Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu .1 Kemampuan Intelektual

5 Meski manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi pembentukan perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara yang tampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka. Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan saya seorang anak pada saat kelahirannya dan saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan”, karena itu penting bagi manajer untuk mengenalkan aturan-aturan perusahaan kepada karyawan baru. Misalnya dengan memberikan masa orientasi. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu 2.3.1 Kemampuan Kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu.Kemampuan seseirang hakikatnya tersusun dari dua faktor yaitu, kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. 6

a. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental.Tes IQ misalnya, dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan intelektual adalah kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang dan daya ingat. Pekerjaan mebebankan tuntutan—tuntutan berbeda pada pelaku untuk menggunakan kemampuan intelektual.Semakin banyak tuntutan pemrosesan informasi dalam pekerjaan tertentu, makinbanyak kecerdasan dan kemampuan verbal umum yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.Sebaliknya, kajian seksama terhadap bukti mengungkap bahwa tes—tes yang menilai kemampuan verbal, numerik, ruang, dan perceptual merupakan perkiraan indikator yang sahih atas kemampuan pekerjaan pada semua tingkat pekerjaan. Ini menjelaskan mengapa perusahaan seperti Microsoft menekankan penilain intelegensi calon sebagai unsur kunci dalam proses wawancara. Tabel 2.1 Dimensi kemampuan Intelektual No Dimensi Gambaran Contoh Pekerjaan 1. Kemampuan Numerik Kemampuan untuk melakukan perhitungan cepat dan akurat Akuntan: Menghitung pajak penjualan serangkaian produk. 2. Kemampuan Kemampuan memahami apa Manajer pabrik: Mengikutin 7 Verbal yang dibaca atau didengar dan hubungan antar kata. kebijakan—kebijakan korporasi. 3. Kecepatan Perseptual Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan visual dengan cepat serta akurat. Penyelidik kebakaran: Mengidentifikasi petunjuk— petunjuk untuk mendukung tuduhan kesengajaan pembakaran. 4. Penalaran Induktif Kemampuann mengidentifikasi rangkaian logis masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Peneliti pasar: Memperkirakan permintaan terhadap produk tertentu dalam periode waktu berikutnya. 5. Penalaran Deduktif Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi argumentasi. Penyelia: Memilih diantara dua saran berbeda yang ditawarkan karyawan. 6. Visualisasi Ruangan Kemampuan menggambarkan bagaimana penampakan obyek tertentu jika posisinya dalam ruangan diubah. Penata Interior: Menata ulang kantor. 7. Memori Kemampuan mempertahankan dan mengingat kembali pengalaman masa silam. Awak penjualan: Mengingat nama—nama pelanggan. 8 Peneliti telah memperluas makna intelegensia melebihi kemampuan – kemampuan mental. Bukti—bukti terbaru mengungkap bahwa intelegensia dapat dipahami secara lebih baik dengan menguraikanya menjadi empat sub-bagaian: kognitif, social, emosi dan budaya.Kecerdasan kognitif meliputi bakat yang sudah lama ditemukan oleh tes—tes intelegensia tradisional. Kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengelola emosi.Kecerdasan budaya adalah kesadaran atas keberagaman antar kebudayaan dan kemampuan untuk menjalankan fungsi secara sukses dalam situasi lintas budaya.Metode tersebut mampu membantu menjelaskan mengapa orang—orang disebut cerdas, orang yang mempunyai kecerdasan kognitif yang tinggi, tidak bisa beradaptasi dengan baik pada kehidupan sehari – hari, bekerjasama dengan orang lain, serta berhasil ketika diberi peran kepemimpinan.

b. Kemampuan Fisik