Pengambilalihan AgunanAset Debitur KESIMPULAN

118 Restrukturisasi kredit dengan pengurangan pokok danatau bunga, maka selain penghitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan dan kerugian restrukturisasi kredit, maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut. Tabel 4.11 Perbandingan Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi Kredit dengan Cara Modifikasi Persyaratan Kredit 2 Aturan PAPI Peraturan Akuntansi Perbankan Indonesia Perlakuan di PT Bank Sulut Keterangan Sesuai Belum Sesuai a. Pengurangan pokok danatau bunga secara absolut, maka pengurangan pokok kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit. Pengurangan bunga dilakukan dengan melakukan jurnal balik atas tagihan kontingensi dan tidak mengakui kerugian. b. Pengurangan pokok danatau bunga secara kontigen ber-syarat, pengurangan pokok kredit dibebankan ke penyisihan kerugian kredit dan bank mengakui tagihan kontingensi pokok. Bank membebankan pengurangan kerugian kredit ke penyisihan kerugian kredit. Pengurangan bu-nga dilakukan dengan membalik jurnal atas tagihan kontigensi dan tidak mengakui kerugian. Bank membebankan pengurangan pokok dan atau bunga secara kontijen dan bank mengakui tagihan kontingensi pokok.  Sumber: Olahan, 2015

2. Pengambilalihan AgunanAset Debitur

Pengambilalihan agunan kreditaset debitur dilakukan bila debitur sudah tidak sanggup membayar kewajibannya dan debitur kooperatif untuk menyelesaikan kewajibannya dengan menyerahkan agunannya. Agunan yang dimiliki oleh bank adalah berupa suratbukti kepemilikan, sementara fisik aset yang diagunkan masih dikuasai oleh debitur. Dalam hal penguasaan agunan, bisa dilakukan bila debitur kooperatif dan ikut membantu menyelesaikan kreditnya. Restrukturisasi kredit dengan pengambilalihan agunanaset debitur, dilakukan oleh PT. Bank Sulut sebagai berikut. a. Agunan kredit atau aset lain yang diambil alih seperti tanah, bangunan dan surat berharga diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunanaset setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual agunanaset tersebut. Jika nilai wajar agunan yang dapat direalisasi setelah dikurangi estimasi biaya untuk menjual lebih besar daripada jumlah kredit yang dilunasi maka kelebihan tersebut dikembalikan kepada debitur. b. Sisa kredit setelah dikurangi nilai bersih agunanaset lain yang diambil alih merupakan kredit yang direstrukturisasi yang perlakuannya sebagaimana diatur dalam restrukturisasi dengan modifikasi persyaratan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, disimpulkan bahwa PT Bank Sulut telah menerapkan cara restrukturisasi terhadap kredit bermasalah dengan benar dan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI tahun 2011 dan PSAK No. 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 119 a. PT Bank Sulut wajib mempertahankan sistem pencatatan dan perlakuan akuntansi yang benar terhadap restruktrusiasi kredit bermasalah agar jumlah kredit yang bermasalah dapat berkurang. b. PT Bank Sulut disarankan untuk mencoba melakukan restrukturisasi kredit dengan cara penambahan fasilitas kredit. Dalam kasus tertentu, debitur bermasalah justru akan mendapat tambahan kredit dengan tujuan agar usahanya menjadi lancar dan dapat mengembalikan kewajibannya. Tambahan kredit ini diberikan untuk debitur yang memperoleh kredit investasi danatau kredit modal kerja. Misalnya usaha debitur tidak dapat berjalan bila tidak dibuat dengan investasi peralatan baru atau ditambah modal kerja. Bank dapat memberikan tambahan kredit untuk investasi danatau modal kerja. c. PT Bank Sulut disarankan untuk mencoba melakukan restrukturisasi kredit dengan cara Konversi Kredit. Konversi kredit dalam hal ini konversi pinjaman debitur dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan debitur. Dengan dilakukannya konversi kredit, maka outstanding credit debitur yang telah dikonversi, dikurangkan dari akun kredit. Konversi kredit dilakukan dengan mendapat saham perusahaan debitur. Dalam hal saham diserahkan nilainnya lebih rendah dibanding total kewajibannya, maka sisanya masih menjadi kredit debitur. Sebaliknya bila nilai wajar saham lebih tinggi dibanding dengan total kewajiban debitur, maka selisihnya dicatat sebagai pendapatan yang ditangguhkan. DAFTAR PUSTAKA Gozali, Djoni dan Usman Rachmadi, 2012, Hukum Perbankan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta. Hery, 2012, Cara Mudah Memahami Akuntansi Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi, Penebit Prenda, Jakarta. Hery, 2013, Akuntansi Dasar, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ismail, 2012, Akuntansi Bank; Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Penerbit Kencana, Jakarta. Kasmir, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, 2009, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kuncoro, 2010, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Pontoh, Winston., 2013, Akuntansi Konsep dan Aplikasi, Penerbit Halaman Moeka Publishing, Jakarta Barat. Widiyastuti, Ratna dan Armanto, Boedi, 2013, Kompetisi Industri Perbankan Indonesia. Penerbit Bank Indonesia. Santoso, 2010, Akuntansi Keuangan Menengah Inrtermediate Accounting, Penerbit Relika Aditama, Bandung. Soeratno dan Lincolin, Arsyad., 2008, Metodologi Penelitian, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Penerbit Alfabeta, Bandung. Waren, Reevefess., 2009, Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 120 Evaluasi Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara Oleh: Indah Helda Wantah¹ David P.E. Saerang² Lidia Mawikere 3 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado Email : ¹indah.heldayahoo.co.id 3 lidiamawikere78gmail.com ABSTRACT Each SKPD who has the task of picking and receiving local revenue collection and acceptance shall perform under the terms set out in the legislation. The purpose of this study was to determine the application of accounting receipt of funds transfer in Financial Management Board and Regional Property North Sulawesi Province. Accounting receipt of funds transfer includes a series of activities of receiving, recording, distribution and accountability in the management of money that is the Regional Finance Management Unit SKPKD and or Unit SKPD. The method used is descriptive qualitative. Based on this study, the obtained results that the Financial Management Board and Regional Property North Sulawesi receive funds transfers from the center, are recorded in the form of journal and distribution in accordance with applicable regulations, and accountability made in the financial statements. However, the Financial Management Board and Regional Property North Sulawesi need to improve the understanding of the technical terms for each employee. Keywords : Evaluation, Application of Accounting, Revenue, Funds Transfer 1. PENDAHULUAN Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem otonomi daerah telah memberi dampak yang besar pada sistem penyelenggaraan pemerintahan dan ruang lingkup kinerja. Hal ini menuntut Pemerintahan Daerah untuk lebih memberikan pelayanan publik yang berdasar pada asas-asas pelayanan publik yang meliputi: transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban untuk tercapainya good governance . Perubahan tersebut juga memberi dampak pada pengaturan sistem keuangan pemerintahan di daerah. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan sehingga tersedianya data dan informasi pada instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara tepat, akurat dan aman. Pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan terlibat dalam aktivitas penerimaan dan pengeluaran. Berbagai macam pengeluaran ditujukan untuk memperoleh 121 penerimaan, sedangkan penerimaan menjadi sumber dana yang sangat berperan penting dalam menunjang kelancaran roda pemerintahan dan pembangunan daerah sehingga kedua hal tersebut harus diolah secara efektif dan seefesien mungkin. Penerimaan dana transfer merupakan bagian dalam aktivitas penerimaan daerah yang dimana pelaksanaannya telah diatur oleh negara melalui Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dana transfer merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Transfer selain dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Pendanaan tersebut menganut prinsip money follows function , yang mengandung makna bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan. Jenis Dana Transfer meliputi Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah merupakan unsur pendukung tugas gubernur yang mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pengelolaan keuangan dan barang milik daerah. Mengingat peranannya sangat penting dalam mengelola keuangan terlebih khusus dalam hal penerimaan dana transfer dari pusat ke daerah sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Hal tersebut menjadi perhatian penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, apakah penerapan akuntansi penerimaan dana transfer pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007?

2. TINJAUAN PUSTAKA