Perancangan Model Knowledge Management System Keahlian Pegawai Pada Direktorat Umum Dan Operasional Di RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung

SURAT PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Tanda Tangan

Nama Pembimbing
1. Dr. Eng. Estiko Rijanto

Perancangan

Model Knowledge

Management

System

Judul Naskah Tesis Keahlian Pegawai pada Direktorat Umum dan Operasional
di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Menyatakan bahwa naskah tesis dengan judul seperti di atas telah diperiksa,
dikoreksi dan disetujui oleh komisi pembimbing untuk dimuat dalam Majalah

Ilmiah Universitas Komputer Indonesia.

PERANCANGAN MODEL
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
KEAHLIAN PEGAWAI PADA DIREKTORAT UMUM DAN
OPERASIONAL DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Oleh
YALES KURNIA
57.101.10.041

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi
Telah disetujui Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini

Bandung,

31


Agustus 2012

Dr. Eng. Estiko Rijanto
Pembimbing

PERNYATAAN

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: YALES KURNIA

NPM

: 57.101.10.041

Judul Tesis

: Perancangan Model Knowledge Management System

Keahlian Pegawai pada Direktorat Umum dan Operasional
di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang diserahkan kepada program studi
Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia, merupakan gagasan,
rumusan dan penelitian sendiri yang tidak dibuat melanggar ketentuan plagiarism
dan otoplagiarisme. Saya memahami tentang adanya larangan tersebut dan jika
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh serta sanksi lainnya yang berlaku di Universitas Komputer
Indonesia.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Bandung, 8 Agustus 2012
Yang membuat pernyataan,

YALES KURNIA
NPM. 57.101.10.041

SURAT PERMOHONAN PEMUATAN ARTIKEL


Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: YALES KURNIA

NPM/Program Studi

: 57.101.10.041 / Magister Sistem Informasi

Alamat Korespondensi : Komp. Sapta Taruna PU, Jl. Rana Blok B-202
RT 03/08 Kujangsari Bandung Kidul 40287
Email

: yales_veva@yahoo.com

Judul Naskah Artikel

: Perancangan Model Knowledge Management System
Keahlian Pegawai pada Direktorat Umum dan

Operasional di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

Mengajukan permohonan pemuatan artikel dengan judul seperti tersebut di atas
dan bersedia memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh dewan
redaksi Majalah Ilmiah Universitas Komputer Indonesia.
Bandung, 8 Agustus 2012
Pemohon,

YALES KURNIA

PERANCANGAN MODEL
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
KEAHLIAN PEGAWAI PADA DIREKTORAT UMUM DAN
OPERASIONAL DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Oleh
YALES KURNIA
57.101.10.041

TESIS


Untuk memenuhi salah satu syarat ujian
guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah, atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini dilaksanakan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Magister Sistem
Informasi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Penulisan
tesis ini tidak akan selesai jika tidak disertai bantuan berbagai pihak kepada
penulis.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :
1. Seluruh keluarga besar yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada
penulis dan juga atas segala doa tulus untuk penulis.
2. Bapak Dr. Eng. Estiko Rijanto selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Istri tercinta, Yanti Setiawati serta Anak-anak tersayang, Raika dan
Ranisha, yang selalu menemani hari-hari penulis sehingga bisa
menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. Segenap Dosen Magister Sistem Informasi UNIKOM yang telah membagi
pengetahuan kepada penulis.
5. Ibu Diana, Teh Santy dan rekan-rekan di sekretariat pasca sarjana
UNIKOM, yang juga telah banyak membantu penulis selama masa
perkuliahan.

ix

6. Teman-teman kuliah angkatan kedua Magister Sistem Informasi
UNIKOM, yang telah sama-sama turut berjuang dan saling menyemangati
selama masa perkuliahan sampai penyusunan penelitian ini.

7. Rekan-rekan di Instalasi Sistem Informasi RSHS, atas bantuan dan
dukungannya selama ini.
8. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
Jazakumullah Khairan Katsiran.

Meskipun jauh dari sempurna, semoga penelitian ini, dapat bermanfaat
bagi semua pembaca dan berbagai pihak yang membutuhkan.

Bandung, 8 Agustus 2012

Penulis

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ……………………………………………………….

i


LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….......

ii

LEMBAR PERNYATAAN …...…………………………………………

iii

SURAT PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ….………………...

iv

SURAT PERMOHONAN PEMUATAN ARTIKEL ……………………

v

ABSTRAK ……………………………………………………………….

vi


KATA PENGANTAR ………………………………………...…………

viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………..

xiv

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….

xv

BAB I

BAB II


PENDAHULUAN ………………………………………….

1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……………………………...

1

1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………

2

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………

3

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………..

3

1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi ……………………...

4

1.6 Metodologi Penelitian ………………………………….

4

1.7 Sistematika Penulisan ………………………………….

6

TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………

8

2.1 Pemahaman Organisasi ………………………………...

8

2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ……………………….

9

2.1.2 Struktur Organisasi RSHS……………………….

10

2.1.3 Direktorat Umum dan Operasional..…………….

17

xi

2.1.4 Dukungan Teknologi Informasi yang Ada Saat

23

Ini .………………………………………..…….

BAB III

2.2 Kajian Pustaka …………….…………….……………..

27

2.2.1 Data …………….…………….…………………

28

2.2.2 Informasi …………….…………….……………

29

2.2.3 Knowledge …………….…………….…………..

30

2.2.4 Wisdom …………….…………….……………...

32

2.2.5 Connectedness …………….…………….………

33

2.2.6 Management …………….…………….………..

34

2.2.7 Knowledge Management (KM) …………………

34

2.2.8 Penelitian Lain yang Pernah Dilakukan ………...

38

2.3 Kerangka Pemikiran …………….……………………..

39

2.4 Hipotesis Penulisan …………….…………….………..

41

ROADMAP DAN AUDIT KNOWLEDGE MANAGEMENT

42

SYSTEM (KMS) …………….…………….………………..
3.1 Roadmap Implementasi Knowledge Management ……..

42

3.1.1 Analisis Infrastuktur yang Ada ...……………….

44

3.1.2 Kesesuaian KM dan Strategi Bisnis …………….

45

3.1.3 Perancangan dan Arsitektur KM ..…………..…..

48

3.1.4 Audit dan Analisis Knowledge ………………….

49

3.1.5 Perancangan tim KM …………………….……..

51

3.1.6 Membuat cetak biru (blueprint) KMS ………….

52

3.2 Audit Knowledge Management System menggunakan

57

Knowledge Management Assessment Kit (KMAK) …
3.2.1 Diagnosis Infrastruktur …………….…………..

57

xii

3.2.2 Proses Pengetahuan dan Teknologi Pendorong ..

59

3.2.3 Diagnosis terhadap Strategi Awal ……………...

60

3.2.4 Membuat Peta Pengetahuan terhadap Mitra ..….

61

3.2.5 Penilaian Awal tentang Hubungan KM dengan

63

Bisnis Perusahaan …………….………………...
3.2.6 Diagnosis Pengetahuan dalam Konteks

67

Organisasi …………….…………….…………..
3.2.7 Diagnosis Ketergantungan KM dengan Proses,

68

Budaya dan Infrastruktur yang Ada Dalam
Organisasi …………….…………….………….
3.2.8

Diagnosis Pendekatan KM yang Dibutuhkan

70

oleh Perusahaan …………….………………….
3.2.9

Identifikasi Sumber Daya yang Ada Pada

72

Perusahaan dan Hubungannya dengan KM …...
3.2.10 Analisis Sumber Daya Pengetahuan ……..……

73

3.2.11 Posisi Perusahaan dalam Sumber Daya Pengetahuan

74

3.2.12 Karakteristik Peringkat Pengetahuan Proses Kerja

77

dan Dampaknya Pada Tiap Tahapan ……………….

3.2.13 Atribut dan Penanda untuk Konten Pengetahuan

77

pada KMS ……….…………….…………….….

BAB IV

PERANCANGAN SOLUSI MODEL KNOWLEDGE

84

MANAGEMENT SYSTEM …………….…………….……...
4.1 Hasil Analisis Infrastruktur yang Telah Ada ………….

84

4.2 Penyesuaian Knowledge Management dengan Strategi

86

Bisnis …………….…………….…………….………..
4.3 Pembentukan Tim KM …………….…………………

88

xiii

4.4 Analisis Peta Pengetahuan Perusahaan Terhadap Para

92

Mitra …………….…………….…………….………
4.5 Tingkat Kematangan Perusahaan dalam Knowledge

94

Management …………….…………….………………..
4.6 Perancangan Blueprint Knowledge Management ………

95

4.6.1 Arsitektur KMS …………….……………………

103

4.6.2 Fungsi-fungsi pada Portal KMS …………………

110

4.6.3 Pilar Manusia dalam KMS …..……………….….

114

KESIMPULAN DAN SARAN ……….…………….……...

115

5.1 Kesimpulan …………….…………….………………..

115

5.2 Saran …………….…………….…………….…………

117

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...

118

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Adityo,

Firman, Rotasi Rutin Pegawai,

30 Mei 2012, dari =

http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?isiblog&1221475283&&&103600629
0&&1338365762&firm007&, di akses tanggal 5 Juli 2012.
[2]

Santa, Kristofel, Desain Aplikasi Knowledge Management untuk Pelayanan
Pasien Studi Kasus Rumah Sakit Umum Daerah, Tesis, Program Magister
Manajemen Teknologi, Pasca Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, 2011 dari http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master17901-9109205503-paperpdf.pdf , diakses tanggal 30 Juli 2012.

[3]

Tim Penyusun, Kiprah dan Pengabdian RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
1923 – 2009: Tidak diterbitkan, 2009.

[4]

Tim Penyusun, RENSTRA RSUP.Dr. Hasan Sadikin Bandung 2012-2016,
Tidak diterbitkan, 2012.

[5]

Kemenkes RI, Permenkes RI Nomor 1673/MENKES/PER/XII/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung, 2005.

[6]

Artikel rshs.or.id, RSHS-Mandiri Luncurkan Mandiri Bill Payment System,
dari = http://www.rshs.or.id/2012/07/rshs-mandiri-luncurkan-mandiri-billpayment-system/, di akses tanggal 20 Juli 2012.

[7]

Zack, Michael, An Architecture for Managing Explicated Knowledge,
Sloan Management Review, 1998.

118

119

[8]

Bellinger, Gene & Castro, Durval & Mills, Anthony, Data, Information,
Knowledge,

and

Wisdom,

dari

=

http://www.systems-

thinking.org/dikw/dikw.htm, di akses tanggal 5 Juni 2012.
[9]

Vercellis, Carlo, Business Intelligence: Data Mining and optimization for
Decision Making. John Wiley & Sons, 2009.

[10] Setiawan, Wawan. dan Munir, Pengantar Teknologi Informasi : Basis
Data. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2006.
[11] Davenport, Thomas & Prusak, Laurence, Working Knowledge: How
Organizations Manage What They Know. Harvard: Harvard Business Press,
1998.
[12] Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka, The Knowledge-Creating Company:
How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford:
Oxford University Press, 1995.
[13] McInerney, Claire, Knowledge Management and the Dynamic Nature of
Knowledge. Journal of the American Society for Information Science and
Technology 53 (12): 1009–1018, 2002.
[14] Tobing, Paul L, Knowledge management: Konsep, Arsitektur dan
Impelementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
[15] Tiwana, A, The Knowledge Management Toolkit: Orchestrating IT,
Strategy, and Knowledge Platforms (2nd Edition). Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall, 2002.
[16] Sveiby, K. E, The New Organizational Wealth: Managing & Measuring
Knowledge-Based Asset. Berrett-Koehler, 1997.

120

[17] Hadiana, Asep Id, Model Knowledge Management Systems pada
perusahaan distributor farmasi dan Consumer Product di PT. Bina San
Prima. Tesis. program studi Magister Sistem Informasi Fakultas Pasca
Sarjana Universitas Komputer Indonesia Bandung : Tidak Diterbitkan,
2011.
[18] http://www.santosa-hospital.com , di akses tanggal 2 Agusus 2012.
[19] http://rsborromeus.com, di akses tanggal 2 Agusus 2012.
[20] http://www.rsalislam.com, di akses tanggal 2 Agusus 2012.
[21] http://www.rsadventbandung.com, di akses tanggal 2 Agusus 2012.
[22] http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Advent_Bandung
[23] Nawawi, Ismail, Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Teori
dan Aplikasi dalam Mewujudkan Daya Saing Organisasi Bisnis dan Publik,
Ghalia Indonesia, 2012.
[24] Minonne, C and Turner, G. Evaluating Knowledge Management
Performance, Electronic Journal of Knowledge Management Volume 7
Issue 5 (pp583 - 592), 2009.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Rotasi pegawai berupa mutasi ataupun promosi, pada sebuah instansi
pemerintah, sering dilakukan dalam periode tertentu untuk memenuhi kebutuhan
organisasi. Menurut [1], peranan rotasi pegawai bagi kepentingan pegawai yaitu
untuk menambah pengalaman dan keterampilan, penyegaran psikologis dan
memperbaiki pelayanan. Namun berpindahnya pegawai dari suatu unit kerja ke
unit lain secara tidak langsung dapat pula mengakibatkan penurunan kinerja
perusahaan jika terjadi ketidaksesuaian antara posisi dengan kemampuan pegawai.
Yang juga menjadi masalah, jika pegawai lama tidak bisa berbagi pengetahuannya
dengan pegawai baru yang menggantikan posisinya dikarenakan lokasi yang
berjauhan antara lokasi unit kerja baru dengan unit kerja yang lama atau tidak ada
waktu untuk berbagi pengetahuan karena habisnya jam kerja dalam setiap hari
untuk memahami/mengerjakan pekerjaan barunya. Dengan jumlah pegawai
sebanyak 391 orang, masalah tersebut juga terjadi pada Direktorat Umum dan
Operasional di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS).
Peranan teknologi komputer atau teknologi informasi sangat mendukung
peningkatan kinerja organisasi, dalam hal ini rumah sakit, terutama bagi pelaku
atau pengelolanya. RSHS sebagai sebuah organisasi memiliki banyak sumber
pengetahuan yang bisa dihimpun untuk digunakan oleh elemen-elemen dalam

1

2

maupun luar organisasi. Sumber-sumber tersebut diantaranya dokter, perawat, ahli
gizi, radiografer, apoteker, pegawai laboratorium kesehatan, petugas administrasi
perkantoran dan tata usaha. Banyaknya potensi sumber pengetahuan di RSHS,
pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management) menjadi sangat penting dan
perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi pengetahuan dan kemajuan perusahaan.
Dalam mengatasi masalah dalam penempatan pegawai pada Direktorat Umum dan
Operasional di RSHS, diperlukan sebuah pengelolaan pengetahuan tentang
informasi yang tepat mengenai pegawai dalam hal pengalaman pekerjaan,
pendidikan dan keahlian khusus.
Penelitian yang pernah dilakukan mengenai perancangan Knowledge
Management di Rumah Sakit yaitu dilakukan oleh Kristofel Santa, mahasiswa
Program Magister Manajemen Teknologi, Bidang Keahlian Manajemen
Teknologi Informasi, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, dengan judul “Desain Aplikasi Knowledge Management
untuk Pelayanan Pasien Studi Kasus Rumah Sakit Umum Daerah”. Studi Kasus
penelitian dilakukan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Pada penelitian
tersebut KM lebih dititik beratkan pada KM pelayanan keperawatan di RSUD
tersebut [2], sedangkan dalam penelitian ini penulis mencoba untuk membuat
model KMS keahlian pegawai pada Direktorat Umum dan Operasional di RSHS.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah
yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

3

1.

Ketidak sesuaian kemampuan pegawai dengan job description pada
proses penempatan pegawai juga kebutuhan di unit kerja baru dengan
kemampuan pegawai yang akan ditempatkan tidak sesuai.

2.

Sulitnya berbagi pengetahuan antar pegawai.

3.

Rancangan Sistem Manajemen Pengetahuan yang bagaimana yang
sesuai dengan kondisi di RSHS khususnya pada Direktorat Umum dan
Operasional?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
a. Mengidentifikasi pengetahuan/ knowledge apa saja yang telah ada di
RSHS khususnya pada Direktorat Umum dan Operasional.
b. Menganalisis pendekatan KM yang cocok utuk organisasi.
c. Membuat sebuah rancangan model sistem manajemen pengetahuan yang
sesuai untuk RSHS yang memudahkan organisasi untuk mengelola
pengetahuan yang dimiliki, sehingga pengetahuan terdokumentasi dengan
baik untuk menunjang kinerja pegawai di tiap unit kerja di rumah sakit,
khususnya pada Direktorat Umum dan Operasional.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:

4

a. Mempermudah transfer pengetahuan/Knowledge antar pegawai di Rumah
Sakit, selain itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai dan
kemajuan bagi Rumah Sakit.
b. Rumah sakit sebagai organisasi bisa mengembangkan Sistem manajemen
pengetahuan berdasarkan model yang dihasilkan pada penelitian ini.

1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi
Luasnya lingkup bahasan tentang manajemen pengetahuan di rumah sakit,
maka ruang lingkup penelitian pada tesis hanya akan dibatasi pada Instalasi
Sistem Informasi RS di Direktorat Umum dan Operasional Rumah Sakit Hasan
Sadikin.
Penelitian ini menggunakan metode 10 Step Knowledge Management
Roadmap. Namun dari 10 langkah yang terdapat pada metode tersebut, penelitian
ini hanya menggunakan langkah pertama sampai langkah keenam yaitu membuat
blueprint KM.

1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, metodologi KM yang digunakan adalah metodologi
yang ditulis oleh Amrit Tiwana yaitu 10 Step Knowledge Management Roadmap.
Metode ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
metode untuk perancangan KM lainnya. Kelebihan dari metode ini diantaranya
adalah :

5

1.

Memiliki tahapan yang jelas dalam perancangan KM, mulai dari
tahapan analisis infrastruktur yang telah ada sampai dengan tahapan
evaluasi KM yang dibangun.

2.

Menyediakan Knowledge Management Assessment Kit (KMAK).
KMAK ini berisi pertanyaan-pertanyaan kuisioner yang bisa membantu
kita dalam merancang KM yang sesuai untuk kondisi perusahaan atau
organisasi yang kita teliti.

Namun dalam penelitian ini, tidak semua tahapan dalam metodologi tersebut
digunakan. Penelitian ini hanya mencakup sampai langkah keenam dari 10
langkah dalam 10 Step Knowledege Management Roadmap yaitu create the
knowledge management blueprint (membuat cetak biru KM).
Secara garis besar, tahapan yang dilakukan dalam metodologi tersebut
adalah :
1. Analisis infrastruktur yang sudah ada pada perusahaan
2. Menyesuaikan KM dengan bisnis strategi perusahaan
3. Desain KM infrastruktur
4. Audit aset pengetahuan dan sistem yang sudah ada pada perusahaan.
5. Menyusun tim KM
6. Merancang blueprint KM
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mendapatkan data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan melalui kuesioner, observasi dan
wawancara yang dilakukan pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data

6

sekunder didapatkan dengan melakukan penelitian kepustakaan dari berbagai
litelatur yang berkaitan dengan Knowledge Management.
Dalam penelitian ini didefinisikan beberapa operasional variabel yaitu :
a. Strategi

Pendekatan

KM,

yaitu

strategi kodifikasi

dan

strategi

personalisasi.
b. Atribut pengetahuan untuk konten KMS yang digunakan untuk
menentukan atribut penanda yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
pembangunan KMS.
c. Diagnosis infrastruktur yang telah ada pada perusahaan.
d. Pemetaan posisi pengetahuan perusahaan terhadap para pesaing/mitra.

1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar tesis ini terdiri dari lima Bab, yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini, ditulis latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini menguraikan berbagai teori yang berhubungan
dengan penelitian, yang mencakup tentang teori dasar yang
digunakan untuk acuan dalam pengolahan data dan analisis
maupun penetapan rekomendasi yang akan dibuat.

7

BAB III

ROADMAP

DAN

AUDIT

KNOWLEDGE

MANAGEMENT

SYSTEM
Pada bab ini, digambarkan langkah-langkah penelitian ini. Selain
itu

juga

gambaran

tentang

metode

untuk

menyelesaikan

permasalahan dan untuk mencapai tujuan.
BAB IV

PERANCANGAN

SOLUSI

MODEL

KNOWLEDGE

MANAGEMENT SYSTEM
Pada bab ini di bahas perancangan model Knowledge Management
System yang cocok untuk diterapkan di Rumah Sakit.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian ini. dan
diharapkan dalam kesimpulan penelitian ini, dapat menjawab
semua pertanyaan yang ada di pada tujuan penelitian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pemahaman Organisasi
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan

diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi
“Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama
penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah
Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh
masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun
1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi dan
berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun
1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan
dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula
Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antara
Rumah

Sakit

Ranca

Badak

dengan

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Padjadjaran[3].
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia
dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik [3].
8

9

2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi [4].
“Menjadi Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia yang unggul dalam
Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian.”
Visi tersebut memiliki tiga kata kunci, yaitu RS Indonesia Kelas Dunia,
Unggul dan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian.
Yang dimaksud dengan

“RS Indonesia Kelas Dunia”, sebagaimana

ketentuan Kementerian Kesehatan RI, adalah rumah sakit dengan komponen
struktur dan proses yang tersertifikasi lengkap memenuhi standar “Kelas Dunia”
oleh lembaga yang diakui pemerintah dengan outcome yang memberikan
penekanan pada keselamatan pasien, mutu asuhan yang tinggi, serta kepuasan
pasien dan staf.
Yang dimaksud dengan “unggul” adalah lebih baik dari rumah sakit lain
yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI sebagai rumah sakit yang potensial
menjadi Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (RSI-KD) yaitu, RS Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta, RS Sanglah Denpasar, RS Sardjito Yogyakarta, RS
Soetomo Surabaya, RS Adam Malik Medan, dan RS Wahidin Sudirohusodo
Makasar.
Visi yang ingin dicapai tidak terlepas dari tiga bidang yang harus
dilaksanakan secara terintegrasi dan saling melengkapi, yaitu “Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Kesehatan” yang merupakan bidang tugas dari RSHS
sebagai rumah sakit pendidikan.

10

B. Misi[4].
”Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang terintegrasi
dengan pendidikan dan penelitian.”
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSHS adalah pelayanan yang
paripurna, yaitu mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara seimbang. Keempat pelayanan tersebut diberikan secara
prima, artinya pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang terbaik (excellent
service) baik dari sudut pandang pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan
(pasien).
Selain harus prima, pelayanan yang diberikan juga harus terintegrasi
dengan pendidikan dan penelitian kesehatan, sesuai dengan fungsi RSHS sebagai
RS Pendidikan. Filosofis dari integrasi tersebut adalah: “Proses pendidikan tenaga
kesehatan yang baik akan terjadi di rumah sakit yang pelayanannya baik, dan
pelayanan yang baik adalah pelayanan yang berbasiskan penelitian (evidencebased service). Dengan filosofis tersebut, pelayanan yang diberikan oleh RSHS
sebagai RS Pendidikan adalah pelayanan yang terbaik (excellent service).

2.1.2 Struktur Organisasi RSHS
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Bandung dapat dilihat pada gambar 2.1.

11

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DEWAN PENGAWAS

DIREKTUR UTAMA

KOMI
TE
MEDI
K

KOMI
TE
ETIK
DAN
HUKU

KOMI
TE
MUTU
DAN
K3

DIREKTORAT
SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PENDIDIKAN

DIREKTORAT MEDIK DAN
KEPERAWATAN

DIREKTORAT
KEUANGAN

DIREKTORAT
UMUM DAN OPERASIONAL

BIDANG
MEDIK

BIDANG
KEPERAWATAN

BAGIAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

BAGIAN
PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN

BAGIAN
PENYUSUNAN DAN
EVALUASI
ANGGARAN

BAGIAN
PERBENDAHARAAN
DAN MOBILISASI
DANA

BAGIAN
AKUNTANSI DAN
VERIFIKASI

BAGIAN
UMUM

BAGIAN
PERENCANAAN
DAN EVALUASI

SEKSI
PELAYANAN
MEDIK

SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN
RAWAT JALAN &
GAWAT DARURAT

SUBBAGIAN
PENGADAAN DAN
MUTASI PEGAWAI

SUBBAGIAN
PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN MEDIK

SUBBAGIAN
PENYUSUNAN
ANGGARAN

SUBBAGIAN
PERBENDAHARAAN

SUBBAGIAN
AKUNTANSI
KEUANGAN DAN
VERIFIKASI

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SUBBAGIAN
PERENCANAAN

SEKSI
PENUNJANG
MEDIK

SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN
RAWAT INAP

SUBBAGIAN
PENGEMBANGAN
DAN PEMBINAAN
PEGAWAI

SUBBAGIAN
PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN
KEPERAWATAN

SUBBAGIAN
EVALUASI
ANGGARAN

SUBBAGIAN
MOBILISASI DANA

SUBBAGIAN
AKUNTANSI
MANAJEMEN

SUBBAGIAN
RUMAH TANGGA

SUBBAGIAN
EVALUASI

SEKSI
REKAM MEDIK

SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN
RAWAT KHUSUS

SUBBAGIAN
KESEJAHTERAAN
DAN INFORMASI
PEGAWAI

SUBBAGIAN
HUKUM DAN
KEMITRAAN

SUBBAGIAN
HUBUNGAN
MASYARAKAT DAN
PROTOKOLER

UNIT
PELAKSANA
FUNGSIONAL

INSTALAS
I

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung [5].

INSTALAS
I

SATUAN
PEMERIKSA
AN INTERN

12

Dari struktur organisasi RSHS di atas dapat dilihat, bisnis utama RSHS
berada di Direktorat Medik dan Keperawatan. Berdasarkan [5] Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1673/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja RSHS Bandung, Direktorat Medik dan Keperawatan dipimpin oleh seorang
Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Direktorat Medik dan Keperawatan bertugas melaksanakan pengelolaan
pelayanan medik dan keperawatan serta peningkatan mutu layanan kesehatan
rumah sakit.
Dalam

melaksanakan tugas,

Direktorat

Medik dan Keperawatan

menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan sistem pelayanan medik dan pelayanan keperawatan;
b. koordinasi pelaksanaan pelayanan medik dan pelayanan keperawatan,
utilisasi peralatan medik dan keperawatan serta sarana penunjang;
c. pengendalian, pengawasan dan evaluasi mutu pelayanan medik, pelayanan
keperawatan dan sarana penunjang secara berkesinambungan.
Direktorat Medik dan Keperawatan terdiri dari:
a. Bidang Medik;
b. Bidang Keperawatan;
c. Unit-unit Non Struktural;
d. Kelompok Jabatan Fungsional.

13

A. Bidang Medik
Bidang Medik mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kebutuhan
pelayanan medik, penunjang medik dan rekam medik serta melakukan bimbingan
dan peningkatan mutu pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan medik.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Medik menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana kebutuhan pelayanan medik, penunjang medik, dan
rekam medik;
b. koordinasi pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan serta evaluasi
kegiatan dan mutu pelayanan medik, penunjang medik dan rekam medik;
c. pengumpulan dan pengolahan data utilisasi serta koordinasi pengusulan
peralatan medik;
Bidang Medik terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Medik, bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana kebutuhan sumber daya pelayanan medik.
b. Seksi Penunjang Medik, bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana kebutuhan sumber daya penunjang medik.
c. Seksi Rekam Medik, bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana kebutuhan sumber daya dan pengelolaan rekam medik.
B. Bidang Keperawatan
Bidang Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
kebutuhan pelayanan keperawatan di rawat jalan dan gawat darurat, rawat inap
serta rawat khusus.

14

Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Keperawatan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rencana kebutuhan pelayanan keperawatan di rawat jalan dan
gawat darurat, rawat inap serta rawat khusus;
b. koordinasi pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan serta evaluasi
kegiatan dan mutu pelayanan keperawatan di rawat jalan dan gawat
darurat, rawat inap serta rawat khusus;
c. pengumpulan dan pengolahan data utilisasi serta koordinasi pengusulan
peralatan keperawatan.
Bidang Keperawatan terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan dan Gawat Darurat, ber tugas
penyiapan bahan penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan
keperawatan rawat jalan dan gawat darurat.
b. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap, bertugas menyiapkan bahan
penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan keperawatan rawat inap.
c. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Khusus, bertugas penyiapan bahan
penyusunan kebutuhan sumber daya pelayanan keperawatan rawat khusus.

C. Unit Non Struktural
Di lingkungan Direktorat Medik dan Keperawatan dibentuk Instalasi
sebagai Unit Non Struktural yang terdiri dari:
a. Instalasi Rawat Jalan adalah unit pelayanan, non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat

15

jalan yang terdiri dari beberapa poliklinik dalam berbagai disiplin ilmu
kedokteran klinis;
b. Instalasi Gawat Darurat adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan gawat
darurat;
c. Instalasi Rawat Inap Khusus Paviliun Parahyangan adalah unit pelayanan
non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan rawat inap khusus medikal dan surgikal;
d. Instalasi Rawat Inap Paviliun Anggrek adalah unit pelayanan non
struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan rawat inap bagi pasien kelas khusus medikal;
e. Instalasi Pelayanan Jantung adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan jantung
secara terpadu;
f. Instalasi Bedah Sentral adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan tindakan
bedah;
g. Instalasi Rawat Intensif adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan

fasilitas

dan

menyelenggarakan

kegiatan

pelayanan

perawatan intensif;
h. Instalasi Teknologi Reproduksi Berbantu adalah unit pelayanan non
struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pelayanan bagi pasangan ingin anak;

16

i.

Instalasi Hemodialisa adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan

fasilitas

dan

menyelenggarakan

kegiatan

pelayanan

hemodialisa.
D. Unit Pelaksana Fungsional
Unit Pelaksana Fungsional adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan rumah sakit.
Pembentukan Unit Pelaksana Fungsional ditetapkan oleh Direktur Utama
sesuai kebutuhan rumah sakit. Unit Pelaksana Fungsional berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan, yang dipimpin oleh
seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.
Kepala Unit Pelaksana Fungsional dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau non medis. Pembentukan dan perubahan
jumlah dan jenis Unit Pelaksana Fungsional dilaporkan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Unit Pelaksana Fungsional, terdiri dari:
a.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Penyakit Dalam;

b.

Unit Pelaksana Fungsional Obstetri dan Ginekologi;

c.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kesehatan Anak;

d.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Bedah;

e.

Unit Pelaksana Fungsional Bedah Saraf;

f.

Unit Pelaksana Fungsional Orthopaedi dan Traumatologi;

g.

Unit Pelaksana Fungsional Bedah Mulut;

17

h.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Penyakit Saraf;

i.

Unit Pelaksana Fungsional Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT);

j.

Unit Pelaksana Fungsional Anestesiologi dan Reanimasi;

k.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi;

l.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin;

m. Unit Pelaksana Fungsional Kesehatan Gigi dan Mulut;
n.

Unit Pelaksana Fungsional Ilmu Kedokteran Jiwa;

o.

Unit Pelaksana Fungsional Radiologi;

p.

Unit Pelaksana Fungsional Patologi Klinik;

q.

Unit Pelaksana Fungsional Patologi Anatomi;

r.

Unit Pelaksana Fungsional Kedokteran Nuklir;

s.

Unit Pelaksana Fungsional Kedokteran Forensik;

t.

Unit Pelaksana Fungsional Farmakologi Klinik.

2.1.3 Direktorat Umum dan Operasional
Berdasarkan

[5]

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

1673/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSHS
Bandung, Direktorat Umum dan Operasional dipimpin oleh seorang Direktur yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Direktorat
Umum dan Operasional bertugas melaksanakan pengelolaan layanan umum serta
perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit.
Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Umum dan Operasional
menyelenggarakan fungsi:

18

a. penyusunan program layanan umum, perencanaan dan evaluasi kegiatan
rumah sakit.
b. pelaksanaan kegiatan layanan umum, perencanaan dan evaluasi kegiatan
rumah sakit.
c. koordinasi pelaksanaan kegiatan layanan umum, perencanaan dan evaluasi
kegiatan rumah sakit.
d. pemantauan

dan

evaluasi

pelaksanaan

kegiatan

perencanaan dan evaluasi kegiatan rumah sakit.
Direktorat Umum dan Operasional terdiri dari:
a. Bagian Umum
b. Bagian Perencanaan dan Evaluasi
c. Unit-unit Non Struktural
d. Kelompok Jabatan Fungsional.

layanan

umum,

19

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT UMUM DAN OPERASIONAL
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DIREKTUR UTAMA

DIREKTORAT
UMUM DAN OPERASIONAL

BAGIAN
PERENCANAAN
DAN EVALUASI

BAGIAN
UMUM

INSTALASI
FARMASI

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SUBBAGIAN
RUMAH TANGGA

INSTALASI GIZI

INSTALASI
BINATU

SUBBAGIAN
HUKUM DAN
KEMITRAAN

INSTALASI
PEMELIHARAAN
SARANA RS

SUBBAGIAN
PERENCANAAN

INSTALASI
PEMELIHARAAN
GEDUNG
TERPADU

SUBBAGIAN
EVALUASI

SUBBAGIAN
HUMAS DAN
PROTOKOLER

INSTALASI
KESEHATAN
LINGKUNGAN

INSTALASI
SISTEM
INFORMASI
RUMAH SAKIT

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Direktorat Umum dan Operasional RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung[5].

INSTALASI
PENGADAAN

20

A. Bagian Umum
Bagian

Umum

bertugas

melaksanakan

kegiatan

ketatausahaan,

perlengkapan dan kerumahtanggaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:
a.

pelaksanaan urusan ketatausahaan.

b.

pelaksanaan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan.

c.

pengelolaan hukum dan kemitraan.

Bagian Umum terdiri dari:
a. Subbagian Tata Usaha, bertugas melakukan urusan tata persuratan,
penggandaan, ekspediai dan kearsipan.
b. Subbagian

Rumah

kerumahtanggaan

Tangga,

bertugas

meliputi transportasi,

melakukan

inventaris,

kegiatan

ketertiban

dan

keamanan serta pengelolaan ruangan.
c. Subbagian Hukum dan Kemitraan, bertugas melakukan pelayanan dan
bantuan hukum serta kemitraan.
B. Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Bagian Perencanaan dan Evaluasi bertugas melaksanakan penyusunan
perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta hubungan masyarakat dan protokoler.
Dalam

melaksanakan

tugasnya,

Bagian

Perencanaan

dan

menyelenggarakan fungsi:
a.

penyusunan perencanaan program.

b.

pelaksanaan kegiatan Hubungan Masyarakat dan Protokoler.

c.

evaluasi dan penyusunan laporan.

evaluasi

21

Bagian Perencanaan dan Evaluasi terdiri dari:
a.

Subbagian Perencanaan, bertugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan
analisis data untuk kegiatan penyusunan rencana.

b.

Subbagian Evaluasi, bertugas melakukan evaluasi dan penyiapan bahan
penyusunan laporan.

c.

Subbagian Hubungan Masyarakat dan protokoler, bertugas melakukan
penyiapan bahan publikasi, hubungan masyarakat, protokoler, pemberitaan
dan pendapat umum serta pelayanan informasi dan komunikasi.

C. Unit-unit Non Struktural
Di lingkungan Direktorat Umum dan Operasional dibentuk Instalasi
sebagai Unit Non Struktural yang terdiri dari:
a. Instalasi Farmasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan
fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan informasi obat,
perencanaan, kebutuhan, peracikan, penyimpanan, penyediaan dan
penyaluran obat-obatan, bahan kimia, penyimpanan serta penyaluran alat
kedokteran, alat perawatan, alat kesehatan dan evaluasi serta pemantauan
obat.
b. Instalasi Gizi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan
fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi
penyediaan, pengolahan, penyaluran makanan, terapi gizi dan konsultasi
gizi.
c. Instalasi Binatu adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan
fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan saran sandang yang

22

meliputi

penyiapan,

pemeliharaan,

penyimpanan,

penyaluran

dan

pencucian.
d. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit adalah unit pelayanan non
struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan bangunan, peralatan listrik, elektromedik, air minum, air
panas, listrik, gas medis dan gas teknis.
e. Instalasi Pemeliharaan Gedung Terpadu adalah unit pelayanan non
struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
pemeliharaan bangunan, peralatan, listrik, elektromedik, air minum, air
panas, listrik, gas medis, dan gas teknis di gedung UGD, bedah sentral,
rawat intensif dan rawat inap khusus.
f. Instalasi Kesehatan Lingkungan adalah unit pelayanan non struktural yang
menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan sanitasi
dan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit.
g. Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah unit pelayanan non
struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan
operasionalisasi komputer SIRS, baik perangkat keras dan jaringan,
perangkat lunak dan aplikasi, bank data dan sever maupun tenaga operator.
h. Instalasi Pengadaan adalah unit

pelayanan non struktural yang

menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan administrasi proses
pengadaan barang dan jasa baik dari anggaran pemerintah maupun
anggaran rumah sakit.

23

D. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah Tenaga Fungsional
yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang
keahliannya. Masing-masing Tenaga Fungsional berada di lingkungan unit kerja
rumah sakit sesuai dengan kompetensinya. Jumlah tenaga fungsional ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional
diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.4 Dukungan Teknologi Informasi yang Ada Saat Ini
RSHS telah menggunakan teknologi informasi dalam menunjang
kelangsungan operasional organisasi. Penggunaan teknologi informasi dirintis
pada tahun 1996 dengan dibentuknya Tim Sistem Informasi Rumah Sakit (Tim
SIRS) yang mengelola admission Instalasi Rawat Jalan (IRJ). Seiring
perkembangan

teknologi

informasi,

mengharuskan

RSHS

mengadaptasi

perkembangan tersebut. Pada tahun 1999 dimulai upaya penggabungan sistem
informasi yang terbagi-bagi di beberapa unit di RSHS menjadi sistem informasi
yang terpusat pada satu Sistem Informasi Rumah Sakit. Dalam perkembangannya
Tim SIRS pun mengalami perubahan menjadi Instalasi Sistem Informasi Rumah
Sakit (Instalasi SIRS) sebagai unit pelayanan non struktural yang menyediakan
fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan operasional komputerisasi rumah sakit

24

yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, aplikasi dan bank data
serta tenaga operator.
Struktur organisasi Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit dapat dilihat
pada gambar 2.3.

DIREKTUR UTAMA

DIREKTORAT
UMUM DAN OPERASIONAL

INSTALASI
SISTEM INFORMASI
RUMAH SAKIT

SUB INSTALASI
KESEKRETARIATA
N

Gambar 2.3.

SUB INSTALASI
IMPLEMENTASI &
KONSUL
OPERATOR

SUB INSTALASI
SERVER &
DATABASE
ADMINISTRATOR

SUB INSTALASI
SOFTWARE DAN
APLIKASI

SUB INSTALASI
HARDWARE DAN
JARINGAN

Struktur Organisasi Instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit

Pemanfaatan Sistem Informasi di RSHS mengakibatkan perubahan, seperti
pada budaya kerja pegawai, kinerja pegawai, pelayanan terhadap masyarakat
pengguna layanan kesehatan yang menjadi lebih cepat dibandingkan sebelum
menggunakan sistem informasi, dan yang tidak kalah penting yaitu pendapatan
dan pengeluaran dana di rumah sakit menjadi lebih terkendali. Dampak yang juga
dirasakan yaitu pengambilan keputusan strategis oleh pihak manajemen rumah
sakit menjadi lebih efektif dan efisien karena berdasarkan data juga informasi
yang tepat dan lebih cepat. Seperti belum lama ini, RSHS meluncurkan program
penerimaan pembayaran pasien RSHS dengan menggunakan Mandiri Bill

25

Payment System, yang disepakati dalam penandatanganan perjanjian kerja sama
antara RSHS dengan Bank Mandiri di Ruang Sidang RSHS, Jumat, 29 Juni 2012.
Inovasi ini dibuat bertujuan untuk meminimalisir kebocoran penerimaan,
memudahkan bendahara penerimaan untuk memverifikasi penerimaan keuangan
RSHS, memudahkan proses monitoring, pelaporan & rekonsiliasi data/rekening,
memudahkan pengawasan kinerja keuangan setiap poli/bendahara, serta efisiensi
SDM/kasir. [6]
Saat ini di RSHS telah digunakan sistem informasi rumah sakit yang
dikembangkan sendiri oleh tim dari Instalasi SIRS dengan memanfaatkan
database Oracle untuk Aplikasi Sistem Pembayaran/Billing dan Pelayanan Pasien
(Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Darurat dan Layanan Penunjang seperti
Radiologi, Radioterapi, Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik, Kedokteran Nuklir
dan Bedah Sentral), Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian, Aplikasi Jasa Medik
RSHS. Database SQLServer digunakan untuk Sistem Informasi Farmasi, Lab
Patologi Klinik dan Bank Darah, Selain itu digunakan database MySQL untuk
Web Server dan Mail Server. Saat ini tengah diupayakan untuk penggabungan
platform database dalam satu jenis yaitu Oracle, yang diharapkan akan
mempermudah pengelolaan data seperti backup data dan juga pengembangan
Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit lebih lanjut.
Pengembangan sendiri sistem informasi oleh tim dari Instalasi SIRS
dikarenakan tim yang merupakan pegawai RSHS lebih mengenal proses bisnis di
rumah sakit. RSHS saat ini memiliki infrastruktur teknologi informasi yang cukup
memadai dalam menunjang operasional perusahaan.

26

Sistem Informasi RSHS tidak hanya mengelola masukan data dari
pengguna internal di Lingkungan RSHS, dua klinik (Klinik Lansia dan Klinik
Teratai) yang berada di luar lingkungan RSHS turut serta menjadi pengguna
Sistem Informasi dengan menggunakan teknologi jaringan virtual khusus/ Virtual
Private Network (VPN) untuk terhubung dengan sistem informasi RSHS.
Selain itu, RSHS melakukan koneksi ke Sistem di luar lingkungan RSHS
yaitu dengan PT. Askes. Kerja sama dilakukan untuk mempersingkat proses klaim
oleh RSHS terhadap PT Askes atas layanan RSHS terhadap anggota Perusahaan
Asuransi tersebut secara online.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan dan diskusi dengan
beberapa pegawai di Instalasi Sistem informasi RSHS, infrastruktur teknologi
informasi RSHS saat ini bisa dilihat pada gambar 2.4. Pada gambar tersebut
terlihat ciri khas yaitu belum memiliki KMS.

Gambar 2.4. Arsitektur Teknologi Informasi RSHS pada saat ini

27

Dari gambar 2.4 bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. External User dihubungkan dengan internet, untuk user cabang klinik di
luar lingkungan RSHS dihubungkan dengan VPN agar dapat mengakses
data dengan Aplikasi Sistem Informasi RS yang telah dipasangkan di
komputer klinik tersebut, sedangkan pengakses situs rshs.or.id hanya akan
melakukan akses ke http/web server atau mail server RSHS.
2. Internal User dihubungkan dengan Local Area Network (LAN) untuk
dapat mengakses data dengan Aplikasi Sistem Informasi RS.
3. Di ruang server RSHS, memiliki beberapa server sesuai dengan fungsinya
masing-masing, diantaranya file server, email server, web server, OLAP
server, dan backup database server yang menyimpan data semua
transaksi.

2.2

Kajian Pustaka
Ketika membahas tentang knowledge management (KM), maka harus

terlebih dahulu dipahami tentang data, informasi, knowledge dan wisdom
(kebijakan). Ketika sudah dipahami, maka akan lebih mudah dalam memahami
KM.

Menurut [7], seorang pakar systems dan guru besar bidang perubahan

organisasi yang bernama Russel Ackoff, menyatakan bahwa isi atau kandungan
dari intelektualitas dan mentalitas manusia dapat diklasifikasikan dalam lima
kategori, yaitu :
a. Data : berupa simbol-simbol

28

b. Informasi: data yang diproses agar dapat dimanfaatkan; informasi
menjawab pertanyaan tentang “who”,”what”,”where”, dan “when”.
c. Knowledge: merupakan aplikasi dari data dan informasi dan menjawab
pertanyaan “how”.
d. Understanding: mengapresiasi pertanyaan “why”.
e. Wisdom: evaluasi dari understanding.
Transisi dari data ke wisdom dapat digambarkan dalam bentuk hirarki
seperti gambar 2.5. Hirarki DIKW (Data, Informasi, Knowledge dan Wisdom).
Understanding mendukung transisi tersebut namun tidak merupakan level
tersendiri dalam hirarki DIKW.

Gambar 2.5. Hirarki DIKW: dari Data ke Wisdom [8]

2.2.1 Data
Data merupakan sebuah representasi fakta yang tersusun secara terstruktur,
dengan kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of
single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary

29

entities .” [9] Selain deskripsi di atas, data dapat pula merepresentasikan suatu
objek sebagaimana dikemukakan oleh [10] bahwa “Data adalah nilai yang
merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian (event) “
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa data merupakan suatu objek,
kejadian, atau fakta yang terdokumentasikan dengan memiliki kodifikasi
terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas.

2.2.2 Informasi
Informasi merupakan suatu hasil dari pemrosesan data menjadi sesuatu
yang bermakna bagi yang menerimanya, sebagaimana dikemukakan oleh [9]
“Information is the outcome of extraction and processing activities carried out on
data, and it appears meaningful for those who receive it in a specific domain .”
Selain merupakan hasil dari pengolahan data, informasi juga menggambarkan
sebuah kejadian, sebagaimana dikemukakan oleh [10] bahwa “Informasi
merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) dengan lebih berguna dan lebih
berarti “. Dengan demikian informasi dapat dijelaskan kembali sebagai sesuatu
yang dihasilkan dari pengolahan data menjadi lebih mudah dimengerti dan
bermakna yang menggambarkan suatu kejadian dan fakta yang ada.
Menurut [11], proses perubahan data menjadi informasi dilakukan melalui
beberapa tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu :
a. Contextualized : memahami manfaat data yang dikumpulkan.
b. Categorized : memahami unit analisis atau komponen kunci dari data.

30

c. Calculated : menganalisis data secara sistematik atau secara statistik.
d. Corrected : menghilangkan kesalahan (error) dari data.
e. Condensed : meringkas data dalam bentuk yang lebih singkat dan jelas.

2.2.3 Knowledge
Menurut [12], pengetahuan merupakan justified true believe, dimana
seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya
berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan
pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara
berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini,
pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang
benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi
dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit
disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan
sistem kepercayaan (belief systems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu
bisa tidak disadari.
Menurut [11], proses transformasi informasi menjadi knowledge juga
melalui empat tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu :
a. Comparasion : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan
situasi-situasi yang lain yang telah diketahui.
b. Consequences : menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan.

31

c. Connections : menemukan hubungan-hubungan bagian-bagian kecil dari
informasi dengan hal-hal lainnya.
d. Conservations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang
lain terkait informasi tersebut.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terbatinkan
(tacit). Beberapa pengetahuan dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam
bentuk kalimat-kalimat, atau