwa jika variabel Manfaat Pajak Restoran X 2 bertambah 1 satuan, maka Kemauan Membayar Pajak Y akan mengalami kenaikkan sebesar 0.564 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan. 93 Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda di Kota Tomohon Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 Constant 1.112 2.004 Pemahaman Wajib Pajak .442 .084 Manfaat Pajak Restoran .502 .082 Hasil Pengolahan Data, 2015 Persamaan regresi Y = 1,112 + 0,442X 1 + 0,502X 2 menggambarkan bahwa variabel bebas independen Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 dalam model regresi tersebut dapat dinyatakan jika satu variabel independen berubah sebesar 1 satu dan lainnya konstan, maka perubahan variabel terikat dependen Kemauan Membayar Pajak Y adalah sebesar nilai koefisien b dari nilai variabel independen tersebut. Konstanta  sebesar 1,112 memberikan pengertian bahwa jika Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 secara serempak atau bersama-sama tidak mengalami perubahan atau sama dengan nol0 maka besarnya Keputusan Pembelian Y sebesar 1,112 satuan. Jika nilai b 1 yang merupakan koefisien regresi dari Pemahaman Wajib Pajak X 1 sebesar 0,442 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen Y mempunyai arti bahwa jika variabel Pemahaman Wajib Pajak X 1 bertambah 1 satuan, maka Kemauan Membayar Pajak Y juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,442 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan. Jika nilai b 2 yang merupakan koefisien regresi dari Manfaat Pajak Restoran X 2 sebesar 0.502 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen Y mempunyai arti bahwa jika variabel Manfaat Pajak Restoran X 2 bertambah 1 satuan, maka Kemauan Membayar Pajak Y akan mengalami kenaikkan sebesar 0.502 satuan dengan asumsi variabel lain tetap atau konstan. Uji F Tabel 4.14 Hasil Uji F Kabupaten Minahasa F Sig. 22.534 .000 b Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji F menunjukan bahwa nilai signifikan adalah 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak atau H a diterima. Kesimpulannya yaitu, Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y. 94 Tabel 4.15 Hasil Uji F Kota Tomohon F Sig. 50.145 .000 b Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji F menunjukan bahwa nilai signifikan adalah 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak atau H a diterima. Kesimpulannya yaitu, Pemahaman Wajib Pajak X 1 dan Manfaat Pajak Restoran X 2 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y. Uji t Tabel 4.16 Hasil Uji t di Kabupaten Minahasa Model T Sig Constant 5.328 .000 Pemahaman Wajib Pajak -689 .495 Manfaat Pajak Restoran 4.013 .000 Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji t dapat diketahui bahwa Probabilitas signifikansi X 1 sebesar 0,495 lebih besar dari 0,05 maka H diterima atau H a ditolak. Kesimpulannya yaitu Pemahaman Wajib Pajak X 1 tidak berpengaruh terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y. Sedangkan untuk Probabilitas signifikansi X 2 sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima atau H ditolak. Kesimpulannya yaitu Manfaat Pajak Restoran X 2 berpengaruh terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y. Tabel 4.17 Hasil Uji t di Kota Tomohon Model T Sig Constant .555 .582 Pemahaman Wajib Pajak 5.294 .000 Manfaat Pajak Restoran 6.123 .000 Hasil Pengolahan Data, 2015 Dari hasil Uji t dapat diketahui bahwa Probabilitas signifikansi X 1 sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima atau H ditolak. Kesimpulannya yaitu Pemahaman Wajib Pajak X 1 berpengaruh signifikan terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y. Sedangkan untuk Probabilitas signifikansi X 2 sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima atau H ditolak. Kesimpulannya yaitu Manfaat Pajak Restoran X 2 berpengaruh signifikan terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak Y.

4.2 Pembahasan Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kemauan Wajib Pajak Membayar Pajak di