BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tumor Otak
1. Pengertian Tumor Otak Menurut Smeltzer 2001, tumor otak adalah sebuah lesi
yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam tengkorak yang selalu tumbuh sebagai massa yang berbentuk bola
dan dapat menyebar masuk ke dalam jaringan akibat kompresi dan infiltrasi jaringan dengan perubahan fisik yang bervariasi.
Tumor otak adalah neoplasma atau proses desak ruang space occupying lesion atau space taking lesion yang timbul di
dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun infratentorial mencakup tumor-tumor primer pada korteks,
meningens, vaskuler, kelenjar hipofise, epifise, saraf otak, jaringan penyangga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya
Satyanegara, 1998. 2. Klasifikasi Tumor Otak
Menurut Samuels 1986 dalam Harsono 1996 klasifikasi tumor otak yang paling sering dijumpai berdasarkan lokasi tumor
yaitu : a. Tumor Supratentorial
1 Hemisfer otak a
Glioma
7
1 Gliblastoma multiforme 2 Astrositoma
3 Oligodendroglikoma b
Meningioma c
Tumor metastasis 2 Tumor struktur median
a Adenoma hipofisis b Tumor glandula pinealis
c Kraniofaringioma b. Tumor Infratentorial
1 Schwannoma akustikus 2 Tumor metastase
3 Meningioma 4 Hemangioblastoma
c. Tumor Medula Spinalis 1 Ekstradural
a Metastasis 2 Intradular
3 Ekstramedular a Meningioma
b Neurufibroma 4 Intramedular
a Ependimoma 8
b Astrositoma Klasifikasi tumor otak menurut Smeltzer 2001 yaitu :
a. Tumor yang muncul dari pembungkus otak seperti meningioma dura
b. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf kranial seperti neuroma akustik
c. Tumor yang berasal di dalam jaringan otak seperti glioma d. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya
3. Etiologi Menurut Ngoerah 1991 faktor-faktor yang berperan dalam
timbulnya suatu tumor otak adalah : a. Bawaan
b. Bangunan Embrional yang tertinggal seperti 1 Suatu kraniofaringioma yang berpangkal pada sel-sel yang
tertinggal dari suku Rathke. 2 Suatu khoedoma yang berpangkal dari sel-sel yang tertinggal
dari khorda dorsalis. 3 Suatu kista dermoid, kista epidermoid dan suatu teratoma
intrakranialis yang berpangkal pada sel-sel yang tertinggal. c. Radiasi
d. Virus e. Zat-zat karsinogenik
4. Patofisiologis Menurut Price 1995 tumor otak menyebabkan gangguan
neurologik yang disebabkan oleh : a. Gangguan fokal
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim
otak dengan kerusakan jaringan neuron. b. Kenaikan tekanan intrakranial
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya massa dalam tengkorak,
terbentuknya edema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinalis.
Menurut Smeltzer 2001 kejadian patofisiologinya menimbullkan peningkatan tekanan intrakranial dan tanda-tanda
neurologis fokal, hidrosefalus serta gangguan fungsi hipofise. 5. Manifestasi Klinis Tumor Otak
Menurut Smeltzer 2001 gejala umum adalah adanya tekanan intrakranial yaitu
a. Sakit kepala terutama pagi hari. b. Mual sehingga terjadi anoreksia atau biasanya terjadi iritasi
pusat muntah di medulla. c. Pupil edema terjadinya pembengkakan saraf optik sehingga
terjadi gangguan penglihatan. 10
d. Penurunan mental dan kelemahan. Menurut Harsono 1996 manifestasi klinis yang terpenting
adalah sebagai berikut : a. Kenaikan tekanan intrakranial yang terdapat pada sebagian
besar tumor otak menyebabkan sefalgia, mual dan muntah. Nyeri kepala pada orang dewasa yang timbul berulang-ulang,
sedangkan sebelumnya tidak menderita sefalgia kronis, harus dicurigai adanya tumor otak. Edema pupil nervus optikus
terdapat hanya pada sebagian kecil tumor otak, jadi lebih banyak tumor otak tanpa edema pupil.
b. Manifestasi klinis fokal seperti hemiparesis, afasia dan gangguan visus, bergantung pada lokasi tumor dan edema otak
di sekitarnya. Tumor pada silent region bisa hanya memberi gejala edema pupil atau gangguan mental.
c. Konvulsi fokal, konvulsi umum atau keduanya terdapat pada sepertiga penderita tumor otak.
d. Perdarahan pada tumor yang kaya akan pembuluh darah. 6. Pemeriksaan Fisik
Menurut Smeltzer 2001 pada pemeriksaan tingkat kesadaran dilakukan pemeriksaan yang dikenal sebagai Glascow
Coma Scale GCS untuk mengamati pembukaan kelopak mata, kemampuan bicara, dan tanggap motorik gerakan.
Pemeriksaan tingkat kesadaran adalah dengan pemeriksaan yang dikenal sebagai Glascow Coma Scale GCS yaitu sebagai
berikut : a.
Membuka mata 1 Membuka spontan
: 4 2 Membuka dengan perintah
: 3 3 Membuka mata karena rangsang nyeri
: 2 4 Tidak mampu membuka mata
: 1 b.
Kemampuan bicara 1 Orientasi dan pengertian baik
: 5 2 Pembicaraan yang kacau
: 4 3 Pembicaraan tidak pantas dan kasar
: 3 4 Dapat bersuara, merintih
: 2 5 Tidak ada suara
: 1 c.
Tanggapan motorik 1 Menanggapi perintah
: 6 2 Reaksi gerakan lokal terhadap rangsang
: 5 3 Reaksi menghindar terhadap rangsang nyeri
: 4 4 Tanggapan fleksi abnormal
: 3 5 Tanggapan ekstensi abnormal
: 2 6 Tidak ada gerakan
: 1 12
Sedangkan untuk pemeriksaan kekuatan otot adalah sebagai berikut :
: Tidak ada kontraksi otot 1
: Terjadi kontraksi otot tanpa gerakan nyata 2
: Pasien hanya mampu menggeserkan tangan atau kaki 3 : Mampu angkat tangan, tidak mampu menahan gravitasi
4 : Tidak mampu menahan tangan pemeriksa
5 : Kekuatan penuh
Menurut Tucker 1998, fungsi saraf kranial adalah sebagai berikut :
a. Saraf Olfaktorius N.I: Penghidupenciuman. b. Saraf Optikus N.II: Ketajaman penglihatan, lapang pandang.
c. Saraf Okulomotorius N.III: Reflek pupil, otot okular, eksternal termasuk gerakan ke atas, ke bawah dan medial, kerusakan
akan menyebabkan otosis dilatasi pupil. d. Saraf Troklearis N.IV: Gerakan okular menyebabkan ketidak
mampuan melihat ke bawah dan ke samping. e. Saraf Trigeminus N.V: fungsi sensori, reflek kornea, kulit wajah
dan dahi, mukosa hidung dan mulut, fungsi motorik, reflek rahang.
f. Saraf Abduschen N.VI: gerakan okular, kerusakan akan menyebabkan ketidakmampuan ke bawah dan ke samping.
g. Saraf Facialis N.VII: fungsi motorik wajah bagian atas dan bawah, kerusakan akan menyebabkan asimetris wajah dan
paresis. h. Saraf Akustikus N.VIII: tes saraf koklear, pendengaran,
konduksi udara dan tulang, kerusakan akan menyebabkan tinitus atau kurang pendengaran atau ketulian.
i. Saraf Glosofaringeus N.IX: fungsi motorik, reflek gangguan faringeal atau menelan.
j. Saraf Vagus N.X: klien dapat berbicara, menelan, makan, dan minum.
k. Saraf Asesorius N.XI: kekuatan otot trapesus dan sternokleidomastoides, kerusakan akan menyebabkan
ketidakmampuan mengangkat bahu. l. Saraf Hipoglosus N.XII: fungsi motorik lidah, kerusakan akan
menyebabkan ketidakmampuan
menjulurkan dan
menggerakkan lidah. 7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Satyanegara 1998 pemeriksaan scan magnet MRI dan scan tomografi komputer merupakan pemeriksaan
terpilih untuk mandeteksi adanya tumor otak. Pemeriksaan konvensional seperti foto polos kepala. Elektroensefalogram EEG,
ekhoensefalografi, dan pemeriksaan diagnostik yang invasif seperti angiografi serebral, pneumoensefalografi sudah jarang diterapkan.
Menurut Tucker 1998 pemeriksaan diagnostik pada tumor otak antara lain :
a. Pemeriksaan fisik dan neurologis b. Pemeriksaan lapang pandang
c. Magnetic Resonance Imaging MRI d. Pemeriksaan sinar X kepala
e. Pungsi Lumbal : Cairan Serebrospinal CSS f. Elektroensefalogram EEG
g. Ekhoensefalografi h. CT Scan
i. Angiografi serebral j. Glukosa, kadar prolaktin serum
8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan tumor otak menurut Satyanegara 1998
mencakup tindakan-tindakan : a. Terapi Operatif
Tindakan operasi pada tumor otak khusunya yang ganas bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan dekompresi
internal mengingat bahwa obat-obatan antiedema otak tidak dapat diberikan secara terus-menerus. Persiapan pra bedah,
penanganan pembiusan, teknik operasi dan penanganan 15
pascabedah sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan penanganan operatif terhadap tumor otak.
b. Terapi Konservasi 1 Radioterapi
Radioterapi untuk tumor-tumor susunan saraf pusat kebanyakan menggunakan sinar X dan sinar Gamma,
disamping juga radiasi lainnya seperti proton, partikel alfa, neutron dan pimeson.
2 Kemoterapi Saat ini yang menjadi titik pusat perhatian modalitas terapi
ini adalah tumor-tumor otak jenis astrositoma , glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta variannya. Beberapa
obat kemoterapi untuk tumor ganas otak yaitu HU hidroksiurea, 5 FU 5 fluorourasil, PCV Prokarbazin,
CCNU, Vincristine, Nitrous urea PCNU, BCNU Karmustin, CCNU lomustin, MTX metotreksat, DAG
Dianhidrogalaktitol. 3 Immunoterapi
Yang mendasari modalitas terapi ini adalah anggapan bahwa tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan
fungsi immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan melakukan restorasi system immune dapat menekan
pertumbuhan tumor. Adapun jenis obat yang digunakan 16
sebagai immuno-modular antara lain BCG Levamizole, dan Visivanil.
B. Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Otak